Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 4, No. 6 Juni 2022
HUBUNGAN WAKTU TUNGGU TERHADAP KEPUASAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN DI PUSKESMAS AEK BATU
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Pelayanan
kesehatan adalah upaya untuk menjaga kesehatan, meningkatkan dan mengobati
penyakit pada individu/kelompok masyarakat luas. Dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan harus mengikuti prosedur terlebih dahulu yang dimana harus mengikuti
waktu tunggu. Waktu tunggu merupakan citra awal pelayanan. Waktu tunggu yang
digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari tempat
pendaftaran, pemeriksaan, pengambilan obat sampai selesai dan meninggalkan pelayanan
kesehatan. Selama proses waktu tunggu dibutuhkan penanganan agar masyarakat
tidak memiliki sugesti mengenai pelayanan puskesmas sangat buruk atau dapat
dikatakan tidak mengikuti prosedur yang ada. Waktu tunggu yang tidak efisien
menjadi ketidakpuasan pasien. Faktor utama dan tolak ukur keberhasilan
pelayanan puskesmas berdampak pada jumlah kunjungan pasien yang puas cenderung
akan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara waktu
pendaftaran,proses pemeriksaan, menunggu untuk pengambilan obat bahkan hingga
pasien meninggalkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas yang dimana
pasien merasakan persepsi bahwa fasilitas kesehatan yang di dapatkan sesuai
dengan standar dasar dari pelayanann atau bisa dikatakan semua aspek pelayanan
baik dari awal pasien datang hingga mendapatkan pelayanan memberikan kepuasaan
bagi pasien.
Kata Kunci:
waktu tunggu di saat pendaftaran; pemeriksaan; waktu tunggu obat; kepuasan
pelayanan kepada pasien.
Abstract
Health services are efforts to
maintain health, improve and treat disease in individuals/groups of the wider
community. In getting health services, you must follow the procedure first,
which must follow the waiting time. Waiting time is the initial image of
service. The waiting time used by patients to get health services starting from
the place of registration, examination, taking medication until completion and
leaving health services. During the waiting time process, handling is needed so
that the community does not have suggestions that the puskesmas service is very
bad or it can be said that they do not follow the existing procedures.
Inefficient waiting times lead to patient dissatisfaction. The main factors and
benchmarks for the success of puskesmas services have an impact on the number
of visits, satisfied patients tend to return. This study aims to see the
relationship between registration time, waiting to take medicine even until the
patient leaves a health care facility such as a health center where the patient
feels the perception that the health facility that is obtained is in accordance
with the basic standards of service or it can be said that all aspects of
service are good from the beginning of the patient. come to get services to
provide satisfaction for patient.
Keywords: waiting time at
registration; check up; waiting time for medicine; service
satisfaction to patients.
Pendahuluan
Menurut (Syifani & Dores, 2018) kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Pelayanan yang berarti � Layan� diartikan sebagai
kegiatan menolong, dan membantu dalam segala hal yang dibutuhkan pada saat
tersebut. Di dalam pelayanan tersebut maka dibutuhkan syarat agar terciptanya
sebuah bentuk dari hal tersebut. Pelayanan harus emmberikan kontribusi
berdasarkan kecepatan waktu pelayanan yang diartikan harus selalu tersedia
kapan pun ketika seseorang membutuhkan pelayanan (Haryanto & Suranto, 2012). Pelayaann juga selalu
berkaitan dengan sopan santun, ramah tamah yang hal ini diperlukan agar pihak
yang menerima pelayanan merasakan makna dari suatu pelayanan yang sedang
diperolehnya.
Menurut (Hidayah, Kusuma, & Irawan, 2019) adapun
bentuk dari upaya kesehatan yang dilakukan yaitu suatu kegiatan yang mampu
penigkatan dan pemeliharaan kesehatan yang dilakukan pemerintah terhadap
masyarakat. Dalam hal ini
mendapatkan bukti nyata dengan adanya aturan berdasarkan UU RI No.36 Tahun
2009 pasal 1 ayat 11 memiliki arti bahwa pelayanan kesehatan adalah bentuk dari
kegiatan yang sudah menjadi kesatuan dan memiliki keterkaitan dan dilakukan
secara terus- menerus yang bertujuan untuk mampu dalam melakukan pemeliharaan,
peningkatan, pemberian solusi dalam masalah kesehatan, dan membantu dalam pemulihan
untuk mendapatkan status peningkatan derajat kesehatan ke arah yang diharapkan
oleh pemerintah dan masyarakat (Hidayat, 2015).
Sesuai dengan Permenkes-no-43-tahun-2019
Puskesmas harus mampu menjadi pelayanan kesehatan yang efesien dan efektif
karena itu dibutuhkan kebijakan yang dan perencanaan yang baik agar memberikan
pelayanan yang berkualitas dari pelayanan kesehatan yang diperoleh oleh pasien
harus mendapat perhatian dan disikapi dengan baik (Rehatalanit & Nurwahyuni, 2021). Agar pasien mendapatkan
fasilitas pelayanan di pelayanan kesehatan apapun merasakan bahwa fasilitas
tersebut memberikan kepuasaan atau hal yang diinginkan oleh pasien, sehingga terjadinya
rasa nyaman dan pasien akan datang kembali apabila membutuhkan pelayanan kesehatan. Kualitas
pelayanan dapat dilihat sebagai bentuk nyata dari harapan pasien yang dimana
pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan pasien dan mendapat apresiasi
bahwa pasien puas terhadap pelayanan yang diperolehnya.
Selain itu hal
ini dapat menjadikan persepsi fasilitas pelayanan yang diberikan tempat
tersebut jauh lebih baik di banding tempat pelayanan lain dan hal ini akan
mendapatkan apresiasi dari para pasien dengan menjadi pelanggan tetap dan tidak
akan berpindah hati untuk mendapat pelayanan kesehatan di tempat lain. Pasien
akan selalu kembali dan hal ini menjadi bentuk dari kesetian yang diberikan
pasien. Menurut (Nugraheni, 2017) salah satu komponen yang penting dalam pelayanan
yaitu faktor responsive yang dimana petugas harus mampu memberikan pelayanan
yang cepat dan sigap dalam proses pelayanan seperti ketanggapan para petugas
puskesmas dalam melayani proses pendaftaran bagi para pasien.
Dalam mewujudkan
hal ini maka kunci utama dari pelayanan diperlukannya durasi yang sesuai dalam
aturan waktu untuk menunggu sebelum diberikannya pelayanan agar pasien tidak
merasa waktu menunggu dalam pelayanan sangat buruk. (Tursini et al., 2022) perlu diperhatikan aspek
kenyamanan pasien dalam ruangan tempat untuk menunggu sebelum medapatkan
pelayanan yang dibutuhkan. Disini perlu adanya kebijakan batasan jumlah
keluarga yang menemani pasien agar ruangan tidak terasa sempit dan mengganggu dalam
proses pemberian pelayanan serta kenyamanan pasien yang lain. Menurut (Haryanto & Suranto, 2012) selain itu juga
puskesmas perlu memperhatikan letak lokasi yang strategis sehingga mampu
memberikan pelayanan yang tinggi karena akses yang mudah dijangkau oleh para
pasien serta harus memberikan kesan nyaman bagi pasien dengan bentuk puskesmas
yang baik seperti bangunan yang kokoh dan alat penunjang dalam pemeriksaan
harus sesuai standar. Selain hal tersebut untuk mendapatkan meberikan pelayana
kesehatan diperlukan adanya kemudahan dalam mengakses pelayanan yang sudah
diberikan dengan sangat baik yaitu dimudahkannya alur pendaftaran,proses dan
lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pendaftaran (Hidayah et al., 2019). Pelayanan
Kesehatan apabila dalam hal ini memiliki durasi waktu yang cukup lama maka
diperlukan kebijakan yang efesien dan efektif dalam aturan waktu tunggu
sehingga hal ini dirasa efektif dan baik bagi pasien sehingga pasien tidak
merasa bosan atau marah-marah dalam menunggu pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan (Sukino, Wajdi, & Sutrisna, 2022).
Menurut (Suspenti Dewi, Machmud, & Lestari, 2020) salah satu aspek
yang cukup penting juga yaitu berkas pasien yang dimana berupa jejak rekam
medis disini diperlukan waktu yang efesien dan cepat agar proses pelayanan yang
diberikan dapat berlangsung dengan cepat.
�Di dalam memberikan pelayanan maka dibutuhkan
waktu tunggu yang dimana durasi dari waktu menunggu tersebut mendapat berbagai
respon di mulai dari waktu mengantri, meperoleh tindakaan pemeriksaan dari
dokter, waktu untuk penebusan obat disini sering terjadi banyak keterlambatan
yang menyebabkan pasien merasa pelayaana yang diberikan sangat lambat.
Berdasarkan hal tersebut pelayanan kesehatan mendapat hambatan dari 3 faktor
menurut (Chrisandita & Darma, 2020) ada 3 faktor penyebab
utama alasan lamanya proses pelayana kesehatan yang diberikan yaitu :
1. Tidak
ada evaluasi dalam batasan waktu pendaftaran. Disini tempat pelayanan
kesehatana harus melakukan penyesuaian dengan jumlah kunjungan pasien karena
ketersediaan jumlah dokter yang tidak seimbang dengan jumlah kunjungan pasien
serta tenaga staf pembantu yang sedikit sehingga tidak bisa memberikan
pelayanan yang diinginkan pasien karena keterbatasan tersebut.
2. Tidak
menjalankan aturan kebijakan dari waktu tunggu yang tidak boleh lebih dari 60
menit karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan dari pasien.
3. Puskesmas
merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan masih minim kecepatan dan
keaktifan dalam memberikan pelayanan yang membutuhkan pelayanan yang cepat
dalam memberikan respon.
Menurut (Ananda, Putera, & Ariany, 2020) kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien perlu mendapat perhatian dan
perbaikan dalam aturan untuk memberikan pelayanan agar pasien merasa puas akan
pelayanan kesehatan yang diperolehnya. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan
yaitu aspek dalam waktu menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan.
Pasien sering
merasakan masalah ketika ingin mendapatkan pelayanan harus menghadapi waktu
tunggu yang selalu menimbulkan keluhan (Alfita Dewi, Eravianti, & Putri, 2021). Pasien
merasakan waktu tunggu pelayanan tidak memiliki ketepatan waktu dan tidak
komitmen. Adanya petugas kesehatan yang bisa izin pulang sebelum habis jam
kerja tanpa memberikan petugas kesehatan pengganti yang dimana hal ini dapat
membuat adanya keterlambatan karena jumlah petugas kesehatan yang berkurang.
Berdasarkan hal tersebut maka waktu dalam menungu proses pelayanan sampai
selesai memberikan pengaruh yang begitu besar dalam tingkat persepsi dan kepuasaan
pasien yang dimana hal ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur mutu dari tempat
pelayanan kesehatan sudah memenuhi standar dari pelayanan yang seharusnya (Nurfadillah & Setiatin, 2021).
Berdasarkan hal
tersebut yang sering menjadi masalah yang dihadapi pasien maka adanya kebijakan
Kemenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 ialah standar dari waktu tunggu yang boleh
adalah kurang atau sama dengan 60 menit. Berdasarkan aturan standar dari
pelayanan kesehatan melalui hal tersebut maka standar pelayanan kesehatan baik
puskesmas, rumah sakit, klinik dan tempat penyedia layanan kesehatan lainnya
harus mengikuti standar pelayanan minimal waktu tunggu yang dibutuhkan untuk
pasien 60 menit untuk mendapat pelayanan kesehatan. Waktu tunggu adalah penentu
utama dalam pelayanan apabila tidak dilakukan aturan dengan tepat maka akan
menyebabkan terjadinya antrian panjang dan keterlambatan dalam memberikan
pelayanan yang haris diutamakan atau kondisi gawat darurat seperti korban
kecelakaan lalu lintas dan penyakit yang perlu ditangani dengan cepat.
Dalam waktu
tunggu terdapat hal yang sering menjadi masalah bagi pasien dalam menunggu
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dimana kategori masalah terjadi
karena dua hal yaitu :
1. Waktu
awal pasien datang yang diharuskan untuk mendaftar ke petugas kesehatan agar
mendapatkan no antrian sesuai dengan tujuan yang dikeluhkan apabila di RS sesuai
dengan poli yang ingin diperiksa begitu juga dengan puskesmas. Dalam hal ini
terjadi masalah karena petugas kurang sigap dan cepat karena beberapa alasaan
menurut petugas kesehatan yaitu harus mencari data diri pasien apabila sebelumnya
pernah datang ke tempat pelayanann tersebut. Disini mengahbiskan waktu yang
lama karena banyaknya berkas data pasien lain dan harus mencari sesuai dengan
data diri dan golongan pasien apakah peserta BPJS atau umum. Hal ini
membutuhkan waktu lama karena pengaturan data-data apsien yang belum baik.
2. Waktu
untuk pemeriksaan dan memperoleh obat yang cukup lama karena kurangnya tenaga
kesehatan yang dimiliki.
Menurut (Handayani, 2016) kepuasan pasien adalah suatu hal yang menjadi nyata
dan dirasakan pasien sebagai hasil dari tindakan petugas pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan harapan dan persepsi dari pasien itu sendiri. Selain itu
menurut Hasi penelitian (Ernawati, Pertiwiwati, & Setiawan, 2018) waktu tunggu
memiliki keterkaitan dengan pelayanan kesehatan yang diterima pasien, apabila
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat pasien akan merasa puas dalam
segala aspek baik dari awal datang mengantri, mendapat pemeriksaan di poli yang
diinginkan serta diberikan obat yang dibutuhkan hingga meniggalkan tempat
pelayanan tersebut. Sebaliknya apabila waktu tunggu pelayanan pasien lama maka
pasien akan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas baik
mulai dari pendaftaran sampai ketika dokter memeriksa dan mendapatkan obat maka
pasien akan meninggalkan tempat pelayanan dengan merasa kurang puas (Pratiwi & Sani, 2017).
Menurut (Werni, Nurlinawati, & Rosita, 2017) menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 44 Tahun 2016 mengatakan bahwa puskesmas adalah salah satu
dari bentuk pelayanan
dasar yang akan diperoleh masyarakat sebelum melanjutkan ke pelayanan yang
lebih spesifik dan pilihan pelayanan yang lebih beragam. Berdasarkan hal
tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap waktu
tunggu dalam pelayanan kesehatan di puskesmas tempat terkait dengan penelitian
sudahkah sesuai dengan persepsi yang dipikirkan masyarakat atau jauh dari
pelayanan yang diharapkan masyarakat.
Setiap pasien
yang sudah mendapatkan pelayanan di tempat kesehatan dan merasa pelayanan yang
diberikan memenuhi persepsinya maka pasien itu dengan sendirinya akan
merekomendasikan dan hal ini dapat mengubah persepsi pasienbahwa tempat
tersebut emmilii pelayanan yang baik dalam proses waktu tunggu dalam pelayanan (Aprilia, Arman, & Samsualam, 2022).
Metode
Penelitian
Desain
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitataif dengan tekhnik
wawancara langsung dan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan penelitian dan
wawancara serta dilakukannya observasi serta mengukur variabel dan hanya
diobservasi saat penelitian tersebut. Populasi pada penelitian ini berjumlah 3
orang pengunjung di pelayanan kesehatan menggunakan metode purposive sampling
yang dimana kriteria sampel yang diambil memperoleh data secara langsung dari
para responden dengan dilakukannya wawancara.
Hasil dan
Pembahasan
Berdasarkan hal
tersebut maka penelitian ini dilaksanakan agar memperoleh keterkaitan hubungan
rasa kepuasan yang dimiliki pasien dengan waktu tunggu dalam mendapat pelayanan
kesehatan yang diperoleh di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kab.Labuhan
Batu Selatan dilaksanakan sejak bulan Mei 2022 dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 1
Karakteristik
Pasien Berdasarkan Kriteria Umur Pasien,
Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan di Puskesmas Aek Batu Tahun 2022 N =4
Karakteristik Responden |
� �n�� |
��� ������������������% |
Umur (Tahun) 15 � 19 |
� 1 |
���������������� ���25 |
20 � 30 |
� 1 |
��� �����������������25 |
31 � 40 |
� 1 |
����������������� ���25 |
41 � 50 |
��1 |
��� �����������������25 |
Jenis Kelamin |
||
Perempuan |
� 4 |
��� ������������������100 |
Pendidikan |
� |
�� � |
SMP |
� 2 |
��� �������������������50 |
SMA |
� 1 |
�� ��������������������25 |
Sarjana |
� 1 |
�� �������������������25 |
Pekerjaan |
|
|
Siswi |
��1��� � |
�� �������������������25 |
Mahasiswa |
��1 |
��� ������������������25 |
Karyawan Swasta |
��1 |
��� ������������������25 |
PNS |
��1 |
�� �������������������25 |
Tabel 1 memiliki karakteristik berupa umur pasien
antara lain : umur 15 � 19 berjumlah 1 pasien (25%), 20 � 30 dengan 1 pasien (25%), 31- 40 dengan 1 pasien (25%), 41 �
50 berjumlah 1 pasien (25%)
Sedangkan untuk jenis kelamin menunjukkan
4 pasien semuanya adalah perempuan.
Tabel 1 juga memperlihatkan pendidikan pasien SMP berjumlah 2 pasien dan (50%), SMA berjumlah 1
pasien (25%) dan Sarjana berjumlah 1 pasien (25%). Sedangkan untuk pekerjaan pasien siswi berjumlah 1pasien (25%), Mahasiswi berjumlah 1 pasien (25%), karyawan swasta sebanyak 1 pasien (25%), dan PNS berjumlah 1
pasien (25%).
Tabel 2
Karakteristik
Pasien Berdasarkan Kriteria Waktu tunggu
obat dan kepuasan pelayanan kepada pasien di
Puskesmas Aek Batu Sumber Tahun 2022 n = 4
Waktu Tunggu Pendaftaran����� ��������������������������������n��������������������������� ������%
Cepat (-30 menit)����������������������������������������� ������� 3
� �75
Tidak Cepat� (+60 menit)����������������������������� ������� 1
��25
Waktu Tunggu Lama Pemeriksaan
Cepat (-30 menit)�����������������������������������������������������
2
50
Tidak Cepat� (+60 menit)����������������� ����������� ����������� 2�������� ��������������� ��������50
Waktu Tunggu Obat
Cepat (-30 menit)����� ����������������������������������� ����������� 0�������������������� ��������� ���0
Tidak Cepat� (+60 menit)����������������������������� ����������� 4�������������������� ������� 100
Kepuasaan Pasien
Tidak Puas��������������������������������������������������� ����������� 3�������������������� ������������ �75
Puas������������������������������������������������������������ ����������� 1
2
Tabel 2 dengan karakteristik pasien
menunjukkan bahwa waktu tunggu pendaftaranyang mengatakan menunggu dengan cepat
berjumlah 3 pasien (75%), dan yang mengatakan tidak cepat berjumlah1 pasien
(25%), Sedangkan untuk waktu tunggu lama pemeriksaan didapatkan yang menyatakan
cepat sebanyak 2 pasien (50%), dan tidak cepat sebanyak 2 responden (50%).
Tabel 2 diatas juga memeperlihatkan hasil
waktu tunggu pengambilan obat yang menyatakan menunggu tidak cepat sebanyak
seluruh pasien 4 (100%), Sedangkan untuk kepuasaan yang menyatakan tidak puas
sebanyak 3 pasien (75%) dan yang menyatakan puas atas pelayanan petugas
sebanyak 1 pasien (25%).
Tabel
3
Karakteristik
Dari Frekuensi Waktu Tunggu Pelayanan di Puskesmas Aek
Batu Sumber Tahun 2022 n = 4
Waktu Tunggu Pelayanan |
n |
% |
Tidak Baik (- 60 menit) Lama |
3 |
75 |
Baik ( +
60 menit) Tidak Lama |
1 |
25 |
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Waktu Tunggu
Pelayanan di Puskesmas Aek Batu Sumber Tahun 2022 n = 4
Waktu Tunggu Pelayanan |
n |
% |
Tidak Baik (> 60 menit) Lama |
3 |
75 |
Baik ( < 60 menit |
1 |
25 |
Tabel 3
Menunjukkan bahwa kepuasaan pasien di Puskesmas Aek batu sebanyak 3 pasien
(75%) mengatakan pelayanan tidak baik sehingga pasien tidak merasa puas dengan
pelayanan petugas yang berada di puskesmas tersebut. Pasien merasa dari awal
pendaftaran petugas tidak baik memberikan pelayanan dari segi waktu tunggu yang
sangat lama dikarenakan pasien merasa petugas kurang sigap memberikan pelayanan
sehingga waktu tunggu dalam pelayanan sangat lama, Sedangkan pasien yang merasa
petugas sudah memberikan pelayanan yang efektif dan sudah mengupayakan agar
pasien mendapatkan kepuasan merasa mendapatkan pelayanan yang baik sebanyak 1
pasien (25%).
Kepuasan
pasien ditentukan dari jenis pelayanan yang diperoleh ketika mendapatkan pelayanan
kesehatan. Ketidakpuasan diperoleh pada tahap pelayanan yang menyebabkan
persepsi dan perasaan bahwa kualitas pelayanan yang didapatkan tidak baik,
sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Pelayanan
yang memuaskan akan menjadikan pasien setia dan selalu menggunakan tempat
pelayanan tersebut untuk tetap menggunakan jasa yang diberikan.
Penelitian ini
sejalan dengan penelitian dari (Ernawati et al., 2018) yang menyatakan bahwa kepuasan pasien di Rumah Sakit
Umum (RSU) Assalam Gemolong diketahui bahwa hampir dari sebagian besar pasien
merasakan kepuasaan dengan pelayanan yang diberikan yaitu sebanyak 80%.
Dikaitkan dengan waktu tunggu pasien ada 3 pasien tetap merasa puas walaupun
dengan waktu tunggu yang tidak standar yaitu >60 menit. Waktu pelayanan
merupakan salah satu bagian dari mutu pelayanan. Hasil penelitian dari (Ernawati et al., 2018) menunjukkan terdapat hubungan waktu tunggu pelayanan rawat jalan dengan
kepuasan pasien.
Kesimpulan
Kesimpulan di dalam penelitian ini adalah waktu tunggu
yang dibutuhkan dalam pelayanan di Puskesmas Aek Batu berhubungan dengan kepuasan pasien yang dimaan masih sangat rendah sebanyak 4 responden hanya 1 responden yang puas akan pelayanan
kesehatan yang diberikan puskesmas tersebut dikarenakan adanya kendala dalam pelayanan
yaitu waktu menunggu di dalam pelayanan yang terlalu lama dan hal ini menyebabkan
3 pasien tidak puas akan waktu
menunggu di dalam prose pelayanan yang terlalu lama. Selain itu berdasarkan
hasil penelitian hubungan waktu tunggu terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Aek Batu dapat disimpulkan seperti berikut:
1.
Waktu
tunggu pendaftaran di Puskesmas Aek Batu berdasarkan hasil responden waktu tunggu yang dibutruhkan sangat
lama dan berdasarkan pelayanan
hal ini tidak
dapat dikategorikan baik.
2.
Waktu
tunggu lama pemeriksaan di Puskesmas Aek Batu berdasarkan hasil responden waktu yang dibutuhkan 2 responden menyatakan waktu tunggu lama dan 2 responden lagi menyatakan tidak lama, jadi pelayanan yang diberikan mendapat 2 responden pasien.
3.
Waktu
tunggu obat di Puskesmas Aek Batu berdasarkan hasil responden waktu yang dibutuhkan dalam menunggu 4 pasien menyatakan lama dan hal ini berarti mempengaruhi
kepuasaan pasien dalam mendapatkan pelayanan.
4.
Pembagian waktu dalam
menunggu untuk mendpatakan pelayanan mulai dari mendaftar
hingga selesai dengan memperoleh obat yang sesuai dengan penaykit yang diderita dberdasarkan jumlah keseluruhan responden yaitu 4 pasien didapatkan 3 pasien tidak puas
dengan pelayanan yang diperoleh dan 1 pasien merasa puas dengan
seluruh pelayanan yang diberikan karena memahami hambatan yang dihadapi para petugas kesehatan yang berada di puskesmas tersebut.
5.
Berdasarkan waktu tunggu
yang sesuai dengan peraturan yang dimana pelayanan yang baik membutuhkan waktu tunggu > 60 menit lamanya dan hal ini merupakan waktu
tunggu yang tidak baik karena terlalu
lama, berdasarkan hasil penelitian 3 pasien menyatakan waktu tunggu dalam mendapatkan
pelayanan lebih dari 60 menit dan menjadikan pelayanan yang diberikan tidak baik.
Ananda, Bobi Rizki, Putera, Roni Ekha, & Ariany, Ria.
(2020). Inovasi Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pariaman. Publik
(Jurnal Ilmu Administrasi), 8(2), 167‑179. http://dx.doi.org/10.31314/pjia.8.2.167-179.2019
Aprilia, Andi Riska, Arman, Arman, & Samsualam,
Samsualam. (2022). Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan
Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Di Klinik Gigi Dan Mulut Swasta Kota Makassar:
The Analysis Of Patient Perception On Services Quality By Reutilize Interest At
Makassar Cities Dental And Mouth Pri. Journal of Muslim Community Health,
3(2), 102�115. https://doi.org/https://doi.org/10.52103/jmch.v3i2.772
Chrisandita, Putu Astrid Primastuti, & Darma, Gede Sri.
(2020). Faktor
Penentu Loyalitas Pasien di Era Revolusi Industri 4.0. Bali Health
Journal, 4(2), 73�88.
Dewi, Alfita, Eravianti, Eravianti, & Putri, Delita Kumala. (2021). Hubungan
Lama Waktu Tunggu Pasien Dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Lubuk Begalung.
Prosiding Seminar Nasional Stikes Syedza Saintika, 1(1).
Dewi, Suspenti, Machmud, Rizanda, & Lestari, Yuniar.
(2020). Analisis Waktu Tunggu Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Achmad Darwis
Suliki Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4). https://doi.org/https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1137
Ernawati, Endang, Pertiwiwati, Endang, & Setiawan, Herry.
(2018). Waktu
Tunggu Pelayanan Rawat Jalan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien. Nerspedia,
1, 1�10.
Handayani, Sri. (2016). Tingkat
Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baturetno. Profesi
(Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian, 14(1), 42�48.
Haryanto, Aris Tri, & Suranto, Joko. (2012). Pelayanan
Kesehatan (Studi Rawat Inap Di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri). Transformasi, 14(22).
Hidayah, Amika Khusnul, Kusuma, Aji Ratna, & Irawan,
Bambang. (2019). Pelaksanaan Program Kerja Pelayanan Puskesmas Rimba Ayu
Kecamatan Kota Bangun Ii Kabupaten Kutai Kartanegara. https://doi.org/10.31334/abiwara.v1i2.797.g444
Hidayat, Wahyu. (2015). Studi
Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Long Ikis Kecamatan Long
Ikis Kabupaten Paser. Journal Ilmu Pemerintahan, 3(4), 1637�1651.
Nugraheni, Reny. (2017). Analisis
Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit X Kediri Jawa Timur. Jurnal Wiyata:
Penelitian Sains Dan Kesehatan, 2(2), 169�175.
Nurfadillah, Aulia, & Setiatin, Sali. (2021). Pengaruh Waktu
Tunggu Pasien Rawat Jalan Terhadap Kepuasan Pelayanan Pendaftaran di Klinik X
Kota Bandung. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1133‑1139. https://doi.org/https://doi.org/10.36418/cerdika.v1i9.194
Pratiwi, Muthiah Rissa, & Sani, Fakhrudin Nasrul. (2017).
Hubungan
Waktu Tunggu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Poliklinik Kebidanan
Dan Kandungan RSUD Kota Surakarta. Profesi (Profesional Islam): Media
Publikasi Penelitian, 14(2), 24�30.
Rehatalanit, Marshia, & Nurwahyuni, Atik. (2021). Analisis
Input dalam Proses Penyelenggaraan UKM UKP pada Puskesmas X Kota Semarang. Jurnal
Medika Hutama, 3(01 Oktober), 1435�1441.
Sukino, Sukino, Wajdi, Farid, & Sutrisna, E. M. (2022). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Perawatan Pada Masa Pandemi
Covid 19 Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Syifani, Dita, & Dores, Ardiansyah. (2018). Aplikasi
Sistem Rekam Medis di Puskesmas Kelurahan Gunung. JUST IT: Jurnal Sistem
Informasi, Teknologi Informasi dan Komputer, 9(1), 2‑31. https://doi.org/10.24853/justit.9.1.22-31
Tursini, Weni, Setiawati, Elsa Pudji, Ferdian, Dani,
Gondodiputro, Sharon, Wiwaha, Guswan, & Sunjaya, Deni K. (2022). Analisis
Waktu Tunggu Dan Waktu Pelayanan Pendaftaran Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung. Jurnal Sehat Masada, 16(1), 202‑216. https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.287
Werni, Sefrina, Nurlinawati, Iin, & Rosita, Rosita.
(2017). Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial di Puskesmas
Terpencil dan Sangat Terpencil. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan, 50�57. https://doi.org/10.22435/jpppk.v1i1.427
Dinda Sri Kesuma, Susilawati (2022) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |