Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�

Vol. 3, No.11, November 2021

 

ANALISA PERILAKU DALAM EVALUASI INFORMASI DAN PENYEBARAN HOAX DI MEDIA SOSIAL

 

Kris Aditya, Dewi Tamara

Binus Business School, Binus University, Indonesia�

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Pada zaman sekarang teknologi semakin berkemban, hal ini bisa dilihat dari teknologi informasi yang semakin pesat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor dari teori perilaku terencana (TPB) dalam penyebaran berita hoaks. Variabel teori perilaku Terencana yang digunakan adalah sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku. Penelitian ini juga menggunakan model Faktor Technology Acceptance (TAM) dengan variabel perceived usefulness dan perceived ease of use.Variabel penyebaran berita hoaks diukur dengan viral mobile intention (VMI). Metode penelitian adalah kuantitatif menggunakan survei yang ditujukan kepada responden di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku tidak berpengaruh pada niat untuk menyebarkan hoaks yang diukur dengan viral mobile intention (VMI). Analisis faktor Mobile Viral Marketing (MVM) dalam penelitian ini diukur dengan viral mobile attitude (VMA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa MVM berpengaruh pada niat untuk menyebarkan hoaks yang diukur dengan viral mobile intention (VMI).

 

Kata Kunci: teori perilaku terencana; model penerimaan teknologi; pemasaran viral seluler

 

Abstract

There is a time now technology is increasingly connected, this can be seen from the rapid information technology. The goal of the study was to identify factors from planned behavior theory (TPB) in the spread of hoax news. The planned behavior theory variables used are attitudes, subjective norms and behavioral control. The study also used the Factor Technology Acceptance (TAM) model with perceived usefulness and perceived ease of use variables. �Hoax news dissemination variables are measured by viral mobile intention (VMI). The research method is quantitative using surveys addressed to respondents in Jabodetabek. �The results showed that attitudes, subjective norms and behavioral controls had no effect on the intention to spread hoaxes as measured by viral mobile intention (VMI). Analysis factor of Mobile Viral Marketing (MVM) in this study was measured by viral mobile attitude (VMAs). The results showed that MVM had an effect on the intention to spread hoaxes as measured by viral mobile intention (VMI).

����

Keywords: theory of planned behavior; technology acceptance model; mobile ����� viral marketing

Received: 2021-10-22; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20

 

Pendahuluan

Perkembangan serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mencapai berbagai aspek kehidupan masyarakat secara luas (Hasbullah, 2020). Inovasi teknologi informasi berkembang pesat, yang tidak dibarengi dengan pemanfaatan yang tepat, misalnya penggunaan media sosial yang digunakan untuk menyebarkan berita, informasi yang cepat atau tidak akurat atau hoax. Dengan adanya internet sebagai media online, maka dengan mudah informasi yang belum diketahui kebenarannya dapat menyebar dengan cepat dan luas. Pada masa dimana internet banyak digunakan, penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan banyak, sehingga belum tentu masyarakat yang melihat atau membacanya akan mencari kebenaran dari informasi yang diterimanya dan pada kenyataannya tidak sedikit yang justru langsung menyebarkan informasi tersebut kepada orang lain. Oleh karena itu banyak penggiat pasar mempromosikan produk atau jasa mereka di media sosial dengan kekuatan Word-Of-Mouth atau dari mulut ke mulut (Zein, 2019).

Bentuk word-of-mouth online tanpa hambatan yang muncul dengan munculnya Internet, sering disebut viral marketing (Agakichiev et al., 2009). Viral marketing dapat diprediksi karena bergantung pada penerimaan dan interpretasi pesan pemasaran oleh konsumen (DuFour & Marzano, 2011). Pemasaran viral, tidak seperti pemasaran televisi, pemasaran radio, papan iklan, atau selebaran, membutuhkan input konsumen langsung (Phelps et al., 2004). Pemasaran tradisional memungkinkan konsumen untuk secara pasif mengonsumsi pesan, sedangkan pemasaran viral bergantung pada konsumen yang bersedia mengambil bagian aktif dalam menyebarkan pesan (Stonedahl et al., 2010). Ketika video, gambar, dan frasa menjadi populer di internet, mereka dikatakan "viral" (Humbird et al., 2011).

Hoax adalah berita tidak benar yang sering muncul dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya muncul dalam kehidupan masyarakat Indonesia, namun dapat muncul di hampir seluruh masyarakat dunia, terutama melalui jejaring media sosial. Hoax bisa membuat orang resah karena informasi yang tidak jelas. Kemajuan inovasi TIK membuat proses penyebaran hoaks menjadi lebih mudah kepada masyarakat. Hoax atau berita palsu bisa jadi diartikan sebagai artikel berita dengan sengaja dan salah verifikasi, dan dapat membuat pembaca salah paham (Allcott & Gentzkow, 2017).

Saat ini penyebaran berita hoax telah marak terjadi dan tersebar luas di Indonesia. Hal ini biasanya berlangsung pada kondisi-kondisi tertentu seperti halnya pada saat pemilihan umum presiden (Pilpres) atau pemilihan umum kepada daerah (pilkada) serentak yang terjadi pada beberapa wilayah di Indonesia. Hal ini kerap terjadi lantaran adanya perbedaan pandangan politik dan black campaign yang kerap di lakukan melalui media sosial. Masyarakat yang mana bertindak sebagai penikmat atau konsumen informasi pada saat ini dapat dikatakan belum bisa membedakan antara informasi yang benar atau hoax. Hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang percaya dengan informasi apapun yang telah tersebar di media sosial tanpa mencari tahu dahulu apakah informasi tersebut benar adanya atau tidak (Purwaningsih, 2019).

Hal ini mengacu pada masih rendahnya keinginan penerima informasi untuk mengetahui kredibilitas informasi yang diterima, merasa bahawa informasi yang diterima dari kerabat sudah benar, mudahnya percaya pada apa yang diterima tanpa melakukan pemeriksaan kembali memudahkan penyebaran informasi atau berita hoax dimasyarakat (Siregar, 2021).

Menurut (Wali, 2017) meneliti mengenai viral marketing dan niatan membeli konsumen di Siprus Utara, menemukan bahwa umur dan brand image tidak terbukti mempengaruhi niatan membeli. Sementara iklan viral terbukti mempengaruhi niatan membeli konsumen smartphone. Menurut (Yeo et al., 2020) meneliti mengenai pengaruh pesan viral terhadap niatan membeli produk fashion di Malaysia. Mereka menemukan bahwa entertainment tidak terbuki mempengaruhi niatan membeli . Namun variabel informativeness, credibility dan consumer involvement mempengaruhi niatan membeli barang fashion.

Kontribusi paper ini dapat dilihat dari beberapa hal. Pertama, paper ini meneliti hubungan viral mobile intention dengan penyebaran hoaks pada strategi marketing. Kedua, penelitian ini memaparkan manajerial implikasi pada strategi marketing berbasis viral. Yang terakhir, paper ini memberikan input bahwa faktor-faktor terkait Perilaku Terencana dan Penerimaan Teknologi tidak berpengaruh terhadap niat penyebaran hoaks.

Pemaparan latar belakang dari penelitian terdahulu, peneliti melihat masih sedikit penelitian yang memperdalam motivasi yang mendasari perilaku mahasiswa dalam meneruskan berita hoax dan melakukan penelitian untuk melihat kemiripan pola penyebaran Hoax dengan Viral Marketing.

Penelitian ini dilakukan guna menganalisis perilaku dalam evaluasi informasi dan penyebaran hoax di media sosial dalam kehidupan masyarakat.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian ini tergolong pendekatan kuantitatif deskriptif. yang mana ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk bisa memvisualisasikan fenomena yang ada, dan saat ini sedang berlansung atau berlangsung pada masa lalu (Hamdi & Bahruddin, 2015). Penelitian ini mempelajari tentang masalah yang ada didalam masyarakat, selain itu juga bagaimana norma dapat berlaku di dalam masyarakat. Selain itu juga membahas tentang situasi yang meliputi hubungan, kegiatan dan sikap serta pandangan atas proses yang tengah berlangsung terhadap suatu kondisi yang ada (Hamdi & Bahruddin, 2015).

 

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum dikelompokkan berdasarkan beberapa kelompok seperti gender, tempat tinggal dan usia responden, dijelaskan seperti tabel dibawah:

 

Tabel 1

Profil Demografi Responden

Kelompok

Jumlah

Prosentase

Gender:

Laki � laki

Perempuan

 

58

42

 

58%

42%

Tempat Tinggal:

Jakarta Pusat

Jakarta Timur

Jakarta Barat

Jakarta Utara

Jakarta Selatan

 

21

16

16

22

25

 

21%

16%

16%

22%

25%

Usia:

18 � 20 Tahun

21 � 25 Tahun

26 � 30 Tahun

 

21

45

34

 

21%

45%

34%

Sumber: Lampiran yang diolah, 2021

 

Tabel diatas menjelaskan bahwa 58% responden adalah responden laki�laki, jika dilihat dari tempat tinggal, maka diketahui 25% bertempat tinggal di Jakarta Selatan dan berdasarkan usia, 45% responden berusia 21 � 25 tahun. Selain menjelaskan profil responden berdasarkan ketiga kelompok tersebut, penelitian ini juga menjelaskan beberapa hal seperti yang dibawah ini:

 

Kelompok

Jumlah

Prosentase

Lama Berbicara di Telepon

< 30 Menit - < 1 Jam

1 Jam � 2 Jam

2.5 Jam � 3.5 Jam

> 4 Jam

 

27

36

24

13

 

27%

36%

24%

13%

 

Banyaknya Pesan yang Dikirim:

< 10 Pesan

11 � 29 Pesan

30 � 49 Pesan

>50 Pesan

 

37

30

16

17

 

37%

30%

16%

17%

Frekuensi Meneruskan Pesan:

Tidak Pernah

Jarang

Kadang

Sering

Sangat Sering / Selalu

 

14

36

23

9

18

 

14%

36%

23%

9%

18%

Pesan yang Sering Dikirim:

Berita

Entertain (music, film, gossip artis)

Video lucu

Lainnya

 

11

39

44

6

 

11%

39%

44%

6%

Tindakan Saat Menerima Pesan:

Mencari tahu kebenaran dan memastikan buka hoax

Mencari tahu kebenaran dan membagikan kepada kerabat

Hanya membaca untuk diri sendiri, tanpa mencari tahu kebenarannya

Langsung membagikan ke kerabat tanpa mencari tahu kebenarannya

 

 

15

 

37

 

39

 

9

 

 

15%

 

37%

 

39%

 

9%

Sumber: Lampiran yang diolah, 2021

 

Tabel tersebut menjelaskan beberapa perilaku responden antara lain, 15% responden dalam penelitian ini saat menerima pesan, responden mencari tahu dan memastikan pesan tersebut bukan hoax, 37% mencari tahu dan membagikan kepada kerabat, 39% hanya membaca untuk dirinya sendiri dan tidak mencari tahu kebenarannya serta 9% langsung membagikan kepada kerabat tanpa mencari tahu kebenarannya.

 

A.  Hasil Uji Vaiditas dan Reliabilitas

1.      Convergent Validity

Terdapat prinsip yang dimiliki pada convergent validity, yaitu merupakan variabel manifest dari konstruk yang memiliki korelasi yang tinggi. Dihitung melalui partial least square, korelasi memiliki hubungan antara item score dan construct score. Setelah itu akan dihasilkan nilai factor loading agar dapat memiliki nilai convergent validity. (Manoppo & Arie, 2016) menjelaskan jika indikator dapat dikatakan reliable jika mempunyai nilai korelasi diatas 0,7. Sedangkan, nilai factor loading 0.5 sampai 0.6 dikatakan reliable pada riset tahap pengembangan.

Sekarang penelitian pada tahap pengembangan, dari ini menggunakan cutoff value sebesar 0.5. Berikutnya, indikator bernilai outer loading yang tak mencapai cutoff value dieliminasi dan dilakukan reestimasi pada model.

 

Tabel 2

Hasil Uji Validitas (Factor Loading)

Variabel

Indikator

Nilai Loading Factor

Keterangan

 

Sikap

S1

0.512

Valid

S2

0.624

Valid

S3

0.702

Valid

Norma Subjektif

NS1

0.807

Valid

NS2

0.647

Valid

 

Kontrol Perilaku

KP1

0.648

Valid

KP2

0.742

Valid

KP3

0.786

Valid

 

 

Perceived Usefulness

PU1

0.570

Valid

PU2

0.602

Valid

PU3

0.718

Valid

PU4

0.804

Valid

PU5

0.761

Valid

Perceived Ease Of Use

PE1

0.976

Valid

PE2

0.758

Valid

Viral Mobile Attitude

VMA1

0.947

Valid

VMA2

0.929

Valid

Viral Mobile Intentition

VMI1

0.972

Valid

VMI2

0.969

Valid

Sumber: Data penelitian diolah

 

Dilihat hasil pengujian validitas di atas diketahui bahwa semua variabel dinyatakan valid, sehingga dapat dilakukan pengujian tahap selanjutnya.

 

2.      Validitas Diskriminant

Validitas diskriminasi umumnya bertujuan menguji setiap indikator dengan loading tinggi pada setiap variabelnya daripada indikator variabel lainnya. Konstruksi dapat disebut mempunyai validitas diskriminasi yang baik pada saat nilai cross loadingnya korelasi konstruksinya memiliki indikator yang lebih tinggi jika di bandingkan dengan kontruksi lainnya (Manoppo & Arie, 2016). Dibawah ini merupakan nilai cross loading pada tiap - tiap indikator:

 

Tabel 3

�Hasil Uji Validitas Diskriminan

 

Kontrol Perilaku

Norma Subjektif

PE

PU

Sikap

VMA

VMI

Kontrol Perilaku

0.728

 

 

 

 

 

 

Norma Subjektif

0.153

0.732

 

 

 

 

 

PE

0.129

-0.113

0.874

 

 

 

 

PU

0.470

0.418

0.018

0.697

 

 

 

Sikap

0.137

0.158

-0.084

0.205

0.618

 

 

VMA

0.297

0.412

0.077

0.280

0.295

0.938

 

VMI

0.141

0.323

0.034

0.249

0.279

0.630

0.970

Sumber : Lampiran

 

Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan bahwa antar konstrak tidak saling berhubungan yang dapat diketahui dari nilai cross loading antar variabel yang bernilai lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, hal ini dapat disimpulkan jika indikator-indikator tersebut mempunyai validitas diskriminasi yang baik dalam menyusun setiap variabelnya.

3.      Construct Validity

Construct validity dianalisa lewat pebandingan nilai dari akar AVE setiap variabel dengan korelasinya antar variabel. Jika nilai dari akar AVE lebih besar daripada korelasinya, maka construct validity dari variabel dikatakan baik. Selain itu, suatu variabel dikatakan memiliki construct validity baik jika nilai AVE masing-masing variabel lebih besar dari 0,5. Di bawah merupakan sajian data tentang nilai AVE setiap variabel:

 

Tabel 4

Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE)

Variabel

AVE

Sikap

0.381

Norma Subjektif

0.536

Kontrol Perilaku

0.529

Perceived Usefulness

0.485

Perceived Ease Of Use

0.764

Viral Mobile Attitude

0.880

Viral Mobile Intentition

0.942

Sumber: Data penelitian diolah

 

Tabel diatas memaparkan bahwa nilai AVE seluruh variabel terkecuali variable sikap dan PU memiliki nilai > 0,5. Dengan demikian, dipaparkan bahwa secara keseluruhan, variabel memiliki construct validity baik. Kesimpulannya, indikator - indikator yang digunakan dikatakan memenuhi construct validity.

4.      Evaluasi Uji Inner Model (R-Square)

Inner model bisa dilakukan evaluasi lewat nilai R-Square agar dapat melakukan konstrak dependen dengan nilai t-statistik dari hasil pengujian koefisien jalur. Jika nila R-Square tinggi maka model prediksi dari model penelitian yang diajukan juga semakin tinggi. Pada variabel laten endogen didalam model structural yang mempunyai hasil R2 sebesar 0,75 dapat memberikan indikasi jika model kuat, R2 sebesar 0,5 memberikan indikasi jika model moderate, R2 sebesar 0,25 memberikan indikaso jika model lemah (Sinaga & Ghozali, 2012). Adapun output PLS sebagaimana dijelaskan berikut:

Tabel 5

�Uji R-Square

Konstruk

R-Square

VMA

0.280

VMI

0.412

Sumber: Lampiran yang diolah, 2020

 

Hasil pengujian inner model diperoleh nilai R-Square pada variabel independen Family Communication Patterns (FCP) dan Faktor Demografi (FD) dalam Financial Literacy (FL) memiliki nilai R square sebesar 0.25 dan 0.412 yang berarti model tersebut adalah �lemah�.

 

Tabel 6

Hasil Pengujian Hipotesis

 

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values

Sikap � VMA

0.222

0.238

0.090

2.485

0.013

Sikap � VMI

0.094

0.112

0.087

1.087

0.278

NS � VMA

0.365

0.335

0.089

4.084

0.000

NS � VMI

0.056

0.055

0.085

0.654

0.514

KP � VMA

0.204

0.213

0.102

1.998

0.046

PU � VMA

-0.016

0.021

0.107

0.152

0.880

PU � VMI

0.048

0.060

0.084

0.570

0.569

PE � VMA

0.111

0.060

0.130

0.857

0.392

PE � VMI

0.003

-0.021

0.092

0.037

0.970

VMA ï¿½ VMI

0.565

0.552

0.073

7.735

0.000

Sumber: Lampiran yang diolah, 2020

 

5.      Pengaruh Theory of Planned Behavior (TPB) terhadap Niat Menyebarkan Hoax

Faktor Theory of Planned Behavior (TPB) yang diteliti ialah sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku sedangkan niat menyebarkan hoax dalam penelitian ini diukur melalui viral mobile intention (VMI), dimana faktor VMI itu sendiri dipengaruhi oleh faktor viral mobile attitude (VMA). Hasil penelitian ini memaparkan faktor TPB yakni secara langsung sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku tidak berpengaruh terhadap viral mobile attitude (VMA) atau niat menyebarkan hoax. Namun seluruh faktot TPB yakni sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap viral mobile attitude (VMA).

Hal ini menjelaskan bahwa perasaan positif atau negatif pengguna media sosial dalam penelitian ini memengaruhi niatnya untuk menyebarkan hoax. Hasil ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana menurut (Seni & Ratnadi, 2017) menjelaskan bahwa pandangan atas perilaku diamini berdampak langsung pada kehendak berperilaku yang kemudian diafiliasikan dengan kontrol perilaku persepsian dan norma subjektif.

 

 

6.      Pengaruh Technology Acceptance Model (TAM) terhadap Niat Menyebarkan Hoax

Pada penelitian ini Theory Acceptance Model (TAM) diukur dengan dua faktor yaitu perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PE). PU menjelaskan kepercayaan seseorang memakai suatu teknologi dapat berdampak meningkatkan kinerja mereka, selanjutnya PE menjelaskan kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan bebas dari usaha.

Hasil pengujian hipotesis menjelaskan bahwa PU dan PE tidak memiliki pengaruh terhadap VMA dan VMI. Hal ini menjelaskan bahwa kemudahaan responden dalam penelitian ini menggunakan teknologi tidak memengaruhi seseorang tersebut untuk melakukan tindakan menyebarkan hoax serta tidak memengaruhi besar atau kecilnya niat responden dalam penelitian untuk menyebarkan konten viral. Hal ini mempertegas bahwa responden dalam penelitian ini yang menggunakan media sosial tidak menggunakan media sosial untuk menyebarkan hoax atau konten yang sedang viral. Sehingga dalam hal ini responden penelitian ini memenuhi pengungkapan teori oleh (Dewi, 2018) dimana TAM digunakan oleh pengguna media sosial dalam penelitian ini sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku, dimana responden dalam penelitian ini tidak memiliki tujuan untuk menyebarkan hoax, meskipun penggunaan media sosial dinilai mudah dan menyenangkan.

7.      Pengaruh Mobie Viral Marketing Terhadap Niat Menyebarkan Hoax

Pada penelitian ini mobile viral marketing diukur dengan viral mobile attitude (VMA) sedangkan niat menyebarkan hoax diukur dengan dengan viral mobile intention (VMI). Hasil penelitian ini memaparkan bahwa VMA berpengaruh terhadap VMI, hal ini menunjukkan bahwa keyakinan seseorang (perasaan posisit atau negatif seseorang) terhadap sesuatu akan berdampak pada niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Pada penelitian ini, perasaan negatif atau positif pengguna media sosial berpengaruh terhadap niat menyebarkan hoax.

Pada dasarnya viral marketing (MVM) merupakan sebuah strategi dalam bidang pemasaran yang melibatkan konten digital yang setelahnya dilakukan penyebaran massive menggunakan media sosial, yang dapat menghasilkan potensi akan pertumbuhan eksponensial pada waktu yang singkat terhadpa objek viral itu (Velia & Candraningrum, 2019). Dalam hal ini semakin seseorang merasa bahwa tindakannya adalah negatif maka seseorang tersebut tidak akan memiliki kekuatan atau keyakinan untuk menyebarkan konten viral, namun apabila seseorang merasa bahwa perbuatannya itu positif maka akan semakin kuat membentuk keyakinan untuk melakukan perbuatan menyebarkan konten viral dimana dalam penelitian ini konten viral yang dirujuk ialah distribusi hoax.

 

 

 

Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor pada teori perilaku Terencana dan teori Penerimaan Teknologi terhadap variabel Viral Mobile Intention terkait penyebaran hoaks. Strategi marketing adalah menggunakan kanal mobile baik itu media social maupun search engine operator untuk menyiarkan konten dengan biaya rendah. Penyebaran konten ini tidak terkait dengan hoaks yang pada dasarnya akan merugikan bisnis itu sendiri.

Kesimpulan penelitian ini adalah faktor-faktor teori perilaku Terencana seperti sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku tidak berpengaruh terhadap niat menyebarkan hoax yang diukur melalui viral mobile intention (VMI). Faktor-faktor teori Penerimaan Teknologi seperti perceived usefulness dan perceived ease of use juga terbukti tidak berpengaruh terhadap niat menyebarkan hoax yang diukur melalui viral mobile intention. Sementara itu variabel Mobile Viral Marketing berpengaruh terhadap penyebaran hoax.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Agakichiev, G., Agodi, C., Alvarez-Pol, H., Atkin, E., Badura, E., Balanda, A., Bassi, A., Bassini, R., Bellia, G., & Belver, D. (2009). The high-acceptance dielectron spectrometer HADES. The European Physical Journal A, 41(2), 243�277.Google Scholar

 

Allcott, H., & Gentzkow, M. (2017). Social media and fake news in the 2016 election. Journal of Economic Perspectives, 31(2), 211�236. Google Scholar

 

Dewi, N. P. S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Berbantuan Media Lingkungan Terhadap Kompetensi Pengetahuan Ipa. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 2(2), 113�120. Google Scholar

 

DuFour, R., & Marzano, R. J. (2011). Leaders of learning: How district, school, and classroom leaders improve student achievement. Solution Tree Press. Google Scholar

 

Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. (2015). M Google Scholaretode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan. Deepublish. Google Scholar

 

Hasbullah, M. A. (2020). Penegakan Hukum Persaingan Usaha Dalam Sektor Ekonomi Digital. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 4(1), 582�597. Google Scholar

 

Humbird, D., Davis, R., Tao, L., Kinchin, C., Hsu, D., Aden, A., Schoen, P., Lukas, J., Olthof, B., & Worley, M. (2011). Process design and economics for biochemical conversion of lignocellulosic biomass to ethanol: dilute-acid pretreatment and enzymatic hydrolysis of corn stover. National Renewable Energy Lab.(NREL), Golden, CO (United States).

 

Manoppo, H., & Arie, F. V. (2016). Pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(2). Google Scholar

 

Phelps, E. A., Delgado, M. R., Nearing, K. I., & LeDoux, J. E. (2004). Extinction learning in humans: role of the amygdala and vmPFC. Neuron, 43(6), 897�905. Google Scholar

 

Purwaningsih, R. (2019). Pandangan Hukum Islam Terhadap Kampanye Hitam Dan Ujaran Kebencian Dalam Pemilihan Presiden 2019. Uin Raden Intan Lampung. Google Scholar

 

Seni, N. N. A., & Ratnadi, N. M. D. (2017). Theory of planned behavior untuk memprediksi niat berinvestasi. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 12, 4043. Google Scholar

 

Sinaga, D. M. T., & Ghozali, I. (2012). Analisis pengaruh audit tenure, ukuran KAP dan ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Google Scholar

 

Siregar, N. S. S. (2021). Komunikasi Terapeutik Bernuansa Islami. Scopindo Media Pustaka. Google Scholar

 

Stonedahl, S. H., Harvey, J. W., W�rman, A., Salehin, M., & Packman, A. I. (2010). A multiscale model for integrating hyporheic exchange from ripples to meanders. Water Resources Research, 46(12). Google Scholar

 

Velia, V., & Candraningrum, D. A. (2019). Pengaruh Viral Marketing Video Promosi Instagram terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Bakso Goreng iONG. Prologia, 3(2), 358�364. Google Scholar

 

Wali, M. (2017). Adsense Mobile dan Respon Pengguna Smartphone: Intrusiveness dan Irritation. Jurnal EMT KITA, 1(2), 107�120. Google Scholar

 

Yeo, C., Kaushal, S., & Yeo, D. (2020). Enteric involvement of coronaviruses: is faecal�oral transmission of SARS-CoV-2 possible? The Lancet Gastroenterology & Hepatology, 5(4), 335�337. Google Scholar

 

Zein, M. F. (2019). Panduan Menggunakan Media Sosial untuk Generasi Emas Milenial. Mohamad Fadhilah Zein. Google Scholar

 

 

Copyright holder:

Kris Aditya, Dewi Tamara (2021)

 

First publication right:

Syntax Idea

 

This article is licensed under: