Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 2, No. 2 Februari 2020
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL
�BERBASIS K3 UNTUK MENINGKATKAN
KEGIATAN PRAKTEK SISWA PERTANIAN DI SMK
Martin Tane
Universitas Negeri Gorontalo
Email: [email protected]
Abstrak
Praktikum intern teritergrasi
pada mata pelajaran sedangkan praktikum ekstern di luar sekolah dilakukan dalam bentuk Praktek
Kerja Lapangan (PKL) atau Praktek Kerja
Industri (Prakerin). Kegiatan ini bertujuan
untuk mengimplementasikan teori yang telah diterima dalam dunia nyata sehingga meningkatkan keterampilan siswa. Permasalahan yang juga ditemui pada Kegiatan praktek siswa jurusan
ATPH di SMK Negeri 3 Paguyaman antara
lain terkesan tidak bermakna dalam pembelajaran, adanya indikasi siswa tidak aktif dalam
praktek mengakibatkan hasil belajar menurun.
Di SMK terdapat program praktikum
yang dilaksanakan oleh siswa
di setiap jurusan, antara lain pada kelas Jurusan Perbengkelan, Jurusan Pertanian, Jurusan Tataboga dan Jurusan TIK. Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang dikembangkan
oleh Borg & Gall. Tahap-tahap penelitian
dan pengembangan terdiri atas sepuluh tahap.
Berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall peneliti
melakukan penyederhanaan dan
pembatasan menjadi empat tahapan. Adapun produk yang akan dihasilkan dan diuji coba kelayakannya
dalam penilitian ini adalah panduan
praktikum K3 untuk siswa Jurusan ATPH di SMK Negeri
3 Paguyaman. Desain validasi penelitian dan pengembangan ini meliputi tahap penilaian yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Hasil pengembangan dapat dilihat dari
Pretest yang dilaksanakan pada analisis
kebutuhan dengan penyebaran angket yang diisi oleh siswa. Hasil pengumpulan data pada kondisi awal kegiatan praktek
siswa pertanian melalui angket menunjukkan 4%, hal ini� berarti kegiatan praktek siswa kelas X jurusan
pertanian pada materi budidaya jagung tergolong sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pada proses, hasil angket yang diperoleh adalah 6,4 % yang berarti kegiatan praktek siswa naik sebanyak 2,4 %. Pada pelaksanaan postest, perolehan nilai rata-rata mencapai 8,5 % artinya model pembelajaran reciprocal �berbasis K3 berhasil meningkatkan kegiatan praktek siswa ke hasil
yang lebih baik.
Kata kunci: Bahan Ajar, Komik, Pembelajaran Tematik,
Motivasi dan Hasil Belajar siswa SD.
Pendahuluan
Pendidikan
memegang peran penting dalam membentuk
karakter suatu bangsa. Kemajuan pendidikan di suatu Negara selalu berkorelasi positif terhadap kemajuan peradaban bangsa tersebut. Melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, diharapkan tercipta kesempatan yang luas bagi setiap individu
untuk mengembangkan dirinya secara optimal, sesuai potensi yang dimiliki dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia sesuai dengan rumusan
tujuan pendidikan nasional. Salah
satu jenis pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah salah satunya
adalah pendidikan kejuruan di tingkat Sekolah Menengah Atas, yaitu SMK. Tujuan pengadaan SMK tidak lain untuk menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing di dunia usaha (Wahab, 2017).
Tetapi fenomena yang dihadapi pada kegiatan-kegiatan praktikum di
SMK, belum seluruhnya memperhatikan prosedur yang tepat dalam melaksanakan
praktikum. Permasalahan
yang juga ditemui pada Kegiatan
praktek siswa jurusan ATPH di SMK Negeri 3 Paguyaman
antara lain terkesan tidak bermakna dalam pembelajaran, adanya indikasi siswa tidak aktif
dalam praktek mengakibatkan hasil belajar menurun. Di SMK terdapat program praktikum yang dilaksanakan oleh siswa di setiap jurusan, antara lain pada kelas Jurusan Perbengkelan, Jurusan Pertanian, Jurusan Tataboga dan Jurusan TIK. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal, praktikum siswa di sekolah belum memperhatikan
K3. Melalui penelitian ini, peneliti akan
mengembangkan model pembelajaran
Recirocal berbasis K3 pada kegiatan praktek siswa di SMK Negeri 03 Paguyaman,
Pengembangan model pembelajaran
Recirocal berbasis K3 adalah menerapkan model pembelajaran yaitu siswa melakukan
kegiatan dalam bentuk kerja sama
sambil berdiskusi, saling mengisi dan melengkapi kekurangan rekan-rekan kelompoknya dengan memperhatikan kelengkapan K3 pada pelaksanaan kegiatan praktek tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti melakukan
penelitian dengan formulasi judul �Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal �Berbasis K3 untuk Meningkatkan Kegiatan Praktek Siswa Pertanian (ATPH) di SMK
Negeri 3 Paguyaman.
(Mukhtar, 2007) menjelaskan
bahwa model pembelajaran adalah keseluruhan cara dan teknik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran yang mengakomodir berbagai aspek pendekatan, strategi dan metode yang telah dipikirkan dan direncanakan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Sagala menjelaskan bahwa model pembelajaran reciprocal �adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk terbiasa
dalam bekerja sama saling menularkan
ide kepada rekannya dan kemudian saling melengkapi dalam melakukan berbagai kegiatan yang dituntut dalam pembelajaran. (Rachmayani, 2014)merinci
langkah-langkah umum yang harus dilakukan guru pada model pembelajaran reciprocal �yaitu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok,
guru mengajukan soal atau pertanyaan pada setiap kelompok, kelompok berdiskusi memecahkan masalah, guru melakukan bimbibingan pada kelompok secara bergiliran, guru memberikan kesempatan pada kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja dan ditanggapi kelompok lain. Hasil belajar secara umum diartikan kompetensi yang harus dimampui siswa setelah belajar. (Hernawan, Susilana, Julaeha, & Sanjaya, 2008) menjelaskan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar dan bersifat paten. Penerapan K3 dalam dunia kerja sudah diatur oleh pemerintah seperti halnya disebutkan dalam (INDONESIA, 2006) yang menyebutkan
bahwa setiap pemilik perusahaan wajib memberikan perlidnungan keamana, kesehatan dan keselamatan bagi pekerjanya. Berdasarkan undang-undang tesebut dapat ditelaah
bahwa K3 merupakan program
yang hasru dilakukan oleh pemilik perusahaan. Faktor Manusia Menurut (Silalahi, Bennet MA, DR & Silalahi, 1985) manusia
sebagai tenaga kerja merupakan �alat produksi� yang paling tidak efisien ditinjau
dari aspek tenaga kerja, keluaran,
ketahanan fisik dan mental.
Praktikum pengajaran memiliki tujuan untuk mendapat kesempatan dalam menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata
apa yang didapat dalam teori sehingga
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Mata� pelajaran� produktif� lebih� menekankan pada aspek psikomotor. (Sudiana, 1989) �Psikomotor� adalah kemampuan yang� menekankan kepada keterampilan motorik, keterampilan� otot dan beberapa kegiatan yang membutuhkan ketangkasan.�
Melalui penelitian dan pengembangan ini, peneliti berusaha
untuk mengembangkan� produk
yang layak dan�
efektif digunakan� dalam pembelajaran. Produk� yang� dikembangkan pada penelitian ini adalah panduan model pembelajaran reciprocal
�berbasis
K3 untuk meningkatkan kegiatan praktek siswa jurusan ATPH di SMK Negeri
3 Paguyaman.
Metode Penelitian
(Chourmain, 2008) menjelaskan bahwa metode
penelitian merupakan kseluruhan cara yang dilakukan peneliti dalam
kegiatan� penelitian,� mulai dari kegiatan mengumpukan data,
mengklasifikasi data, menganalisis data serta menyajikan data secara rasional,
empiris, sistematis� dan logis dalam
bentuk� laporan ilmiah.secara rinci dan
sistematis. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research
and development). Tahap-tahap penelitian dan pengembangan menurut (Gall, 1983) terdiri atas sepuluh tahap.
Berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh
Borg & Gall peneliti melakukan penyederhanaan dan pembatasan menjadi�� empat tahapan. Hal�� tersebut didasarkan� pada�
pendapat (Gall, 1983) yang menyarankan� dalam�
penelitian� tesis� dan�
disertasi,� penelitian� dibatasi�
dalam skala kecil termasuk kemungkinan untuk membatasi langkah
penelitian. Desain validasi penelitian dan pengembangan ini
meliputi tahap penilaian yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media.
Setelah divalidasi produk kemudian melalui revisi tahap I. Hasil revisi tahap I
kemudian diujicobakan dengan cara digunakan oleh guru dalam pembelajaran di
kelas. Selama penggunaan dalam pembelajaran di kelas peneliti berperan sebagai
observer. Setelah penggunaan model pembelajaran, guru dan siswa akan mengisi
angket dan diwawancarai..
Hasil
dan Pembahasan
Dari hasil observasi pada kondisi
awal kegiatan praktek siswa kelas X jurusan pertanian di SMK antara lain: pada
kriteria �Sangat Baik� hanya sebanyak 4 orang atau 18%, pada kriteria �Baik�
sebanyak 3 orang atau 14%, pada kriteria �Cukup� 11 orang atau 50%� dan pada kriteria �Kurang� sebanyak 4 orang
atau 18%. Jika ditambahkan Kriteria �Sangat Baik� dan �Baik� maka kemampuan
praktes siswa dipresentasikan hanya 32%. dari 22 orang siswa di Jurusan ATPH
SMK Negeri 3 Paguyaman Kabupaten Boalemo.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melaksanakan kegiatan penerapan
model pembelajaran reciprocal �berbasis K3.�
Dalam penelitian ini materi Budi Daya Jagung terpilih, yakni materi
untuk siswa kelas X jurusan ATPH di SMK Negeri 3 Paguyaman. Penelitian
dilakukan selama pembelajaran pada semester II, sesuai jadwal pembelajaran Budi
Daya jagung di sekolah. Setelah mengetahui kondisi awal pembelajaran pada
kegiatan praktikum siswa di sekolah, peneliti kemudian menentukan cara untuk
meningkatkan kegiatan praktek siswa yang tergolong rendah. Dilihat dari
permasalahan, kegiatan praktek akan terasa lebih bermakna jika dilaksanakan
melalui kerja sama dan tanggung jawab dari beberapa orang/ kelompok. Hasil
pengembangan dapat dilihat dari Pre test yang dilaksanakan pada analisis kebutuhan
dengan penyebaran angket yang diisi oleh siswa. Hasil pengumpulan data pada
kondisi awal kegiatan praktek siswa pertanian melalui angket menunjukkan 4 %,
hal ini� berarti kegiatan praktek siswa
kelas X jurusan pertanian pada materi budidaya jagung tergolong sangat rendah.
Pada proses, hasil angket yang diperoleh adalah 6,4 % yang berarti kegiatan
praktek siswa naik sebanyak 2,4 %. Pada pelaksanaan postest, perolehan nilai
rata-rata mencapai 8,5 % artinya model pembelajaran reciprocal berbasis K3 berhasil meningkatkan kegiatan praktek siswa
ke hasil yang lebih baik.
Sedangkan berdasarkan pada hasil validasi ahli dapat disimpulkan bahwa nilai yang diperoleh dari 5 (lima) item adalah 4,6. Sehingga produk berupa buku panduan model pembelajaran reciprocal �berbasis K3 untuk meningkatkan kegiatan praktek siswa jurusan APTH di SMK Negeri 3 Paguyaman dapat dilanjutkan dan kemudian �Sangat Layak� digunakan. Dari 4x praktek diskusi kelompok yang 2 pertemuan di antaranya turun langsung ke lahan pertanian, penerapan model pembelajaran reciprocal berbasis K3 untuk meningkatkan kegiatan praktek siswa kelas X jurusan pertanian di SMK Negeri 3 Paguyaman berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara siswa berikut ini:
Tabel 1
Hasil Wawancara Kegiatan Praktek Siswa
No. |
Pertanyaan |
Jumlah Menjawab |
|
Ya |
Tidak |
||
1.
|
Apakah Anda Tahu Cara Menyusun
Proposal? |
18 |
4 |
2.
|
Apa Anda Mengerti Makna Anggaran
Dalam Budidaya Tanaman? |
16 |
6 |
3.
|
Apakah Fasilitas Praktikum Di
Sekolah Memadai? |
17 |
3 |
4.
|
Apa Menurut Anda Membersihkan Alat
Praktek Itu Penting? |
18 |
4 |
5.
|
Apakah Teori Yang Diajarkan
Sesuai Dengan Praktek Yang Dilaksanakan? |
17 |
3 |
6.
|
Apa Anda Tahu Menggunakan Alat
Praktek� Di Lahan Pertanian? |
16 |
6 |
7.
|
Apakah Anda Mampu Mempraktekkan
Pengolahan Pertanian? |
15 |
7 |
8.
|
Apa Bibit Unggul Yang Baik Mampu
Menentukan Hasil Pertanian? |
19 |
3 |
9.
|
Apakah Perawatan Tanaman
Penting? |
20 |
2 |
10. |
Apakah Pemeliharaan Lahan
Setelah Panen Diperlukan? |
18 |
4 |
Jumlah |
174 |
42 |
Pada penerapan model pembelajaran reciprocal� dalam diskusi kelompok, terdapat peningkatan
kegiatan praktek siswa. Berikut adalah sajian grafik peningkatan kegiatan
tersebut dalam observasi:
Gambar 1
Peningkatan Kegiatan Praktek Siswa
Berdasarkan Observasi
Dari grafik tersebut, dapat dilihat
dalam 3x observasi mengenai penerapan dan pelaksanaan Guru dalam pembelajaran
model reciprocal �mengalami peningkatan, dari 4,6 meningkat
menjadi 6,7 dan kemudian naik lagi hingga 8,8. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran reciprocal �berbasis K3 telah berhasil meningkatkan
pemahaman Guru dalam kegiatan praktek siswa kelas X jurusan pertanian di SMK
Negeri 3 Paguyaman.
�Dari 4x praktek diskusi kelompok yang 2 pertemuan di antaranya turun langsung ke lahan pertanian, penerapan model pembelajaran reciprocal �berbasis K3 untuk meningkatkan kegiatan praktek siswa kelas X jurusan pertanian di SMK Negeri 3 Paguyaman berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara siswa pada postest yang memperoleh nilai 38,28 dari nilai maksimal 50, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kegiatan praktek setelah diterapkan model pembelajaran reciprocal berbasis K3. Dengan kata lain nilai rata-rata siswa dalam wawancara adalah di atas 8, sehingga disimpulkan bahwa model pembelajaran reciprocal �dapat meningkatkan kegiatan praktek siswa jurusan APTH di SMK Negeri 3 Paguyaman.
Kesimpulan
Kondisi awal pembelajaran kegiatan praktek siswa Pertanian
(APTH) Di SMK Negeri 3 Paguyaman menunjukkan hasil observasi antara lain tidak
ada perhatian siswa mengenai K3, kegiatan praktek kurang dapat menarik
perhatian siswa, dan siswa kurang aktif dalam kegiatan praktek sehingga hasil
belajar menurun. SMK Negeri 3 Paguyaman merupakan sekolah yang memiliki siswa
dengan latar belakang orang tua mayoritas bekerja di bidang pertanian, tidak
heran banyak siswa yang berminat di jurusan ATPH di sekolah ini. Dengan latar
belakang tersebut, dirasa perlu mengadakan penelitian yang berjudul
Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal
�Berbasis K3 untuk Meningkatkan
Kegiatan Praktek Siswa Pertanian (APTH) Di SMK Negeri 3 Paguyaman.
Pengembangan model reciprocal
�berbasis untuk meningkatkan
kemampuan praktek siswa dilakukan sesuai�
tahapan-tahapan sebagai berikut:
(a) Melakukan
analisis Kompetensi baik kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan;
(b) Memilih materi
dan Menetapkan langkah-langkah skenario pembelajaran sesuai dengan model reciprocal �berbasis K3;
(c) Membuat panduan
model pembelajaran Reciprocal �berbasis K3 untuk meningkatkan kegiatan
praktek siswa jurusan APTH di SMK Negeri 3 Paguyaman;
(d) Revisi panduan model
pembelajaran Reciprocal �sesuai dengan masukan para ahli pada validasi;
(e) Melaksanakan
kegiatan pembelajaran dalam bentuk kegiatan praktek siswa menggunakan model reciprocal �sesuai panduan;
(f) ��Menganalisis hasil kemampuan
praktek siswa; dan
(g) �Melakukan evaluasi.
Hasil pengembangan dapat dilihat dari Pre test yang
dilaksanakan pada analisis kebutuhan dengan penyebaran angket yang diisi oleh
siswa. Hasil pengumpulan data pada kondisi awal kegiatan praktek siswa
pertanian melalui angket menunjukkan 4 %, hal ini� berarti kegiatan praktek siswa kelas X
jurusan pertanian pada materi budidaya jagung tergolong sangat rendah. Pada
proses, hasil angket yang diperoleh adalah 6,4 % yang berarti kegiatan praktek
siswa naik sebanyak 2,4 %. Pada pelaksanaan postest, perolehan nilai rata-rata
mencapai 8,5 % artinya model pembelajaran reciprocal
�berbasis K3 berhasil meningkatkan
kegiatan praktek siswa ke hasil yang lebih baik.
Dari 4x praktek diskusi kelompok yang 2 pertemuan di
antaranya turun langsung ke lahan pertanian, penerapan model pembelajaran reciprocal �berbasis K3 untuk meningkatkan kegiatan
praktek siswa kelas X jurusan pertanian di SMK Negeri 3 Paguyaman berhasil. Hal
ini dapat dilihat dari hasil wawancara siswa pada postest yang memperoleh nilai
38,28 dari nilai maksimal 50, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kegiatan
praktek setelah diterapkan model pembelajaran reciprocal �berbasis K3.
Dengan kata lain nilai rata-rata siswa dalam wawancara adalah di atas 8,
sehingga disimpulkan bahwa model pembelajaran reciprocal �dapat
meningkatkan kegiatan praktek siswa jurusan APTH di SMK Negeri 3 Paguyaman.
Dalam 3x observasi mengenai penerapan dan pelaksanaan Guru dalam pembelajaran
model reciprocal �mengalami peningkatan, dari 4,6 meningkat
menjadi 6,7 dan kemudian naik lagi hingga 8,8. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran reciprocal �berbasis K3 telah berhasil meningkatkan
pemahaman Guru dalam kegiatan praktek siswa kelas X jurusan pertanian di SMK
Negeri 3 Paguyaman.
BIBLIOGRAFI
Chourmain, Imam.
(2008). Acuan normatif penelitian untuk penulisan skripsi. Tesis, dan
Disertasi. Jakarta: Al-Haramain Publishing House.
Gall,
Borg dan. (1983). Educational Research, An Introduction. New York and
London: Longman Inc.
Hernawan,
Asep Herry, Susilana, Rudi, Julaeha, Siti, & Sanjaya, Wina. (2008).
Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Indonesia,
Presiden Republik. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Mukhtar.
(2007). Bimbingan Skripsi Tesis dan Artikel Ilmiah. Jambi: Gaung Persada
Press.
Nana
Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Rachmayani,
Dewi. (2014). Penerapan Pembelajaran Reciprocal
�Teaching untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar matematika siswa. JUDIKA
(Jurnal Pendidikan Unsika), 2(1).
Silalahi,
Bennet MA, DR & Silalahi, Rumondang B. MPH. (1985). Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Sudiana,
Nana. (1989). Dasar-dasar proses belajar mengajar. PT Sinar Baru
Algensindo.
Wahab,
Abdul. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Type Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Gambar Konstruksi
Bangunan Tentang Gambar Denah Di Kelas XI BB SMK Negeri 2 Bogor Semester III
Tahun Pelajaran 2014/2015. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(1),
16�28.