Novita Siswayanti
2686 Syntax Idea, Vol. 3, No. 12, Desember 2021
sebagai media untuk mendidik moral dan watak santrinya sesuai dengan nilai-nilai
dan ajaran Islam (Salam, 1960).
8) Metode Tembang-Macapat
Sebagai lembaga pendidikan kemasyarakatan sekaligus lembaga dakwah
yang menyebarkan dan menyiarkan Islam, Pesantren Giri menyampaikan pesan
dakwahnya dengan metode tembang-macapat atau melantunkan syair-syair Islami.
Tembang berarti karangan bunga yang beraroma harum wangi. Wali menyarankan
agar berdakwah Islam dilakukan dengan menaburkan bunga yang harum,
menyenangkan, menggembirakan dan enak didengar dan dihindari dakwah secara
polos, kasar, memaki maki atau menyindir yang melukai hati (Sono, 2008).
Mengajar dengan metode tembang atau macapat berisikan syair-syair
bernapaskan nilai-nilai Islam yang menyenangkan hati, secara tidak langsung
pesan Islam mudah diingat, diterima, dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Sunan Giri menciptakan tembang kinanthi sebagai metode mengajar yang
artinya dikanthi, digandheng atau ditemani. Melalui tembang kinanthi Sunan Giri
mengajak dan menemani orang yang masih buta dari petunjuk Allah untuk
dituntun menuju kepada hidup beragama. Mengajak dan mendekati teman baru
dengan cara damai, bijaksana, dan berbudi pekerti luhur (Slamet, Ahmad).
Sunan Giri menyenandungkan tembang-macapat kinanthi diiringi dengan
alat musik terbang kedung, tambur, seruling, harmonika dan ketipung Seperti
halnya dakwah Islam yang dilakukan oleh walisanga tembang macapat yang
dilantunkan berisikan syair-syair pujian kepada Allah, kisah asal mula terjadinya
alam semesta, kejadian manusia, cerita kehidupan Nabi Muhammad dan
perjalanan dakwahnya dalam menyiarkan Islam (Gani, 2012).
Salah satu tembang kinanthi karya Sunan Giri yang dinyanyikan dalam
permainan dolanan anak pada padang bulan purnama bunyinya: Padang-padang
bulan, ayo gage da dolanan, dolalane naning latar, ngalap padang gilar-gilar,
nundung begog hangatikar. Artinya: terang-terang bulan, marilah lekas bermain,
bermain di halaman, mengambil manfaat dari terang benderang, mengusir gelap
yang lari terbirit-birit.
Adapun maksud dari tembang tersebut adalah agama Islam (bulan) telah
datang memberi penerangan hidup, maka marilah segera orang menuntut
penghidupan (dolanan, bermain) di bumi ini (latar,halaman) akan mengambil
manfaat ilmu Agama Islam (padang gilar-gilar, terang-benderang) itu agar sesat
kebodohan diri (begog, gelap) segera terusir. Saat ini tembang kinanthi masih
ditampilkan di Masjid Sunan Giri terutama pada acara Hari Besar Islam Maulid
Nabi Muhammad dan memperingati hari wafatnya Sunan Giri. Kesenian samroh
atau yalil-yalil qasidah menampilkan vokal grup 12-15 penyanyi puteri
melantunkan tembang kinanthi bernapaskan Islam dan iringi oleh alat musik
tambur seruling harmonika dan ketipung Selain itu Permainan kedungdungan juga
dimainkan pada Bulan Ramadhan yang dimulai dari malem selikur atau dua satu