Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden
520 Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022
besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa yang akan
datang.
2. Income Minimization - mirip dengan taking a bath, namun tidak terlalu ekstrim.
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat laba yang tinggi sehingga jika
laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan
mengambil laba periode sebelumnya.
3. Income Maximization - Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income
maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan
bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
4. Income Smoothing - Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang
dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena
pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Aspek penting yang juga perlu diperhatikan adalah motif yang menjadi pemicu
dilakukan manajemen laba. Terdapat beberapa alasan yang menjadi insentif
penggunaan manajemen laba (Rahman et al., 2013) dan lainnya, yakni : Motif pasar
modal, motif untuk memberi sinyal atau menutupi informasi privat, motif politis,
motif kepentingan pribadi, motif internal perusahaan, seperti pergantian Direktur
Utama, motif perpajakan, motif kompensasi manajemen (bonus), motif perjanjian
pinjam-meminjam, motif kontrak lainnya dan motif peraturan/regulasi.
Beberapa teknik yang populer untuk mendeteksi manajemen laba (Omar,
Rahman, Danbatta, & Sulaiman, 2014) adalah :
1. Menggunakan agregat atau total akrual.
2. Melalui akrual tertentu (spesifik).
3. Melalui alokasi biaya atau pergeseran biaya (cost shifting).
4. Melalui pengungkapan (disclosures).
5. Melalui pemeriksaan atau audit atas kegiatan riil (real action).
Teknik yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi manajemen laba
adalah menggunakan agregat akrual. Para peneliti terdahulu telah menciptakan
berbagai model untuk mengukur manajemen laba seperti: (Healy, 1985), (DeAngelo,
1986), (Jones & Sheather, 1991), Model Industri (Dechow & Sloan, 1991), Jones
yang Dimodifikasi (Dechow, Sloan, & Sweeney, 1995), (Dechow-Dichev, 2002),
(Kothari, Leone, & Wasley, 2005), (Stubben, 2010) dan Model Pendekatan Baru
(Dechow, Ge, Larson, & Sloan, 2011). Model-model tersebut menggunakan teknik
akrual diskresioner, kecuali Model (Stubben, 2010) yang menggunakan pendapatan
diskresioner sebagai teknik pengukuran laba.
Menurut (Suyono, 2017), menyimpulkan metode pendekatan baru yang
dikembangkan oleh Dechow et al., 2011 berhasil menyempurnakan konsep pengujian
akrual diskresioner dalam model pengukuran laba sebelumnya.
2. Topik Penelitian
Studi ini mengidentifikasi 27 topik penelitian yang menghubungkan berbagai
isu terkait penelitian manajemen laba. Isu yang paling banyak menarik perhatian