Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X

Vol. 3, No 9, September 2021

 

MODEL CONCURRENT TRANSFORMATIVE DALAM DESAIN METODE PENELITIAN CAMPURAN: SEBUAH PENGENALAN

 

Brilliant Windy Khairunnisa

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Semakin majunya perkembangan ilmu, banyak penemuan yang dihasilkan sehingga memperoleh berbagai keuntungan dan kemudahan dari penelitian yang dilakaukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model concurrent transformative dalam desain metode penelitian campuran: sebuah pengenalan. Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti akan menggunakan metode tertentu untuk memudahkan dalam menghasilkan temuan baru tersebut yang salah satunya ialah dengan metode penelitian campuran. Terdapat banyak model dalam desain metode campuran yang dapat membantu para peneliti untuk melakukan penelitiannya. Model transformatif bersamaan atau concurrent transformative dalam desain metode penelitian campuran, merupakan salah satu model yang dapat ditandai dengan adanya penggunaan perspektif teoritis yang dapat dilihat dari pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian yang telah ditentukan sebelum proses penelitian berlangsung. Dimana tujuan dari model penelitian tersebut ialah untuk mengevaluasi perspektif teoritis pada tingkat analisis yang berbeda-beda. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menjawab dan memperkenalkan secara rinci terkait model concurrent transformative dalam desain metode penelitian campuran. Adapun metode kualitatif dengan data sekunder digunakan dalam penelitian ini.

 

Kata Kunci: metode campuran; transformatif bersamaan; perspektif teoritis

 

Abstract

With the advancement of the development of science, many discoveries are produced so as to obtain various benefits and convenience from the research carried out. The purpose of this study was to find out the use of concurrent transformative models in the design of mixed research methods: an introduction. In conducting research, a researcher will use certain methods to facilitate in producing new findings, one of which is by mixed research methods. There are many models in the design of mixed methods that can help researchers to conduct their research. Concurrent transformative model in the design of mixed research methods, is one model that can be characterized by the use of theoretical perspectives that can be seen from research questions or research objectives that have been determined before the research process takes place. The purpose of the research model is to evaluate theoretical perspectives at different analytical levels. This research aims to answer and introduce in detail related concurrent transformative models in the design of mixed research methods. Qualitative methods with secondary data are used in this study.

 

Keywords: mixed methods; transformative at the same time; Theoretical perspective

 

Received: 2021-08-22; Accepted: 2021-09-05; Published: 2021-09-20

 

Pendahuluan

Seiring berkembangnya keilmuan dan zaman, penemuan-penemuan baru terus dihasilkan hingga mendapatkan berbagai keuntungan dan kemudahan dari hasil penelitian tersebut. Dalam hal ini, metode yang digunakan dalam suatu penelitian juga ikut berkembang yang ditandai dengan adanya metode penelitian campuran selain adanya kualitatif dan kuantitatif. Adapun pendekatan yang dilakukan berbasiskan metode tersebut, dianggap sangat berguna sehingga pencampuran kedua metode layak disebut sebagai metode penelitian campuran, bukan sebagai metodologi (Archibald, Radil, Zhang, & Hanson, 2015). Metode penelitian campuran atau yang biasa disebut sebagai mixed-methods, merupakan metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif sekaligus (Mustaqim, 2016). Hal ini dilakukan untuk memperdalam sekaligus memperluas hasil penelitan yang akan dicapai, sehingga dapat menekan terjadinya kurang tepatnya hasil penelitian tersebut.

Secara paradigmatik, metode campuran memiliki landasan filosofis berupa pragmatisme yang mana akan berbeda dengan metode kuantitatif yang berlandaskan pada positivisme, ataupun strukturalisme dan teori kritis yang memengaruhi metode kualitatif (Zandvanian & Daryapoor, 2013). Dalam hal ini, penelitian metode campuran akan mengintegrasikan beberapa komponen dalam penelitiannya baik dari segi filosofi, metodologi, hingga metode itu sendiri dimana metode kualitatif dan metode kuantitatif akan digunakan dalam satu penelitian. Adapun ketiga komponen tersebut, telah disebut sebagai integrasi trilogi dalam metode penelitian campuran (Fetters & Molina-Azorin, 2017).

Dalam metode penelitian campuran, terdapat berbagai macam model yang mana concurrent transformative menjadi salah satu modelnya. Adapun model concurrent transformative merupakan desain yang menggunakan teknik dari metode kualitatif dan kuantitatif dalam waktu yang bersamaan (Sweetman, Badiee, & Creswell, 2010). Hal ini menyebabkan adanya kesulitan yang dialami oleh beberapa peneliti, sebab akan dilakukannya intergrasi kedua metode penelitian tersebut dalam satu waktu. Namun demikian, model concurrent transformative ini dapat mempercepat adanya proses pengembangan data penelitian. Sebab pada dasarnya, metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif dapat dilakukan secara parallel. Dengan kata lain, metode dan teori dapat bekerjasama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (Alavi, Archibald, McMaster, Lopez, & Cleary, 2018; Almeida, 2018). Hal tersebut yang pada akhirnya menjadikan model concurrent transformative dalam penelitian campuran lebih relevan apabila digunakan dalam melakukan penelitian berbasiskan kasus advokasi ataupun teoritis.

Di sisi lain, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan metode campuran dalam penelitian pada model concurrent transformative secara rinci. Sebab pada dasarnya, penelitian campuran dalam suatu penelitian telah mengalami pengembangan dari segi teori yang juga melibatkan interaksi dinamis pada bidang yang bersifat praktis (Greene, 2008). Dimana metode campuran dalam penelitian tergolong sebagai metode yang cukup baru dan jarang digunakan oleh para peneliti sebab dibutuhkannya waktu yang lebih lama. Adapun kebaruan atau novelty dalam penelitian ini, dimana belum ditemukan adanya penelitian terkait metode campuran dalam penelitan pada model concurrent transformative sebelumnya. Dalam hal tersebut, penelitian ini diharapkan dapat menunjang penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan topik tersebut ataupun dengan menggunakan model concurrent transformative dalam penelitiannya.

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian kualitatif secara deskriptif diaplikasikan dengan pengambilan data sekunder berupa studi literatur serta sumber-sumber data kualitatif yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, dimana data-data yang diperoleh bersifat narasi tanpa angka. Adapun pemanfaatan waktu yang lama (prolonged time) dan diskusi lanjutan dengan para ahli dilakukan sebagai uji kevalidan hasil penelitian.

 

Hasil dan Pembahasan

1.      Tahapan Penelitian Metode Campuran

Dalam metode penelitian campuran atau mixed-methods ini, penelitian dapat dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sempurna. Dimana hal tersebut dilakukan dengan merumuskan latar belakang masalah penelitian serta merumuskan pertanyaan penelitian, mengembangkan alur instrumen skala status identitas dating, pengambilan atau pengumpulan data dengan metode kuantitatif, menganalisis data kuantitatif yang ada, pengambilan atau pengumpulan data dengan metode kualitatif, menganalisis data kualitatif yang ada, menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif serta menganalisa keduanya, kemudian pada tahapan terakhir, akan dilakukan interpretasi data yang telah ditemukan hingga dapat diperoleh data serta hasil penelitian yang sempurna (Creswell, 2017).

Adapun teknik yang digunakan saat melakukan penelitian dan pencarian data, ialah dengan menggunakan desain penyisip. Dengan demikian, metode penelitian campuran pada model transformatif akan berguna pada saat peneliti membutuhkan jenis kualitatif dan kuantitatif sekaligus dengan mengedepankan sifat teoritis dan pembelaan seperti kasus feminisme dalam studi Hubungan Internasional (Stentz, Plano Clark, & Matkin, 2012). Hal tersebut disebabkan oleh adanya metode campuran yang menciptakan pembagian biner pada deduksi dan induksi dimana metode kuantitatif dan metode kuatitatif digunakan sekaligus sebagai penguat hasil penelitian yang ada (Gilbert, 2006).

2.      Penentuan Sumber Data

Dalam menentukan sumber data, model concurrent transformatif dapat mengambil sumber data dari dua metode sekaligus. Di mana sumber data ini dapat diperoleh dari segi kuantitatif maupun kualitatif. Dari segi metode penelitian kuantitatif, sumber data dapat ditentukan dengan melakukan pengumpulan survey kuesioner atau angket, di mana peneliti menyebarkan beberapa angket pada narasumber-narasumber untuk dapat dikumpulkan dan dapat memperoleh sumber data yang akurat (Zandvanian & Daryapoor, 2013). Adapun cara lain dalam menentukan sumber data dalam metode kuantitatif, yaitu dengan melakukan wawancara dengan narasumber yang terpercaya, pengumpulan data statistika, ataupun dengan cara observasi yang dilakukan melalui kemampuan panca indra peneliti (Creswell, 2017; Taguchi, 2018).

Di sisi lain, terdapat beberapa cara untuk menentukan sumber data dengan metode kualitatif. Cara-cara tersebut ialah, seperti dengan melakukan observasi sebagaimana kuantitatif, melakukan wawancara terhadap narasumber terpercaya, pengumpulan dokumen-dokumen yang dapat berupa film, tulisan mapun gambar, serta dapat pula dilakukan dengan cara triangulasi. Adapun teknik triangulasi, merupakan salah satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan sumber data (Almeida, 2018; Farr, 2008). Dimana peneliti akan melakukan ketiga cara menentukan sumber data sekaligus, yaitu observasi, wawancara, serta pengumpulan dokumen. Sedangkan dalam model transformative bersamaan, atau model concurrent transformative ini, peneliti dapat menentukan sumber data yang akan ia peroleh dari metode kuantitatif dan kualitatif sekaligus (Halcomb & Hickman, 2015).

3.      Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam sebuah penelitian. ketersediaan dan keterjangkauannya data sangat diperlukan. Hal ini disebabkan, adanya data dari sebuah penelitian yang menjadi lebih faktual. Selain itu data juga berguna untuk mendukung argumen dan teori dalam penelitian yang dilakukan. Untuk mendapatkan data dalam penelitian tersebut, terdapat teknik-teknik atau cara-cara yang harus dilakukan oleh peneliti agar data yang didapatkan aktual dan beragam. Setelah data-data tersebut diperoleh, kemudian data tersebut dapat dipergunakan sebagai alat analisis peneliti. Untuk menganalisis suatu data, dibutuhkan cara dan analisis yang tepat agar hasil dari penelitian dapat menjadi faktual. Dalam metode penelitian campuran, penggabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif menyebabkan adanya data yang dibutuhkan akan lebih banyak dan analisis data dalam penelitian ini akan menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pemahaman mendalam terkait teknik pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif secara keseluruhan.

Terdapat beberapa teknik dalam melakukan pengumpulan data pada metode penelitian campuran, diantaranya ialah Teknik Wawancara dimana teknik wawancara tersebut dilakukan sebagai proses untuk memperoleh keterangan dalam memenuhi tujuan penelitian, yang dilakukan dengan cara tanya jawab dan bersifat kualitatif. Adapun wawancara tersebut biasa dilakukan dengan keadaan bertatap muka antara responden atau narasumber dengan pewawancara (Bungin, 2015). Dengan demikian, wawancara dalam penelitian bersifat langsung, dan dengan kata lain peneliti harus dapat memperoleh dan memilih narasumber yang akan di wawancarai dengan tepat. Adapun narasumber yang ditentukan, diharuskan setidaknya telah memiliki penguasaan data serta informasi terkait topik yang sedang diteliti untuk mendapatkan sumber data yang akurat dalam suatu penelitian.

Teknik selanjutnya merupakan teknik Observasi, dimana teknik yang biasa disebut dengan pengamatan tersebut merupakan salah satu metode pengumpulan data yang mana data-data dari penelitian tersebut dapat diamati untuk menghimpun data penelitian oleh peneliti tersebut (Bungin, 2015). Dengan kata lain, observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan peneliti. Adapun proses pengamatan tersebut biasa dilakukan berdasarkan dari pemanfaatan panca indra. Kemudian ialah Teknik Angket dimana teknik tersebut merupakan hasil penyusunan pertanyaan sistematis dari peneliti diperuntukkan pada responden (Bungin, 2015). Setelah responden mengisi pertanyaan dalam angket, angket tersebut kemudian akan dikembalikan kepada peneliti. Dalam hal ini, jawaban dari responden tersebut yang dibutuhkan sebagai data dalam penelitian. Teknik ini dapat dikatakan memiliki kemiripan dengan teknik wawancara namun perbedaan antara keduanya terletak pada tidak dilakukannya secara tatap muka atau secara langsung dalam teknik angket.

Adapun teknik selanjutnya ialah Teknik Dokumentasi, dimana pendokumentasian merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan dokumen-dokumen (Mamik, 2015). Dalam teknik kualitatif, dokumen tersebut dapat berupa buku harian, foto, notulensi hasil rapat, laporan berkala atau sejenisnya. Sementara dalam teknik kuantitatif, dokumen dapat berupa statistika. Di sisi lain, Teknik Sampling merupakan teknik terakhir dalam penelitian campuran, dimana Teknik pengumpulan data ini merupakan pembeda antara metode kualitatif dan metode kuantitatif. Hal ini disebabkan, dalam penelitian kuantitatif objek penelitian bersifat lebih universal dan luas. Teknik Sampling ini kemudian digunakan untuk dapat mempermudah proses pengumpulan data. Menurut Margono, teknik sampling ialah sebuah teknik atau cara untuk menentukan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya namun dengan sampel yang berjumlah sesuai (Cresswell, Plano-Clark, Gutmann, & Hanson, 2003). Dengan demikian, dalam prakteknya teknik sampling ini tidak mengharuskan peneliti untuk mengambil sampel keseluruhan dari populasi yang akan diteliti, melainkan peneliti dapat memilih kemudian mengambil sampel yang tepat untuk mewakili populasi dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian campuran, teknik pengumpulan data hampir serupa sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dimana terdapat teknik wawancara, observasi, dokumentasi, serta pengumpulan angket. Namun demikian, dalam metode kuantitatif terdapat tambahan yaitu sampling. Yang membedakan antara kualitatif dan kuantitatif yaitu dapat dilihat dari datanya, seperti hasil dokumentasi dalam kuantitatif, dokumen akan berupa data statistik. Sementara dalam kualitatif, data berupa catatan harian, jadwal harian ataupun sejenisnya. Setelah semua data telah lengkap dan terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti ialah mulai menganalisis data tersebut. Di sisi lain, dalam metode penelitian campuran selain melakukan adanya pengumpulan dan analisis data, peneliti akan melakukan adanya integrasi antara data kuantitatif dan data kualitatif yang ada. Hal tersebut dilakukan, sebab terdapat metode statistik dan eksperimental yang dapat memperkuat adanya generalisasi ataupun prediksi (Zandvanian & Daryapoor, 2013). Adapun dalam menganalisis suatu data, dibutuhkan beberapa teknik yang mana dalam hal ini penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif memiliki teknik analisis data yang berbeda.

Teknik analisis data dalam metode penelitian kuantitatif terbagi menjadi dua kategori berupa statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif merupakan teknik yang dapat digunakan sebagai alat menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah didapatkan atau mendeskripsikan sebagaimana adanya tanpa adanya kesimpulan yang bersifat umum atau tanpa adanya generalisasi. Analisa ini bersifat deskripsi dari akumulasi data yang mana dalam analisa ini tidak dibutuhkan adanya pengujian hipotesa. Dengan kata lain, seorang peneliti cukup memaparkan serta menjelaskan data tersebut. Adapun teknik kedua bernamakan Statistik Inferensial yang merupakan teknik yang biasa digunakan untuk pengambilan sampel yang berjumlah banyak. Dengan besarnya populasi yang ada, hasil dari semple tersebut akan digeneralisasikan terhadap populasi yang ada (Venkatesh, Brown, & Sullivan, 2016). Analisa inferensial merupakan teknik yang bersifat lebih dalam dibandingkan analisa deskriptif. Hal ini disebabkan oleh analisa inferensial yang tidak hanya sekadar mendeskripsikan satu data saja, melainkan terdapat aspek-aspek dari penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan (Sutopo & Slamet, 2017).

Di sisi lain, dalam penelitian kualitatif terdapat empat teknik analisis data yang terdiri dari coding, indeksasi, verifikasi, dan trigulasi. Dimana Coding menurut Schumacer dan Mc Millian merupakan proses pembagian data kedalam bagian klasifikasi (Sundasiah, 2010). Dalam kata lain, proses coding merupakan teknik yang dapat mempermudah peneliti dalam proses analisa data dengan cara pemberian label pada temuan yang ada berdasarkan kategori (Castro, Kellison, Boyd, & Kopak, 2010). Adapun dengan demikian, setelah seluruh data terkumpul peneliti dapat mengelompokan dan membagi data-data tersebut hingga mendapatkan kesimpulan dimana semakin banyak data yang diperoleh maka hasil coding akan semakin banyak pula.

Teknik berikutnya ialah Triangulasi yang merupakan teknik pemeriksaan kebenaran atau keabsahan data dengan cara memanfaatkan hal-hal yang lain diluar data tersebut sebagai keperluan untuk pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Adapun dalam penelitian campuran, teknik triangulasi dapat diperiksa melalui konseptualisasi dari luas ke sempit (Sloboda & Petras, 2014). Di sisi lain, teknik Triangulasi merupakan teknik yang seringkali digunakan dalam melakukan validitas terhadap data penelitian. Kemudian terdapat teknik Verifikasi yang menjadi tahapan akhir dalam proses penelitian data ialah verifikasi dengan cara penarikan kesimpulan atau merupakan hasil akhir dalam penelitian kualitatif. Hasil yang akan didapatkan dari penelitian tersebut dapat berupa gambaran suatu objek atau deskripsi yang sebelumnya belum dapat diyakini menjadi jelas dan dapat diyakini kebenarannya setelah diteliti (Sugiono, 2012).

Dengan demikian, pada dasarnya metode kualitatif akan memberikan kekuatan dari segi kedalaman makna dan konteks penelitian, sedangkan metode kuantitatif akan memberikan kekuatan dari segi generalisasi dan statistik dimana kedua hal tersebut dapat saling menguatkan dalam penelitian metode campuran (van Griensven, Moore, & Hall, 2014). Adapun dari penjabaran tersebut dapat dilihat bahwa teknik analisis setiap metode penelitian memiliki fokus bahasan serta ciri khasnya tersendiri yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Setiap teknik ini kemudian berfungsi untuk menyempurnakan proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

4.      Analyzing Hybrid Data

Dalam analisis transformasi hybrid data, kerangka desain yang digunakan memiliki pelengkap berupa adanya penggunaan metode kualitatif. Sedangkan mengekspolorasi data, merupakan bagian tambahan yang digunakan dari metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini akan dimulai oleh para peneliti dengan cara menggabungkan jenis data serta macam-macam bentuk data yang telah diperoleh sebagai cadangan untuk teknik observasi. Sedangkan etnografi serta narasi dari statistik deskriptif ataupun inferensial digunakan sebagai alat pengukuran data yang dapat bersifat otomatis. Terdapat berbagai macam jenis kerangka dari transformasi ini, seperti kerangka yang memuat penjelasan maupun eksplorasi mengenai data tersebut atau yang biasa disebut sebagai kerangka tertanam.

Adapun konvergen dan eksplanasi sekuensial, yang dibentuk dengan maksud untuk menggabungkan elemen-elemen kehidupan sosial dengan elemen kepedulian terhadap masyarakat. Dari penggabungan tersebut, akan tercipta sudut pandang yang sebelumnya kurang terwakili dan kurang menjadi sorotan, menjadi lebih tersorot dan mendapatkan kepedulian (Cronholm & Hjalmarsson, 2011). Salah satu contoh penelitian dari konvergen ialah dalam penelitian perspektif feminis, ras, etnis, disabilitas, dan gender yang ditujukan terhadap kaum yang lebih dominan dalam kehidupan sosial.

Dalam analisis transformative hybrid data, sudut pandang masyarakat yang terpinggirkan atau minoritas merupakan target yang tepat untuk dijadikan sebagai sumber bahan penelitian. Hal ini disebabkan oleh pentingnya memperbaiki sosio-demografis tradisional yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Seperti adanya pekerja kelas-kelas sosial yang seringkali memperjuangkan hak istimewanya sebab adanya kepemilikan dari banyak hak yang mereka peroleh tersebut. Adapun kelas senioritas dimana hal ini membentuk adanya tuntutan untuk kesetaraan pada pekerja lepas kelas menengah. Desain metode transformatif hybrid data ini tidak hanya berfokus pada data ataupun tampilan dunia semata, melainkan ia juga berfokus kepada budaya pada kelompok masyarakat yang sedang relevan di tengah masyarakat. Hal ini yang lebih mudah dipahami sebagai paradigma pragmatis-transformatif yang berawal dari adanya perubahan struktur sosial, kemudian dilakukan untuk membantu melawan adanya dominasi stereotype ataupun asumsi-asumsi palsu sebagaimana seksisme dan rasisme.

Di sisi lain, adanya model concurrent transformative ini biasa digunakan dalam meneliti kualitas serta kepentingan manusia ataupun masyarakat secara umum dalam menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan hubungan sosial, kekuasaan ataupun pembelaan. Meski demikian, untuk melakukan penelitian menggunakan model transformatif ini tidak diperlukan adanya pendirian suatu pembelaan atau advokasi pada topik yang sedang diteliti (Sweetman et al., 2010). Dengan demikian, dalam model concurrent transformative memiliki kelebihan utama berupa adanya kemudahan dalam menuliskan laporan dan implementasi penelitian di samping adanya waktu lama yang dibutuhkan dan kurangnya literatur terkait transformative dari fase pertama menuju pengumpulan data pada fase kedua sebagai kekurangannya (Terrell & Ph, 2012).

 

Kesimpulan

Model transformative bersamaan dalam desain metode penelitian campuran merupakan salah satu bagian dari metode penelitian campuran. Model ini dikenal dengan kesulitannya yang akan dirasakan oleh peneliti saat melakukan integrasi antara metode kualitatif dan kuantitatif. Sebab pada dasarnya, model ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif tidak hanya sekadar penggunaannya, melainkan juga mewajibkan para peneliti untuk mengintegrasikan keduanya. Namun demikian, model ini dapat mempercepat terjadinya perkembangan penelitian, sebab adanya kedua metode yang dapat dilakukan secara parallel. Adapun pada model transformative bersamaan tersebut seringkali digunakan untuk meneliti topik-topik yang bersifat advokasi ataupun teoritis sebagaimana topik feminisme dalam ilmu hubungan internasional ataupun sosial. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya terlebih bagi peneliti metode campuran pada model concurrent transformative.

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alavi, Mousa, Archibald, Mandy, McMaster, Rose, Lopez, Violeta, & Cleary, Michelle. (2018). Aligning Theory and Methodology in Mixed Methods Research: Before Design Theoretical Placement. International Journal of Social Research Methodology, 21(5), 527�540. Google Scholar

 

Almeida, Fernando. (2018). Strategies to Perform a Mixed Methods Study. European Journal of Education Studies, 5(1), 137�138. Google Scholar

 

Archibald, Mandy M., Radil, Amanda I., Zhang, Xiaozhou, & Hanson, William E. (2015). Current Mixed Methods Practices in Qualitative Research: A Content Analysis of Leading Journals. International Journal of Qualitative Methods, 5�33. Google Scholar

 

Bungin, Burhan. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Public serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Media Group. Google Scholar

 

Castro, Felipe Gonz�lez, Kellison, Joshua G., Boyd, Stephen J., & Kopak, Albert. (2010). A Methodology for Conducting Integrative Mixed Methods Research and Data Analyses. Journal of Mixed Methods Research, 4(4), 342�360. Google Scholar

 

Cresswell, J. W., Plano-Clark, V. L., Gutmann, M. L., & Hanson, W. E. (2003). Advanced Mixed Methods Research Designs. In Handbook of Mixed Methods in Social and Behavioral Research (pp. 209�240). California: SAGE Publications. Google Scholar

 

Creswell, John W. (2017). Research Design : Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Google Scholar

 

Farr, Bernard C. (2008). Qualitative Research Methods: A Data Collector�s Field Guide. In Family Helath International (Vol. 25, pp. 1�12). Google Scholar

 

Fetters, Michael D., & Molina-Azorin, Jose F. (2017). The Journal of Mixed Methods Research Starts a New Decade: The Mixed Methods Research Integration Trilogy and Its Dimensions. Journal of Mixed Methods Research, 11(3), 291�307. Google Scholar

 

Gilbert, Tony. (2006). Mixed Methods and Mixed Methodologies: The Practical, The Technical and The Political. Journal of Research in Nursing, 11(3), 205�217. Google Scholar

 

Greene, Jennifer C. (2008). Is Mixed Methods Social Inquiry a Distinctive Methodology? Journal of Mixed Methods Research, 2(1), 7�22. Google Scholar

 

Halcomb, Elizabeth J., & Hickman, Louise. (2015). Mixed Methods Research. Faculty of Science, Medicine and Health - Papers: Part A, 1�17. Google Scholar

 

Mamik. (2015). Metode Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher. Google Scholar

 

Mustaqim. (2016). Metode Penelitian Gabungan Kuantitatif Kualitatif / Mixed Methods Suatu Pendekatan Alternatif. Jurnal Intelegensia, 04(1), 1�9. Google Scholar

 

Sloboda, Zili, & Petras, Hanno. (2014). Mixed Methods Research Design for Prevention Science: Methods, Critiques, and Recommendations. In Defining Prevention Science (pp. 1�626). https://doi.org/10.1007/978-1-4899-7424-2. Google Scholar

 

Stentz, Jane E., Plano Clark, Vicki L., & Matkin, Gina S. (2012). Applying mixed methods to leadership research: A review of current practices. Leadership Quarterly, 23(6), 1173�1183. Google Scholar

 

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Google Scholar

 

Sundasiah, Suci. (2010). Analisis Data Kualitatif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

 

Sutopo, Yeri, & Slamet, Achmad. (2017). Statistika Inferensial (Giovanny, ed.). Yogyakarta: Penerbit Andi. Google Scholar

 

Sweetman, David, Badiee, Manijeh, & Creswell, John W. (2010). Use of The Transformative Framework in Mixed Methods Studies. Qualitative Inquiry, 16(6), 441�454. Google Scholar

 

Taguchi, Naoko. (2018). Description and Explanation of Pragmatic Development: Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods Research. System, 75, 23�32. Google Scholar

 

van Griensven, Hubert, Moore, Ann P., & Hall, Valerie. (2014). Mixed Methods Research - The Best of Both Worlds? Manual Therapy, 19(5), 367�371. Google Scholar

 

Venkatesh, Viswanath, Brown, Susan A., & Sullivan, Yulia W. (2016). Guidelines for Conducting Mixed-Methods Research: An Extension and Illustration. Journal of the Association for Information Systems, 17(7), 435�495. Google Scholar

 

Zandvanian, Ahmad, & Daryapoor, Elaheh. (2013). Mixed Methods Research : A New Paradigm in Educational Research. Journal of Educational and Management Studies, 3(4), 525�531. Google Scholar

 

Copyright holder:

Brilliant Windy Khairunnisa (2021)

 

First publication right:

Syntax Idea

 

This article is licensed under: