How to cite:
Puspitasari, D, M., Razak, N., Aprianto, R., Rinaldi, R, A., Meiden., C (2022) Manajemen Laba
Dalam Perspektif Tata Kelola Perusahaan, Syntax Idea, 4(3), https://doi.org/10.36418/syntax-
idea.v4i3.1796
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol.4, No.3, Maret 2022
MANAJEMEN LABA DALAM PERSPEKTIF TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden
Institut Bisnis & Informatika Kwik Kian Gie, Jakarta, Indonesia
Abstrak
Penelitian mengenai manajemen laba dalam perspektif tata kelola perusahaan ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai sejauh mana pengaruh
penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance
(GCG) terhadap praktik manajemen laba pada periode penelitian dengan sampel
jurnal terpilih, yakni tahun 2014 hingga 2021. Elemen GCG apa saja yang
digunakan dan bagaimana pengaruhnya terhadap manajemen laba, serta apa saja
motif, teori, dan model yang digunakan dalam mengukur praktik manajemen laba
menjadi area dalam penelitian. Peneliti menggunakan pendekatan metodologi
tinjauan literatur sistematis atau systematic literature review (SLR) dengan hasil
menunjukkan bahwa mekanisme GCG memberikan pengaruh dalam menurunkan
praktik manajemen laba oportunistik. Beberapa elemen GCG yang diusulkan untuk
penelitian berikutnya seperti modal intelektual (intellectual capital), kepemilikan
sesuai usia, kepemilikan asing dan model pengukuran manajemen laba dengan
pendekatan baru yang dikembangkan oleh Dechow et al., 2011.
Kata Kunci: tinjauan literatur sistematis; manajamen laba; tata kelola perusahaan
Abstract
This research aims to get an overview of the influence of Good Corporate
Governance (GCG) on Earnings Management practices in the research period
from 2014 to 2021 with selected journals sample. What are the GCG elements that
used and how its effects on earnings management, as well as what motives,
theories, and models are used in measuring Earnings Management practices in the
areas of research. The researcher uses a Systematic Literature Review (SLR)
methodological approach and the results shows that the implementation of GCG
mechanisms effecting on reducing opportunistic earnings management practices.
Several topics proposed for the next research are intellectual capital, age-
appropriate ownership, foreign ownership and earnings management measurement
model with a new approach developed by Dechow et al., 2011.
Keywords: systematic literature review; earnings management; corporate governance
Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden
518 Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022
Pendahuluan
GCG atau tata kelola perusahaan yang baik diinisiasikan oleh Bank Dunia dan
IMF ketika beberapa negara Asia, termasuk Indonesia mengalami krisis keuangan tahun
1998, bahkan genan (agency theory) memberikan pandangan bahwa masalah
manajemen laba dapat diminimalkan dengan pengawasan sendiri melalui penerapan
GCG. Terutama melalui peranan monitoring dewan komisaris independen dan peran
komite audit. (Cadbury, 1992) menyatakan bahwa adanya perbedaan kepentingan dalam
perusahaan membuat pentingnya penerapan GCG yang dinyatakan sebagai sistem
pengelolan dan pengendalian perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Rahmawati & Putri, 2020) menyimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial mampu memperkuat pengaruh manajemen laba terhadap nilai
perusahaan dan kepemilikan institusional. Peneliti menggambarkan bahwa teori agensi
sebagai teori yang paling berguna dalam menjelaskan hubungan antara perlunya
penerapan GCG terhadap praktik manajemen laba.
Gambar 1
Teori Penelitian
Beberapa teori lainnya yang juga menjadi landasan bagi beberapa peneliti dalam
melakukan kajian manajamen laba, yaitu teori stakeholder, teori sinyal, teori akuntansi
positif, teori moral hazard dan teori prospek (Arifiyati & Machmuddah, 2019),
(Wulanda & Aziza, 2019), (Kalbuana, Nawang., Nita Yulistan., 2020), (Mangkusuryo
& Jati, 2017), (Oktavianna & Prasetya, 2021), (Vajriyanti, Subekti, & Ghofar, 2016).
Manajemen Laba Dalam Perspektif Tata Kelola Perusahaan
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 519
Teori sinyal menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal
kepada pihak - pihak yang berkepentingan. Informasi perusahaan tentang pengungkapan
lingkungan perusahaan dapat dijadikan sinyal oleh perusahaan kepada para pemangku
kepentingan. Sebuah perusahaan yang mengupayakan pengungkapan lingkungan
perusahaan sebagai salah satu dari aktivitas CSR menurut (Gray, Kouhy, & Lavers,
1995) merupakan sinyal yang terkait dengan kualitas manajemennya.
Definisi stakeholder oleh (Ulum, 2009) merupakan kelompok/individu yang
berpengaruh/dipengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan teori ini,
manajemen organisasi menjalankan aktivitas untuk kemudian melaporkannya kepada
stakeholder. Teori stakeholder bertujuan untuk meningkatkan nilai dari aktivitas
organisasi, serta meminimalkan kerugian para stakeholder yang mungkin terjadi pada
saat korporasi dan stakeholder menjalankan hubungan mereka (Ulum, 2009).
Teori moral hazard menjelaskan bahwa adanya konflik kepentingan agen dan
prinsipal menyebabkan munculnya asumsi bahwa setiap individu cenderung untuk
bertindak mementingkan kepentingannya sendiri. Sehingga mendorong agen untuk
menyembunyikan dan menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal
(Achim & Borlea, 2013).
Hipotesis mengenai asimetri informasi berkaitan erat dengan agency theory dan
adanya hubungan keagenan. Asumsi yang menyatakan bahwa agent memiliki informasi
yang lebih dibandingkan principal mengakibatkan agent memanfaatkan asimetri
informasi untuk menyembunyikan informasi yang tidak menguntungkan dan hanya
menyajikan informasi sesuai keinginannya ` kerugian, maka titik acuan yang digunakan
adalah titik nol, seperti pada penelitian (Hayn, 1995), (Burgstahler & Dichev, 1997),
(Roychowdhury, 2006), dan (Vajriyanti et al., 2016). Manajer akan melakukan
manajemen laba agar laba berada di atas titik acuan (titik nol). Tindakan ini dilakukan
karena laba negatif mengindikasikan kinerja yang buruk, serta memberikan sinyal
negatif kepada investor. Kerugian menyebabkan perusahaan harus menghadapi biaya
transaksi yang lebih mahal dengan stakeholders (Burgstahler & Dichev, 1997).
1. Manajemen Laba
Dalam kondisi lingkungan bisnis yang dinamis dan menantang saat ini, hampir
mustahil tidak ada perusahaan yang tidak menjalankan praktik manajemen laba,
selain karena juga bersifat legal. Sepatutnya terminologi manajemen laba tidak serta
merta mengarah kepada, atau dianggap sebagai aktivitas manajemen yang ilegal atau
melanggar hukum. Pilihan kebijakan akuntansi atau kebijakan operasional
merupakan fleksibilitas yang dimiliki oleh manajemen (Rahman, Moniruzzaman, &
Sharif, 2013).
Beberapa pola atau teknik dalam Manajemen Laba menurut (Joan Wallach
Scott, 2009) yang dapat dilakukan adalah :
1. Taking a Bath - Pola ini terjadi saat organisasi menghadapi tekanan atau re-
strukturisasi organisasi, dimana jika perusahaan harus melaporkan kerugian,
manajemen mungkin merasa sebaiknya melaporkan kerugian dalam jumlah yang
Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden
520 Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022
besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa yang akan
datang.
2. Income Minimization - mirip dengan taking a bath, namun tidak terlalu ekstrim.
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat laba yang tinggi sehingga jika
laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan
mengambil laba periode sebelumnya.
3. Income Maximization - Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income
maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan
bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
4. Income Smoothing - Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang
dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena
pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Aspek penting yang juga perlu diperhatikan adalah motif yang menjadi pemicu
dilakukan manajemen laba. Terdapat beberapa alasan yang menjadi insentif
penggunaan manajemen laba (Rahman et al., 2013) dan lainnya, yakni : Motif pasar
modal, motif untuk memberi sinyal atau menutupi informasi privat, motif politis,
motif kepentingan pribadi, motif internal perusahaan, seperti pergantian Direktur
Utama, motif perpajakan, motif kompensasi manajemen (bonus), motif perjanjian
pinjam-meminjam, motif kontrak lainnya dan motif peraturan/regulasi.
Beberapa teknik yang populer untuk mendeteksi manajemen laba (Omar,
Rahman, Danbatta, & Sulaiman, 2014) adalah :
1. Menggunakan agregat atau total akrual.
2. Melalui akrual tertentu (spesifik).
3. Melalui alokasi biaya atau pergeseran biaya (cost shifting).
4. Melalui pengungkapan (disclosures).
5. Melalui pemeriksaan atau audit atas kegiatan riil (real action).
Teknik yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi manajemen laba
adalah menggunakan agregat akrual. Para peneliti terdahulu telah menciptakan
berbagai model untuk mengukur manajemen laba seperti: (Healy, 1985), (DeAngelo,
1986), (Jones & Sheather, 1991), Model Industri (Dechow & Sloan, 1991), Jones
yang Dimodifikasi (Dechow, Sloan, & Sweeney, 1995), (Dechow-Dichev, 2002),
(Kothari, Leone, & Wasley, 2005), (Stubben, 2010) dan Model Pendekatan Baru
(Dechow, Ge, Larson, & Sloan, 2011). Model-model tersebut menggunakan teknik
akrual diskresioner, kecuali Model (Stubben, 2010) yang menggunakan pendapatan
diskresioner sebagai teknik pengukuran laba.
Menurut (Suyono, 2017), menyimpulkan metode pendekatan baru yang
dikembangkan oleh Dechow et al., 2011 berhasil menyempurnakan konsep pengujian
akrual diskresioner dalam model pengukuran laba sebelumnya.
2. Topik Penelitian
Studi ini mengidentifikasi 27 topik penelitian yang menghubungkan berbagai
isu terkait penelitian manajemen laba. Isu yang paling banyak menarik perhatian
Manajemen Laba Dalam Perspektif Tata Kelola Perusahaan
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 521
peneliti mengenai manajamen laba adalah tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance), sebanyak 18 jurnal. Topik penelitian selanjutnya yang paling
banyak dibahas adalah leverage sebanyak 10 jurnal, ukuran audit komite sebanyak 9
jurnal, ukuran perusahaan sebanyak 8 jurnal, dan topik-topik penelitian lainnya yang
ditampilkan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 1
Topik Penelitian
No.
Research Topics
Articles
Percentage
1
Good Corporate Governance
18
23%
2
Ukuran Perusahaan
8
10%
3
Leverage
10
13%
4
Reputasi Auditor
1
1%
5
Pengungkapan Lingkungan
Perusahaan
1
1%
6
Profitabilitas
1
1%
7
Arus Kas Bebas
2
3%
8
Return On Assets
2
3%
9
Family Ownership
1
1%
10
Ukuran Komite Audit
9
11%
11
Keahlian Komite Audit
1
1%
12
Jumlah Pertemuan Komite Audit
1
1%
13
Nilai Perusahaan
3
4%
14
Konservatisme Akuntansi
1
1%
15
Kinerja Perusahaan
1
1%
16
Kualitas Audit
3
4%
17
Karakteristik Dewan Direksi
2
3%
18
Modal Intelektual
1
1%
19
Kepemilikan Institusional
3
4%
20
Persentase kepemilikan publik
2
3%
21
Manajemen Laba Akrual
1
1%
22
Manajemen Laba Riil
1
1%
23
Kepemilikan Manajerial
1
1%
24
Net Profit Margin Ratio
1
1%
25
Financing To Deposit Ratio
1
1%
26
Pertumbuhan usaha (growth)
2
3%
27
Eksternal Audit oleh Big Four KAP
1
1%
Total
74
100%
3. Sebaran tahun terbit penelitian
Sebaran tahun penerbitan topik yang diteliti dapat dilihat pada Gambar 2,
menunjukan perjalanan penelitian sepanjang tahun 2014 hingga 2021. Titik tertinggi
Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden
522 Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022
sebanyak 11 penelitian terlihat di tahun 2017, disusul tahun 2020 sebanyak 6
penelitian dan terendah sebanyak 1 penelitian di tahun 2021. Dari jurnal yang
terkumpul untuk diteliti, meskipun trennya tidak menunjukan kenaikan yang konstan,
namun penelitian dengan topik yang diteliti masih terus ditemukan hingga akhir
tahun 2021. Kami menemukan di luar 28 jurnal yang diteliti, terdapat jurnal dengan
topik terkait yang terbit di 2021. Dengan demikian terlihat bahwa topik penelitian ini
masih diminati dan relevan untuk terus diteliti lebih jauh.
Gambar 2
Sebaran Tahun Penelitian
4. Sektor industri dan panjang tahun pengujian sampel penelitian
Gambar 4 menunjukkan panjang tahun pengujian sampel penelitian
berdasarkan sektor industri. Jurnal yang melakukan pengujian sampel dengan durasi
dibawah 5 tahun (< 5 tahun) adalah sektor aneka industri non manufaktur sebanyak 2
jurnal, sektor manufaktur aneka industri sebanyak 9 jurnal, sektor otomotif sebanyak
1 jurnal, sektor perbankan sebanyak 3 jurnal, dan sektor pertambangan batubara
sebanyak 1 jurnal. Kemudian jurnal yang menguji sampel penelitiannya dengan
durasi diatas 5 tahun (> 5 tahun) ada 2 jurnal yaitu 1 jurnal sektor manufaktur
consumer goods, dan 1 jurnal disektor otomotif. Terakhir adalah jurnal yang
menggunakan durasi waktu pengujian sampel selama 5 tahun (= 5 tahun) adalah
sektor aneka industri non-manufaktur sebanyak 2 jurnal, sektor manufaktur aneka
industri sebanyak 5 jurnal, sektor non finansial sebanyak 1 jurnal, sektor real estate
sebanyak 1 jurnal, dan sektor transportasi sebanyak 1 jurnal.
Manajemen Laba Dalam Perspektif Tata Kelola Perusahaan
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 523
Gambar 3
Panjang Tahun Pengujian Sampel Penelitian
Berdasarkan Sektor Industri
5. Sebaran kota asal penelitian
Pada Gambar 5 dapat dilihat sebaran kota peneliti berasal, dimana Semarang
dan Yogyakarta menempati urutan penelitian terbanyak, yakni masing-masing kota
berkontribusi sebanyak 5 penelitian, kemudian disusul Jakarta sebanyak 3
penelitian, dikuti Bandung dan Malang masing-masing sebanyak 2 penelitian,
sisanya Aceh, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar, Madiun, Madura, Serang,
Tangerang masing-masing 1 penelitian, dan tidak teridentifikasi asal kota 1
penelitian.
Gambar 4
Sebaran Kota Asal Penelitian
6. Hasil Penelitian
Hasil analisis dari 28 jurnal penelitian, terdapat lima proksi pengukuran GCG
yang paling banyak digunakan pada praktek manajemen laba, yaitu kepemilikan
Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden
524 Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022
institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komisaris
independen dan komite audit.
Mekanisme GCG yang diproksikan oleh lima topik tersebut memiliki pengaruh
yang beragam terhadap manajemen laba. Pada literatur periode tahun 2014-2015
ditemukan bahwa elemen GCG yang berpengaruh positif terhadap manajemen laba
adalah kepemilikan manajerial, komisaris independen dan ukuran Dewan Komisaris
masing-masing pada 1 literatur, sedangkan elemen GCG yang berpengaruh negatif
adalah komite audit terdapat pada 3 literatur. Sementara pada literatur periode tahun
2016-2018 ditemukan bahwa elemen GCG yang berpengaruh positif terhadap
manajemen laba adalah kepemilikan institusional (2 literatur), kepemilikan
manajerial (3 literatur), ukuran Dewan Komisaris (2 literatur), dan komite audit (2
literatur), sementara elemen GCG yang berpengaruh negatif adalah kepemilikan
institusional (4 literatur), kepemilikan manajerial (2 literatur), ukuran Dewan
Komisaris (3 literatur), Komisaris Independen (3 literatur), dan komite audit (4
literatur). Pada literatur periode terakhir, yaitu tahun 2019-2021 ditemukan bahwa
elemen GCG yang berpengaruh positif terhadap manajemen laba adalah kepemilikan
institusional dan komite audit masing-masing pada 1 literatur, sedangkan elemen
GCG yang berpengaruh negatif adalah kepemilikan institusional (4 literatur),
kepemilikan manajerial (3 literatur) dan komite audit (2 literatur).
Kesimpulan
Penelitian mengenai pengaruh GCG terhadap manajemen laba telah berlangsung
dari waktu ke waktu, terus berkembang dan berlanjut hingga saat ini. Sebagaimana
terlihat dalam jurnal penelitian tinjauan literatur sistematis ini, yang berasal dari literatur
periode tahun 2014 sampai dengan 2021. Tata kelola perusahaan yang baik atau GCG
menjadi topik yang banyak diminati dan menjadi salah satu tolok ukur untuk melihat
kinerja keuangan yang dapat diandalkan oleh para pemangku kepentingan.
Berdasarkan penelitian atas 28 literatur yang dipaparkan, menunjukkan bahwa
penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat menekan praktek manajemen laba
oportunistik. Elemen GCG yang ditemukan paling banyak dalam mengurangi praktek
manajemen laba adalah komite audit, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial. Tren dari penggunaan elemen GCG semakin banyak digunakan oleh
korporasi walaupun praktek manajamen laba merupakan hal yang umum dilakukan oleh
agen (manajer) dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai kinerja keuangan
perusahaan yang ditetapkan. Adanya penerapaan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik secara simultan, melalui pengawasan optimal oleh dewan komisaris yang
profesional, didukung oleh komite audit dan auditor eksternal dari kantor akuntan
publik yang kredibel, dewan direksi yang kompeten, melalui kepemilikan institusional
dan kepemilikan manajerial, serta penerapan prinsip konservatisme akuntansi, maka
tindakan yang merugikan pemangku kepentingan dalam praktek manajemen laba
oportunistik dapat ditekan. diminimalkan.
Manajemen Laba Dalam Perspektif Tata Kelola Perusahaan
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 525
BIBLIOGRAFI
Achim, Monica Violeta, & Borlea, N. S. (2013). Corporate Governance And Business
Performances. Lap Lambert Academic Publishing Germany.Google Scholar
Arifiyati, Fina, & Machmuddah, Zaky. (2019). Pengaruh Moderasi Dari Good
Corporate Governance Pada Hubungan Antara Konservatisme Akuntansi Dan
Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi (Juara), 9(1), 918. Google Scholar
Burgstahler, David, & Dichev, Ilia. (1997). Earnings management to avoid earnings
decreases and losses. Journal of Accounting and Economics, 24(1), 99126.
Google Scholar
Cadbury, Adrian. (1992). Report of the committee on the financial aspects of corporate
governance (Vol. 1). Gee. Google Scholar
DeAngelo, Linda Elizabeth. (1986). Accounting numbers as market valuation
substitutes: A study of management buyouts of public stockholders. Accounting
Review, 400420. Google Scholar
Dechow, Patricia M., Ge, Weili, Larson, Chad R., & Sloan, Richard G. (2011).
Predicting material accounting misstatements. Contemporary Accounting
Research, 28(1), 1782. Google Scholar
Dechow, Patricia M., & Sloan, Richard G. (1991). Executive incentives and the horizon
problem: An empirical investigation. Journal of Accounting and Economics, 14(1),
5189. Google Scholar
Dechow, Patricia M., Sloan, Richard G., & Sweeney, Amy P. (1995). Detecting
earnings management. Accounting Review, 193225. Google Scholar
Gray, Rob, Kouhy, Reza, & Lavers, Simon. (1995). Corporate social and environmental
reporting: a review of the literature and a longitudinal study of UK disclosure.
Accounting, Auditing & Accountability Journal. Google Scholar
Hayn, Carla. (1995). The information content of losses. Journal of Accounting and
Economics, 20(2), 125153. Google Scholar
Healy, Paul M. (1985). The effect of bonus schemes on accounting decisions. Journal of
Accounting and Economics, 7(13), 85107. Google Scholar
Jones, M. C., & Sheather, S. J. (1991). Using non-stochastic terms to advantage in
kernel-based estimation of integrated squared density derivatives. Statistics &
Probability Letters, 11(6), 511514. Google Scholar
Kalbuana, Nawang., Nita Yulistan., &. A. Nugroho Budi R. (2020). Pengaruh
Intellectual Capital, Tata Kelola Perusahaan Dan Kualitas Audit Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, 3(1).
Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden
526 Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022
Kothari, Sagar P., Leone, Andrew J., & Wasley, Charles E. (2005). Performance
matched discretionary accrual measures. Journal of Accounting and Economics,
39(1), 163197. Google Scholar
Launa, Elvia, & Respati, Novita Weningtyas. (2014). Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Reviu
Akuntansi Dan Keuangan, 4(1).
Mangkusuryo, Yusuf, & Jati, Ahmad Waluya. (2017). Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Reviu Akuntansi Dan
Keuangan, 7(2), 10671080. Google Scholar
Oktavianna, Rakhmawati, & Prasetya, Eka Rima. (2021). Analisis Manajemen Laba
yang Dipengaruhi oleh Komite Audit dan Firm Size Perusahaan LQ 45 Tahun
2015-2019. Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang, 9(1), 5464. Google
Scholar
Omar, Normah, Rahman, Rashidah Abdul, Danbatta, Bello Lawal, & Sulaiman, Saliza.
(2014). Management disclosure and earnings management practices in reducing the
implication risk. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 145, 8896. Google
Scholar
Rahman, Md Musfiqur, Moniruzzaman, Mohammad, & Sharif, Md Jamil. (2013).
Techniques, motives and controls of earnings management. International Journal
of Information Technology and Business Management, 11(1), 2234. Google
Scholar
Rahmawati, Alni, & Putri, Monalisa Nilla. (2020). Peran Good Corporate Governance
dalam Memoderasi Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan.
Liquidity, 9(1), 6375. Google Scholar
Roychowdhury, Sugata. (2006). Earnings management through real activities
manipulation. Journal of Accounting and Economics, 42(3), 335370. Google
Scholar
Scott, Joan Wallach. (2009). The politics of the veil. Princeton University Press. Google
Scholar
Scott, W. R. (2015). Financial Accounting Theory . Toronto, Ohio. Pearson Education
Canada, Inc. Google Scholar
Stubben, Stephen R. (2010). Discretionary revenues as a measure of earnings
management. The Accounting Review, 85(2), 695717. Google Scholar
Sukaesih, Sukaesih, & Risa, Nurma. (2014). Pengaruh Manajemen Laba terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan melalui GCG sebagai Variabel Moderating (Studi
Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bei Tahun 2009-2011). JRAK: Jurnal Riset
Akuntansi & Komputerisasi Akuntansi, 5(01), 4488. Google Scholar
Manajemen Laba Dalam Perspektif Tata Kelola Perusahaan
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 527
Suyono, Eko. (2017). Bebagai model pengukuran earnings management: Mana yang
paling akurat. Sustainable Competitive Advantage-7 (Sca-7) F, 7, 303324. Google
Scholar
Tuanakotta, Theodorus M. (2019). Audit Internal Berbasis Risiko. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Ulum, Ihyaul. (2009). Model Inter-relasi Antar Komponen Modal Intelektual (Human
Capital, Structural Capital, Customer Capital) dan Kinerja Perusahaan. Jurnal
Humanity, 4(2). Google Scholar
Vajriyanti, Eva, Subekti, Imam, & Ghofar, Abdul. (2016). Pengaruh Mekanisme
Komite Audit Terhadap Manajemen Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Melakukan Manajemen Laba Untuk Menghindari Kerugian. Jurnal Reviu
Akuntansi Dan Keuangan, 6(1). Google Scholar
Wulanda, Monika, & Aziza, Nurna. (2019). Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan dan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening. AKTSAR:
Jurnal Akuntansi Syariah, 2(1), 83108. Google Scholar
Zurriah, Rezki. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance, Arus Kas Bebas,
Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index). Jurnal Akuntansi Dan
Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 3(1). Google Scholar
Copyright holder:
Dwita Maya Puspitasari, Nishnurtia Razak, Rendi Aprianto, Rizka Alfian Rinaldi,
Carmel Meiden (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: