Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X

Vol. 4, No. 2, Februari 2022

 

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

 

Minarsih, Susana Verawati Putri Sagala, Maysaroh

Universitas Budi Luhur Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu jenis sekolah formal yang dalamnya menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan yang dapat mengarahkan siswa agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional serta ikut bergerak di dunia usaha maupun industri. Sehingga dalam penelitian ini bertujuan agar dapat diketahui bagaimana peran guru dalam melakukan motivasi dan pembinaan kepada siswa untuk membangun jiwa kewirausahaan dalam diri siswa. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Guru memegang peranan penting sebagai fasilitator dan motivator dalam melakukan pengembangan kewirausahaan kepada siswa untuk meningkatkan minat berwirausaha siswa. Dengan pembelajaran kewirausahan yang diterima oleh siswa diharapkan dapat menyeimbangkan teori dan praktek tentang kewirausahaan dan dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan minat berwirausaha siswa. Jika sekolah ingin siswanya memiliki minat yang tinggi terhadap kewirausahaan, maka peran guru yang kreatif dalam memberikan mata pelajaran kewirausahaan, memberikan bimbingan, dan memberikan pembinaan adalah harus guru yang dapat memberikan bahan dan metode pengajaran seorang entrepreneur yang berhasil.

 

Kata Kunci: SMK; Peran Guru; minat berwirausaha

 

Abstract

Vocational High School (SMK) as a type of formal school which organizes entrepreneurship education that can direct students to become graduates who are ready to enter professionally and participate in the business and industrial world. So that in this study the aim is to know how the teacher's role in motivating and coaching students to build an entrepreneurial spirit in students. This research was conducted using a qualitative approach with a literature study method. Teachers play an important role as facilitators and motivators in developing entrepreneurship for students to increase students' interest in entrepreneurship. With entrepreneurship learning received by students, it is hoped that they can balance theory and practice about entrepreneurship and can have an influence in increasing students' interest in entrepreneurship. If schools want their students to have a high interest in entrepreneurship, then the role of a creative teacher in providing entrepreneurship subjects, providing guidance, and providing coaching is a teacher who can provide materials and teaching methods for a successful entrepreneur.

 

Keywords: SMK; Teacher's Role; Entrepreneurial Interest

 

Received: 2022-01-22; Accepted: 2022-2-05; Published: 2022-02-20

 

Pendahuluan

Kondisi perekonomian yang cukup memprihatinkan ternyata dapat menjadi salah satu pendorong berkembangnya jiwa wirausaha dibeberapa kalangan. Dengan semakin memasyarakatnya entrepreneurship, dunia pendidikan seolah dapat memperluas lahan garapannya (Suherman & Kewirausahaan, 2010). SMK sebagai penyelenggara pendidikan, diharapkan menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan IDUKA atau dapat berwirausaha. Untuk menghasilkan lulusan yang produktif sesuai dengan bidang keahliannya, kemudian memiliki kemampuan berwirausaha serta relevan dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja atau masyarakat maka konsep pendidikan kejuruan hendaknya mampu mengadaptasi pola pengembangan pendidikan yang berbasis pengetahuan dan teknologi serta entrepreneur, yang merupakan salah satu solusi menghadapi tantangan global yang semakin kompetitif, serta pengembangan pendidikan kejuruan yang bersinergi dengan dengan pola pengembangan kewirausahaan juga merupakan antisipasi menghadapi tantangan perubahan yang semakin cepat (Said, 2019).

Kenyataannya lulusan SMK adalah lulusan yang menjadi pencari kerja atau job seeker terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu solusi yang dapat mengurangi angka pengangguran terbuka akibat lulusan SMK yang semakin banyak. Solusi tersebut salah satunya yaitu menaikan intensitas minat wirausaha peserta didik pada jenjang sekolah tersebut (Supriani, 2018).

Di sisi lain siswa SMK belum sepenuhnya berminat untuk berwirausaha. Kurangnya minat berwirausaha siswa bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang kewirausahaan (Supriani, 2018). Faktor lain yang menyebabkan kurangnya minat siswa untuk berwirausaha diantaranya adalah siswa takut untuk memulai berwirausaha karena tidak siap untuk menghadapi resiko kegagalan dan lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (Dewi, 2019).

Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan merupakan suatu kegiatan dimana adanya seorang guru yang mengajarkan bagaimana menciptakan peluang-peluang melalui inovasi untuk memenuhi kebutuhannya (Nababan, 2019). Sementara itu minat berwirausaha ditandai dengan adanya sikap dan wawasan kewirausahaan pada diri siswa. Siswa yang berminat dalam wirausaha akan tertarik dengan pengetahuan atau ilmu yang berhubungan dengan minatnya tersebut. Semakin besar minat siswa untuk tertarik kepada bidang kewirausahaan, maka akan besar pula usaha� dan� keinginan� siswa untuk mewujudkannya. Pengembangan pendidikan prakarya dan kewirausahaan merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan Nasional yang pada intinya adalah pengembangan metodologi pendidikan yang bertujuan untuk membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha. Program ini ditindaklanjuti dengan upaya mengintegrasikan metodologi pembelajaran, pendidikan karakter, pendidikan ekonomi kreatif, dan pendidikan prakarya dan kewirausahaan ke dalam kurikulum sekolah (Januardi & Zubaimari, 2018).

Guru memegang peranan penting dalam melakukan pembinaan kepada siswa. Guru sebagai fasilitator dan motivator berperan penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa (Perwita, 2017). Untuk menumbuhkan minat wirausaha di sekolah maka peran dan kreativitas seorang guru dalam menyajikan materi pembelajaran memiliki keterkaitan dalam menumbuhkan minat berwirausaha, oleh karena itu seorang guru harus mampu selektif dalam pemilihan metode dan penggunaan media pembelajaran yang tersedia (Halim, 2021).

Peran guru dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi tangapan siswa terhadap pelajaran yang diajarkan. Jika guru dalam pembelajaran kewirausahaan mampu berperan baik, misalnya selalu mempersiapkan materi yang akan diberikan, mampu menciptakan persaingan yang sehat didalam kelas dan selalu memantau pekerjaan dan tugas yang diberikan kepada siswa serta mampu memotivasi siswa untuk berprestasi, maka hal itu dapat menumbuhkan semangat belajar siswa (Apriliani, 2015).

Tujuan dalam penelitian ini adalah agar dapat diketahui bagaimana peran guru dalam melakukan motivasi dan pembinaan kepada siswa untuk membangun jiwa kewirausahaan dalam diri siswa sehingga siswa lebih mandiri dalam memilih karir yang dalam hal ini dikaitkan dengan kewirausahaan. Semakin banyak siswa yang lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan dengan berwirausaha maka semakin banyak kesempatan kerja yang tercipta.

 

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Hal ini karena di dunia pendidikan, guru memilki peran yang penting dalam pembelajaran kewirausahaan untuk dapat memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang mandiri serta mampu menciptakan peluang usaha baru di masa mendatang.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Peran Guru Dalam Pembelajaran Kewirausahaan

Secara sederhana pembelajaran kewirausahaan dimaknai adalah bagaimana proses transfer ilmu dan perubahan sikap serta pola pikir yang benar tentang kewirausahaan (Hayati, 2019). Kewirausahaan adalah sikap, tindakan atau kemampuan untuk membuat sesuatau yang unik dan bermanfaat bagi orang lain atau diri pribadi (Hayati, 2019).

Tujuan dari pelajaran kewirausahaan salah satunya adalah agar siswa mampu memahami peluang wirausaha dan menerapkan manajemen usaha dalam mengelola usaha tersebut dengan baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan. Untuk itu perlu adanya kesesuaian antara bahan dan metode pengajaran (Emirensiana Adha & Carolina Lita Permatasari, 2021).

Untuk menghasilkan lulusan yang berstandar IDUKA (Industri dan Dunia Kerja) atau menjadi wirausaha tidak terlepas dari peran guru. Menurut Darmadi dalam (Andayani, 2021) bahwa guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik.

 

Menurut (Barnawi, 2012) bahwa untuk belajar entrepreneurship tidak akan efektif jika didominasi oleh guru, kata kunci yang dapat dipegang oleh guru ialah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan peserta didik baik kegiatan berpikir (minds-on) dan berbuat (hands-on).

Peran guru dalam pemberian pembelajaran kewirausahaan dibagi menjadi dua yakni pembelajaran teori kewirausahaan dan pembelajaran praktik. Pembelajaran teori kewirausahaan dan praktik didalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan kewirausahaan yaitu mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi ketindakan, kepemimpinan, kerja keras, jujur, disiplin inovatif tanggung jawab, kerja sama, pantang menyerah, komitmen, relaistis, rasa ingin tahu, komunikatif, motivasi kuat untuk sukses. Pembelajaran teori membahas tentang konsep dasar kewirausahaan sedangkan pembelajaran praktik merupakan implementasi dari teori kewirausahaan (Emirensiana Adha & Carolina Lita Permatasari, 2021). Semakin lengkap dan bervariasi jenis praktiknya maka semakin besar kepedulian sekolah terhadap kewirausahaan. Jenis-jenis praktik yang dilaksanakan di SMK antara lain menciptakan produk kreativitas, menjual produk kreativitas, mendirikan usaha baru, menjual produk di business center, kantin sekolah, praktik magang di perusahaan, dan mengelola bank mini (Rahmawaty, Penny, 2015).

Pembelajaran kewirausahan dengan pendekatan belajar sambil bertindak dinilai efektif untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa. Guru dapat memberikan tugas kepada para siswa untuk menghasilkan karya atau produk sesuai dengan hasil analisis kebutuhan yang sudah dilakukan dan dinilai bermanfaat bagi masyarakat. Dalam menjalankan tugas seperti ini para siswa mungkin akan mengalami situasi ketidakpastian dan kebingungan. Situasi seperti ini harus dinilai sebagai hal yang positif, sebagai konsekuensi logis dari aktifitas belajar yang mendalam yang telah dilakukan para siswa. Mengingat tugas-tugas berat yang harus dilakukan para siswa dalam kegiatan belajar, maka para guru dapat menggunakan format tugas kelompok. Tugas kelompok dalam pembelajaran kewirausahaan sangat berguna untuk membelajarkan siswa agar terbiasa dengan pola kerja tim (Prianto, Agus, 2021).

Pembelajaran kewirausahaan merupakan dasar yang harus dimiliki siswa untuk memperoleh pengetahuan tentang kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan juga sudah diterapkan dalam kurikulum yang ada di SMK dengan harapan setiap guru dapat mengajarkan kepada siswa tentang kewirausahaan dan dapat memberikan pengaruh pada kesiapan siswa untuk berwirausaha sehingga dapat direalisasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

 

B.  Minat Berwirausaha

Tumbuhnya minat yang ada pada seseorang, tidak terbawa sejak orang tersebut lahir, melainkan akan terus berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya. Minat adalah perasaan suka atau tertarik yang timbul dari dalam diri seseorang terhadap hal atau aktifitas tertentu dengan memberikan perhatian terhadap hal atau aktivitas yang ia sukai. Dengan demikian minat tersebut dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk lebih memberikan perhatian pada sesuatu kemudian dengan disertai keinginan untuk mempelajari serta membuktikan lebih lanjut mengenai hal yang ia sukai. Selain itu minat juga dapat mendorong seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaaan senang dan gembira, perhatian pada sesuatu yang sukai dan disertai dengan keiinginnannya untuk mempelajari serta membuktikan lebih lanjut mengenai hal tersebut (Agus, 2020).

Untuk mengukur adanya minat berwirausaha pada diri siswa dapat dilihat pada rasa ingin memiliki suatu usaha secara mandiri, perasaan senang pada saat melakukan aktivitas penjualan terhadap calon pembeli, memberikan perhatian, serta adanya motivasi pada dirinya untuk menjadi wirausaha. Minat berwirausaha adalah seseorang yang merasakan ketertarikan ataupun suka terhadap suatu usaha dengan cara berani mengambil resiko dan memiliki kematangan visi & misi yang lahir dari pengalaman ataupun pengamatan yang telah dilakukan disekitar (Afriani, Dwi, 2020).

Peran guru dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa dapat dilakukan dengan bimbingan dan konseling yang membantu perkembangan siswa dalam hal kepribadian, jiwa sosial, pelajaran dan karir di masa depan (Gultom, 2021). Guru harus memberikan pelayanan terbaik kepada siswa yang sesuai kebutuhan siswa agar siswa lebih mandiri dalam memilih karir yang dalam hal ini dikaitkan dengan kewirausahaan (Rohmawati, 2019). Selain itu, dalam rangka meningkatkan motivasi, minat, dan sikap untuk wirausaha bagi siswa dapat dilakukan dengan kegiatan mengundang tokoh wirausaha yang telah sukses menjalankan bisnis sebagai Role Model (Model Peran) dengan studi kasus wirausaha (Edy, Marsono, & Utama, 2020).

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi minat wirausaha adalah media sosial, lingkungan, kepribadian, dan motivasi pribadi. Media sosial yang saat� ini� menjadi salah satu media promosi produk terbaik menjadi faktor yang diduga mendukung mencoba berwirausaha (Thoyyibah, 2020). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Pasaribu & Wakhinuddin, 2020) diketahui bahwa terdapat faktor utama yang membentuk minat berwirausaha yaitu pendidikan, kepribadian, motivasi, dan peluang, sedangkan faktor pendukung lainnya adalah komitmen dan kepemimpinan. Sedangkan menurut (Daryanto, 2013) bahwa faktor-faktor pemicu dan dorongan agar siswa mau berusaha adalah: 1) Adanya praktik kecil-kecilan dalam bisnis dengan temannya; 2) Adanya tim bisnis disekolah yang dapat diajak bekerja sama dalam berwirausaha; 3) Adanya dorongan dari orang tua, dan familinya untuk berwirausaha; dan 4) Adanya pengalaman dalam berwirausaha sebelum mereka masuk sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa adalah sama.

Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha dapat terus dikembangkan dan ditumbuhkan dengan menghubungkan seseorang dengan kebutuhannya sehingga timbul keinginan untuk memenuhinya.

 

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan, hasil yang diperoleh adalah kedudukan guru sebagai tenaga professional sangatlah penting dalam terwujudnya visi dan misi dalam pembelajaran. Untuk membentuk jiwa kewirausahaan dapat dilakukan oleh guru di sekolah, sekolah yang memberikan mata pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik dapat membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha. Jika sekolah menginginkan siswanya memiliki minat yang tinggi terhadap kewirausahaan, maka peran guru yang paling baik memberikan mata pelajaran kewirausahaan, bimbingan, dan pembinaan adalah harus guru yang dapat memberikan bahan dan metode pengajaran seorang entrepreneur yang berhasil.

 

BIBLIOGRAFI

 

Afriani, Dwi, Syakdanur Nas &. RM Riadi. (2020). Pengaruh Kepribadian Wirausaha Dan Kompetensi Produk Kreatif & Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Program Keahlian Bisnis Dan Pemasaran SMK Negeri 1 Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 7(1), 1�10. Google Scholar

 

Agus, Agus. (2020). Minat Dan Perilaku Wirausaha Siswa Kelas Xi Jurusan Pemasaran Yang Mengikuti Praktik Bisnis. Universitas Negeri Makassar. Google Scholar

 

Andayani, Fransiska. (2021). Meningkatkan Kinerja Guru Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Melalui Program Sekolah Pencetak Wirausaha. Manajerial: Jurnal Inovasi Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 1(2), 175�181. Google Scholar

 

Apriliani, Suci Fitri. (2015). Peran Guru dalam Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa SMK 17 Magelang. Google Scholar

 

Barnawi, Mohammad Arifin. (2012). Schoolpreneurship: Membangkitkn Jiwa & Sikap Kewirausahaan Siswa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Google Scholar

 

Daryanto, Aris Dwi Cahyono. (2013). Kewirausahaan (Penanaman Jiwa Kewirausahaan). Yogyakarta: Gava Media. Google Scholar

 

Dewi, Vivin Nurvita. (2019). Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan dan Kreativitas Usaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI SMA Patra Dharma Balikpapan Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Edueco, 2(2), 36�41. Google Scholar

 

Edy, Irwan Christanto, Marsono, Shandy, & Utama, Heriyanta Budi. (2020). Upgrading Minat Wirausaha Siswa Dalam Rangka Optimalisasi Potensi Daerah Yang Dalam Membangun Kemandirian Ekonomi. Wasana Nyata, 4(1), 50�56. Google Scholar

 

Emirensiana Adha & Carolina Lita Permatasari. (2021). Peran Pendidikan Kewirausahaan Dalam Menumbuhkan Kesiapan Berwirausaha Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, Dan Ilmu Sosial, 15(1), 60�71. Google Scholar

 

Gultom, Pangondian. (2021). Analisis Motivasi Siswa SMA dalam Membangun Jiwa Kewirausahaan. Pedagogika: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan, 1(2), 23�30. Google Scholar

 

Halim, Nur. (2021). Kreativitas Guru, Ketersediaan Literatur, Dan Soft Skill Pengaruhnya Terhadap Minat Berwirausaha. Indonesian Journal of Economics, Entrepreneurship, and Innovation, 1(3), 113�119.Google Scholar

 

Hayati, Ulfa. (2019). Pengaruh Keterampilan Guru Mengadakan Variasi Mengajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Materi Pokok Karakteristik Kewirausahaan Di Kelas X SMK Negeri 1 Kotanopan. JURNAL MISI, 2(2), 61�69. Google Scholar

 

Januardi, Januardi, & Zubaimari, Rika Anggraini. (2018). Pengaruh Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Di SMA Muhammadiyah 02 Palembang. Jurnal Perspektif Pendidikan, 12(2), 1�10. Google Scholar

 

Nababan, Gladis Claudia Derosita. (2019). Pengaruh Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Keterampilandan Motivasi Berwirausaha Siswa SMA Negeri 1 Siborongborong TA 2018/2019. Google Scholar

 

Pasaribu, Maulana, & Wakhinuddin, S. (2020). Analisis Faktor Pembentuk Minat Kewirausahaan pada Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(3), 499�510. Google Scholar

 

Perwita, Dyah. (2017). Upaya Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa. PROMOSI: Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 5(2). Google Scholar

 

Prianto, Agus, Winardi &. Umi Nur Qomariyah. (2021). Seri Pendidikan SMK Isu Pengangguran, Penguatan Kompetensi dan Minat Wirausaha. Bekasi: Pustaka Ilmu. Google Scholar

 

Rahmawaty, Penny, Endang Mulyani &. Anik Widiastuti. (2015). Pemetaan Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-DIY. Wates, Indonesia: Entrepreneurship Dan Profesionalitas Guru Di Era MEA, Universitas Negeri Yogyakarta. Google Scholar

 

Rohmawati, Novia. (2019). Kemandirian Siswa dalam Merencanakan Karir Ditinjau dari Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 8(2), 67�73. Google Scholar

 

Said, Umar. (2019). Inovasi Kebijakan Pendidikan Kejuruan Berbasis Entrepreneur. Zifatama Jawara. Google Scholar

 

Suherman, Eman, & Kewirausahaan, Desain Pembelajaran. (2010). Entrepreneurship learning design. Bandung: Alfabeta. Google Scholar

 

Supriani, Supriani. (2018). Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan Dukungan Sosial Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xi Smk N 5 Kota Jambi. Pendidikan Ekonomi. Google Scholar

 

Thoyyibah, Nasirothut. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Santri Pondok Pesantren. At-Taqaddum, 12(1), 75�90. Google Scholar

 

Copyright holder:

Minarsih, Susana Verawati Putri Sagala, Maysaroh (2022)

 

First publication right:

Syntax Idea

 

This article is licensed under: