Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 3, No.10, Oktober 2021
KUALITAS
SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH MATA FISIKA SMA NEGERI SE- KOTA BAUBAU
Minarti Usman
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) YPIQ Baubau Sulawesi Tenggara, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan nasional maka pemerintah
berupaya meningkatkan mutu pendidikan mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal Ujian Akhir Sekolah mata pelajaran
fisika kelas XII IPA SMA
Negeri di Kota Baubau Tahun
Pelajaran 2017/2018 dengan melihat
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan efektivitas
pengecohnya. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian lembar jawaban hasil ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
yang terdiri dari 400 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan validitas isi soal
ujian akhir sekolah mata pelajaran
fisika kelas XII IPA SMA
Negeri se-Kota Baubau telah
valid secara isi dengan koefisien validitas sebesar 0,943, validitas kriteria soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
terdapat 9 butir soal tidak valid dari 35 butir soal
yang diujikan, tingkat kesukaran soal ujian akhir sekolah
mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Baubau memiliki sebaran tingkat kesukaran yang tidak proporsional dengan perbandingan sukar, sedang, dan mudah adalah 12, 2, dan 21, daya beda soal ujian
akhir sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Baubau terdapat 14 butir soal yang memiliki daya beda
sangat baik, 6 butir soal dengan daya
beda baik, 1 butir soal dengan
daya beda kurang baik dan 14 butir soal yang memiliki daya beda
tidak berfungsi, efektivitas pengecoh, soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
secara keseluruhan tidak dapat dapat
dikatakan efektif atau berfungsi karena dari 35 butir soal yang di ujikan hanya terdapat
2 butir soal yang efektivitas pengecohnya berfungsi, dan reliabilitas, instrumen soal ujian akhir sekolah
mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Baubau reliabel atau konsisten dengan koefosien reliabilitas instrument sebesar
0,741.
Kata Kunci: validitas; tingkat
kesukaran; daya beda; efektivitas pengecoh; reliabilitas
Abstract
In order to achieve national education goals, the
government seeks to improve the quality of education ranging from elementary
school to college level. This research aims to find out the quality of the
Final Exam of the School physics subjects class XII IPA State High School in Baubau City 2017/2018 by looking at the validity,
reliability, difficulty level, different power and effectiveness of the
cheater. The type of research used is quantitative descriptive research with
the subject of the study sheet answering the final exam results of the school
physics class XII IPA State High School in Baubau
City consisting of 400 learners. The results showed the validity of the
contents of the final exam questions of the physics subjects of class XII IPA
State High School in Baubau City has been valid in
content with a validity coefficient of 0.943, the validity of the criteria for
the final exam of the physics subject class XII IPA State High School in Baubau City there are 9 points of invalid question from 35
points of question tested,� The
difficulty level of the final exam of the physics subject class XII State High
School IPA in Baubau City has a disproportionate
distribution of difficulty levels with difficult, medium, and easy comparisons
are 12, 2, and 21, the other power of the final exam of the physics exam class
XII IPA State High School in Baubau City there are 14
points of questions that have very good different power,� 6 points of questions with different power, 1
point of questions with less good different power and 14 points of questions
that have different power does not work, the effectiveness of the cheater, the
final exam question of physics class XII IPA State High School in Baubau City as a whole cannot be said to be effective or
functional because of the 35 points of questions tested there are only 2
questions whose effectiveness of the cheater works,� and reliability, instruments about the final
exam of the physics subjects of physics class XII IPA Sma
Negeri in Baubau City are reliable or consistent with
the koefosien reliability instrument of 0.741.
Keywords: validity; difficulty level; differentiating power; effectiveness of distracter;
keandalan
Received:
2021-09-22; Accepted: 2021-10-05; Published: 2021-10-20
Pendahuluan
Tujuan
Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang N0. 20, tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, �Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.�
Dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan nasional maka pemerintah berupaya meningkatkan
mutu pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Salah
satu jenjang pendidikan tersebut adalah sekolah menengah atas (Yuningsih, 2015).
Mengajar atau
mendidik adalah memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik. Pemberian
bimbingan menjadi kegiatan belajar seperti mendengar ceramah, membaca buku,
melihat demonstrasi, menyaksikan pertandingan, mengarang dan sebagainya, dan
peranan guru mengarahkan, mempersiapkan, mengontrol dan memimpin sang anak agar
kegiatan belajar mengajarnya berhasil (Fahmi, 2018).
Berdasarkan
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017
tentang penilaian hasil belajar oleh pemerintah dan penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, bahwa soal-soal USBN dibuat oleh guru-guru sekolah yang
tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan mengacu pada
kisi-kisi yang dikeluarkan oleh BSNP (Kartini, 2018).
Harapan untuk
menyelenggarakan ujian nasional dan ujian sekolah dengan baik tampaknya masih
menemui beberapa kendala. Seperti yang pernah terjadi di Kota Kendari saat
pelaksanaan ujian nasional tahun 2009 yang tidak efektif hal ini dikarenakan
adanya soal dan kunci jawaban
yang bocor, sehingga BSNP mengeluarkan
keputusan tentang diadakannya Ujian Nasional ulang bagi seluruh
SMP dan MTS se-Kota Kendari serta SMA 5 Kendari. Penyelenggaraan UN ulang tersebut berdasarkan surat Badan Standarisasi Nasional
Pendidikan (BSNP) nomor 16/SK-UN/BSNP/V/2009 untuk SMP dan nomor 17/SK-
UN/BSNP/V/2009 untuk SMA/MA (Mastuti et al., 2020).
Bocornya
naskah soal Ujuan Nasional (UN) SMA/MA dan SMP/MTS tahun
2009 tentunya menurunkan kredibilitas penyelenggara ujian nasional. Ujian Nasional yang seharusnya sebagai barometer terhadap kualitas intelektual bagi para pelajar se-Indonesia
pada umumnya dan se-SULTRA pada khususnya,
ternyata sangat jauh dari fakta yang ada dilapangan.
Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari beberapa guru fisika yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) di kota Baubau
bahwa soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) belum pernah dilakukan
analisis kualitas soal fisika yang dijadikan sebagai alat ukur untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik dalam
UAS mata pelajaran Fisika sehingga kualitas soal yang diujikan masih belum diketahui
apakah sudah termasuk butir soal yang memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik atau belum.
Dengan
melihat latar belakang permasalahan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait
kualitas soal USBN mata pelajaran fisika di SMA Negeri Kota Baubau.
Adapun judul yang diajukan peneliti adalah Kualitas Soal Ujian Akhir Sekolah Fisika SMA Negeri Se-Kota Baubau.
Analisis
data merupakan suatu proses
tindakan merubah data mentah menjadi data yang telah diolah atau
informasi yang berguna untuk menambah nilai dan manfaat pada hasil evaluasi.
Analisis
data dimulai pada penyusunan
desain evaluasi. Menurut (Otaya, 2014), Analisis kualitas soal merupakan upaya penting dalam
membuat instrumen penilaian dengan kategori baik. Dengan menggunakan analisis kualitas soal, dapat diidentifikasi
butir-butir soal yang termasuk dalam kategori baik, kurang baik, dan bahkan buruk. Analisis
kualitas soal juga memungkinkan untuk memperoleh informasi penilaian tentang baik tidaknya suatu
soal, dan juga mendapatkan petunjuk untuk melakukan perbaikan soal yang ditulis atau disusun. Kegiatan
menganalisis kualitas instrumen merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guna meningkatkan mutu soal yang telah ditulis.
Menurut
(Sudjana, 2009),
Analisis kualitas soal merupakan prosedur sitematis yang digunakan dengan tujuan akan memperoleh
informasi-informasi khusus terhadap butir tes yang telah disusun untuk mengkaji
dan menelaah setiap soal tes agar diperoleh
soal yang bermutu untuk dapat digunakan.
Disamping itu tujuan analisis kualitas butir soal juga adalah untuk memberikan gambaran informasi yang tepat sesuai dengan
tujuan soal tersebut.
Menurut
(Wirawan, 2016),
kesuksesan analisis data memerlukan:
1.
Pemahaman berbagai
metode analisis data
2.
Perencanaan
analisis data pada awal proyek evaluasi
3.
Pemahaman metode-metode
mana yang terbaik untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan
4.
Jika analisis
selesai, mengetahui bagaimana kelemahan-kelemahan
data atau analisis mempengaruhi kesimpulan yang dapat ditarik.
Menurut
(Kurniawan, 2015), tujuan utama analisis
soal dalam sebuah tes yang dibuat guru adalah suatu bentuk tes
yang digunakan untuk mendapatkan data, sebagai bahan informasi tentang seberapa besar pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh peserta tes. Jika didasarkan pada tujuan tersebut, maka kegiatan analisis
butir soal memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah: (1) menentukan apakah suatu fungsi
butir soal sesuai dengan yang diharapkan, (2) memberi masukan kepada peserta didik tentang
kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan
diskusi di kelas, (3) memberi masukan kepada guru tentang kesulitan peserta didik, (4) memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum, (5) merevisi materi yang� dinilai atau diukur, (6) meningkatkan keterampilan penulisan soal.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan objek penelitian mengenai kualitas soal UAS SMA Negeri Kota Baubau
yang ditinjau mulai dari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektifitas pengecoh.
Sumber data dalam
penelitian ini adalah lembar jawaban
peserta UAS pada soal mata pelajaran fisika di SMA Negeri di Kota Baubau
tahun pelajaran 2017/2018. Sumber data berupa dokumentasi lembar jawaban peserta didik mata pelajaran
fisika ujian akhir sekolah tahun
pelajaran 2017/2018.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh lembar jawaban peserta didik kelas
XII IPA di empat SMA Negeri di Kota Baubau tahun ajaran
2017/2018 yaitu SMA Negeri 1 Baubau,
SMA Negeri 3 Baubau, SMA Negeri 5 Baubau,
dan SMA Negeri 6 Baubau. Teknik purposif
sampling digunakan dalam pemilihan subjek dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan mengutip
lembar jawaban peserta UAS pada mata pelajaran fisika kelas XII IPA di SMA.
Hasil dan Pembahasan
a. Validitas Isi
Hasil validitas
isi instrumen tes Ujian Akhir Sekolah mata pelajaran
Fisika di SMA Se-Kota Baubau Tahun
Ajaran 2017/2018 ditunjukan
dalam table 1 berikut:
Tabel 1
�Hasil Validitas Isi
Hasil Validitas Isi Pakar |
||
Valid |
Direvisi |
Koefisien Validitas Isi |
2,
3, 4, 5, |
|
|
6,
7, 8, 9, |
|
|
10,
11, 12, |
1
dan 13 |
0,943 |
14,
15, 16, |
|
|
17,
18, 19, |
|
|
20,
21, 22, |
|
|
23,
24, 25, |
|
|
26,
27, 28, |
|
|
29,
30, 31, |
|
|
32,
33, 34, |
|
|
dan
35 |
|
|
Berdasarkan Tabel 1 Hasil validitas isi soal Ujian Akhir Sekolah mata pelajaran Fisika Kelas XII IPA SMA Negeri Se-kota Baubau, diperoleh soal yang valid sebanyak 33 butir soal dan soal yang tidak valid sebanyak 2 butir soal� dari 35 butir soal secara keseluruhan. Hal tersebut dapat dilihat bahwa soal yang berada dalam sel D (sangat relevan) sebanyak 33 butir soal yaitu soal dengan nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 dan 35.
Soal berada dalam
sel D artinya kesdua pakar/validator sepakat bahwa soal
tersebut telah relevan dengan SKL, KD, Indikator dan tingkat kognitif, sehingga diperoleh koefisien validitas isi sebesar
0,943. Artinya 94,3 % dari
total jumlah soal telah relevan dengan
SKL, KD, indikator dan tingkat
kognitif.
b. Validitas Kriteria
Hasil validitas
kriteria instrumen tes Ujian Akhir Sekolah mata pelajaran
Fisika di SMA Se-Kota Baubau Tahun
Ajaran 2017/2018 ditunjukan
dalam tabel 2 berikut:
Tabel
2
Hasil
Klasifikasi Validitasi Kriteria Soal Ujian Akhir Sekolah
Kriteria |
Nomor
Butir Soal |
Jumlah |
Persentase (%) |
|
1, 2, 3, |
|
|
|
6, 7, 8, |
|
|
|
9, 11, |
|
|
Valid |
12, 13, |
|
|
|
14, 15, |
|
|
|
16, 17, |
26 |
74,29 |
|
18, 19, |
|
|
|
20, 21, |
|
|
|
22, 23, |
|
|
|
28, 29, |
|
|
|
30, 31, |
|
|
|
32, 35 |
|
|
Tidak Valid |
4, 5, 10, |
|
|
|
24, 25, |
9 |
25,71 |
|
26, 27, |
|
|
|
33, 34 |
|
|
Berdasarkan Tabel 2 Hasil klasifikasi validitas kriterian soal Ujian Akhir Sekolah mata pelajaran Fisika Kelas XII
IPA SMA Negeri Se-kota Baubau,
diperoleh soal yang valid sebanyak 26 butir soal dengan persentase
74,29% dan soal yang tidak
valid sebanyak 9 butir dengan persentase 25,71 %. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan persentase validitas kriteria soal Ujian
Akhir Sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
secara belum dapat dikatakan valid karena masih terdapat
9 butir soal (25,71%) yang tidak valid.
c. Tingkat Kesukaran
Hasil klasifikasi
tingkat kesukaran soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika SMA Negeri
se-Kota Baubau Tahun ajaran 2017/2018 di sajikan pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 3
Hasil Klasifikasi
Tingkat Kesukaran Soal Ujian
Akhir Sekolah
Kriteria |
Nomor Butir Soal |
Jumlah |
Persentase (%) |
Sukar |
4, 5, 10, 14, 15, 24, 25, 26, 27, 31, 33, dan 34 |
12 |
34,29 % |
Sedang |
2 dan 7 |
2 |
5,71 % |
Mudah |
1, 3, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 28, 29, 30, 32, dan ������� 35������������������������������������������� |
21 |
60 |
Berdasarkan Tabel 3 hasil klasifikasi
tingkat kesukaran soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau,
diperoleh butir soal pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 12 butir dengan persentase 34,29%, butir soal pada tingkat kesukaran sedang sebanyak 2 butir dengan persentase
sebanyak 5,71% dan butir soal pada tingkat kesukaran mudah sebanyak 21 butir dengan persentase 60%. Dari data tersebut diperoleh perbandingan tingkat kesukaran soal pada kategori sukar, sedang dan mudah adalah 34,29%: 5,71%: 60%.
d. Daya Beda
Hasil klasifikasi
daya pembeda soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
Tahun ajaran 2017/2018 di sajikan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4
Hasil Klasifikasi Daya Beda Soal Ujian Akhir Sekolah
Kriteria |
Nomor Butir ���� Soal���������������������������������������� |
Jumlah |
Persentase (%) |
Sangat baik |
1, 3, 6, 8, 12, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 28, 30, dan 32 |
14 |
40 % |
Baik |
9, 11, 15, 20, 29, dan 35 |
6 |
17,14
% |
Kurang baik |
13 |
1 |
2,86
% |
Tidak berfungsi |
2, 4, 5, 7, 10, 14, 16, 24, 25, 26, 27, 31, 33, �� dan 34�������������������������������������� |
14 |
40 |
Soal yang baik
adalah soal yang memiliki daya pembeda
antara kelompok atas dan kelompok rendah. Berdasarkan Tabel 4.4 hasil klasifikasi daya beda soal
ujian akhir sekolah mata pelajaran
fisika SMA kelas XII IPA
Negeri se-Kota Baubau diperoleh
daya beda soal dengan kategori
sangat baik yaitu 14 butir (40%), kategori baik yaitu 6 butir
(17,14%), kategori kurang baik yaitu 1 butir
(2,86%) dan kategori tidak berfungsi yaitu 14 butir (40%).
e. Efektivitas Pengecoh
Hasil klasifikasi
efektivitas pengecoh soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
Tahun ajaran 2017/2018 di sajikan pada tabel 5 berikut:
Tabel 5
Hasil Klasifikasi Efektivitas
Pengecoh Soal Ujian Akhir Sekolah
Kriteria |
Nomor Butir ���� Soal���������������������������������������� |
Jumlah |
Persentase (%) |
Efektif |
16 dan 34 |
2 |
5,71% |
Tidak Efektif |
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan ����� 35������������������������������������������ |
33 |
94,29% |
Berdasarkan tabel
5, diperoleh bahwa butir soal yang pengecohnya tidak efektif atau tidak
berfungsi lebih banyak daripada soal yang pengecohnya berfungsi dimana soal yang pengecohnya berfungsi sebanyak 2 butir (5,71%) yaitu soal nomor 16 dan soal nomor 34 sedangkan
soal yang pengecohnya tidak berfungsi sebanyak 33 butir (94%).
f. Reliabilitas
Koefisien reliabilitas
skor tes dilakukan dengan memberikan tes secara tunggal (sekali uji) yang disebut dengan metode koefisien
alpha atau Kuder- Richardson dengan satu format tes. Koefisien reliabilitas diperoleh setelah menggunakan aplikasi Iteman yaitu sebesar 0,741 dimana 𝜌𝐾𝑅−20 > 0,7, sehingga instrument tes soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA se-Kota Baubau dapat dikatakan konsisten. Adapun pembahasan hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Validitas isi soal
ujian akhir sekolah mata pelajaran
fisika kelas XII IPA SMA
Negeri di Kota Baubau
Pengujian validitas
isi soal ujian akhir sekolah
mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Baubau di laksanakan
guna menjawab pertanyaan penelitian nomor pertama terkait
validitas intrumen.�������� Berdasarkan��� hasil���� penelitian yang melalui proses validitas isi yakni penilaian
pakar/ validator diperoleh soal yang valid sebanyak 33 butir soal sehingga
diperoleh koefisien validitas sebesar 0,943.
Hasil penelitian tersebut di dukung oleh pernyataan dari Gregory dalam (Sudaryono, 2017) yang mengemukakan bahwa, �validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau isntrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional keseluruhan prilaku sampel yang menjadi tujuan pembelajaran yang akan diukur pencapaiannya�. Pernyataan tersebut juga didukung oleh (Kurniawan, 2015) yang menyatakan bahwa suatu tes dikatakan memiliki validitas isi, apabila butir-butir yang disusun sesuai dengan materi-materi pelajaran dan indikator yang telah ditetapkan. Kemudian jika hasil penelitian di kaitkan dengan kajian teoritis yang telah dikemukakan dapat dikatakan bahwa soal ujian akhir sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau telah memenuhi aspek kualitas validitas isi.
Adapun 2 nomor butir soal
yang memiliki relevansi lemah yakni soal
nomor 1 dan nomor 13 peneliti disarankan agar merevisi atau membuang
soal tersebut sehingga instrumen ini dapat digunakan
seluruhnya.
b.
Validitas kriteria soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas� XII IPA SMA Negeri di Kota Baubau
Berdasarkan hasil
penelitian, soal ujian akhir sekolah
mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Baubau secara keseluruhan sudah dapat dikatakan valid meskipun masih terdapat 9 (25,71%) soal yang tidak valid. Hal ini didukung dengan adanya teori validitas
yang dikemukakan oleh (Ristiyani & Bahriah, 2016)
bahwa butir soal yang memiliki validitas yang tinggi mencerminkan soal tersebut telah memiliki kehandalan dan tidak perlu diragukan
keakuratan dalam mengukur kemampuan peserta didik. Untuk butir soal
yang memiliki validitas
yang rendah dapat diartikan bahwa soal tersebut tidak
valid sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan terhadap soal tersebut.
Soal ujian akhir sekolah mata
pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
dikatakan valid jika butir soal tersebut
benar-banar mengukur sasaran tes berupa
kemampuan dalam bidang fisika dengan
kata lain mampu mengukur apa yang ingin diukur terkait dengan hubungan skor butir dengan
skor totalnya. Jika hasil penelitian ini dihubungkan dengan tinjauan teoretis sebagaimana yang dikemukakan oleh (Sukardi et al., 2008)
bahwa, �Validitas mengarah
pada alat ukur suatu penilaian untuk mengukur atau mengungkap apa yang akan diukur
dan valid dapat diartikan sebagai ketepatan penafsiran yang dihasilkan dari skor tes
atau instrumen penilaian�. Didiukung pula oleh pernyataan (Sukardi et al., 2008)
bahwa, �Suatu butir dinyatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor totalnya.
c.
Tingkat kesukaran soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas� XII IPA SMA Negeri di Kota Baubau
Analisis soal
ujian akhir sekolah mata pelajaran
fisika kelas XII IPA SMA
Negeri di Kota Baubau jika ditinjau dari tingkat
kesukaran, diperoleh hasil penelitian diperoleh butir soal yang berada pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 12 (34,29%) butir, butir soal
yang berada pada tingkat kesukaran sedang sebanyak 2 (5,71%) butir dan butir soal yang berada pada kategori mudah sebanyak 21 (60%) butir. Apabila dianalisis berdasarkan tingkat kognitif, diketahui bahwa tingkat kognitif pada butir soal yang berada dikategori tingkat kesukaran sukar yaitu dari
12 butir soal terdapat 3 soal (4, 5, dan 34) berada pada tingkat kognitif penalaran (K3), 8 soal (10, 14, 15, 25, 26, 27, 31, dan 33) berada pada tingkat kognitif aplikasi (K2) serta 1 soal (24) yang berada pada tingkat kognitif pengetahuan dan pemahaman (K1).
Hasil penelitian
tersebut kemudian dihubungkan dengan kajian teoritis dikemukakan oleh (Sudjana, 2009),
bahwa soal yang baik memiliki tingkat
kesukaran dengan perbandingan antara soal mudah : sedang
: sukar yaitu 3:4:3, yaitu 30% soal kategori mudah, 40% kategori sedang dan 30% kategori sukar atau 3:5:2, yaitu 30% soal kategori mudah,
50% kategori sedang dan 20%
kategori sukar. Didukung juga penjelasan (Erniwati, 2018)
bahwa �untuk menentukan proporsi jumlah soal kategori
sukar, sedang dan mudah yaitu dengan
dengan mempertimbangkan keseimbangan jumlah anatara ketiga kategori tersebut serta didasarkan atas kurva normal.
Dengan demikian
bahwa sebaran hasil penelitian pada tingkat kesukaran soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri di Kota Baubau
belum proporsional dikarenakan butir soal lebih banyak
berada pada tingkat kesukaran mudah, kemudian sukar dan terakhir sedang hal ini tidak
sesuai dengan syarat soal yang baik jika ditinjau
dari tingkat kesukaran. Sebagaimana dikemukakan oleh (Suseno, 2017)
bahwa uji tes sangat bergantung pada butir dan peserta tes.
d.
Daya beda soal
ujian akhir sekolah mata pelajaran
fisika kelas XII IPA SMA
Negeri di Kota Baubau
Analisis soal
ujian akhir sekolah mata pelajaran
fisika kelas XII IPA SMA
Negeri di Kota Baubau jika ditinjau dari daya
beda, diperoleh daya beda soal
dengan kategori sangat baik yaitu 14 butir
(40%), kategori baik yaitu 6 butir (17,14%), kategori kurang baik yaitu 1 butir
(2,86%) dan kategori tidak berfungsi yaitu 14 butir (40%).
Hasil penelitian
tersebut kemudian dihubungkan dengan kajian teoritis yang dikemukakan oleh (Suseno, 2017), bahwa daya beda
butir adalah kemampuan butir menunjukkan kelompok sekor tinggi melalui
banyak jawaban betul serta menunjukkan
kelompok rendah melalui sedikit jawaban betul. Hal yang sama juga diungkapkan oleh (Sari, Rakimahwati, & Fitria, 2019),
menjelaskan bahwa daya beda harus
harus diusahakan setinggi mungkin, karena soal yang mempunyai daya beda tinggi berarti
soal tersebut dapat membedakan dengan baik antara
siswa kelompok atas dan bawah. Perbedaan skor yang dihasilkan oleh kelompok tinggi dan kelompok rendah dipengaruhi tinggi rendahnya daya pembeda butir
tes. Hal ini dikarenakan fungsi dari daya pembeda
tersebut adalah untuk mengetahui perbedaan tiap individu yang sekecil-kecilnya di
antara para peserta tes.
Berdasarkan hasil
analisis data daya beda soal ujian
akhir sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
di Kota Baubau diperoleh bahwa daya pembeda
dari 35 soal yang dianalisis terdapat 14 soal pada kategori sangat baik, 6 soal kategori
baik, 1 soal kategori kurang baik dan 14 soal pada kategori buruk (tidak berfungsi). Dari indeks diskriminasi ditunjukkan bahwa terdapat 11 butir soal yang mempunyai indeks daya beda
negative yaitu soal nomor 2, 4, 5, 10, 24, 25, 26, 27, 31, 33, dan�� 34.��
Hal ini mempunyai
arti bahwa butir-butir tersebut sukar bagi kelompok atas
tetapi tergolong mudah bagi kelompok
bawah atau dengan kata lain kelompok bawah lebih banyak
yang menjawab benar daripada kelompok atas. Hal tersebut dapat diartikan bahwa butir-butir soal tersebut mempunyai
daya pembeda yang terbalik, yang artinya soal tersebut tidak
baik jika dilihat dari daya
pembedanya. Terdapat beberapa faktor yang membuat suatu butir
mempunyai indeks daya beda rendah
atau bahkan buruk, seperti yang dikemukakan oleh (Mutia, Budi, & Serevina, 2014)
bahwa ada dua kondisi yang menyebabkan suatu butir memiliki daya rendah yaitu
semua peserta tes mampu menjawab
karena butir tersebut terlalu mudah atau sebaliknya,
semua peserta tidak mampu menjawab
benar karena butir tersebut terlalu sukar.
Hasil analisis
menunjukkan bahwa 40% butir soal ujian
akhir sekolah mata pelajaran fisika di Kota Baubau memiliki daya beda
sangat baik dan 17,14% butir
soal ujian akhir sekolah mata
pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri di Kota Baubau
memiliki daya beda baik sehingga
secara keseluruhan soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA se-Kota Baubau dapat membedakan peserta tes berkemampuan
rendah dengan peserta tes berkemampuan
tinggi.
e.
Efektivitas pengecoh
soal ujian akhir sekolah mata
pelajaran fisika kelas� XII IPA SMA Negeri di Kota Baubau.
Suatu pola
yang menggambarkan bagaimana
peserta menentukan pilihan jawabannya terhadap kemungkinan- kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada setiap butir item adalah pengertian dari distraktor.
Distraktor/pengecoh
dikatakan sudah menjalankan fungsinya dengan baik apabila
distraktor/pengecoh tersebut sekurang-kurangnya dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes atau 34 apabila
mempunyai daya tarik yang besar bagi peserta tes
yang kurang memahami konsep materi atau
kurang menguasai bahan (kelompok bawah). Untuk menentukan
angka pedoman efektifitas distractor/pengecoh
dapat ditentukan dengan cara perkalian
antara 5% X Jumlah peserta tes. Berdasarkan
hasil analisis soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri di Kota Baubau
jika ditinjau dari efektivitas pengecoh, diperoleh butir soal yang pengecohnya berfungsi sebanyak 2 (5,71%) butir yaitu butir nomor
16 dan 34, dan butir soal
yang pengecohnya tidak berfungsi sebanyak 33 (94,29%).
Jika melihat dari hasil analisis tersebut peserta ideal. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh paling tidak dipilih oleh 5% peserta tes dan pengecoh lebih banyak dipilih oleh kelompok peserta didik yang belum mememahami materi yang diajarkan�.
f.
Reliabilitas soal
ujian akhir sekolah mata pelajaran
fisika kelas XII IPA SMA Negeri
di Kota Baubau
Pembahasan mengenai
hasil analisis kualitas soal ujian
akhir sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
di Kota Baubau berdasarkan reliabilitas. Hasil penelitian melalui aplikasi Iteman yang diperoleh melaui teknik KR-20 diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,741, hal ini menunjukkan bahwa indeks reliabilitasnya
reliabel. Hasil penelitian ini didukung dengan�� adanya�� teori�� dari�� Linn��
dalam tes yang memilih pengecoh tidak lebih dari
(Mansyur, 2015)
bahwa apabila KR
20 5% dari jumlah peserta tes, hal
ini berarti keberadaan pengecoh tidak berfungsi.
Jika hasil
analisis data tentang tingkat pengecoh dikaitkan dengan kajian teoritis yang dikemukan oleh (Mutia et al., 2014)
bahwa keberadaan pengecoh digunakan untuk menjebak terutama bagi mereka
yang berkemampuan rendah untuk memilih jawaban
yang salah. Adapun yang memiliki kemampuan
tinggi tidak akan terkecoh oleh pilihan jawaban yang salah. Hal
yang sama juga diungkapkan
oleh (Republika, 2009) �bahwa pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh: a) paling tidak dipilih oleh 5% peserta, b) lebih banyak dipilih oleh kelompok peserta didik yang belum memahami materi. Hal tersebut juga sama dengan yang dikutarakan oleh (Republika, 2009), bahwa �Butir soal
yang baik, pengecohnya akan dipilih secara
merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang tidak baik, pengecohnya akan dipilih secara
acak. Pengecoh dikatakan berfungsi apabila jumlah peserta didik yang memilih pengecoh itu sama atau
mendekati jumlah > 0,70 maka soal yang diujikan memiliki reliabilitas yang tinggi, tetapi apabila KR
20 <0,70 maka soal
yang diujikan memiliki reliabilitas yang rendah atau tidak reliabel.
Jika hasil
penelitian ini dikaitkan dengan tinjauan teoritis sebagaimana yang dikemukakan (Thoha, 2003), reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan. Artinya suatu tes memiliki
keterandalan bilamana tes tersebut dipakai
mengukur berulang-ulang sama, hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Setiyono & McLeod, 2010)
bahwa suatu perangkat ukur jika digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama memberikan hasil yang relatif sama, maka alat
ukur tersebut reliabel. Sedangkan (Lian, 2014)
menyatakan bahwa reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat
dipercaya dan dapat diandalkan. Suatu tes dikatakan memiliki
ketetapan jika dapat dipercaya, konsisten/stabil dan produktif kapanpun tes tersebut digunakan.
Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh bahwa soal ujian
akhir sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
di Kota Baubau dinyatakan reliabel artinya jika instrumen tersebut digunakan dilain waktu, maka
diperkirakan hasilnya akan terpercaya dan konsisten
Kesimpulan
Validitas isi
soal ujian akhir sekolah mata
pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
telah valid secara isi dengan koefisien
validitas isi sebesar 0,943. Validitas kriteria
soal ujian akhir sekolah mata
pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
terdapat 9 butir soal yang tidak valid dari 35 butir soal
yang diujikan. Tingkat kesukaran
soal ujian akhir sekolah mata
pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
memiliki sebaran tingkat kesukaran yang tidak proporsional dengan perbandingan sukar, sedang dan mudah adalah 12, 2 dan 21 butir soal. Daya beda soal ujian
akhir sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Baubau terdapat 14 butir soal yang memiliki daya beda
sangat baik, 6 butir soal dengan daya
beda baik, 1 butir soal dengan
daya beda kurang baik dan 14 butir soal yang memiliki daya beda
tidak berfungsi. Efektivitas pengecoh soal ujian akhir
sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri se-Kota Baubau
secara keseluruhan tidak dapat dapat
dikatakan efektif atau berfungsi karena dari 35 butir soal yang di ujikan hanya terdapat
2 butir soal yang efektivitas pengecohnya berfungsi. Reliabilitas instrumen tes ujian
akhir sekolah mata pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Baubau reliabel atau konsisten dengan koefisien reliabilitas instrument tes sebesar 0,741.
BIBLIOGRAFI
Erniwati, Erniwati. Pengembangan
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Inpres Loka Kabupaten Bantaeng. , (2018).Google Scholar
Fahmi, Ahmad. (2018). Etika Belajar
Mengajar Menurut Imam Al-Ghazali (Kajian Kitab Ihya �Ulumuddin).
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Google Scholar
Kartini, Kartini. (2018). Analisis
Kualitas Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional Mata Pelajaran Matematika Di
SMK Negeri Kabupaten Bantaeng Berdasarkan Teori Respon Butir. Universitas
Negeri Makassar. Google Scholar
Kurniawan, Devi Dwi. (2015). Analisis
Kualitas Soal Ujian Akhir Semester Matematika Berdasarkan Teori Respon Butir. Google Scholar
Lian, G. Otawa. (2014). Analisis Kualitas
Butir Soal Pilihan Ganda Menurut Teori Tes Klasik dengan Menggunakan Program
Iteman. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 231�251. Google Scholar
Mansyur, Rasyid dan Suratno. (2015). Asesmen
Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mastuti, Rini, Maulana, Syarif, Iqbal,
Muhammad, Faried, Annisa Ilmi, Arpan, Arpan, Hasibuan, Ahmad Fauzul Hakim,
Wirapraja, Alexander, Saputra, Didin Hadi, Sugianto, Sugianto, & Jamaludin,
Jamaludin. (2020). Teaching from home: Dari belajar merdeka menuju merdeka
belajar. Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Mutia, Mutia, Budi, Agus Setyo, &
Serevina, Vina. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Sma Berbasis
Problem Based Learning Sebagai Implementasi Scientific Approach Dan Penilaian
Authentic. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal), 3, 169�184. Google Scholar
Otaya, Lian G. (2014). Analisis Kualitas
Butir Soal Pilihan Ganda Menurut Teori Tes Klasik Dengan Menggunakan Program
Iteman. Google Scholar
Republika. (2009). Siswa dan Guru Resah
Adanya UN Ulang.
Ristiyani, Erika, & Bahriah, Evi
Sapinatul. (2016). Analisis kesulitan belajar kimia siswa di SMAN X Kota
Tangerang Selatan. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 2(1),
18�29. Google Scholar
Sari, Fitria Kumala, Rakimahwati,
Rakimahwati, & Fitria, Yanti. (2019). Hubungan minat dengan hasil belajar
peserta didik pada pembelajaran matematika kelas VI SDN 25 Jati Tanah Tinggi. Jurnal
Basicedu, 3(2), 397�405. Google Scholar
Setiyono, Budi, & McLeod, Ross H. (2010). Civil
society organisations� contribution to the anti-corruption movement in
Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 46(3), 347�370. Google Scholar
Sudaryono, D. (2017). Metodologi
Penelitian: Penelitian Kualitatif. Depok: PT. RajaGrafindo Persada, Depok. Google Scholar
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil
belajar proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Sukardi, Stevanus K., Zhang, Jie, Burgar,
Iko, Horne, Michael D., Hollenkamp, Anthony F., MacFarlane, Douglas R., &
Bond, Alan M. (2008). Prospects for a widely applicable reference potential
scale in ionic liquids based on ideal reversible reduction of the cobaltocenium
cation. Electrochemistry Communications, 10(2), 250�254. Google Scholar
Suseno, Imam. (2017). Komparasi
karakteristik butir tes pilihan ganda ditinjau dari teori tes klasik. Faktor:
Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(1), 1�8. Google Scholar
Thoha, M. Chabib. (2003). Teknik Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Google Scholar
Wirawan, W. (2016). Evaluasi (teori,
metode, metodologi, standar, aplikasi dan profesi). Rajawali Press. Google Scholar
Yuningsih, Heni. (2015). Kebijakan Pendidikan Islam
Masa Orde Baru. Tarbiya: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 1(1), 175�194. Google Scholar
Minarti Usman (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |