Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 2, No. 2 Februari 2020
KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN
PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH PROVINSI JAWA
BARAT
Sundawa Bachtiar
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (STISIP) Tasikmalaya
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertitik tolak dari masalah kualitas
pelayanan yang masih belum optimal di Perpustakaan
pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Provinsi Jawa Barat.
Masalah tersebut muncul akibat masih
belum optimalnya pelaksanaan dimensi-dimensi kualitas pelayanan di Perpustakaan tersebut. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan menerapkan
data dan informasi tentang kualitas pelayanan, serta untuk mengetahui
hambatan-hambatan. Hambatan
dalam pelaksanaan kualitas pelayanan. Selain itu juga usaha untuk meningkatkan
dan juga mendapatkan gambaran
nyata tentang usaha-usaha yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui perpustakaan, penelitian lapangan/observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan belum sepenuhnya berdasarkan dimensi-dimensi teori tersebut. Hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa kualitas pelayanan menunjukan intensitas yang tinggi dan member
pengaruh terhadap proses pengelolaan perpustakaan pada
Badan Perpustakaan Provinsi
Jawa Barat
Kata kunci: Kualitas
Pelayanan, Kearsipan, Perpustakaan
Pendahuluan
Salah satu hasil Sidang MPR Tahun 1998 adalah lahirnya
Ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan
serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam Kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.������ Ketetapan MPR
tersebut menjadi landasan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Dengan kehadiran kedua undang-undang ini, diharapkan
akan lebih memberi peluang pada perubahan kehidupan pemerintahan daerah yang
demokratis untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya, yang pada gilirannya
akan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Menghadapi fenomena diatas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
telah berupaya mengambil langkah secara normatif terkait bagaimana mengimbangi
perubahan tersebut. Sejumlah kebijakan telah dilahirkan oleh lembaga-lembaga
terkait pemerintah di level Provinsi ini. Khusus respon terhadap pentingnya
perubahan pada Organisasi dan Tata Kerja, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
melalui terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja telah mengatur bagaimana mekanisme
Organisasi-organisasi Pemerintah ini dibentuk. Dalam kaitan dengan pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja tersebut, didalamnya secara khusus dibahas pula
tentang Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat (Bapusipda
Jabar) yaitu pada pasal 3 point 11 yang menegaskan bahwa Bapusipda Jabar
merupakan Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
dan dilanjutkan didalam Paragraf 11 tentang Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Pasal 24 mengenai Susunan Organisasi Birokrasi Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat. Dalam susunan Organisasi Badan Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah tersebut didalamnya terdapat salah satu subbidang Layanan
yang secara khusus menjadi pihak yang menangani secara langsung tentang
perpustakaan sebagaimana tercantum dalam huruf (e) point 1 pasal 24 ini.
Subbidang Layanan Perpustakaan inilah yang menjadi ujung tombak Bapusipda Jabar
dalam memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Kemudian mengenai�� rincian
bagaimana tugas dan fungsi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah ini, diatur
dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 57 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok
Fungsi Rincian Unit Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa
Barat. Di dalam Pasal 2 Pergub Jabar Nomor 57 Tahun 2009 ini disebutkan bahwa
Bapusipda Jabar memiliki tugas yaitu melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan daerah bidang perpustakaan dan Kearsipan. Sedangkan fungsi Bapusipda
Jabar, yaitu:
1. Perumusan dan
penetapan kebijakan teknis bidang perpustakaan dan Kearsipan daerah.
2. Pemberian dukungan
atas penyelenggaraan pemerintah daerah bidang perpustakaan dan kearsipan.
3. Pengkoordinasian dan
pembinaan unit Pelaksanaan Teknis Badan (UPTB).
4. Melaksanakan tugas
lain dari Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pada Bagian Keenam tentang Bidang Layanan dan Otomasi
Perpustakaan, pasal 15 Pergub Jabar Nomor 57 Tahun 2009 menguraikan beberapa
hal terkait Subbidang Layanan Perpustakaan, yaitu:
1. Subbidang Layanan
Perpustakaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kegiatan
teknis dan fasilitasi layanan perpustakaan
2. Dalam
penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbidang
Layanan Perpustakaan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan
penyususnan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi layanan perpustakaan;
b. Pelaksanaan
penyususnan dan pengolahan data kegiatan layanan� perpustakaan��
3. Rincian tugas
Subbidang Layanan Perpustakaan:
a. Melaksanakan
penyususnan rencana dan program kerja Subbidang Layanan Perpustakaan;
b. Melaksanakan
penyususnan bahan kebijakan layanan perpustakaan;
c. Melaksanakan layanan
keanggotaan perpustakaan;
d. Melaksanakan layanan
sirkulasi meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan;
e. Melaksanakan layanan
rujukan, penyebaran informasi mutakhir, penyebaran informasi terseleksi dan
layanan penelususran bahan perpustakaan baik secara manual maupun berbasis
teknologi informasi dan komunikasi;
f. Melaksanakan layanan
audio visual
g. Melaksanakan layanan
perpustakaan melalui internet, multi media, scaning, printing, typing, inhause
training dan komputer;
h. Melaksanakan layanan
mendongeng (Story Telling);
i. Melaksanakan layanan
mengupas buku (book talk);
j. Melaksanakan layanan
ekstensi manual melalui mobil perpustakaan keliling dan layanan terpadu
perpustakaan;
k. Melaksanakan
pembuatan pemetaan titik layanan mobil Unit Perpustakaan Keliling;
l. Melaksanakan
pembinaan pemustaka melalui peningkatan pelayanan perpustakaan sebagai Rumah
Belajar, Rumah Ilmu dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat;
m. Membangun jaringan
kerjasama (networking) layanan perpustakaan:
n. Melaksanakan
kerjasama layanan perpustakaan dalam bentuk silang layan antar perpustakaan (inter
library loan) dan tukar menukar bahan pustaka (exchange programme) dengan semua
jenis perpustakaan;
o. Melaksanakan layanan
hasil analisis kepustakaan berupa resensi dan review;
p. Melaksanakan layanan
khusus bagi pemustaka inklusi;
q. Melaksanakan
pengolahan dan menyususn statistik layanana perpustakaan meliputi statistik
anggota perpustakaan, peminjaman, pengunjung, buku yang dipinjam dan dibaca;
r. Melaksanakan
sosialisasi layanan perpustakaan melalui media cetak, elektronik, pameran dan
tatap muka;
s. Melaksanakan
penyususnan bahan koordinasi kegiatan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan
layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi;
t. Melaksanakan
pelaporan dan evaluasi Subbidang Layanan Perpustakaan;
u. Melaksanakan
peyususnan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
v. Melaksanakan
koordinasi dengan unit terkait;
w. Melaksanakan tugas
lain sesuai dengan tugas pokok dan layanannya.���
Keberadaan perpustakaan di Bapusipda Jabar ini selain sebagai
salah satu bagian dari Organisasi dan Tata Kerja dilingkungan Pemerintah,
peneliti merasa perlu juga untuk meneliti tentang fenomena pelayanan pada
organisasi Pemerintah ini. Pelayanan adalah bagian konkrit kegiatan Pemerintah
yang menyentuh langsung kepada masyarakat. Namun dalam proses memberikan
pelayanan ini, tidak jarang masyarakat melihat kenyataan yang belum baik atau
belum optimal dari kinerja pelayanan organisasi pemerintah seperti pada bidang
yang menangani perpustakaan di Bapusipda Jabar ini.
Dari beberapa temuan tentang belum optimalnya pelayanan
Subbidang Layanan Perpustkaan di Bapusipda Jabar ini diantanya adalah:
1. Dalam hal
transparansi, pelayanan perpustakaan pada Subbidang Layanan Perpustkaan
Bapusipda Jabar ini belum bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. Hal
ini terbukti dari penelusuran kebutuhan untuk peminjaman buku terbaru di
rak-rak layanan. Buku-buku terbaru pada perpustakaan Bapusipda Jabar masih
didominasi oleh buku-buku terbitan lama, sementara buku-buku baru masih
tersipan dan terlambat diolah untuk dapat disajikan di rak-rak peminjaman;
2. Masalah
akuntabilitas, bahwa pelayanan pada Subbidang Layanan Perpustkaan Bapusipda
Jabar belum dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanannya kepada publik
berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini
dapat dilihat dari minimnya informasi yang dapat diakses masyarakat tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan pelayanan perpustakaan;
3. Masalah kondisional,
yaitu bahwa pelayanan pada Subbidang Layanan Perpustkaan Bapusipda Jabar belum
terdapat kesesuaian dengan kondisi terutama antara kemampuan pemberi dan
penerima pelayanan. Hal ini dapat terlihat dari masih belum maksimalnya koleksi
perpustakaan yang dapat memenuhi tuntutan perkembangan kebutuhan bahan pustaka
masyarakat;
4. Hal partisipatif,
yaitu bahwa pelayanan pada Subbidang Layanan Perpustakaan Bapusipda Jabar belum
mampu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. Hal ini
terlihat pada masih minimnya jumlah pengunjung perpustakaan serta keikutsertaan
masyarakat dalam program-program yang diselenggarakan Subbidang Layanan
Perpustkaan Bapusipda Jabar;
5. Hal kesamaan hak,
bahwa pelayanan pada Subbidang Layanan Perpustkaan Bapusipda Jabar belum
optimal dalam hal pelayanan terhadap kelompok masyarakat yang memerlukan
pelayanan khusus semacam kaum difable hal ini menimbulkan kesan diskriminasi
jika dilihat dari aspek keutamaan kesamaan pelayanan kepada kelompok minoritas;
6. Hal keseimbangan hak
dan kewajiban, bahwa pelayanan pada Subbidang Layanan Perpustkaan Bapusipda
Jabar belum mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik. Hal ini terlihat pada masalah sebaran jumlah titik pelayanan
bagi masyarakat Jawa Barat secara luas.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka akan peneliti
tuangkan kedalam proposal tesis dengan judul "Kualitas Pelayanan
Perpustakaan pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa
Barat."
Istilah
pelayanan menurut (Sinambela, 2006) berasal dari kata "layan" yang artinya menolong menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan manusia.
Menurut
(Moenir, 2010) pengertian pelayanan adalah:
Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung. Membicarakan pelayanan berarti membicarakan suatu proses kegiatan yang konotasinya lebih kepada hal
yang abstrak (Intangible). Pelayanan
adalah merupakan suatu proses, proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan.
Selanjutnya
(Lukman, 2000) pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara
fisik, dan menyediakan kepuasaan pelanggan.
Kualitas
pelayanan atau pelayanan prima sangat vital bagi keberlangsungan sebuah perusahaan (Yusuf, 2016).
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field
research) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Jelas bahwa pengertian ini
mempertentangkan penelitian kualitatif dengan penelitian yang bernuansa
kuantitatif yaitu dengan menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak
perlu digunakan pada penelitian kualitatif.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Hasil Penelitian
Pemakai jasa
perpustakaan atau disebut juga Pemustaka di Perpustakaan Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah� Provinsi Jawa
Barat� sering kali mengeluh akan layanan
perpustakaan yang buruk. Hal tersebut disebabkan karena fasilitas perpustakaan
yang kurang mendukung atau karena faktor pustakawan yang kurang profesional dalam
memberikan pelayanan dan cenderung mengabaikan unsur-unsur pelayanan yang baik.
Apabila diukur dari
keberhasilannya dalam menyajikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat
pemakainya, Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Baratbelum
dapat memenuhi standar-standar kualitas pelayanan yang baik. Lengkapnya
fasilitas yang ada, besarnya dana yang disediakan dan banyaknya tenaga
pustakawan yang saat ini dimiliki ternyata tidak berarti apa-apa bagi
perpustakaan tersebut karena perpustakaan tidak mampu menyediakan pelayanan
yang berkualitas.
Bahan-bahan pustaka
belum tersedia secara lengkap bagi mereka yang memerlukannya sehingga hal ini
pun menambah buruk pelayanan. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat belum tanggap terhadap kepentingan penggunaannya, perpustakaan belum
menyediakan bahan pustaka yang sewaktu-waktu diperlukan. Kegiatan pelayanan
penyediaan bahan pustakapun belum menjadi bagian dari profesi pustakawan di
Perpustakaan pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Fungsi pelayanan
perpustakaan pun masih menyimpang dari tujuan perpustakaan itu sendiri.
Perpustakaan belum dapat memberikan informasi kepada pemustaka, memberikan
kesempatan kepada pemustaka untuk mengadakan penelitian sebagai bagian dari
fungsi perpustakaan dalam memberikan informasi. Perpustakaan belum dapat
memberi kesempatan kepada pembacanya untuk mengadakan rekreasi. Aktivitas
seperti membaca novel atau kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat membuat
pemustaka dapat terhibur. Begitu pula dengan mendengarkan musik dan menonton video
belum optimal dilaksanakan.
Sementara itu dari
tujuan perpustakaan yang memberikan pelayanan kepada para pembaca, ternyata
bahwa bahan pustaka yang telah diolah dan di kumpulkan belum� dapat sampai ketangan pembaca secara mudah,
bahan-bahan pastaka yang di kumpulkan terutama di maksudkan agar dapat di pakai
oleh pengguna masih sulit ditelusuri secara detil dan terkadang suka
membingungkan pemustaka pada saat memerlukan bahan pustaka yang ingin dicarinya.
Bahan pustaka yang
yang terdapat di Perpustakaan Bapusipda Jabar masih banyak bahan pustaka yang
tidak di pakai oleh siapapun dengan alasan apapun, tetapi masih banyah banyak
disimpan. Hal ini merupakan kekeliruan besar. Begitu pula dari tingkat kunjungan,
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat belum banyak dikunjungi
masayarakat secara optimal dan bahkan dapat disebut sebagai perpustakaan sakit.
Hal ini disebabkan karena belum adanya usaha maksimal menarik para pengunjung
agar mereka memakai bahan pustaka di perpustakaan. Usaha-usaha seperti
misalnya, dilakukan dengan promosi jasa perpustakaan dengan maksud agar para
pengguna tahu tentang bahan apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan, fasilitas
apa saja yang di berikan oleh perpustakaan, dan saat mana dapat datang ke
perpustakaan belum begitu gencar dilakukan. Bentuk usaha-usaha ini, sampai
dengan penelitian ini dilaksanakan belum nampak tertuang secara matang sehingga
sebaran informasi belum tersampaikan secara luas.
Berkaitan dengan
fungsi pelayanan perpustakaan yaitu mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka
yang mereka minati belum nampak adanya usaha dalam hal pelayanan perpustakaan
menyelenggarakan aktivitas tersebut sehingga�
membuat pembaca belum merasa senang pada saat datang ke perputakaan.
Perpustakaan belum berani bersusah payah mencarikan bahan pustaka yang di
kehendaki oleh pengguna apalagi jika harus meminjam keperpustakaan lain.
Misalnya perpustakaan mencarikan artikel ke perpustakaan lain di dalam negeri,
bahkan kalau perlu di perpustakaan lain di luar negeri.
Mencarikan
bahan-bahan pustaka khusus, misalnya seperti pemustaka dari kalangan akademisi
yang membutuhkan artikel-artikel ilmiah, ini merupakan kewajiban yang tidak
dapat ditolak, namun di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa
Barathal ini belum dapat dilaksanakan dengan baik. Pemustaka khusus masih
merasa kesulitan� memperoleh
informasi-informasi mutakhir yang dibutuhkan mereka terutama bahan pustaka yang
seyogianya dapat dikoleksi berkaitan dengan perkembangan zaman dengan ciri
teknologi maju. Padahal sejauh yang kita pahami bahwa pada zaman informasi dan
globalisasi ini, masalah jarak bukanlah suatu yang menghalangi untuk memperoleh
dokumen. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barattelah lama
memfungsikan dirinya sebagai lembaga yang juga turut mengembangkan pendidikan,
namun belum bnayak dari para pengguna dapat memamfaatkan bahan-bahan pustaka
yang tersedia untuk pengembangan pendidikan baik fisik maupun non fisik.
2.
Pembahasan
a.
Karakteristik Umum Pemustaka di Perpustakaan Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
Pengertian umum
perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para
pemustaka.
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 20 orang Pemustaka yang terdaftar sebagai anggota dan
pengunjung perpustakaan bukan anggota di lokasi perpustakaan Badan Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Jalan Kawaluyaan II No. 4 Kota
Bandung, diketahui bahwa kegiatan kunjungan perpustakaan sebagian besar
dilakukan oleh penduduk yang berpendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi.
Pengunjung
perpustakaan kebanyakan adalah mereka yang memanfaatkan jasa pelayanan untuk
tujuan pencarian informasi dan pengayaan bahan bacaan untuk memenuhi
tugas-tugas sekolah, kuliah, keperluan kantor dan hanya untuk rekreasi serta
kunjungan wisata biasa atau sekedar mengisi waktu luang saja.
Anggota perpustakaan
yang sempat ditemui dan diwawancarai oleh peneliti sebagian besar mengaku
sebagai pelajar dan mahasiswa, ibu rumah tangga, pekerja, serta pengunjujg
lainnya. Adapun guru atau pendamping bagi anak-anak sekolah ditingkat taman
kanak-kanak dan sekolah dasar hanya datang dalam waktu-waktu tertentu saja,
tergantung dari ada tidaknya prgram kunjungan sekolah tersebut ke perpustakaan.
Mereka kebanyakan datang dari daerah sekitar Kota Bandung serta ada pula dari
luar Kota Bandung yaitu berasal dari daerah yang lokasinya berbatasan dengan
wilayah Kota Bandung.
Dari hasil temuan di
lapangan, permasalahan kualitas pelayanan perpustakaan di Badan Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Baratsangat beragam. Dari hasil penelitian
diperoleh gambaran yaitu: kebanyakan pemustaka adalah mereka yang sedang
menyelesaikan tugas akhir sekolah atau kuliah dan ada pula yang sedang mencari
referensi berkaitan tugas-tugas sekolah mereka. Tujuan kunjungan ke
perpustakaan belum didasari oleh kebutuhan karena adanya rasa cinta terhadap
buku. Sebagian besar pengunjung perpustakaan yang berhasil diwawancarai oleh
peneliti menyebutkan bahwa ketika tidak ada tugas sekolah biasanya pelajar atau
mahasiswa tersebut lebih banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan lain dari
pada membaca atau mengikuti kegiatan di perpustakaan. Sehingga dapat disebutkan
bahwa minat baca masyarakat dan keinginan berkunjung keperpustakaan belum
didasari oleh minat atau kecintaan terhadap buku. Hasil tersebut sesuai dengan
data yang diperoleh dari Bagian Layanan Perpustakaan Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan catatan
Bagian Layanan Perpustakaan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat, hampir 80% pengunjung perpustakaan adalah pelajar dan mahasiswa
data keanggotaan berdasarkan catatan sampai dengan tahun 2012, jumlah anggota
perpustakaan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
sebanyak 10.425 orang. Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen masyarakat umum,
11 persen guru dan tenaga pendidik serta dosen, dan 79 persen lainnya adalah
pelajar dan mahasiswa. (Sumber : Bagian Layanan Perpustakaan Badan Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat).
b.
Jumlah dan Keadaan Koleksi Buku Pada Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
Dari sekian jumlah
koleksi buku yang ada di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa
Baratsedikitnya telah memenuhi semua kebutuhan koleksi untuk disebut sebagai
perpustakaan umum. Data koleksi buku disesuaikan dengan tingkat usia pengunjung
yaitu mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Jumlah
Koleksi Buku Perpustakaan Bapusipda Jabar Per Tahun 2012
No
|
Jenis
Koleksi |
Jumlah
Judul |
Jumlah
Eksemplar |
1 |
Koleksi
buku anak |
254 |
1068 |
2 |
Koleksi
buku remaja |
154 |
1342 |
3 |
Koleksi
buku deawsa |
25.278 |
92.854 |
4 |
Koleksi
Referensi |
254 |
1068 |
5 |
Koleksi
bahan perpustakaan |
139.835 |
273.958 |
Sumber: Bapusipda
Jabar 2012
Dari sekian jumlah
koleksi yang dimiliki Perputakaan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Provinsi Jawa Barat, sebagian besar koleksi dalam keadaan baik. Namun ada pula
koleksi yang sudah rusak dengan keadaan rusak berat, sedang dan ringan.
Jika dilihat tahun
penerbitan buku, masih banyak koleksi buku di Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Provinsi Jawa Baratdengan tahun terbit lama sampai dengan sepuluh tahun
kebelakang dan tahun penerbitan baru sampai dengan tahun 2012. �������� ���
c.
Waktu Kunjungan Perpustakaan
Waktu kunjungan di
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat dibuka setiap hari
dari Senin sampai dengan Sabtu. Khusus hari libur, layanan perpustakaan tutup.
Jam berkunjung ke perpustakaan dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 15.00
WIB. Pada jam pelayanan tersebut, sedikitnya ada waktu satu jam layanan tutup
untuk istirahat yaitu setiap pukul 12.00. Untuk kunjungan khusus terutama
kunjungan bagi rombongan pengunjung yang direncanakan sebelumnya, layanan
perpustakaan akan mempersiapakan layanan khusus pula dan disesuaikan dengan
kebutuhan pengunjung dengan waktu kunjungan yang variatif selama jam kerja
berlangsung.�
d.
Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Dilihat dari sarana
yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Baratsedikitnya
telah terdapat sejumlah sarana dan prasaran yang mendukung dan memadai. Sarana
dan prasarana tersebut meliputi berbagai macam bentuk dan jenis sesuai dengan
standar kebutuhan yang ditentukan. Beberapa diantara sarana dan prasarana
tersebut terdiri dari sebuah bangunan permanen empat lantai serta jumlah
ruangan pelayanan serta property pendukung pada setiap lantainya. Fasilitas
parker yang luas, akses jalan masuk yang luas, ruangan-ruangan yang nyaman dan
seterusnya.
e.
Jumlah Personil Pustakawan dan Pelaksana�� pada Layanan Perpustakaan
Dalam mewujudkan
kinerja yang baik dan pemberian pelayanan kepada masyarakat setidaknya Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat telah memiliki jumlah
personil Pejabat struktural, pejabat punsional dan pelaksana dalam julah banyak
, Jumlah tersebut sebanyak 27 orang yang terdiri dari Kepala Bidang, Kepala
Seksi, Pejabat Fungsional dan Pelaksana. Keadaan personil di Badan Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat terdiri dari orang-orang dengan
jenjang usia dan pendidikan yang berbeda-beda.
f. �����Kualitas Pelayanan di Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
1) Aspek Transparansi
Pada pembahasana
aspek tranparansi ini, akan diuraikan sejumlah keterangan tentang pelayanan
perpustakaan di Perpustakaan Umum pada Badan Perpustakaan dan Kerasipan Daerah
Pripinsi Jawa Barat. Pembahasan tersebut yakni tentang pelayanan yang bersifat
terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai selain mudah dimengerti.
2) Aspek Akuntabilitas
Pada pembahasana aspek akuntabilitas ini, akan
diuraikan sejumlah keterangan tentang pelayanan perpustakaan di Perpustakaan
Umum pada Badan Perpustakaan dan Kerasipan Daerah Pripinsi Jawa Barat.
Pembahasan tersebut yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Aspek Kondisional
Pada pembahasana
aspek kondisional ini, akan diuraikan sejumlah keterangan tentang pelayanan
perpustakaan di Perpustakaan Umum pada Badan Perpustakaan dan Kerasipan Daerah
Pripinsi Jawa Barat. Pembahasan tersebut yakni pelayanan yang dapat sesuai
dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4) Aspek Partisipatif
Pada pembahasana
aspek Partisipatif ini, akan diuraikan sejumlah keterangan tentang pelayanan
perpustakaan di Perpustakaan Umum pada Badan Perpustakaan dan Kerasipan Daerah
Pripinsi Jawa Barat. Pembahasan tersebut yakni pelayanan yang dapat mendorong
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5) Kesamaan Hak
Pada pembahasana
aspek kesamaan hak ini, akan diuraikan sejumlah keterangan tentang pelayanan
perpustakaan di Perpustakaan Umum pada Badan Perpustakaan dan Kerasipan Daerah
Pripinsi Jawa Barat. Pembahasan tersebut yakni pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan,
status sosial, dan lain-lain.
6) Keseimbangan hak dan
kewajiban
Pada pembahasana
aspek keseimbangan hak dan kewajiban ini, akan diuraikan sejumlah keterangan
tentang pelayanan perpustakaan di Perpustakaan Umum pada Badan Perpustakaan dan
Kerasipan Daerah Pripinsi Jawa Barat. Pembahasan tersebut yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisa peneliti, bahwa kualitas pelayanan di Perpustakaan Bapusipda Jabar
belum optimal dan pelu terus ditingkatkan dalam berbagi hal. Dalam pandangan
peneliti, menin. gkatnya kualitas pelayanan akan turut serta pula meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. hal tersebut sangat berkaitan erat yaitu apabila
perpustakaan maju dengan kualitas pelayanan yang baik maka masyarakat dapat
memperoleh informasi yang diperlukan baik pula dan selanjutnya dapat
dipergunakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan maupun untuk membantu
memecahkan masalah-masalah yang sedang di hadapinya. Bahan-bahan tersebut
dikelola menurut suatu sistem tertentu, sehingga masyarakat dapat memperolehnya
dengan mudah, cepat dan tepat.
Namun disisi lain
dengan banyaknya pengunjung sudah barang tentu akan terjadi buku yang diminati
akan berkurang, dan akhirnya terjadi permintaan pesanan. Perkembangan dunia
perpustakaan waktu ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini
dapat disaksikan dengan munculnya berbagai jenis perpustakaan, baik yang
disediakan untuk lingkungan tertentu, maupun untuk masyarakat luas seperti
umum.Sudah barang tentu didalam pembinaannya pimpinan perpustakaan di daerah
dihadapkan dengan berbagai masalah antara lain landasan hukum yang menjadi titik
tolak di dalam pengelolaannya.
Setiap perpustakaan
selalu memperoleh kesan atau image, baik yang positif maupun negatif dari
berbagai pihak yang selalu berhubungan. Hal ini merupakan konsekuensi logis,
mengingat dalam segala aktivitasnya perpustakaan selalu berhubungan dengan
berbagai pihak, khususnya dengan anggota perpustakaan.
Perpustakaan
merupakan fasiltas pendukung terciptanya kecerdasan masyarakat serta mendukung
program suatu masyarakat yang madani. Untuk meningkatkan mutu layanan
perpustakaan dengan cara mencari dan menggali potensi yang ada di masyarakat.
Sebagai langkah awal yang ditempuh perpustakaan adalah membangun kesadaran
petugas pelayanan dalam rangka lebih mendekatkan diri dengan masyarakat.
Jika memerhatikan
pada dari aspek teoritik maka aspek teoritik dapat dikatakan bahwa aturan
memiliki hubungan atau berpengaruh terhadap kualitas layanan. Semakin baik
aturan yang ada semakin fleksibel maka kualitas akan semakin tinggi.
Logika teori dapat
dikatakan bahwa aspek organisasi memiliki pengaruh terhadap kualitas pelayanan.
Arah hubungan adalah positip, artinya semakin efesien sistem organisasi
penunjang pelayanan, semakin mudah dan fleksibel prosedur dan metode yang ada
maka kualitas pelayanan akan semakin tinggi.
Dari pernyataan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa hubungan sarana pelayanan dan kualitas
pelayanan adalah positif dan signifikan artinya semakin tinggi/baik/lengkap
sarana pelayanan yang digunakan dalam proses pelayanan sehingga menciptakan
unsur kemudahan, kecepatan, keakuratan maka semakin tinggi kualitas pelayanan
yang diberikan. Signifikan karena teori menyatakan demikian.
BIBLIOGRAFI
Lukman, Sampara.
(2000). Manajemen kualitas pelayanan. Jakarta: STIA Lan Press.
Moenir,
Ari Sunanda. (2010). Manajemen pelayanan umum di Indonesia. Bumi Aksara.
Sinambela,
Lijan Poltak. (2006). Reformasi pelayanan publik: teori, Kebijakan dan implementasi.
Yusuf,
Muhammad. (2016). Pengaruh Label Halal Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
Beli Konsumen Di Alfamart. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(3),
30�38.