Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 3, No.11, November 2021
PENINGKATAN KINERJA TENAGA PENDIDIK MELALUI MOTIVASI TENAGA
PENDIDIK DI SUTVEY DI
PUSDIKIF DAN PUSDIK ARHANUD
Program Doktor Ilmu Manajemen
Universitas Pasundan Bandung Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Standar kompetensi kelulusan atau hasil
didik merupakan� kualifikasi kemampuan
lulusan yang didalamnya sikap, pengetahuan dan keterampilan yang meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran dan seluruh komponen mata pelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, dengan analisis yang digunakan analisis deskriptif dan
verifikatif, model yang digunakan regresi linier sederhana, tujuan penelitian
untuk mengetahui fenomena atau masalah yang ada tentang motivasi kerja dan
kinerja tenaga pendidik Pusdikif dan Pusdik Arhanud. Pengumpulan data melalui
penyebaran kuesioner terhadap 32 tenaga pendidik.
Adapun yang menjadi faktor belum opimalnya kinerja tendik adalah disebabkan dengan adanya motivasi
tenaga pendidik belum optimal. Motivasi kerja
dibentuk dengan tiga dimensi:kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan
dan kebutuhan akan afiliasi dan kinerja sebagai fasilitator, sebagai
komunikator, sebagai Inovator, sebagai dinamisator, sebagai evaluator, sebagai
pelatih dan dan sebagai pembimbing dan pengasuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dan signifikan
terhadap kinerja tenaga pendidik. Hasil analisis
deskriptif menunjukkan bahwa motivasi kerja pada kriteria
cukup baik dengan sangat baik, dan kinerja
tenaga pendidik pada kriteria cukup baik sampai dengan
sangat baik. Hasil analisis
verifikatif menunjukkan bahwa motivasi kerja memilki pengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap
kinerja tenaga pendidik dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,704. Motivasi kerja memiliki
pengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap kinerja tenaga
pendidik dengan nilai R2 (Koefesien Determinasi) sebesar 0,495 atau
49,5% dengan
nilai di luar model (errovar) sebesar 0,522 atau 50,2,%.
Kata Kunci: motivasi;
kinerja tenaga pendidik; pusdikif; pusdik arhanud
Abstract
The standard of
graduation competence or student outcome is a qualification of graduate ability
in which attitudes, knowledge and skills include competence for all subjects
and all components of thesubject. This research uses quantitative methods, with analysis used descriptive and
verifiative analysis, models used simple linear
regression, research objectives to find out existing phenomena or problems
about work motivation and the performance of pusdikif
educators and Pusdik Arhanud.
Data collection through the dissemination of questionnaires to 32 educators. As for the factor that has not been opimalnya tendic performance is caused by the motivation of educators
have not been optimal. Work motivation is
shaped by three dimensions:the
need for achievement, the need for power �and the need for affiliation and performance as a facilitator, as a communicator, as an
innovator, as an evaluator, as a coach and �and as a mentor and caregiver. �. The results showed that work motivation had
a positive and partially significant influence on the performance of educators.
�The results of descriptive analysis show that the motivation of work on the criteria is
quite good very well, and the
performance of educators on the criteria is quite good to very good. Verifiative analysis results showed that
work motivation had a positive and partially significant influence on the
performance of educators with a regression
co-effective value of 0.704. Work
motivation has a positive and significant influence simultaneously on the
performance of educators with a valueof R2 Koefesien Determination) of 0.495 or 49.5% with a value outside the model (errovar) of 0.522 or 50.2.%.
Keywords:
motivation; performance of educators; pudikif; udik arhanud
Received:
2021-09-22; Accepted: 2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Berdasarkan peraturan Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad Nomor :13-02/IV/2011 mengenai Bujuknik tentang Evaluasi Hasil Belajar di lingkungan Kodiklat TNI-AD. Standar kompetensi kelulusan atau hasil didik adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
dan seluruh komponen mata pelajaran. Standar kompetensi digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan tersebut kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. Saat ini setiap satuan
pendidikan memiliki wewenang untuk membuat kurikulum sendiri dan menentukan sendiri standar kualitas kelulusannya, namun sesuai dengan
standar minimal kompetensi lulusan yang ditentukan oleh BSNP
(Badan Standar Nasional Pendidikan) (Yuni, 2021). Berdasarkan Permendiknas No. 23 Tahun 2006, dijelaskan bahwa kriteria penilaian lulusan atau kompetensi
hasil didik meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: (1.) Aspek Sikap (afektif),
merupakan kegiatan yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup watak, perilaku dan perasaan, minat, emosi dan nilai. Unsur-unsur yang dinilai meliputi: a). Penerimaan (receiving/attending)
b). Tanggapan (responding)
c.) Penghargaan (valuing).
d). Pengorganisasian (organization) (Salamah, 2018). (2.) Aspek Pengetahuan
(kognitif), merupakan segala kegiatan yang menyangkut aktivitas otak yang berorientasi kepada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat sampai pada kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah yang menuntut siswa menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Unsur-unsur yang dinilai meliputi: a) Pengetahuan (knowledge) b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application) d. Analisis (analysis) e. Sintesis
(synthesis) f. Penilaian/penghargaan
dan evaluasi (evaluation) (Utama & Heldisari, 2021). (3.) Aspek Keterampilan (psikomotorik), merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan untuk bertindak. Unsur Unsur yang dinilai meliputi: a. Persepsi (Perception) b. Kesiapan
(Setting) c. Respon Terpimpin
(Guide Response) d. Mekanisme (Mechanism)
e. Respon tampak komplek (Complex Overt Response), f. Penyesuaian (Adaptation) g. Penciptaan
(Origination) (Lastiawan, 2017).
Pedoman Predikat Nilai dari Aspek Sikap, pengetahuan
dan keterampilan berdasarkan
pada petunjuk teknik, maka predikat nilai
prestasi peserta didik tersebut seperti pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Predikat Nilai Prestasi
Peserta Didik
No |
Kuantitatif |
Kualitatif |
Predikat |
1 |
910 � 100,00 |
A |
Sangat Memuaskan |
2 |
810 � 909,99 |
B |
Memuaskan |
3 |
710 � 809,99 |
C |
Baik |
4 |
650 � 709,99 |
D |
Cukup |
Sumber: Bujuknik evaluasi
Hasil Belajar Lingkungan Kodiklat TNI
Kinerja
Tenaga pendidik dapat meningkat kompetensi lulusan, jika� motivasi tenaga tenaga pendidik
tinggi, motivasi tenaga pendidik menjadi faktor penentu dalam meningkatkan
kinerja tendik. (Sedarmayanti, 2014), dengan kata lain motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak dan berperilaku. (Omollo & Oloko, 2015)
motivasi adalah kunci dari organisasi
yang sukses untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam organisasi dengan cara dan bantuan yang kuat untuk bertahan
hidup. Motivasi adalah memberikan bimbingan yang tepat atau arahan, sumber
daya dan imbalan agar mereka terinspirasi dan tertarik untuk bekerja dengan cara yang diinginkan. Faktor yang
memenuhi kinerja seseorang atau tenaga pendidik adalah� faktor motivasi (Parta & Mahayasa, 2021).
Motivasi dapat memberikan pengaruh terhadap tenaga pendidik baik secara
langsung maupun tidak langsung. Motivasi menjadi pendorong seseorang
untuk bertindak dan bekerja
lebih baik. Pemahaman tersebut
merupakan kunci mendorong orang lain untuk mengerjakan pekerjaannya
sesuai dengan keinginan pemimpin agar tujuan
organisasi tercapai. Motivasi merupakan faktor penting yang mendukung prestasi kerja, meskipun bukanlah satu-satunya pendukung prestasi kerja, namun kemampuan
(ability) dan persepsi peranan
(role perception), kemampuan yang baik, persepsi peranan yang tepat dan motivasi yang tinggi merupakan kunci prestasi kerja. Kinerja tenaga pendidik menjadi faktor keberhasilan lulusan yang berkualitas (Parta & Mahayasa, 2021). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 3, berbunyi�Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab�. Pasal 29, ayat (1) berbunyi� Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah
non departemen�. Ayat (2) berbunyi
�Pendidikan kedinasan diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal dan non formal�.
Keberhasilan kinerja tenaga pendidik bisa melalui sebuah
pengukuran kinerja, tujuan dilakukan pengukuran kinerja menurut (Rai & Fiske, 2011), tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan Akuntabilitas
Publik. Dengan melakukan pengukuran kinerja akan diketahui
apakah sumber daya digunakan secara ekonomis, efektif, dan efisien sesuai dengan peraturan,
dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Ramdhani & Ramdhani, 2017).
2) Mengetahui Tingkat Ketercapaian
Tujuan Organisasi. Pengukuran
kinerja sangat penting untuk melihat apakah
suatu organisasi berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan (Hidayat & Riharjo, 2015).
3) Memperbaiki
Kinerja Periode-periode berikutnya.
Pengukuran kinerja akan sangat membantu pencapaian tujuan organisasi dalam jangka panjang serta membentuk upaya pencapaian tujuan organisasi dalam jangka panjang
serta membentuk upaya pencapaian budaya kerja yang lebih baik di masa mendatang (Simanjuntak, 2018).
4) Menyediakan Sarana Pembelajaran
Tenaga Pendidik. Dengan adanya pengukuran atas kinerja tenaga
pendidik, dapat diketahui apakah mereka telah bekerja
dengan baik atau sebaliknya. Pengukuran kinerja dapat menjadi media pembelajaran bagi tenaga pendidik untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang dengan melihat cerminan kinerja di masa lalu dan evaluasi kinerja di masa sekarang.
5) Motivasi tenaga pendidik. Pengukuran kinerja dapat dijadikan
alat untuk memotivasi tenaga pendidik dengan memberikan imbalan kepada tenaga pendidik
yang memiliki kinerja yang baik (Ardian, 2019).
�Keberhasilan kinerja tenaga pendidik di tunjukkan dengan keberhasilan peserta didik dalam
mengikuti atau menyerap pembelajaran selama mengikuti pendidikan di Kodiklat TNI AD. keberhasilan tersebut bisa ditunjukkan dengan hasil nilai
dan mampu mengimplementasikannya
setelah selesai dari pendidikan. Jika merujuk kepada penelitian sebelumnya bahwa faktor-faktor apa saja yang mendorong
motivasi tenaga pendidik dan kinerja tenaga pendidik meningkat. Hasil penelitian tentang motivasi dibentuk dengan tiga dimensi: kebutuhan
akan prestasi,� kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan afiliasi� (Robbins, 2012),
sudah berada dalam kriteria baik namun ada
dimensi yang belum optimal,
begitu pula mengenai kinerja tenaga pendidik dibentuk dengan tujuh dimensi
yaitu: sebagai fasilitator, sebagai komunikator, sebagai inovator, sebagai dinamisator, sebagai evaluator, sebagai pelatih, sebagai pembimbing dan pengasuh, Peraturan Kasad No.
8-02/IV/2011. hasil penelitian
sudah dalam kriteri baik, namun
masih terdapat beberapa dimensi yang belum optimal.
Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja tenaga pendidik, artinya jika motivasi kerja tinggi maka kinerja tenaga
pendidik akan meningkat, dan sebaliknya jika motivasi kinerja menurun makan
akan menurunkan kinerja tenaga pendidik. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat, lembaga, institusi dan perusahaan baik jasa
maupun manufaktur, bahwa motivasi kerja menjadi faktor tepenting dalam
meningkatkan kinerja baik tenaga pendidik maupun kinerja pegawai.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif
adalah peneltian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang ciri-ciri variabel motivasi dan kinerja tenaga pendidik. Sedangkan penelitian verifikatif adalah untuk menghitung
besaran pengaruh bebas terhadap variabel terikat dan sekaligus menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini akan menguji
pengaruh motivasi terhadap kinerja pendidik. Mengingat penelitian ini menggunakan deskriptif dan verifikatif maka metode penelitian yang digunakan adalah metode descriptive survey dan explanatory survey.
Penelitian ini meneliti
data crossectional, yaitu informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung dari lokasi secara
empirik pada kurun waktu tertentu. Pengumpulan data dilakukan penyebaran kuesioner terhadap� terhadap tenaga pendidik yang berada di Kodiklat TNI AD, yaitu Tendik Pusdikif
dan Tendik Pusdik Arhanud sebnyak 32 tenaga pendidik.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Analisis
Deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian secara deskriptif mengenai motivasi dan kinerja tenaga pendidik sebagai berikut:
Tabel 1
Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Motivasi (X)
NO |
Dimensi |
Jumlah Pernyataan |
Rata-Rata |
Kriteria |
1 |
Kebutuhan akan
prestasi |
3 |
3,43 |
Baik |
2 |
Kebutuhan akan kekuasaan |
9 |
3,54 |
Baik |
3 |
Kebutuhan akan
afiliasi |
6 |
3,39 |
Cukup Baik |
|
Total |
18 |
3,45 |
Baik |
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2020
Berdasarkan tabel 1 distribusi frekuensi di atas, dapat disimpulkan
bahwa variabel motivasi terdiri dari 18 pernyataan dengan rincian frekuensi sebagai berikut: Jumlah nilai rata-raat 3,45 dengan kriteria �Baik�.
2. Variabel Kinerja Tendik
(Y)
Tabel 2
Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Kinerja Tendik
NO |
Dimensi |
Jumlah Pernyataan |
Rata-Rata |
Kriteria |
1 |
Sebagai fasilitator |
5 |
3,22 |
Cukup Baik |
2 |
Sebagai komunikator |
2 |
3,68 |
Baik |
3 |
Sebagai Inovator |
2 |
3,64 |
Baik |
4 |
Sebagai dinamisator |
2 |
4,02 |
Baik |
5 |
Sebagai evaluator |
3 |
4,01 |
Baik |
6 |
Sebagai pelatih |
2 |
4,06 |
Baik |
7 |
Sebagai pembimbing
dan pengasuh |
4 |
3,39 |
Cukup Baik |
Total |
20 |
3,72 |
Baik |
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2020
Berdasarkan tabel 2 distribusi frekuensi di atas, dapat disimpulkan
bahwa variabel kinerja tenaga pendidik terdiri dari 20 pernyataan dengan rincian frekuensi sebagai berikut: Jumlah nilai rata-raat 3,72 dengan kriteria �Baik�.
Penganalisaan dan pengkajian
secara mendalam terhadap jawaban responden serta keterkaitannya dengan teori-teori yang berlaku dan fenomena-fenomena yang terjadi
pada tenaga pendidik Pusdikif dan Pusdik Arhanud, maka perlu
adanya pembahasan analisis deskriptif tentang situasi/kondisi dalam pelaksanaan
dari masing-masing variabel.
Pada tabel berikut ini menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi serta kriteria
jawaban responden, dimana kriteria jawaban responden berada pada kriteria sangat tidak baik sampai
dengan sangat baik.
Tabel 3
�Nilai Rata-Rata, Standar
Deviasi dan Kriteria Jawaban
Variabel |
Nilai Rata-Rata |
Standar Deviasi |
Rentang Nilai |
Kriteria Jawaban |
Motivasi |
3,54 |
0,87 |
2,67�4,41 |
Cukup Baik Menuju Sangat Baik |
Kinerja Tendik |
3,86 |
0,99 |
2,87--485 |
Cukup Baik Menuju Sangat Baik |
Sumber: Hasil Pengolahan
Data 2020
3. Analisis Verifikatif
Setelah dilakukan analisis terhadap instrumen penelitian dan analisis penskalaan kemudian analisis deskriptif, maka data-data yang sudah dikumpulkan dan ditabelkan selanjutnya digunakan untuk menganalisis dan menguji rumusan pengujian hipotesis berdasarkan analisis regresi sederhana. Hasil uji analisis verifikatif �secara keseluruhan, sebagai berikut:
1) Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Tenaga Pendidik
Hasil analisis
jalur pengaruh motivasi terhadap kinerja tenaga pendidik
Tabel 4
Hasil Uji Analisis
Regresi
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Change Statistics |
||||
R Square Change |
F Change |
df1 |
df2 |
Sig. F Change |
||||
,704a |
,495 |
,478 |
3,80609 |
,495 |
29,399 |
1 |
30 |
,000 |
Motivasi
Gambar 1
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Tenaga Pendidik.
Total pengaruh motivasi
(X) terhadap kinerja tendik (Y) sebesar 0,495 atau sebesar 49,5%, nilai di luar model sebesar 0,502 atau 50,2%, dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.
4. Uji (T)
Tabel 5
Pengaruh Motivasi
(X) Terhadap Kinerja Tendik
(Y)
|
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|||
|
B |
Std. Error |
Beta |
|||||
|
1 |
(Constant) |
20,501 |
10,574 |
|
1,939 |
,062 |
|
|
VAR00001 |
,882 |
,163 |
,704 |
5,422 |
,000 |
||
|
a. Dependent Variable: Kinerja Tendik |
|||||||
b. Predictors: (Constant), Motivasi |
|
|||||||
Hasil uji (T) motivasi (X) terhadap kinerja tendik (Y), dinyatakan signifikan, karena hasil uji t hitung> t tabel, yaitu 5,422 > 1,69, artinya bahwa motivasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja tendik
5. Uji F (Simultan)
Tabel 6
Pengaruh Motivasi
(X) secara simultan Terhadap Kinerja Tendik (Y)
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
425,878 |
1 |
425,878 |
29,399 |
,000b |
Residual |
434,591 |
30 |
14,486 |
|
|
|
Total |
860,469 |
31 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable:
Kinerja Tendik |
||||||
b. Predictors: (Constant), Motivasi |
Hasil uji simultan Motivasi (X) terhadap kinerja tendik (Y), dinyatakan signifikan, karena hasil uji F hitung> t tabel, yaitu 29,399 > 3,29, artinya bahwa motivasi memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja tendik.
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, maka ada beberapa hasilnya
yaitu: (1.) Kondisi Motivasi dan Kinerja Tenaga pendidik� Pusdikif dan Pusdik Arhanud yaitu: �a.) Kondisi motivasi secara keseluruhan
berada pada kategori cukup baik menuju sangat baik. Variabel motivasi kerja ini
diperoleh dimensi terbesarnya adalah kebutuhan akan kekuasaan, dan dimensi
terbesar kedua adalah� kebutuhan akan
prestasi, dan dimensi terkecil pada kebutuhan akan afiliasi, artinya bahwa
motivasi kerja rata-rata sudah baik, namun masih terdapat apek kelemahannya
tentang kebutuhan akan afiliasi yaitu bahwa setiap tenaga pendidik akan
termotivasi jika kebutuhannya terpenuhi seperti hubungan dengan sesama baik,
perlunya lingkungan kerja yang harmonis dan membutuhkan kehidupan sosial. b.) Kondisi
kinerja tenaga pendidik secara keseluruhan berada pada kategori cukup baik sampai
dengan sangat baik. Variabel kinerja tenaga pendidik ini diperoleh dimensi
terbesarnya adalah sebagai pelatih, sedangkan dimensi terbesar kedua
dinamisator dan dimensi terbesar ketiga dimensi sebagai
evaluator, dimensi yang terkecil adalah sebagai fasilitator, artinya bahwa
kinerja tenaga pendidik rata-rata sudah baik, namun masih terdapat apek
kelemahannya sebagai fasilitator, bahwa sebagai tenaga pendidik mampu menjadi
fasilitator bagi peserta didiknya. yaitu fasilitator dalam mendukung kegiatan
belajar agar peserta bisa mencapai tujuan belajarnya.�2.) Motivasi
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik,
artinya bahwa motivasi akan tinggi jika faktor kebutuhannya terpenuhi,
meningkatkan motivasi akan berpengaruh terhadap kinerja tenaga pendidik.
Sebagai tenaga pendidik perlu meningkatkan kinerjanya,dengan kinerja yang
tinggi akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
BIBLIOGRAFI
Ardian, N. (2019). Pengaruh
Insentif Berbasis Kinerja, Motivasi Kerja, Dan Kemampuan Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Pegawai UNPAB. JEpa, 4(2), 119�132.Google Scholar
Hidayat,
T. W., & Riharjo, I. B. (2015). Pengukuran Kinerja Unit Kerja Pemerintah
Daerah Dalam Perspektif Value For Money. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi
(JIRA), 4(11). Google Scholar
Lastiawan,
A. F. (2017). Pengaruh Tempat Spa Massage Terhadap Prilaku Menyimpang Di
Kalangan Remaja (Studi DESKRIPTIF DI Jalan Astana Anyar Kota Bandung). Fkip
Unpas. Google Scholar
Omollo,
P. A., & Oloko, M. A. (2015). Effect of motivation on employee performance
of commercial banks in Kenya: A case study of Kenya Commercial Bank in Migori
County. International Journal of Human Resource Studies, 5(2), 87�103. Google Scholar
Parta,
I. W. G. I., & Mahayasa, I. G. A. (2021). Pengaruh Keterampilan Kerja, Team
Work, dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada Art Shop
Cahaya Silver di Celuk, Gianyar. Widya Amrita: Jurnal Manajemen,
Kewirausahaan Dan Parwisata, 1(1), 65�76. Google Scholar
Rai,
T. S., & Fiske, A. P. (2011). Moral psychology is relationship regulation:
moral motives for unity, hierarchy, equality, and proportionality. Psychological
Review, 118(1), 57. Google Scholar
Ramdhani,
A., & Ramdhani, M. A. (2017). Konsep umum pelaksanaan kebijakan publik. Jurnal
Publik, 11(1), 1�12. Google Scholar
Robbins,
S. P. and M. C. (2012). Management, Eleventh Edition. Pearson Education
Limited.
Salamah,
U. (2018). Penjaminan mutu penilaian pendidikan. EVALUASI: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2(1), 274�293. Google Scholar
Sedarmayanti.
(2014). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju.
Simanjuntak,
E. O. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2013�2017. Google Scholar
Utama,
D. G., & Heldisari, H. P. (2021). Pembelajaran Dinamika pada Ansambel Gitar
Ditinjau dari Aspek Afektif, Kognitif, dan Psikomotor. Journal of Music
Education and Performing Arts, 1(1), 16�22. Google Scholar
Yuni,
W. (2021). Pelaksanaan Authentic Assessment (Penilaian Autentik) Dalam
Meningkatkan Perkembangan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih
Di Tingkat Madrasah Aliyah. Uin Raden Intan Lampung. Google Scholar
Resty Ismawanti (2021) |
First
publication right: |
This
article is licensed under: |