Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN : 2684-883X
�Vol. 1, No. 2 Juni 2019
PENGARUH FINANCIAL STABILITY, NATURE OF INDUSTRY, RATONALIZATION, DAN CHANGE IN DIRECTOR TERHADAP FINANCIAL
STATEMENT FRAUD (Studi
Empiris Pada PerusahaanSub Sektor Logam
dan Sejenisnya
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)
Nenda Marliani
Mahasiswa Magister Akuntansi
Universitas Sangga Buana YPKP
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini
dilakukan dengan maksud untuk menambah pengetahauan mengenai �pengaruh financial stability, nature of
industry, ratonalization, dan change in director terhadap financial statement
fraud. Penelitian ini dilakukan di perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya
yang tercantum pada BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2013-2017. Populasi dari
penelitian ini sekitar 16 perusahaan. Dengan digunakannya purposive sampling
diperoleh jumlah sampel sebanyak 13 perusahaan. Metode deskriptif dan asosiatif
adalah metode penelitian
yang digunakan pada penelitian ini. Sumber data diperoleh dari
sumber sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) secara simultan
financial stability, nature of industry, ratonalization, dan change in director
berdampak serius terhadap financial statement fraud, (2) secara parsial financial stability dan nature of industry berdampak
positif dan bermakna untuk financial statement fraud, (3) secara parsial rationalization dan change in director berpengaruh tidak berarti untuk
financial statement fraud.
Kata kunci:Financial
Stability, Nature of Industry, Rationalization, Change in Director, Financial
Statement Fraud.
Pendahuluan
Fraud merupakan setiap perbuatan melawan hukum dan dilakukan dengan sengaja serta
memiliki tujuan tertentu (melakukan kesalahan atau memberikan laporan
yang salah kepada pihak lain) yang dilakukan oleh orang-orang yang di luar maupun di
dalam organisasi dengan
tujuan untuk memperoleh manfaat individu ataupun kelompok
secara terbuka maupun tidak terbuka yang
dapat memberikan kerugian
pada pihak lain. Financial statement fraud (Memanipulasi laporan keuangan), asset misappropriatio (penyalahgunaan
asset), dan coruption (korupsi) merupakan
3 jenis fraud yang di kutip oleh� the Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE,
2016).
Pada tahun 2016 ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) Indonesia
melakukan survei mengenai fraud di
Indonesia. Berdasarkan hasil survei, yang masih sering terjadi
adalah korupsi, sebanyak 154 respon atau
67% dari jumlah responden mengatakan bahwa korupsi merupakan fraud yang paling sering terjadi.
Penyalahgunaan asset adalah fraud jenis kedua yang paling seringkali
terjadi di negara Indonesia yang terpilih oleh 71
responden atau 31% dari jumlah responden. Sedangkan financial statement fraud ialah
fraud jenis ketiga yang seringkali terjadi di Indonesia yaitu sebesar 2%
dari jumlah responden atau dipilih oleh 4 orang.
Gambar 1. Fraud
yang memiliki banyak di Indonesia
Sumber: ACFE Indonesia, 2016
Meskipun fraud
statement financial atau financia
statement fraud merupakan fraud
yang memiliki persentase kejadian terkecil dari pada korupsi dan peyalahgunaan
asset, namun fraud statement financial
atau financial statement fraud memiliki akibat
kerugian yang cukup besar. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil survei, dimana 4 dari 10
responden mengatakan bahwa kerugian yang disebabkan oleh fraud statement financial berada diatas 10 Milyar Rupiah.
Tabel 1. Kerugian Fraud Berdasarkan Jenis Fraud
Sumber: ACFE Indonesia, 2016.
Fraud statement financial atau Financial statement fraud adalah suatu tindakan yang
dilakukan dengan tujuan agar menutupi atau
menaungi kondisi
keuangan yang sesungguhnya terjadi di perusahaan dengan cara melaksanakan
sebuah rekayasa keuangan dalam penyajian
laporan, untuk mendapatkan keuntungan, tindakan tersebut dilakukan eksekutif
instansi pemerintah ataupun perusahaan (Kennedy & Siregar, 2017). Terdapat
berbagai fenomena yang terjadi terkait kasus financial statement fraud. Adapun beberapa contoh kasus yang menyangkut financial statement fraud yang telah terjadi adalah sebagai
berikut:
1. Kasus Toshiba (2016)
Perusahaan tersebut membesarkan laba operasional sebesar � 151.8
miliar atau sekitar US$ 1,22 miliar yang dilakukan antara tahun 2008 samapi dengan tahun
2014. Berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan, kasus tersebut
terjadi dikarenakan CEO atau pimpinan Toshiba Corp ialah Hisao Tanaka dan Norio Sasaki sebagai Wakil
Direktur ditekankan bahwa divisi bisnis harus memiliki penuh target yang sulit
(sumber: bisnis.liputan6.com,
tersedia 26 Oktober 2018, Pukul 17:30 WIB).
2. Kasus British Telecom (2017)
Frauda kuntansi terjadi di
perusahaan ini dengan cara melakukan inflasi (peningkatan) atas keuntungan
perusahaan yang berlangsung selama beberapa tahun dan dilakukan dengan cara
yang tidak lumrah melalui kerja sama dengan para pelanggan perusahaan dan jasa
keuangan yang dilakukan secara koruptif. Perpanjangan kontrak palsu, invoice palsu,
serta transaksi palsu dengan vendor merupakan
modus yang
dilakukanuntuk membesarkan penghasilan perusahaan. Fraud tersebut terjadi mulai tahun 2013. Fraud
tersebut dilakukan untuk memperoleh bonus (sumber: www.wartaekonomi.co.id, diakses 26 Oktober 2018, Pukul 17:25 WIB).
3. Kasus Bank Bukopin (2018)
Fraud dilakukan diperusahaan ini untuk memperindah kinerja
perusahaan, dengan
cara melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan. Manipulasi itu sendiri dilakukan
pada akun beban kualifikasi kerugian pada pemerosotan nilai atas aset keuangan,
pendapatan provisi, laba bersih dan pendapatan komisi (sumber: www.cnbcindonesia.com, diakses 9 November 2018, Pukul 10:09 WIB).
Terdapat banyak kasus fraud yang terjadi dalam kegiatan bisnis
perusahaan, mengharuskan kita untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa saja
mempengaruhi terjadinya fraud. Pada
tahun 1953, dari hasil penelitiannya Cressey mengemukakan pada teori fraud triangle theory atau yang biasa dikenal dengan sebutan segitiga kecurangan. Teori ini
menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang bisa mempengaruhi pada terjadinya fraud yakni tekanan (pressure),
kemungkinan (opportunity), dan
sikap/rasionalisasi (rationalization)
(Bawekes et al, 2018). Selanjutnya
Wolfe dan Hermanson pada tahun
2004 mengembangkan teori segitiga kecurangan yang telah dicetuskan oleh Cressey, dengan mengimbuhkan
satu elemen yang dapat berpengaruh terhadap fraud.
Elemen tersebut yaitu kapabilitas/kemampuan. Teori ini dikenal dengan sebutan fraud diamond theory (Wolfe dan
Hermason, 2004).
Penelitian ini memanfaatkan 4
variabel independen yang mewakili faktor-faktor yang mempengrauhi fraud. Variabel independen yang pertama
adalah financial stability yang
mewakili faktor tekanan. Variabel independen yang kedua adalah nature of industry yang mewakili faktor
kesempatan. Variabel independen yang ketiga adalah rationalization yang mewakili faktor rasionalisasi. Variabel
independen yang keempat adalah change in
director yang mewakili faktor kemampuan/kapabilitas.
Penelitian ini juga dilakukan
karena adanya inkosistensi hasil penelitian terdahulu mengenai
faktor-faktor/elemen-elemen yang mempengaruhi financial statement fraud, sehingga perlu untuk diteliti lebih
lanjut. Penelitian yang dilakukan oleh Bawekes et al (2018), Septriani &
Handayani (2018) dan Warsidi et al (2018) membuktikan bahwa stability financial atau financial stability berpengaruh baik
dan bermakna untuk financial statement
fraud. Berbeda dengan hasil penelitian Nurmulina & Sasongko (2018) yang
membuktikan bahwa financial stability
berakibat negatif dan bermakna untuk financial
statement fraud. Sedangkan hasil penelitian Arisandy & Verawaty (2017),
Saputra dan Kusumaningrum (2017), Nugrahaeni & Triatmoko (2017), Nurbalti
& Hanafi (2017), dan Prasastie dan Gamayuni (2014), Ulfah et al (2017),
Adelina dan Harindahyani (2018), Indriyani dan Terzaghi (2017), Purba dan Putra
(2017) yang membuktikan bahwa stability
financial atau financial stability
berdampak tidak bermakna pada fraud
financial statement atau financial
statement fraud.
Inkonsistensi penelitian juga
terjadi pada variabel nature of industry.
Berdasarkan hasil penelitian Purba dan Putra (2017) membuktikan bahwa nature of industry berpengaruh baik dan bermakna
untuk financial statement fraud.
Sedangkan hasil penelitian Indriyani dan Terzaghi� (2017) membuktikan bahwa nature of industry berpengaruh negatif dan bermakna untuk financial statement fraud. Poin tersebut
juga berbeda dengan hasil penelitian Nugrahaeni & Triatmoko (2017),
Nurbalti & Hanafi (2017), Utomo (2018), Warsidi et al (2018), Septriani
& Handayani (2018) yang membuktikan bahwasanya nature of industry berakibat tidak berarti pada financial statement fraud.
Hal yang sama terjadi pada
variabel rasionaliasi, terjadi perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh variabel
rasionalisasi untuk financial statement
fraud. Penelitian ini yang dilaksanakan oleh Nurmulina & Sasongko
(2018) yang membuktikan bahwa rasionalisasi berpengaruh negatif dan bermakna
untuk financial statement fraud.
Sedangkan hasil penelitian Arisandy & Verawaty (2017), Septriani &
Handayani (2018), Nurbalti & Hanafi (2017), Purba dan Putra (2017), dan
Utomo (2018) membuktikan bahwa rasionalisasi berpengaruh tidak bermakna untuk financial statement fraud.
Penelitian mengenai pengaruh change in director terhadap financial statement fraud pernah
dilakukan oleh Adelina dan Harindahyani (2018) yang membuktikan bahwa
pergantian direksi berpengaruh positif dan bermakna untuk financial statement fraud. Berbeda dengan hasil penelitian Septriani
& Handayani, (2018) yang membuktikan bahwa pergantian direksi berpengaruh
negatif dan bermakna terhadap financial
statement fraud. Sedangkan hasil penelitian Arisandy & Verawaty (2017),
Nurmulina & Sasongko (2018), Saputra dan Kusumaningrum (2017), Ulfah et al
(2017), Indriyani dan Terzaghi (2017), Nugrahaeni & Triatmoko (2017),
Nurbalti & Hanafi (2017), Prasastie dan Gamayuni (2014), Warsidi et al
(2018), Purba dan Putra (2017) yang membuktikan bahwa pergantian direksi
berpengaruh tidak terlalu berarti terhadap financial
statement fraud.
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah penelitian adalah: (1) apakah financial stability, nature of industry, rationalization, dan change in director secara simultan
berpengaruh cukup signifikan terhadap financial� statement fraud dan pada perusahaan sub
sektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017, (2)apakah financial stability secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial�
statement fraud, (3) apakah nature
of industry secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial�
statement fraud, (4)apakah rationalization
secara parsial berdampak signifikan untuk financial� statement fraud, (5)apakah change in director secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap financial� statement fraud.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
memberikan pengetahuan bahwa pengaruh
financial stability, nature of industry, ratonalization, dan change in director terhadap financial statement fraud pada
perusahaan sub sektor logam dan semacamnya yang terdaftar di BEI pada tahun
2013-2017.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang kali ini digunakan adalah metode deskriptif dan metode
asosiatif. Unit analisis berupa laporan keuangan perusahaan sub sektor logam dan
semacamnya yang tercantum pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013
sampai dengan tahun 2017. Jenis data bersifat kuantitatif dan sumber data bersifat sekunder. Populasi dalam penelitian adalah 16
perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya. Pada teknik pengambilan contoh
yang digunakan adalah purposive sampling.
Jumlah sampel berjumlah 13 perusahaan, sehingga jumlah sampel amatan
sebanyak 65 (13 perusahaan x 5 tahun pengamatan). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Analisis regresi linier berganda ialah
teknik analisis data di dalam penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Tabel 2. Statistik Deskriptif |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
X1_FS |
65 |
-,4094 |
1,2340 |
,059735 |
,2274768 |
X2_NI |
65 |
-,6359 |
,5976 |
,008572 |
,1205508 |
X3_RA |
65 |
-,5605 |
,6328 |
-,009229 |
,1470050 |
X4_CD |
65 |
,0000 |
1,0000 |
,261538 |
,4428926 |
Y_FSF |
65 |
-2,0886 |
3,1490 |
,315358 |
,6440982 |
Valid N (listwise) |
65 |
|
|
|
|
Sumber: Output SPSS
Variabel
financial stability (X1) memiliki
rata-rata 0,059735 dengan deviasi standar 0,2274768, nilai terendah -0,4094 dan
nilai tertinggi 1,2340. Variabel nature
of industry (X2) memiliki rata-rata 0,008572 dengan deviasi standar
0,1205508, nilai terendah -0,63595 dan nilai tertinggi 0,5976. Variabel rationalization (X3) memiliki rata-rata
0,009229 dengan deviasi standar 0,1470050, nilai terendah -0,5605 dan nilai
tertinggi 0,6328. Variabel change in
director (X4) nilai terendah 0 (nol) dan nilai tertinggi 1 (satu). Nilai 0
menunjukan bahwa perusahaan tidak melakukan penggantian direksi dan nilai 1
menunjukan bahwa perusahaan melakukan penggantian direksi. Variabel financial statement fraud (Y) memiliki
rata-rata 0,315358 dengan deviasi standar 0,6440982, nilai terendah -2,0886 dan
nilai tertinggi 3,1490.
Uji Asumsi
Klasik
Uji
Multikolinieritas
Tabel 3. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa |
|
|||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Collinearity Statistics |
||||
B |
Std. Error |
Tolerance |
VIF |
|||
1 |
(Constant) |
,248 |
,073 |
|
|
|
X1_FS |
1,702 |
,276 |
,946 |
1,057 |
||
X2_NI |
1,116 |
,516 |
,963 |
1,038 |
||
X3_RA |
-,230 |
,424 |
,960 |
1,042 |
||
X4_CD |
-,176 |
,140 |
,974 |
1,026 |
||
a. Dependent Variable: Y_FSF |
|
|||||
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa
nilai tolerance untuk masing-masing
variabel bebas lebih dari 0,01(tolerance>0.01) dan nilai VIF (variance inflation factor) untuk masing-masing variabel bebas lebih
kecil dari pada 10 (VIF <
10). Sehingga mendapat
kesimpulan
bahwa tidak terjadi adanya multikolinieritas antar
variabel bebas dalam penelitian ini.
Uji
Autokorelasi
Tabel 4. Uji
Autokorelasi
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
,679a |
,461 |
,425 |
,4882525 |
1,893 |
a. Predictors: (Constant),
X4_CD, X1_FS, X2_NI, X3_RA |
|||||
b. Dependent Variable: Y_FSF |
Sumber: Output SPSS
Dari tabel 4, didapatkan nilai
Durbin-Watson (DW) 1,032. Angka DW tersebut ada diantara -2 dan +2 sehingga
dapat dirumuskan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model
regresi penelitian ini.
Uji
Heteroskedastisitas
Gambar 3. Uji
Heteroskedastisitas
Sumber: Output SPSS
Dilihat dari grafik diatas, maka
titik-titik pada grafik tersebut tidak membentuk pola yang jelas dan titik-titik
tersebar dibagian atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dengan itu tidak ada heteroskedastisitas dalam
penelitian ini.
Uji Normalitas
Gambar 4. Uji
Normalitas
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan pengujian dengan digunakannya
grafik normal P-P Plot. Data menyebar disekitar garis diagonal, hal ini� membuktikan bahwasanya pola distribusi tersebut
adalah normal.
Tabel 5. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
65 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
0E-7 |
Std. Deviation |
,47274845 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
,113 |
Positive |
,113 |
|
Negative |
-,077 |
|
Kolmogorov-Smirnov Z |
,913 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,376 |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
Sumber: Output SPSS
Hasil uji normalitas dengan uji statistik kolmogorov-smirnov (1-sample K-S) menunjukan
bahwa data terdistribusi normal karena diperoleh nilai asymp. sig (2-tailed)
0,376 yang lebih unggul dari taraf keyakinan yaitu 0,05 dan sekaligus
menunjukan bahwa sebaran data pada sampel ini terdistribusi normal.
Uji
Hipotesis
Uji F
Tabel 6.
Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
12,248 |
4 |
3,062 |
12,844 |
,000b |
Residual |
14,303 |
60 |
,238 |
|
|
|
Total |
26,551 |
64 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Y_FSF |
||||||
b. Predictors: (Constant), X4_CD, X1_FS, X2_NI,
X3_RA |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
bahwa nilai Fhitung sebesar 12,844 dengan tingkat signifikansi
0,000, artinya nilai signifikansi lebih minim dari taraf signifikansi 0,05 atau
0,000 < 0,05. Maka H1 diterima artinya financial
stability, nature of industry, rationalization, dan change in director secara simultan memiliki pengaruh yang cukup
berarti atau bermakna untuk financial� statement fraud.
Uji
t
Tabel 7. Uji
t
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
,248 |
,073 |
|
3,420 |
,001 |
|
|
X1_FS |
1,702 |
,276 |
,601 |
6,172 |
,000 |
,946 |
1,057 |
|
X2_NI |
1,116 |
,516 |
,209 |
2,164 |
,034 |
,963 |
1,038 |
|
X3_RA |
-,230 |
,424 |
-,053 |
-,543 |
,589 |
,960 |
1,042 |
|
X4_CD |
-,176 |
,140 |
-,121 |
-1,264 |
,211 |
,974 |
1,026 |
|
a. Dependent Variable: Y_FSF |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan
data pada tabel diatas maka persamaan regresi untuk
penelitian ini adalah:
FSF
= 0,248 +1,702 FS + 1,116 NI -0,230 RA -0,176 CD + e
Berdasarkan
tabel diatas diketahui bahwa variabel financial
stability (X1) memiliki nilai signifikansi 0,000 <0,05 dan nilai t
hitung 6,172 maka financial stability berdampak
baik atau positif dan signifikan untuk financial
statement fraud. Selanjutnya variabel nature
of industry (X2) memiliki nilai signifikansi 0,034 <0,05 dan nilai t
hitung 2,164 maka nature of industry
berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial
statement fraud. Tetapi, rationalization (X3) dan change in director memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka
berpengaruh tidak berarti untuk financial
statement fraud.
Pengaruh Financial Stability terhadap Financial� Statement Fraud
����������� Berdasarkan
hasil pengujian variabel financial stability (X1) memiliki nilai signifikansi
0,000 <0,05 dan nilai t hitung 6,172 maka stability financial atau financial
stability berpengaruh baik dan bermakna untuk financial statement fraud, dengan keadaan tersebut maka H2
diterima. Hasil
tersebut dapat menunjukkan bahwasanya semakin besar rasio pada perubahan jumlah
aset suatu perusahaan, maka kemungkinan dilaksanakannya manipulasi sebuah laporan
keuangan suatu perusahaan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan perubahan
rasio total asset yang tinggi dimungkinkan terjadi karena perusahaan melakukan
kecurangan laporan keuangan untuk menarik investor atau menutupi kondisi yang
tidak stabil. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
oleh Bawekes et al (2018), Septriani & Handayani (2018) dan Warsidi et al
(2018).
Pengaruh Nature of Industry terhadap Financial� Statement Fraud
����������� Berdasarkan
hasil pengujian variabel nature of industry (X2) memiliki nilai signifikansi
0,034 <0,05 dan nilai t hitung 2,164 maka nature of industry� berdampak
positif dan berarti untuk financial
statement fraud, dengan keadaan tersebut maka H3 diterima. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi rasio
perubahan piutang maka semakin tinggi pula financial
statement fraud yang dilakukan perusahaan. Hal tersebut dilakukan oleh
perusahaan dengan cara memberikan pertimbangan subjektif pada akun estimasi
cadangan
atau opsi lain terhadap piutang tak tertagih yang jauh lebih besar dari kenyataan agar dapat
mengurangi laba, sehingga mengurangi jumlah pajak dibayar. Hasil penelitian ini sejalan
hasil penelitian Purba dan Putra (2017)
membuktikan bahwa nature of industry berpengaruh
positif dan signifikan terhadap financial
statement fraud.
Pengaruh Rationalization terhadap Financial� Statement Fraud
����������� Berdasarkan
hasil pengujian variabel rationalization (X3) memiliki nilai
signifikansi 0,589 >0,05 dan nilai t hitung -0,543 makarationalization berpengaruh tidak signifikan terhadap financial statement fraud, dengan
keadaan tersebut maka H4 ditolak. Hasil tersebut menunjukan bahwa rationalization tidak mempengaruhi terjadinya financial statement fraud. Hal
tersebut terjadi karena nilai akrual tidak digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
manipulasi laporan keuangan, namun digunakan oleh perusahaan untuk menampilkan
kinerja dan posisi keuangan berdasarkan terjadinya transaksi yang sebenarnya. Hasil penelitian ini melengkapi
penelitian yang dilakukan oleh Arisandy & Verawaty (2017), Septriani &
Handayani (2018), Nurbalti & Hanafi (2017), Purba dan Putra (2017), dan
Utomo (2018) membuktikan bahwa rasionalisasi berpengaruh tidak signifikan
terhadap financial statement fraud.
Pengaruh Change in Directordan Financial� Statement Fraud
����������� Berdasarkan
hasil pengujian variabel change in director (X4) memiliki nilai signifikansi
0,211 >0,05 dan nilai t hitung -1,264�
makachange in director berpengaruh tidak signifikan terhadap financial statement fraud, dengan
keadaan tersebut maka H5 ditolak. Hasil tersebut menunjukan bahwa change
in director tidak mempengaruhi adanya financial
statement fraud. Hal ini dapat terjadi apabila perusahaan melaksanakan pergantian direksi untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja direksi sebelumnya dengan
cara melakukan perubahan susunan direksi atau memilik direksi baru yang
kompeten, sehingga pergantian direksi tidak mempengaruhi dengan
adanya financial statement fraud. Hasil
penelitian ini sama penelitian yang dilakukan oleh
Arisandy & Verawaty (2017), Nurmulina & Sasongko (2018), Saputra dan
Kusumaningrum (2017), Ulfah et al (2017), Indriyani dan Terzaghi (2017),
Nugrahaeni & Triatmoko (2017), Nurbalti & Hanafi (2017), Prasastie dan
Gamayuni (2014), Warsidi et al (2018) membuktikan bahwa pergantian direksi berpengaruh
tidak berarti bagi financial statement
fraud.
Koefisien Determinasi
Table 8.
Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
,679a |
,461 |
,425 |
,4882525 |
1,893 |
a. Predictors: (Constant),
X4_CD, X1_FS, X2_NI, X3_RA |
|||||
b. Dependent Variable: Y_FSF |
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
besarnya koefisien determinasi (R Square) adalah 0,461. Artinya financial statement fraud dapat dijelaskan sebesar 46,1%
oleh variable financial stability, nature
of industry, rationalization, dan change
in director. Sedangkan sisanya 53,9%
dijelasakan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Kesimpulan
1. Secara simultan financial stability, nature of industry,
rationalization dan change in
director berpengaruh cukup berarti terhadap financial statement fraud.
2. Financial
stability berpengaruh positif dan bermakna untuk financial statement fraud.
3. Nature of
industry berpengaruh positif dan bermakna untuk financial statement fraud.
4. Rationalization
berpengaruh tidak serius untuk financial statement
fraud.
5. Change in director berpengaruh
tidak serius pada �financial statement fraud.
BIBLIOGRAFI
ACFE Indonesia Chapter. 2016. Survai
Fraud Indonesia. Association Of
Certified Fraud Examiners.
Adelina, Nadia dan Senny
Harindahyani. 2018. Analisis Fraud
Diamond Dalam Mendeteksi Potensi Financial
Statement Fraud Pada Perusahaan Lq-45 Periode 2011-2016. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.7 No.1 (2018).
Arisandy, Dopi dan
Verawaty. 2017. Fraund Pentagon Dalam
Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Keuangan Dan Perbankan
Di Indonesia. Seminar Nasional Global
Competitive Advantage. ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 312.
Bawekes, Helda F, Aaron M.A
Simanjuntak dan Sylvia Christina Daat. 2018. Pengujian Teori Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial
Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2015).Jurnal Akuntansi & Keuangan
Daerah Volume 13, Nomor 1, Mei 2018: 114�134.
Cressey, D. (1953). Other People�s Money, Dalam: �The
Internal Auditor As Fraud Buster, Hillison, William. Et. Al. 1999.
Managerial Auditing Journal, Mcb University Press, 14/7:351-362.
Indriyani, Poppy dan M Titan Terzaghi.
2017. Fraund Diamond Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan.
I-Finance Vol. 3. No. 2. Desember 2017.
Kennedy, Posma Sariguna Johnson
dan Santi Lina Siregar. 2017. Para Pelaku Fraud Di Indonesia� Menurut Survei Fraud Indonesia. Buletin
ekonomi FE UKI Vol 21 No.2 September 2017.
Nugraheni, Nella Kartika dan
Hanung Triatmoko. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi� Terjadinya Financial Statement Fraud: Perspektif Diamond Fraud Theory (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). Jurnal Akuntansi Dan
Auditing� Volume 14/No. 2 Tahun 2017:
118-143.
Nurbalti, Zulfi dan Rustam Hanafi.
2017. Analisis Pengaruh Fraud Diamond
Dalam Mendeteksi Tingkat Accounting
Irregularities. Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 6 No. 2� Juli�
2017,� Hal. 167 � 184.
Nurmulina, Anna dan Noer Sasongko. 2018. Analisis Fraud Pentagon Dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud. Prospek
dan Tantangan Pengelolaan Keuangan Desa ISSN 2460-0784. Seminar Nasional
dan The 5th Call for Syariah Paper.
Prasastie, Agung
dan Rindu Rika Gamayuni. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Perspektif Fraud Diamond (Studi
Empiris Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2009-2013). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 20 No. 1, Januari 2015.
Purba, Erny
Luxy D dan Samuel Putra. 2017. Analisis Fraud Diamond Dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015. Jakpi Vol 05 No 01 - April 2017.
Saputra, M. Aditya
Rizki dan Ninuk Dewi Kesumaningrum. 2017. Analisis Faktor � Faktor Yang
Mempengaruhi Fraudulent Financial Reporting Dengan Perspektif Fraud
Pentagon Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 22. No. 2, Juli 2017.
Septriani,
Yossi dan Desi Handayani. 2018. Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan
Dengan Analisis Fraud Pentagon. Jurnal
Akuntansi, Keuangan Dan Bisnis Vol. 11, No. 1, Mei 2018, 11-23.
Sihombing, Kennedy Samuel. 2014. Analisis
Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris� Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Universitas Diponogoro.
Ulfah, Maria, Elva Nuraina Dan Anggita Langgeng Wijaya. 2017. Pengaruh Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting (Studi
Empiris Pada Perbankan DiIndonesia Yang Terdaftar Di BEI. Forum Ilmiah
Pendidikan Akuntansi Vol 5 No 1 Oktober 2017 Hlmn. 399-418.
Utomo, Langgeng Prayitno. 2018. Kecurangan Dalam Laporan Keuangan �Menguji
Teori Fraud Triangle�. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(01), 2018,
77-88.
Warsidi, Bambang
Agus Pramuka dan Suhartinah. 2018. Determinant
Financial Statement Fraud: Perspective Theory Of Fraud Diamond (Study
Empiris Pada Perusahaan Sektor Perbankan Di Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan
Akuntansi (JEBA). Volume 20 Nomor 3 Tahun 2018.
Wolfe, David T, and R. Hermanson.
2004. The Fraud Diamond: Considering
The Four Element Of Fraud. The Cpa Journal, P. 38-42.
Sumber
dari internet :
bisnis.liputan6.com.. 22 Juli 2015. Skandal Terungkap, Ceo
Toshiba Mundur. (Diakses 26 Oktober
2018, Pukul 17:30 WIB).
www.wartaekonomi.co.id. 22 Juni
2017. Ketika Skandal Fraud Akuntansi
Menerpa British Telecom Dan Pwc. (Diakses
26 Oktober 2018, Pukul 17:25 WIB).