How to cite:
Trasmini, S, W., Sunarto, D., & Ariyanti, N,A., (2021) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Laboratorium Biologi, Syntax Idea, 3(12), https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i12.1679
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 12, Desember 2021
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM BIOLOGI
Sri Wulandari Trasmini, Dedi Sunarto, Nur Aeni Ariyanti
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Negeri Yogyakarta
Email: wuland[email protected]
Abstrak
Laboratorium merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk melakukan suatu
percobaan, pelatihan, sampai penelitian. Laboratorium memerlukan dorongan
budaya keselamatan dan keamanan untuk menjadikan tempat yang aman untuk
mengajar, belajar, dan bekerja. Pengelolaan keselamatan dan keamanan suatu
laboratorium biologi adalah tanggung jawab bersama baik dari pengelola maupun
pengguna. Semua orang yang terlibat di laboratorium harus memiliki kesadaran dan
merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan
kerja. Saat mengelolah bahan-bahan laboratorium, tidak semua resiko bisa
ditiadakan. Keselamatan dan keamanan suatu laboratorim bisa ditingkatkan melalui
penilaian resiko berdasarkan informasi dan pengelolaan resiko
Kata Kunci: laboratorium; keselamatan; kesehatan
Abstract
Laboratory is a room used to conduct an experiment, training, to research.
Laboratories need a culture of safety and security to make safe places to teach,
learn, and work. The management of the safety and security of a biological
laboratory is the joint responsibility of both the manager and the user. Everyone
involved in the laboratory must have awareness and feel called to organize,
maintain, and strive for work safety. When managing laboratory materials, not all
risks can be eliminated. The safety and security of a laboratory can be improved
through risk assessment based on information and risk management.
Keywords: laboratory; safety; health
Received: 2021-11-22; Accepted: 2021-12-05; Published: 2021-12-20
Pendahuluan
Menurut (Redjeki, 2016) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
pengenalan dan dasar dari keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan
kerja ini harus diaplikasikan di semua bidang baik di rumah sakit, perkantoran, maupun
pabrik sehingga ilmu K3 dapat dikatakan sebagai ilmu yang universal. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para tenaga kerja bisa melakukan pekerjaan
dengan aman dan nyaman. Apabila terjadi kecelakaan di lapangan, bisa diakibatkan
karena kelalaian dari perusahaan, pekerja, maupun dari kedua belah pihak. Akibat yang
ditimbulkan bisa memunculkan trauma bagi kedua pihak. Kecelakaan bisa dibagi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Biologi
Syntax Idea, Vol. 3, No. 12, Desember 2021 2769
menjadi 2 jenis, yaitu kecelakaan langsung dan kecelakaan tidak langsung. Kecelakaan
langsung dapat dibedakan menjadi kejadian kecelakaan sesungguhnya dan kejadian
nyaris celaka/hampir celaka. Nyaris celaka adalah suatu kejadian yang hampir
menyebabkan terjadinya cedera atau kerusakan dan hanya memiliki selang waktu yang
sangat singkat. Nyaris celaka tidak mengakibatkan kerusakan. Sedangkan kecelakaan
pasti mengakibatkan kerusakan. Tindakan pencegahan kecelakaan bertujuan untuk
mengurangi peluang terjadinya kecelakaan hingga mutlak minimum (Tarwaka &
Sudiajeng, 2004).
Penting untuk menerapkan K3 di dalam laboratorium, baik dari sistem manajemen
maupun dari fasilitas keselamatan. Membangun budaya keselamatan dan keamanan
memerlukan komitmen berkelanjutan dengan standar tertinggi di semua tingkatan dari
pimpinan lembaga teratas sampai pekerja laboratorium harian. Penciptaan sistem
manajemen keselamatan dan keamanan dapat meningkatkan operasi laboratorium,
mengantisipasi, dan mencegah keadaan yang dapat mengakibatkan cedera, sakit, atau
dampak lingkungan negatif lainnya (Hasibuan et al., 2020). Berikut ini adalah beberapa
petunjuk keselamatan laboratorium secara umum: (1) Makan, minum, dan merokok; (2)
Pelaratan keselamatan; (3) Kesadaran; (4) Penyimpanan; (5) Pembuangan limbah
(Cahyaningrum, 2020).
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menganalisis data secara
deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari lembar observasi lapangan dan
wawancara dengan laboran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Lestari, 2018). Waktu
penelitian pada bulan Novemver 2019 di Laboratorium Terpadu, Laboratorium
Genetika, Laboratorium Embriologi, Laboratorium Ekologi dan Botani, Laboratorium
Mikrobiologi, Laboratorium Fisiologi Hewan dan Zoologi, Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan. Tabel 1
Bahan acuan keselamatan dan kesehatan kerja
Tata letak Laboratorium
Sub Indikator
Tata letak ruangan
Tata letak peralatan
Ventilasi
Pencahayaan
Kesediaan furniture
Kapasitas ruangan
Alat perlindungan diri
Sub Indikator
Jas laboratorium
Kacamata pelindung
Sarung tangan
Kebersihan laboratorium
Sub Indikator
Lantai
Lemari
Langit-langit
Sri Wulandari Trasmini, Dedi Sunarto, Nur Aeni Ariyanti
2770 Syntax Idea, Vol. 3, No.12, Desember 2021
Peralatan Darurat
Sub Indikator
Fire Exits
Wye Wash
First Aid Box
Spill kits
Contact person
Bahan kimia
Sub Indikator
Jumlah
Penyimpanan
Labelling
Inventaris
Limbah Cair
Sub Indikator
Jumlah
Penyimpanan
Limbah Padat
Sub Indikator
Jumlah
Penyimpanan
Kelistrikan
Sub Indikator
Daya listrik
Setting kabel
Keamanan kelistrikan
Sumber: (International Labour Organization, 2013)
Hasil dan Pembahasan
Teknik keselamatan dan kesehatan pada penelitian ini untuk melihat keamanan
peneliti atau pengguna dalam menggunakan laboratorium sehingga proses belajar
mengajar atau teknik penelitian berjalan dengan aman. Data yang diperoleh dari hasil
observasi langsung dan wawancara dengan laboran UIN SUKA. Beberapa cek list
keselamatan dan kesehatan yang diamati (Syakbania & Wahyuningsih, 2017).
Layout laboratorium di UIN SUKA dirancang seefisien mungkin sehingga
membuat pengguna laboratorium terjaga kesehatan dan kesejahteraannya. Kenyamanan
berkaitan dengan pengaturan suhu dan aliran udara yang sesuai, sehingga hingga
berimbas pada produktivitas pengguna laboratorium. Penggunaan ventilasi udara
mengunakan prinsip dasar yaitu udara masuk harus ama dengan dengan udara yang
keluar. Hal inilah yang membuat udara di dalam ruang akan tetap terjaga dengan baik
(Cooper, 2014). Di liat dari banyaknya ventilasi yang terdapat di laboratorium, terutama
pada laboratorium terpadu. Karena laboraturium terpadu digunakan untuk proses
pembelajaran dan di desain bukan untuk penelitian sehingga menampung lebih dari 30
mahasiswa. Pencahayaan di laboratorium-laboratorium disana termasuk kriteria tidak
menyilaukan mata, tidak menimbulkan panas berlebihan, tidak menghasilkan gas, tidak
menimbulkan bayangan kontras, dan pencahayaan merata keseluruh ruangan (Malayadi,
2017).
Pada ketersedian furniture yang salah satunya pada bangku untuk melakukan
kegiatan, harus sesuai dengan standar nasional Indonesia. Ketentuan yang digunakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Biologi
Syntax Idea, Vol. 3, No. 12, Desember 2021 2771
yaitu kegiatan yang membutuhkan presisi: tinggi bangku harus berada di atas siku, kerja
ringan : tinggi bangku harus tepat di bawah siku dan kerja berat: tinggi bangku harus 4-
6 inci di bawah siku (Herdjiono, Puspa, Maulany, & Aldy, 2017). Semua furniture
disana sudah aman dan sesuai, hanya saja ada beberapa bangku di laboratorium terpadu
mengunakan bangku plastik sehingga tidak memudahkan mahasiswa apabila berpindah
tempat. Untuk kapasitas ruangan sudah sesuai dengan fungsi dari masing-masing
laboratorium (Malayadi, 2017).
Alat perlindungan diri di laboratorium tersebut berbeda-beda namun tetap aman
untuk setiap laboratorium. Seperti laboratorium terpadu tidak memerlukan kacamata
pelindung dan sarung tangan karena tidak bersentuhan dengan bahan-bahan kimia atau
hal-hal yang berbahaya. Berbeda bila di laboratorium Genetika atau laboratorium yang
memerlukan alat perlindungan diri yang lengkap maka peneliti memakai alat
perlindungan yang lengkap (Purba et al., 2021).
Faktor kebersihan laboratorium juga penting untuk keselamatan kerja. Seperti
lantai yang harus tetap di jaga agar sejajar supaya tidak menyebabkan kecelakaan atau
menambah terjadinya kecelakaan yang lebih besar. Letak lemari di laboratorium juga
terletak rapih di luar ruangan agar memudahkan ruang gerak pengguna. Namun letak
lemari tersebut membuat lorong di laboratorium biologi terlihat menjadi tidak luas dan
berbahanya bila terjadi gempa bumi karena dapat menutup akses keluar dari
laboratorium biologi (Sudiarta & Semara, 2018).
Peralatan darurat di laboratorium biologi di UIN SUKA sudah tergolong lengkap
dan disana juga terdapat klinik yang mengirim P3K apabila stok di setiap laboratorium
yang ada di biologi habis. Setiap laboratorium memiliki eye wash yang berfungsi
dengan baik, P3K yang lengkap, APAR, pendeteksi kebakaran. Di UIN SUKA juga
terdapat hydrant yang terdapat di lobbi laboratorium biologi.
Pada umumnya laboratorium menggunakan banyak bahan kimia namun untuk
biologi biasanya hanya memakai sedikit bahan-bahan kimia. Penyimpanan bahan kimia
tersebut di letakan di rak sesuai dengan jenis bahan tersebut. Apabila membutuhkan
bahan kimia dalam jumlah besar, pihak laboran menghubungi laboran kimia untuk
meminta bahan tersebut karena bahan-bahan yang ada di laboratorium biologi terbatas
(Susanti, Herlina, & Sasi, 2021).
Limbah di UIN SUKA diolah menjadi limbah padat dan limbah cair. Limbah
padat di laboratorium biologi tersebut masih relative kecil dan biasanya berupa endapat
atau kertas saring, berbagai limbah gelas kaca dan benda-benda tajam. Sedangkan untuk
limbah cair dibedakan menjadi cair tak berbahaya dan cair berbahaya. Limbah cair yang
tidak berbahaya seperti Alkohol 70%. Biasanya diencerkan dan dibuang ke wastafel.
Saluran pembuangan wastafel terhubung dengan saluran pembuangan limbah warga.
Untuk limbah cair yang berbahaya seperti Formalin, Xylol, Toluol, Alkohol dan semua
bahan bekas atau limbah praktikum dan penelitian Bidang Mikroteknik. Di tampung dan
diserahkan ke pengelolah (PT. ARACH) (Hengki Adi Saputra, Badariah, & Novalyan,
2019).
Sri Wulandari Trasmini, Dedi Sunarto, Nur Aeni Ariyanti
2772 Syntax Idea, Vol. 3, No.12, Desember 2021
Listrik adalah faktor penunjang utama dalam kegiatan di laboratorium karena
hampir semua peralatan memerlukan arus listrik untuk bekerja. Umumnya kebakaran
terjadi karena adanya pembebanan berlebihan, terdapat sambungan tidak sempurna,
penggunaan perlengkapan tidak standar, pembatas arus tidak sesuai, terjadinya
kebocoran isolasi serta adanya sambaran petir. Sumber listrik di laboratorium biologi
UIN SUKA tidak hanya satu sumber tetapi dari dua sumber yang berbeda. Setting kabel
di sana juga aman (Maharani & Sasi, 2018).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa laboratorium biologi yang ada di UIN SUKA tergolong baik.
Hal ini menunjukan bahwa penerapan kesehatan dan keselamatan kerja telah
dilaksanakan. Sehingga aman untuk proses pembelajaran atau penelitian.
BIBLIOGRAFI
Cahyaningrum, Dwi. (2020). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 2(1),
3540.Google Scholar
Cooper, E. Crawley. (2014). Laboratory design handbook. CRC Press. Google Scholar
Hasibuan, Abdurrozzaq, Purba, Bonaraja, Marzuki, Ismail, Mahyuddin, Mahyuddin,
Sianturi, Efendi, Armus, Rakhmad, Gusty, Sri, Chaerul, Muhammad, Sitorus,
Efbertias, & Khariri, Khariri. (2020). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Hengki Adi Saputra, Tb150968, Badariah, Badariah, & Novalyan, Devie. (2019).
Aplikasi Biosorben Dari Limbah Sabut Pinang (Areca Catechu L.) Untuk
Meningkatkan Kualitas Air Sungai Batanghari. UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Google Scholar
Herdjiono, Irine, Puspa, Yeni Hastin, Maulany, Gerzon, & ALDY, Elnath. (2017). The
factors affecting entrepreneurship intention. Google Scholar
Lestari, Fajriati Dwi. (2018). Gerakan Literasi Di Kelas V Min I Yogyakarta. In Abdau:
Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (Vol. 1, pp. 173209). Google Scholar
Maharani, Ria Ika, & Sasi, Fitri Arum. (2018). Analisis Cek List Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Laboratorium Biologi Fmipa Unnes. Integrated Lab Journal,
6(1). Google Scholar
Malayadi, A. Fiar. (2017). Karakteristik dan Sistem Pengelolaan Limba Bahan
Berbahaya dan Beracun Laboratorium Universitas Hasanuddin Kota Makassar.
Makassar: Universitas Hasanuddin. Google Scholar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Biologi
Syntax Idea, Vol. 3, No. 12, Desember 2021 2773
Purba, Deasy Handayani, Simamora, Janner Pelanjani, Syafruddin, Amir, Mubarak,
Mubarak, Sinaga, Lia Rosa Veronika, Purba, Imelda Gernauli, & Kushargina,
Rosyanne. (2021). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Yayasan Kita
Menulis. Google Scholar
Redjeki, Sri. (2016). Kesehatan dan keselamatan kerja. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Pusdik SDM Kesehatan, Badan Pengembangan
Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Google Scholar
Sudiarta, I. Nyoman, & Semara, I. Made Trisna. (2018). Sanitasi, Hygiene dan
Keselamatan Kerja. Jayapangus Press Books, i213. Google Scholar
Susanti, R., Herlina, Lina, & Sasi, Fitri Arum. (2021). Teknik Pengelolaan
Laboratorium. Penerbit Andi. Google Scholar
Syakbania, Dinda Nur, & Wahyuningsih, Anik Setyo. (2017). Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia. HIGEIA (Journal of Public Health
Research and Development), 1(2), 4957. Google Scholar
Tarwaka, Solichul, & Sudiajeng, Lilik. (2004). Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan
kerja dan produktivitas. Uniba, Surakarta, 3450. Google Scholar
Copyright holder:
Sri Wulandari Trasmini, Dedi Sunarto, Nur Aeni Ariyanti (2021)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: