Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 3, No. 8, Agustus 2021
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL STAD�
Irda Putriasari
�
SMAN 1 Singkep Singkep District, Lingga
Regency Riau Islands Province
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul �Meningkatkan Hasil Belajar
Ekonomi Menggunakan Model STAD pada Peserta Didik Kelas XII IPS 4 Semester
Genap SMA Negeri 1 Singkep Tahun Pelajaran 2019 / 2020� merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya peningkatan nilai peserta
didik dalam memahami Laporan Keuangan. Hal ini dilakukan karena banyaknya
peserta didik yang mengangap akuntansi pelajaran yang sulit, sehingga pada
beberapa materi akuntansi jumlah peserta didik yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) masih rendah. Tujuan yang hendak dicapai dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi peserta didik
kelas XII IPS 4 Semester Genap SMA Negeri 1 Singkep dengan menggunakan model STAD.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Singkep, Kecamatan Singkep Kabupaten
Lingga kelas XII IPS 4. Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran
2019/2020. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
tindakan yang alurnya sebagai berikut: membuat perencanaan tindakan,
melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengadakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan, dan merefleksi pelaksanaan� tindakan. Hasil refleksi tersebut digunakan
untuk mengambil keputusan untuk siklus selanjutnya. Data penelitian berupa
dokumentasi perencanaan, hasil observasi (pengamatan), dan hasil menulis. Instrumen
pengumpul data utama adalah peneliti, sedangkan instrumen pununjangnya adalah
RPP, Lembar observasi, dokumentasi, dan analisis hasil evaluasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan hasil belajar pada materi Laporan
Keuangan, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan yang mencapai KKM siklus I
52,17% meningkat menjadi 91,30% pada siklus II.
Kata Kunci: hasil belajar;
model stad; peserta didik
Abstract �
Classroom Action Research (CAR) entitled "Improving Economic
Learning Outcomes Using the STAD Model for Class XII IPS 4 Even Semester
Students of SMA Negeri 1 Singkep for the Academic Year 2019 / 2020" is one
of the efforts to improve the quality of education, especially increasing the
value of students in understanding financial statements. This is done because
many students consider accounting a difficult subject, so that in some
accounting materials the number of students who reach the Minimum Completeness
Criteria (KKM) is still low. The aim of this research is to improve the
accounting learning outcomes of students in class XII Social Sciences 4 Even
Semester SMA Negeri 1 Singkep by using the STAD model. This research was
conducted at SMA Negeri I Singkep, Singkep District, Lingga Regency, class XII
IPS 4. The research was conducted in the second semester of the 2019/2020
school year. The research design used is an action research design with the
following flow: making action plans, implementing actions in learning,
observing the implementation of actions, and reflecting on the implementation
of actions. The results of these reflections are used to make decisions for the
next cycle. Research data in the form of planning documentation, results of
observations (observations), and results of writing. The main data collection
instrument is the researcher, while the supporting instruments are lesson
plans, observation sheets, documentation, and analysis of evaluation results.
The results showed that improving learning outcomes in the Financial Statements
material, this was indicated by an increase which reached the KKM in the first
cycle of 52.17% increased to 91.30% in the second cycle.
Keywords: learning
outcome; stad model; students
Pendahuluan
Penguasaan peserta didik terhadap pelajaran akuntansi dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Hasil yang diharapkan adalah hasil belajar akuntansi yang mencapai ketuntasan belajar peserta didik. Peserta didik dikatakan tuntas belajar akuntansi apabila nilai hasil belajar akuntasi peserta didik telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah (Rahayu, 2018).
Kenyataan tidak demikian, berdasarkan data yang dimiliki guru, pada materi sebelumnya jumlah peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) XII IPS 4 adalah adalah 7 orang dari 23 orang peserta didik. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan SMA Negeri I Singkep adalah 75.
Sebenarnya di dalam proses pembelajaran akuntansi ini tidaklah sulit hanya butuh
pemahaman dari peserta didik namun peserta didik ini kurang fokus dalam
belajar masih banyak yang kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan dan
ketika diskusi berlangsung peserta didik kurang serius masih banyak yang
bermain. Guru sudah berusaha mengadakan perbaikan, baik
dalam membuat persiapan mengajar maupun dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran kelompok
dengan anggota masing-masing kelompok 5 atau 4 orang. Namun
pembentukan anggota kelompok kemampuan akademisnya belum heterogen. Hal ini menyebabkan
kelompok yang terbentuk kurang terkontrol (Mariyaningsih & Hidayati, 2018).
Berdasarkan masalah-masalah di
atas, perlu diantisipasi dengan mencari dan menerapkan metode pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kerjasama serta percaya diri peserta didik. Selain itu diperlukan
metode atau model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dalam pelajaran akuntansi. Sebagai salah satu alternatif
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian model STAD karena model
pembelajaran ini sangat berperan dalam mengembangkan kerjasama serta percaya
diri peserta didik. Penerapan pembelajaran ini memiliki keunggulan dimana peserta didik
diajak untuk berperan serta dalam setiap proses pembelajaran. Pada proses
pembelajaran ini peserta didik diberi kesempatan untuk berbagi informasi secara singkat dan
teratur dalam bentuk diskusi kelompok. Kemudian peserta didik dalam
kelompok dihadapkan dengan masalah yang harus diselesaikan bersama-sama dengan
anggota kelompoknya. Dengan terbiasanya peserta didik dihadapkan dengan masalah akuntansi
maka diharapkan bagi peserta
didk untuk sensitif terhadap permasalahan serta mampu
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan pembelajaran model STAD untuk menciptakan proses
pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik dan mengembangkan kemampuan peserta didik demi
meningkatkan hasil belajar akuntansi peserta didik (Zubaidah, 2016).
Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran tersebut kami melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dikelas XII IPS 4 tahun ajaran 2019/2020. Dalam pembelajaran ini, terdapat materi tentang laporan keuangan perusahaan dagang.
Sesuai dengan permasalahan di
atas, adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui
efektifitas pelaksanaan pembelajaran menggunakan model STAD dalam meningkatkan hasil belajar �pada �peserta didik kelas XII IPS 4 SMA Negeri I Singkep.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Singkep, Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga kelas XII IPS 4. Penelitian dilakukan pada semester II tahun
ajaran 2019/2020. Waktu
penilitian tindakan kelas adalah 3 bulan, yaitu Januari 2020 sampai Maret 2020.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS 4� SMA Negeri 1 Singkep tahun pelajaran� 2019-2020 yang berjumlah 23 orang terdiri dari 13 putra dan 10 putri dengan kemampuan akademis yang heterogen. Adapun sasaran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pembelajaran menggunakan model STAD dalam meningkatkan hasil belajar pada peserta didik kelas XII IPS 4 SMA Negeri I Singkep.
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan evaluasi. Refleksi pada setiap siklus akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah perilaku atau aktivitas siswa pada saat pemberian pembelajaran kimia terkait materi tentang�� kimia pokok bahasan Unsur Periode 3 dan Unsur Transisi Periode 4 dengan penerapan �Model Pembelajaran� Berbasis� Inquiri (Hutagalung, 2021). Dengan mengamati perubahan perubahan perilaku siswa, peneliti dapat mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa yang akan bepengaruh terhadap hasil belajarnya.Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus kedua terdiri dari 2 pertemuan, satu pertemuan 90 menit.
Sumber data penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS 4 SMA Negeri 1 Singkep tahun pelajaran 2019-2020 yang berjumlah 23 orang terdiri dari 13 putra dan 10 putri dengan kemampuan akademis yang heterogen. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini terdiri dari data pengamatan dan data hasil belajar. Data pengamatan diperoleh melalui lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran untuk setiap kali pertemuan dengan mengisi lembar yang sudah disediakan. Data tentang hasil belajar peserta didik dikumpulkan melalui tes hasil belajar berupa ulangan harian pada materi laporan keuangan. Ulangan harian terdiri dari ulangan harian I dan ulangan harian II. Tes hasil belajar ini dilakukan untuk menilai keberhasilan dari tindakan. Adapun Teknik Analisis Data dalam Penelitian ini terdiri dari dua penerapan yaitu Analisis Data Tentang Aktivitas Guru dan Peserta Didik dan Analisis Keberhasilan Tindakan.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
1)
Pelaksanaan
Tindakan
a) Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
instrumen penelitian yang terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen
pengumpul data. Perangkat pembelajaran terdiri dari �rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun untuk tiga kali pertemuan, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan evaluasi untuk
setiap kali pertemuan. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah lembar
pengamatan dan seperangkat tes hasil belajar�
yang terdiri dari kisi-kisi penulisan soal tes dan naskah soal (Mutia, Budi, & Serevina, 2014). Pada tahap ini
juga ditetapkan kelas yang mengikuti pembelajaran melalui proses pembelajaran model STAD. Peserta didik dikelompokkan dengan anggota kelompok�� 4 � 5 orang sehingga diperoleh 5 kelompok
dengan 3 kelompok beranggotakan 5 orang dan 2 kelompok beranggotakan 4 orang. Kelompok dibentuk bersifat heterogen secara akademik dan jenis
kelamin (Putra, Putra, & RahayuEmisnawati, 2018).
b) Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dengan waktu
4 jam pelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran pada penelitian ini
menggunakan dua siklus terdiri atas 4 kali kali pertemuan dengan dua� rencana pelaksanaan pembelajaran dan dua kali
ujian harian.
a. Siklus Pertama
Siklus pertama dilakukan sebanyak
2 kali pertemuan dengan satu kali tes (ulangan harian 1).
1)
Pertemuan
Pertama (Rabu, 15 Januari 2020)
Pada pertemuan ini kegiatan
pembelajaran membahas tentang Harga Pokok penjualan yang berpedoman pada
RPP-1� dengan menggunakan LKPD-1 dan
evaluasi-1. Sebelum
pembelajaran dimulai guru memperkenalkan model pembelajaran yang akan
diterapkan. Guru menjelaskan indikator ketercapaian dan mengkaitkan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya,
guru mendemonstrasikan pengetahuan tentang Harga Pokok Penjualan dan
dilanjutkan dengan mengorganisasikan peserta didik untuk duduk pada kelompok
yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah memberikan LKPD peserta didik
mengerjakannya bersama kelompoknya (Apendi, 2016).
Pada pertemuan ini terdapat
kelompok yang tidak dapat berinteraksi dengan teman kelompoknya, membuat
kelompok tersebut pasif. Setelah waktu mengerjakan LKPD berakhir, guru meminta
peserta didik untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pertemuan ini ada dua
kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya. Kemudian guru membimbing peserta
didik untuk membahas hasil kerjanya. Di akhir proses pembelajaran guru
membimbing peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan
dan memberikan evaluasi (Khoeriyatun Ni�mah, 2013).
2)
Pertemuan Kedua (Jumat,
17Januari 2020)
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua
berpandu pada RPP dengan menggunakan LKPD dan evaluasi. yakni membahas Laporan Laba/Rugi. Guru menjelaskan indikator ketercapaian dan mengingatkan peserta didik tentang laporan HPP yang telah dipelajari sebelumnya karena akan berkaitan dengan laporan laba rugi yang akan dibahas.
Selanjutnya, guru mendemonstrasikan
pengetahuan tentang Laporan laba/rugi. Dengan berbekal data kertas kerja dan HPP, peserta didik dapat menyusun laporan laba rugi. Guru memberikan contoh soal yang berhubungan
dengan penyusunan laporan laba
rugi dan soal soal hitungan
untuk mencari penjualan
bersih, laba kotor dan laba bersih. Setelah demonstrasi, guru memberikan LKPD dan menginstruksikannya untuk dikerjakan secara individu terlebih dahulu,
kemudian didiskusikan secara kelompok untuk menyatukan jawaban. Guru menegaskan
kepada peserta didik bahwa jawaban LKPD yang dikerjakan peserta
didik dan laporan kelompoknya
agar dikumpulkan. Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi yang baru dibahas guru memberikan
latihan soal. Diakhir pembelajaran, guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi yang diajarkan dan memberi evaluasi.
Pada pertemuan kedua ini, masih ada peserta didik yang langsung berdiskusi dalam menyelesaikan LKPD dan tidak mengerjakannya secara individu terlebih dahulu (Santoso & Suparman, 2017). Dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas masih ada peserta didik yang pasif
tapi tidak sebanyak pada pertemuan pertama. Peserta didik sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran pemecahan
masalah dalam tipe STAD. Diharapkan pada pertemuan berikutnya guru
mengingatkan kembali sebelum diskusi kelompok peserta didik terlebih dahulu berusaha mengerjakan LKPD dengan ide-idenya sendiri (Karimah, 2017).
3)
Pertemuan
Ketiga (Rabu, 22 Januari 2020)
Pada pertemuan ketiga ini guru mengadakan
Ulangan Harian I yang memuat materi HPP dan laporan keuangan laba/ rugi
Refleksi siklus pertama:
Berdasarkan lembar pengamatan, selama melakukan
tindakan sebanyak dua kali pertemuan ada beberapa kekurangan-kekurangan yang
dilakukan oleh guru dan peserta didik. Kekurangan-kekurangan tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Pada pertemuan
pertama guru kurang jelas dalam menyampaikan tata cara pelaksanaan pembelajaran
sehingga pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan baik.
2)
Pada saat
mengerjakan LKPD pada pertemuan pertama, peserta didik belum serius karena
belum terbiasa dan belum dapat berdiskusi dengan baik dalam kelompoknya.
3)
Pengawasan
guru kurang merata, guru cenderung berada didepan kelas sehingga peserta didik
yang lain merasa tidak diperhatikan.
4)
Penggunaan
waktu belum efektif, karena guru harus mengulang kembali materi sebelumnya.
Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki
tindakan adalah:
1)
Menyampaikan
tujuan dan tata cara pelaksanaan pembelajaran dengan lebih jelas sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan baik.
2)
Memantau dan
memberikan bimbingan yang lebih merata kesemua kelompok sehingga peserta didik
mengetahui apa yang harus dikerjakan dan lebih serius dalam belajar.
3)
Memberikan
penjelasan betapa pentingnya kerjasama dalam kelompok sehingga dalam
menyelesaikan suatu permasalahan peserta didik dapat lebih kreatif dan tidak hanya
mengandalkan guru.
4)
Mengatur waktu
seefektif mungkin agar pelaksanan pembelajaran berikutnya dapat berjalan dengan
baik.
b. Siklus Kedua
Siklus kedua dilakukan sebanyak dua kali pertemuan
dengan satu kali tes (ulangan harian II). Pada siklus kedua ini peneliti masih
tetap menerapkan langkah-langkah pembelajaran pada siklus pertama. Selanjutnya
guru berusaha untuk mengulas kembali secara ringkas materi yang berkaitan
dengan materi laporan keuangan. Kemudian memberikan lebih banyak tugas agar
peserta didik lebih mahir dalam menyelesaikan laporan keuangan (Noviantii, Yuanita, & Maimunah, 2020).
1)
Pertemuan Pertama (Rabu, 29 Januari 2020)
Pertemuan pertama
siklus kedua diawali dengan membahas secara ringkas
Ujian Harian I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus kedua
berpedoman pada RPP- dengan menggunakan LKPD dan evaluasi yaitu laporan
perubahan modal. Guru menjelaskan
indikator ketercapaian dan memotivasi Peserta didik dengan
mengingatkan tentang laporan laba/ rugi. Guru mendemonstrasikan pengetahuan
yang berhubungan dengan laporan perubahan modal. Dengan
berbekal laporan laba/ rugi , peserta didik dapat menyusun
laporan perubahan modal. Guru memberikan contoh soal dan
membimbing peserta didik menyelesaiakn. Peserta
didik duduk berkelompok dan
guru memberikan LKPD, selanjutnya peserta didik mengerjakan LKPD secara kelompok. Selanjutnya LKPD yang telah dikerjakan
dikumpulkan guru membimbing peserta
didik melaksanakan diskusi
kelas. Untuk memahirkan peserta
didik, diberikan latihan
kemudian dibahas bersama. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang dipelajari, selanjutnya guru memberikan evaluasi (Rahmawati, 2015).
Pada pertemaun ini, penerapan pembelajaran model STAD
sudah berjalan dengan baik, tidak ada lagi peserta didik yang main-main dalam diskusi dan sebelum diskusi
kelompok peserta didik terlebih dahulu bekerja sendiri dalam
rangka menjawab soal.
2) Pertemuan kedua ( Jumat, 31 Januari 2020)
Pertemuan� �Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus kedua
berpedoman pada RPP- dengan menggunakan LKPD dan evaluasi yaitu laporan
neraca. Guru menjelaskan
indikator ketercapaian dan memotivasi Peserta didik dengan
mengingatkan tentang laporan laba/ rugi dan laporan perubahan modal. Guru
mendemonstrasikan pengetahuan yang berhubungan dengan laporan neraca. Dengan
berbekal laporan laba/ rugi dan laporan perubahan modal, peserta didik dapat menyusun laporan neraca. Guru memberikan contoh
soal dan membimbing peserta
didik menyelesaiakn. Selanjutnya LKPD yang telah dikerjakan dikumpulkan guru membimbing peserta didik melaksanakan diskusi kelas. Untuk memahirkan peserta didik, diberikan latihan kemudian dibahas bersama. Guru
bersama peserta didik menyimpulkan materi yang dipelajari,
selanjutnya guru memberikan evaluasi (Zuhra, 2020).
Pada pertemuan ini, penerapan pembelajaran model STAD
sudah berjalan dengan baik, tidak ada lagi peserta didik yang main-main dalam diskusi dan sebelum diskusi
kelompok peserta didik terlebih dahulu bekerja sendiri dalam
rangka menjawab soal.
3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 5 Februari 2020)
Pada pertemuan ketiga siklus kedua ini guru mengadakan ulangan harian II yang memuat
materi laporan keuangan (laporan neraca) Ulangan harian II dilaksanakan selama
dua jam pelajaran (90 menit).
Refleksi siklus kedua:
Pada siklus kedua sudah mulai lebih baik dari siklus
pertama. Peserta didik sudah mulai mengerti dengan langkah-langkah
pembelajaran, sehingga tidak terlalu banyak kesalahan yang dilakukan. Waktu
yang tersedia sudah hampir sesuai dengan perencanaan. Dalam mengerjakan LKPD
waktunya dibatasi sehingga waktu untuk berdiskusi kelas cukup. Untuk siklus
kedua ini peneliti tidak melakukan perencanaan untuk siklus selanjutnya (Paloloang, 2014).
2)
Analisis Hasil Tindakan
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini
adalah data aktivitas dan interaksi peserta didik dan guru
serta kemajuan belajar peserta
didik, suasana kelas selama
proses pembelajaran, nilai perkembangan dan penghargaan kelompok, ketercapaian
KKM hasil belajar akuntansi untuk setiap indikator dan keberhasilan tindakan.
a. Aktivitas dan Interaksi Peserta didik dan Guru serta Kemajuan Belajar Peserta Didik
Untuk mengetahui aktivitas dan interaksi peserta didik dan guru serta kemajuan belajar peserta didik dengan penerapan pembelajaran model STAD dilakukan pengamatan terhadap aktivitas
dan interaksi peserta didik dan guru serta kemajuan belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Pertemuan pertama, dari hasil pengamatan
aktivitas dan interaksi peserta
didik dan guru diperoleh
bahwa guru dalam menjelaskan langkah-langkah pembelajaran belum jelas sehingga
tidak dimengerti sepenuhnya oleh peserta didik. Dalam
memberikan bimbingan guru cenderung berada didepan kelas. Masih ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Diskusi
berjalan dengan lancar karena masing-masing peserta didik dapat bekerjasama dalam kelompoknya. Dalam hal
kemajuan belajar peserta
didik, beberapa peserta didik mau bertanya kepada teman dikelompoknya ataupun
kepada guru jika mengalami hambatan. Hanya dua kelompok yang dapat
menyelesaikan soal dengan baik. Dari hasil pengamatan pengamat menyarankan agar
guru lebih jelas dalam menyampaikan tujuan dan tata cara pelaksanaan
pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat
memperhatikan peserta didik secara keseluruhan.
Pertemuan kedua, dari hasil pengamatan
aktivitas dan interaksi peserta
didik dan guru� terlihat peserta didik� mau
mendengar penjelasan guru dengan baik namun masih ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan guru. Dalam hal kemajuan
belajar peserta didik, sebagian besar peserta didik telah memahami materi pelajaran yang diberikan
dan peserta didik mau bertanya kepada kepada teman
sekelompoknya ataupun kepada guru dalam menyelesaikan soal serta dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dengan baik. Ada empat kelompok yang dapat
mempresentasikan hasil diskusi.
Dari hasil pengamatan pengamat menyarankan
agar guru selalu mengawasi peserta
didik dalam belajar di kelompoknya sehingga peserta didik dapat lebih serius dan lebih aktif, salain itu
guru diharapkan lebih menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan seluruh
kegiatan peserta didik.
Pertemuan keempat, berdasarkan hasil pengamatan terlihat aktivitas peserta didik dalam kelompok sangat baik, masing-masing peserta didik mau berusaha untuk berfikir terlebih dahulu,
mendiskusikan soal dengan kelompoknya dan bertanggung jawab terhadap anggota
kelompoknya, jika ada yang benar-benar mereka tidak mengerti baru bertanya pada
guru. Kemajuan belajar peserta
didik terlihat sangat baik
ditandai dengan masing-masing peserta didk dalam
kelompok mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Peserta didik dengan semangat mempresentasikan hasil kerjanya
didepan kelas. Secara keseluruhan penerapan pembelajaran model STAD berjalan dengan lancar karena peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Pertemuan
kelima, berdasarkan hasil
pengamatan terlihat aktivitas peserta didik dalam
kelompok sangat lebih baik, masing-masing peserta didik mau berusaha untuk berfikir terlebih dahulu, seluruh kelompok mendiskusikan soal dengan kelompoknya dan
bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya, jika ada yang benar-benar
mereka tidak mengerti baru teman
� teman sekelompoknya berusaha membantu teman yang masih belum mengerti. Kemajuan belajar peserta didik terlihat sangat baik ditandai dengan
masing-masing peserta didk dalam kelompok mampu menyelesaikan soal
dengan baik dan benar. Peserta
didik dengan semangat mempresentasikan
hasil kerjanya didepan kelas. Secara keseluruhan penerapan pembelajaran model STAD
berjalan dengan sangat hampir
mendekati kesempurnaan karena
peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
b. Nilai Perkembangan dan Penghargaan Kelompok
Berdasarkan
data skor dasar, skor ulangan harian 1 dan skor ulangan harian 2 dapat dilihat
nilai perkembangan tiap anggota kelompok. Nilai perkembangan anggota kelompok
diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor tes hasil belajar. Nilai
perkembangan peserta didik pada siklus I diperoleh dari selisih skor
dasar dengan skor ulangan harian I. Nilai perkembangan peserta didk pada siklus II diperoleh dari selisih skor ulangan harian I (skor dasar)
dengan skor ulangan harian I. Pada penelitian ini pembentukan kelompok terjadi
dua kali. Penyusunan kelompok� siklus I
dan siklus II berturut-turut berdasarkan nilai skor dasar dan ulangan harian I.
Nilai perkembangan peserta
didik pada siklus I dan II
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Nilai Perkembangan Peserta Didik pada Siklus I dan Siklus II
Nilai perkembangan |
Siklus I |
Siklus II |
||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
|
5 |
3 |
13.04 |
2 |
4.69 |
10 |
2 |
8.69 |
4 |
17.39 |
20 |
6 |
26.08 |
7 |
30.43 |
30 |
12 |
52.17 |
10 |
43.47 |
Persentase peserta didik yang menyumbangkan nilai perkembangan 30 pada siklus pertama lebih banyak dibandingkan siklus kedua. Skor dasar yang digunakan untuk pembentukan kelompok siklus kedua lebih tinggi dari pada skor dasar pembentukan kelompok siklus pertama. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai perkembangan kelompok. Hal ini terjadi karena skor dasar (hasil belajar peserta didik sebelum tindakan) rendah, sehingga nilai perkembangan pada siklus pertama tinggi. Selanjutnya nilai ulangan harian I menjadi skor dasar pada siklus kedua dengan hasil yang lebih baik sehingga peningkatan nilai perkembangan siswa tidak setinggi pada siklus pertama. Penurunan nilai perkembangan juga disebabkan oleh tingkat kesulitan materi pelajaran.
Setelah diperoleh nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan kepada kelompok, kemudian dicari rata-rata nilai perkembangan itu dan disesuaikan dengan kriteria penghargaan kelompok sehingga diperoleh penghargaan masing-masing kelompok. Penghargaan yang diperoleh oleh masing-masing kelompok pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2
Penghargaan yang Diperoleh
Masing-Masing Kelompok Pada
Siklus I dan Siklus II
Nama kelompok |
Siklus I |
Siklus II |
||
Skor kelompok |
Penghargaan |
Skor kelompok |
Penghargaan |
|
I |
27.5 |
Super |
22.5 |
Super |
II |
21 |
Hebat |
24 |
Super |
III |
25 |
Super |
27.5 |
Super |
IV |
26 |
Super |
21 |
Hebat |
V |
20 |
Hebat |
30 |
Super |
c. Ketuntasan Hasil Belajar akuntansi (Ketercapaian Kompetensi Dasar)
Berdasarkan skor yang diperoleh peserta didik untuk setiap indikator pada ulangan blok I dan
ulangan blok II yang diperolah peserta didik dapat
dinyatakan dengan jumlah peserta
didik yang mencapai KKM
seperti pada tabel.
Tabel 3
Ketercapaian KKM Pada Ulangan Harian I
No |
Indikator |
Jumlah Peserta Didik Mencapai KKM |
Persentase |
1 |
Menyusun HPP dan laporan laba /rugi |
12 |
52.17 % |
Dari tabel di atas ketercapaian kompetensi
dasar dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Siklus 1�� : Banyak peserta didik yang mencapai KKM
Tabel 4
Ketercapaian KKM Pada Ulangan Harian II
No |
Indikator |
Jumlah Siswa Mencapai KKM |
Persentase |
1 |
Menyusun laporan perubahan modal dan laporan neraca |
21 |
91,30 % |
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel
ketercapaian pada ulangan harian II diatas adalah:
Siklus II����� : � Banyak peserta didik yang mencapai KKM
Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar peserta didik dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 5
Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar
Interval |
Skor Dasar |
Ulangan Harian I |
Ulangan Harian II |
Banyak Siswa |
Banyak Siswa |
Banyak Siswa |
|
10 � 14 15 � 19 20 � 24 25 � 29 30 � 34 35 � 39 40 � 44 45 � 49 50 � 54 55 � 59 60 � 64 65 � 69 70 � 74 75 � 79 80 � 84 85 � 89 90 � 94 95 � 100 |
0 1 1 0 1 0 2 1 3 1 1 2 1 3 2 2 1 1 |
0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 3 3 0 7 2 0 2 1 |
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 7 4 3 2 5 |
|
23 |
23 |
23 |
B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan peneliti, terlihat peserta didik lebih bersemangat dalam belajar dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi peserta didik yang mencapai KKM pada UH I dan UH II lebih banyak dari pada skor dasar. Sedangkan untuk frekuensi peserta didik yang mencapai KKM untuk UH II lebih banyak dari UH I. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan hasil belajar peserta didik ke arah yang lebih baik, sehingga penerapan pembelajaran model STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas XII IPS 4 SMA Negeri 1 Singkep.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa dengan pelaksanaan pembelajaran model STAD pada UH I terdapat 12 peserta didik dari
23 peserta didik yang mencapai KKM. Pada UH II terdapat 21 peserta didik yang
mencapai KKM. Selanjutnya dengan melihat perbandingan skor hasil belajar akuntansi
peserta didik melalui pembelajaran model STAD siklus I 52,17%
dan siklus II 91,30% hasilnya lebih meningkat dari skor dasar. Hal
ini berarti penerapan pembelajaran pembelajaran
model STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik mengenai
materi laporan keuangan
perusahaan dagang. Dengan demikian
peneliti menyimpulkan bahwa penerapan �pembelajaran model STAD
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik �pada materi Laporan Keuangan.
BIBLIOGRAFI
Apendi, Tedi. (2016). Penerapan Model
Pembelajaran Learning Cycle 7e (Elicit, Engage, Explore, Explain, Elaborate,
Evaluate, And Extend) Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smk.
Fkip Unpas.Google Scholar
Hutagalung, Tama Ristauli. (2021). Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Indahnya Keragaman Budaya Negeriku Melalui Model
Pembelajaran Gal�perin Di Kelas Iv-B Sd Negeri 152979 Pandan I Tp 2019/2020. Jurnal
Estupro, 6(2), 9�21. Google Scholar
Karimah, Sayyidatul. (2017). Pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar. Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
1(1), 70�81. Google Scholar
Khoeriyatun Ni�mah, Pristiani. (2013). Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Problem
Based Instruction Materi Keliling dan Luas Lingkaran Kelas VIII Semester Genap
MTs Uswatun Hasanah Mangkang Tahun Pelajaran 2011/2012. IAIN Walisongo. Google Scholar
Mariyaningsih, Nining, & Hidayati,
Mistina. (2018). Bukan Kelas Biasa: Teori dan Praktik Berbagai Model dan
Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-Kelas Inspiratif.
CV Kekata Group. Google Scholar
Mutia, Mutia, Budi, Agus Setyo, & Serevina,
Vina. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Sma Berbasis Problem
Based Learning Sebagai Implementasi Scientific Approach Dan Penilaian
Authentic. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal), 3,
169�184. Google Scholar
Noviantii, Erna, Yuanita, Putri, &
Maimunah, Maimunah. (2020). Pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika. Journal of Education and Learning
Mathematics Research (JELMaR), 1(1), 65�73. Google Scholar
Paloloang, Muhammad Fachri Baharuddin.
(2014). Penerapan model problem based learning (PBL) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran di
kelas VIII SMP Negeri 19 Palu. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika
Tadulako, 2(1), 67�77.
Putra, Randi Eka, Putra, Ade Marta, &
Emisnawati, Emisnawati. (2018). Meningkatkan Proses Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Materi Passing Bawah Bola Voli Mini Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Stad Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 168/Ii Sumber
Mulya Kabupaten Bungo. Jurnal Muara Olahraga, 1(1), 87�97. Google Scholar
Rahayu, Mesy. (2018). Peningkatan Hasil Belajar
dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Umum Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa XII IPS 1 SMAN 4 Penajam
Paser Utara. Jurnal Ilmiah Pendidikan Humaniora, 4(5), 659�672. Google Scholar
Rahmawati, Maila Husnaya Zulfa. (2015). Upaya
meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui metode word square pada
pembelajaran tematik tema kesehatan kelas I MI Al Islam Mijen Demak tahun
ajaran 2014/2015. UIN Walisongo. Google Scholar
Santoso, Bimo Budi, & Suparman, Achmad
Rante. (2017). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil
belajar kognitif peserta didik di SMA Negeri 01 Manokwari (Studi pada pokok
bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan). Jurnal Nalar Pendidikan, 5(1),
21�30. Google Scholar
Zubaidah, Siti. (2016). Keterampilan abad
ke-21: Keterampilan yang diajarkan melalui pembelajaran. Seminar Nasional
Pendidikan, 2(2), 1�17. Google Scholar
Zuhra, Cut Hayaton. (2020). Peningkatan
Hasil Belajar Ekonomi melalui Model Pembelajaran Project Based Learning Materi
Siklus Akuntansi pada Perusahaan Dagang. Jurnal Kinerja Kependidikan (JKK),
2(4), 704�721. Google Scholar
Irda Putriasari (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |