������ Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X
������������ Vol. 1, No. 2 Juni 2019
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN
KERJA KARYAWAN� PT X (DEALER
MITSUBISHI)
DI KOTA CIREBON
Lisa Harry Sulistiyowati
Instansi
Email:
Abstrak
Dosen fakultas Ekonomi prodi Manajemen Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kepemimpinan dan
kompensasi terhadap Kepuasan Karyawan. Populasi dalam penelitian ini sekitar 55
orang. Metode penelitian asosiatif. Metode ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dengan penelitian ini,
dapat membangun teori yang dapat menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan
gejala. Dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer dengan pengukuran
variabel yang dijelaskan dalam item pernyataan yang merujuk pada Skala Likert,
dengan skor rentang 1-5, menggunakan SPSS 19 untuk windows.
Kata
kunci: Kepemimpinan, Kompensasi,
Kepuasan Karyawan
Pendahuluan
Pimpinan
�yang memimpin karyawan untuk
melaksanakan tugas dan fungsi kepemimpinannya, sudah tentu akan berusaha
melaksanakan kepemimpinan dengan sebaik mungkin dan berusaha untuk membina
karyawan agar karyawannya merasa senang dan puas bekerja melalui upaya-upaya
perbaikan kesejahteraannya. Namun demikian dalam praktek sehari-hari, tujuan
dan harapan tersebut belum tentu dapat direalisasikan. Hal ini mungkin karena
keterbatasan anggaran ataupun lingkungan kerja yang kurang kondusif sehingga
kepuasan kerja karyawan tidak dapat diwujudkan. Pemimpin kasdang melupakan
bahwa manusia-manusia yang beliau pimpin itu butuh untuk dihargai, baik secara
finansial maupun non finansial.
Penghargaan
pimpinan terhadap bawahannya baik secara finansial maupun non finansial
haruslah terukur dengan baik. Hal ini bisa dijabarkan dalam standard-standard
penggajian yang berlaku secara adil di perusahaan tersebut, Pemberian
kompensasi yang dianggap� adil oleh
karyawan diharapkan dapat menumbuhkan sifat keguyuban dan rasa memiliki
terhadap perusahaan tersebut, Yang nantinya tercermin dari keengganan karyawan
untuk pundah ke perusahaan lain karena karyawan merasa puas dan dihargai di
perusahaan tersebut.
Kepuasan
karyawan bisa tercermin dari kedisiplinan mereka dalam menaati setiap peraturan
yang diberlakukan di perusahaan, juga bisa dilihat dari keengganan mereka
unbtuk mencari-cari lowongan pekerjaan lain apalagi sampai timbul keinginan
untuk berpindah ke tempat kerja yang lain.�
Kepuasan kerja karyawan akan merimbas pada kinerja yang meningkat dan
mereka akan bersuka rela untuk ikut sertadalam setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pihak manajemen tanpa adanya paksaan.
Metode Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kantor cabang
dealer Mitsubhisi �Cirebon . Metode penelitian yang digunakan adalah metode
asosiatif.�
Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yang akan
diukur, yaitu :
1.
Variabel Bebas (independent variabel),
Yaitu variabel, yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas yang pertama pada penelitian ini adalah kepemimpinan yang dinyatakan
sebagai X1 . Dan variabel bebas yang kedua adalah kompensasi yang
dinyatakan sebagai X2.
2.
Variabel terikat (Dependent Variabel),
Yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Yang termasuk variabel ini yaitu kepuasan kerja
(Y) yang diukur oleh skala likert,
Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:� Library
research (Penelitian kepustakaan) dan Field Research (penelitian lapangan). Populasi penelitian ini adalah
seluruh pegawai sejumlah 55 orang.
Hasil Dan
Pembahasan
1.
Uji Instrumen
a. Uji Validitas
1) Uji� Validitas Item Pertanyaan Tentang
Kepemimpinan
Untuk mengetahui validitas
item-item pertanyaan, peneliti menggunakan alat bantu komputer dengan program
SPSS Versi 12 yaitu dengan melihat output pada kolom Corrected item total
correlation yang menrupakan nilai r � hitung untuk masing-masing pernyataan,
kemudian membandingkan dengan r � tabel, Jika r � hitung > r � tabel maka
item instrumen tersebut dikatakan valid, dimana r � tabel diperoleh dari jumlah
sampel sebanyak 55 orang (n = 55 � 2 = 53) dengan �= 0,05, maka
diperoleh r � tabel 0,266. secara sederhana hasil uji validitas disajikan
sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
Atas Item Pernyataan
Tentang
Kepemimpinan (X1)
Item Pertanyaan |
r - hitung |
r � tabel 5% |
Hasil |
Item 1 |
0,576 |
0,266 |
Valid |
Item 2 |
0,525 |
0,266 |
Valid |
Item 3 |
0,567 |
0,266 |
Valid |
Item 4 |
0,612 |
0,266 |
Valid |
Item 5 |
0,558 |
0,266 |
Valid |
Item 6 |
0,578 |
0,266 |
Valid |
Item 7 |
0,581 |
0,266 |
Valid |
Item 8 |
0,537 |
0,266 |
Valid |
Item 9 |
0,581 |
0,266 |
Valid |
Item 10 |
0,602 |
0,266 |
Valid |
Item 11 |
0,614 |
0,266 |
Valid |
( Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011 )
�����������
Dari tabel menunjukkan bahwa r
� hitung item pernyataan variabel kepemimpinan yang mempunyai validitas
tertinggi adalah item pernyataan nomor 11 (sebelas) sebesar 0,614, sedangkan r
� hitung yangmempunyai validitas terendah adalah item pernyataan nomor 2 (dua)
sebesar 0,525. berdasarkan hasil tersebut, maka item pertanyaan variabel
kepemimpinan maka semuanya valid, karena r � hitung > r � tabel atau 0,614
> 0,266 (lihat tabel nilai-nilai r � product mpment dimana r � tabel yang
diambil dengan n = 53 sebesar 0,266).
2) Uji Validitas Item Pertanyaan
Tentang Kompensasi
Berikut ini output pengolahan
program SPSS 19,0 validitas instrumen variabel kompensasi (X2)
tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Hasil Uji Validitas
atas item Pernyataan
Tentang Kompensasi
(X2)
Item Pertanyaan |
r-hitung |
r-tabel 5% |
Hasil |
Item 1 |
0,787 |
0,266 |
Valid |
Item 2 |
0,580 |
0,266 |
Valid |
Item 3 |
0,669 |
0,266 |
Valid |
Item 4 |
0,429 |
0,266 |
Valid |
Dari tabel menunjukkan bahwa r
� hitung item pernyataan variabel kompensasi yang mempunyai validitas tertinggi
adalah item pernyataan nomor 1 (satu) sebesar 0,787, sedangkan r � hitung yang
mempunyai validitas terendah adalah item pernyataan nomor 4 (empat) sebesar
0,429. berdasarkan hasil tersebut, maka item pernyataan variabel� kompensasi semuanya valid, karena r � hitung
> r � tabel atau 0,787 > 0,266 (lihat tabel nilai-nilai r Product Moment)
dimana r � tabel yang diambil dengan N =�
53 sebesar 0,266).
b. �Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha,
sedangkan untuk mengetahui hasil uji reliabilitas terhadap pernyataan
kepemimpinan, kompensasi dan kepuasan�
kerja pegawai ditambah dengan total skor masing-masing variabel dapat
dilihat pada out put dari hasil perhitungan program SPSS version 19,0.
1)
Reliabilitas Kepemimpinan (X1)
Hasil perhitungan validitas instrumen menggunakan program
SPSS 19,0 for windows diperoleh :
Tabel
3
Reliability Statistics
Cronbach�s
Alpha |
Cronbach�s
Alpha Based
on Standarized
Items |
N
of Items |
,871 |
,873 |
11 |
�� Dengan melihat
hasil perhitungan daiatas diperoleh nilai r11 > 0,60 atau 0,871
> 0,6 sehingga variabel kepuasan� (X1)
adalah reliabel.
2)
�Reliabilitas Kompensasi (X2)
Hasil perhitungan
validitas instrumen menggunkan program SPSS 19,0 for windows diperoleh:
Tabel
4
Reliability Statistics
Cronbach�s
Alpha |
Cronbach�s
Alpha Based
on Standarized
Items |
N
of Items |
,798 |
,796 |
4 |
Dengan melihat
hasil perhitungan diatas diperoleh nilai r 11 >� 0,60������
atau 0,798 > 0,6 sehingga variabel kompensasi (X2) adalah
reliabel.
3)
Reliabilitas Kepuasan Kerja (Y)
Hasil perhitungan validitas instrumen menggunakan SPSS 19,0
for windows diperoleh:
Tabel
5
Reliability Statistics
Cronbach�s
Alpha |
Cronbach�s
Alpha Based
on Standarized
Items |
N
of Items |
,610 |
,608 |
5 |
Dengan melihat hasil perhitungan diatas diperoleh
nilai� r 11 >� 0,60�
atau 0,610 >� 0,6 sehingga
variabel kepuasan� kerja� (Y) adalah reliabel.
c. ��Deskripsi Data
Setelah data terkumpul semua,
langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi data dimana setiap butir
pernyataan berentang 1 sampai 5 dengan jumlah responden 55 orang, bukan
dihitung menggunakan interval. Rata-rata tertinggi adalah 5 dan rata-rata
terendah 1. oleh karena itu, variabel kepemimpinan, kompensasi, dan kepuasan
kerja pegawai dikategorikan sebagai berikut:
Sangat
rendah���������������������� :� 1
Rendah�������� ���������� ����������� :� 1 > R < 2
Sedang��������������������������������� :� 2 > S < 3
Tinggi����������������������������������� : �3 > T < 4
Sangat
Tinggi����������������������� :� 4 > ST < 5
Adapun rata-rata dari variabel kepemimpinan , kompensasi
dan kepuasan� kerja, dari 55 orang dapat
dilihat sebagai berikut:
1)
Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan
Tabel 6
Distribusi
Frekuensi Skor Kepemimpinan
No Butir� |
Jawaban |
Jumlah |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
1 |
5 |
16 |
23 |
10 |
201 |
3.65 |
2 |
1 |
16 |
13 |
15 |
10 |
182 |
3.31 |
3 |
1 |
9 |
16 |
17 |
12 |
195 |
3.55 |
4 |
0 |
13 |
21 |
16 |
5 |
178 |
3.24 |
5 |
1 |
13 |
16 |
18 |
7 |
182 |
3.31 |
6 |
1 |
8 |
18 |
18 |
10 |
193 |
3.51 |
7 |
1 |
7 |
22 |
16 |
9 |
190 |
3.45 |
8 |
0 |
10 |
14 |
19 |
12 |
198 |
3.60 |
9 |
1 |
6 |
12 |
19 |
17 |
210 |
3.82 |
10 |
0 |
20 |
24 |
5 |
6 |
162 |
2.95 |
11 |
0 |
13 |
20 |
19 |
3 |
177 |
3.22 |
|
|
|
|
|
|
|
3.42 |
(Sumber
: Hasil Pengolahan Data 2019)
Dari tabel diatas dapat dilihat
variabel kepemimpinan mempunyai rata-rata skor sebesar 3,42 jadi, dapat
disimpulkan variabel kepemimpinan masuk dalam kategori tinggi (baik).
2)
Distribusi Frekuensi Variabel Kompensasi
Tabel 7
Distribusi
Frekuensi Variabel Kompensasi
No Butir� |
Jawaban |
Jumlah |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
2 |
7 |
13 |
22 |
11 |
198 |
3,60 |
2 |
2 |
14 |
13 |
18 |
8 |
181 |
3,29 |
3 |
2 |
6 |
14 |
24 |
9 |
197 |
3,58 |
4 |
1 |
10 |
20 |
19 |
5 |
182 |
3,31 |
|
|
|
|
|
|
|
3,45 |
(Sumber : Hasil Pengolahan Data
2019)
Dari tabel diatas dapat dilihat
variabel kompensasi mempunyai rata-rata skor tertimbang sebesar 3,45. jadi,
dapat disimpulkan variabel kompensasi masuk dalam kategori tinggi (baik).
3)
Distribusi frekuensi Variabel Kepuasan�
kerja
Tabel 8
Distribusi
Frekuensi Variabel Kepuasan� Kerja
No Butir� |
Jawaban |
Jumlah |
Rata-rata |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
1 |
6 |
22 |
17 |
9 |
192 |
3,49 |
2 |
0 |
7 |
20 |
19 |
9 |
195 |
3,55 |
3 |
0 |
4 |
12 |
21 |
18 |
218 |
3,96 |
4 |
0 |
19 |
25 |
5 |
6 |
163 |
2,96 |
5 |
0 |
13 |
20 |
19 |
3 |
177 |
3,22 |
|
|
|
|
|
|
|
3,44 |
(Sumber : Hasil Pengolahan Data
2019)
Dari tabel diatas dapat dilihat
variabel kepuasan� kerja mempunyai
rata-rata skor tertimbang sebesar 3,44. jadi, dapat disimpulkan variabel
kepuasan� kerja masuk dalam kategir tinggi
(baik)
d. �Uji Asumsi Klasik
1)
Uji Normalitas
Tujuannya adalah untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel depnden, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal.
Normal P � P Plot
Normal P-P Plot of Regression
Standarized Residual
Dependent Variable: Kepuasan
Observed
Cum Prob
Pada prinsipnya normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafiknya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regesi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari
diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Dari grafik diatas,terlihat
titik-titik menyebar di sekitr garis diagonal. Serta penyebarannya mengikuti
garis diagonal, maka model garis regresi layak dipakai untuk prediksi
kepuasan� kerja berdasar masukan variabel
independennya dengan asumsi bahwa dari masing-masing variabel berdistribusi
normal.
2)
Uji Multikolinieritas
Tujuannya untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas (multiko).
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
Tabel 9
Dependent Variabel:
Kepuasan
Model
|
Collinearity
statistics |
|
Tolerance |
VIF |
|
1�� Kepemimpinan ���� Kompensasi |
,467 ,467 |
2,141 2,141 |
Berdasarkan tabel diats, nilai
VIF (Variace Inflation Factor) menunjukkan 2.141 artinya nilai tersebut di
bawah nilai VIF 10 menurut Cuttof. Sedangkan nilai Tolerance adalah VIF = 1 /
Tolerance, maka VIF 2.141 = 1 / Tolerance dengan 0,467 artinya lebih kecil dari
1,10. oleh sebab itu dapat tidak terjadi multikolinieritas.
Multikolinieritas dapat juga
dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance inflation factor
VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independenlainnya. Tolerance
mengukur variabilitas independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang sama nilai
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1 / tolerance). Nilai Cuttof ang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya nilai multikolinieritas adalah nilai tolerance
<0, 10 atau sama dengan nilai VIF > 10. setiap peneliti harus menemukan
tingkat kolinieritas yang masih ada ditolerir.
3)
Uji Heteroskedastisitas
Tujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan
kepemimpinan pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari satu
pengamatan kepemimpinan pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut
Homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas, model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Dari pengambilan keputusan:
a)
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin) yang membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
telah terjadi heterokedastisitas.
b)
Jika tidak ada yang jelas titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Analisis
:
���� Terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun di bawah
angka 0 atau negatif pada sumbu Y. Hal ini brarti tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
untuk prediksi kepuasan� kerja
berdasarkan variabel independennya.
4)
Uji Autokorelasi
Tujuannya menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
kesalahan pada periode t � 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan
ada problem autokorelasi model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
Tabel 10
Model Summary2
Model |
Durbin- Watson |
1 |
1,7551 |
1.
Predictors (Constant), Kompensasi, Kepemimpinan
2.
Dependent Variabel : Kepuasan
Deteksi adanya autokorelasi:
Panduan mengenai angka DW (Durbin Watson) untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel DW, yang bisa diliat pada buku
statistik yang relevan.
Prosedur pengujian:
1. Menentukan
formulasi hipotesis
���� Ho� : tidak terdapat autokorelasi
���� Ha� : terdapat autokorelasi
2. Menentukan nilai �dan nilai d
tabel
Nilai �dan nilai d
tabel atas du dan dl, nilai Nilai �diambil sesuai
dengan soal (kebijakan), lalu nilai du dan dl ditentukan dengan n dank
tertentu.
3. Menentukan kriteria pengujian:
a.
Untuk autokorelasi positif (0 < d < 1)
��������� ��� Ho diterima jika d > du
��������� ��� Ho ditolak jika d < dl
Tidak ada kesimpulan jika dl < d < du (diperlukan
observasi lanjut)
b.
Untuk autokorelasi positif (0 < 4 � d < 1)
���� ��� Ho diterima jika (4 � d ) > du
���� ��� Ho ditolak jika (4 � d) < dl
Tidak ada kesimpulan jika dl < d < du (diperlukan
observasi lanjut)
Berdasarkan model summary
diperoleh nilai DW sebesar 1,755. untuk mengujinya kita harus mencari nilai DW
tabel pada tabel DW dengan ketentuan jumlah sampel Independen 2 dan jumlah
sampel 55, diperoleh dl sebesar 1,49 dengan du sebesar 1,64. dengan hasil
tersebut kita lihat bahwa nilai terletak dibawah batas du atau 1,64 < 1,755
< 4 � 1,64 (2,36). Maka Ho diterima. Dengan hasil tersebut bisa disimpulkan
bahwa tidak ada masalah autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi dari model
asumsi ini.
Letak
Nilai Durbin- Watson Hitung
�Auto Korelasi �Negatif |
Tidak ada Kesimpulan |
Tidak terdapat Autokorelasi |
Tidak ada Kesimpulan |
Autokorelasi Positif |
���
����������������������
dl����������������������� du������ d�������
2���� 4 � du���������������� 4 � dl
�������������������������
1,49�������������������������
1,64����� 1,755�������������� 2,36������������������������� 2.51
2.
Analisis Regresi
1)
Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan�
Kerja
Untuk melihat pengaruh
kepemimpinan terhadap kepuasan� kerja,
dapat dilhat dari hasil perhitungan SPSS 19,0 for windows dalam model summary
dan coefisient dibawah ini.
Tabel 11
Model Summary
Model
|
R |
R
Square |
Adjusted R
Square |
Std.
Error of the estimate |
1 |
,5271 |
,278 |
,257 |
2,062 |
�������� 1.Predictors: (Constant), Kepemimpinan
Tabel
12
Coefficients1
Model
|
Unstandarized coefficient |
Standarized
coefficient |
t |
sig |
|
B |
Std.
Error |
Beta |
|||
1�� (constant) ���� Kepemimpinan |
5,154 ,320 |
1,223 ,032 |
,809 |
4,216 10,018 |
.000 .000 |
� �������1 Dependent Variabel : Kepuasan
Penjelasan tabel diatas sebagai berikut:
1.
��Pada
tabel model summary terlihat bahwa angka R sebesar 0,809
menunjukkan bahwa pengaruh antara kepemimpinan dengan
kepuasan� kerja pegawai adalah tinggi dan
(kuat). Sedangkan Adjudted R sequare adalah 0,648. angka tersebut menunjukkan
besarnya pengruh kepemimpinan terhadap kepuasan�
kerja sebesar� 64,8 %. Adapun
sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
2.
��Pada
tabel coefisient regresi sederhana antara kepemimpinan terhadap kepuasan� kerja maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Kepuasan� kerja: Y
= 5,154 + 0,320 Kepemimpinan + e
a.
Nilai 5,154 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan bahwa apabila
tidak ada variabel kepemimpinan maka nilainya akan konstan meningkat atas
variabel kepuasan� krja sebesar 5,154
satuan kepuasan� kerja pegawai.
b.
Nilai 0,320 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan bahwa setiap ada
upaya penambahan satu-satuan variabel kepemimpinan, maka nilainya akan
mengalami penambahan atas variabel kepuasan�
kerja yang dihasilkan sebesar 0,320 satuan pada konstanta 5,154.
2)
Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan�
Kerja
Untuk melihat pengaruh
kompensasi terhadap kepuasan� kerja,
dapat dilihat dari hasil perhitungan SPSS 19,0 for windows dalam model summary
di bawah ini.
Tabel
13
Model
Summary
Model
|
R |
R
Square |
Adjusted R
Square |
Std.
Error of the estimate |
1 |
,6891 |
,474 |
,465 |
2,113 |
1.Predictors: (Constant), Kompensasi
Tabel
14
Coefficients1
Model
|
Unstandarized coefficient |
Standarized
coefficient |
t |
sig |
|
B |
Std.
Error |
Beta |
|||
1�� (constant) ���� Kompensasi |
8,799 ,608 |
1,245 ,088 |
,689 |
7,069 6,917 |
.000 .000 |
�������� 1 Dependent Variabel : Kepuasan
Penjelasan tabel di atas sebagai berikut:
1.
Pada tabel�� Model summary terlihat
bahwa angka R sebesar 0,689 menunjukkan bahwa pengaurh antara kompensasi dengan
kepuasan� kerja adalah cukup dominan.
Sedangkan Adjusted R square adalah 0,465. angka tersebut menunjukkan besarnya
pengaruh kompensasi terhadap kepuasan�
kerja sebesar 46,5%. Adapun sisanya sebesar 53,5% dipengaruhi oleh
faktor lain.
2.
Pada tabel coefisiens regresi sederhana antara kompensasi terhadap
kepuasan� kerja maka diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
Kepuasan� kerja����� :
Y = 8,799 + 0,608 X2 Kompensasi + e
a.
Niai 8,799 emrupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan bahwa���� apabila tidak ada variabel kompensasi maka
nilainya akan konstan meningkat atas variabel kepuasan� kerja sebesar 8,799 satu satuan kepuasan� kerja.
b.
Nilai 0,608 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan bahwa setiap ada
upaya penambahan satu-satuan variabel kompensasi, maka nilainya akan mengalami
penambahan atas variabel kepuasan� kerja
yang dihasilkan sebesar 0,608 satu satuan pada konstanta 8,799.
3.
Regresi Berganda
Untuk melihat pengaruh
kepemimpinan dan kompensasi secara bersama-sama (simultan) terhadap
kepuasan� krja dilakukan dengan uji F.
Hasil penelitiannya dapat dilihat dari hasil perhitungan
SPSS 19,0 for windows dalam model summary dibawah ini.
Tabel
15
Model
Summary
Model
|
R |
R
Square |
Adjusted R
Square |
Std.
Error of the estimate |
1 |
,8221 |
,675 |
,663 |
1,677 |
�������� 1.Predictors: (Constant), Kompensasi,
Kepemimpinan
Tabel
16
Coefficients1
Model
|
Unstandarized coefficient |
Standarized
coefficient |
t |
sig |
|
B |
Std.
Error |
Beta |
|||
1�� (constant) ���� Kepemimpinan ���� Kompensasi |
4,877 ,259 ,186 |
1,206 ,046 ,102 |
,655 ,210 |
4,043 5,667 1,819 |
,000 ,000 ,075 |
1 Dependent Variabel : Kepuasan
1.
Pada tabel model summary terlihat bahw nilai R sebesar 0,822 menunjukkan
bahwa pengaruh antara kerja dengan dua variabel independennya adalah tinggi
(kuat). Sedangkan nilai Adjusted R square atau koefisien determinasi (KD)
0,663. angka tersebut menunjukkan besarnya pengaruh kepemimpinan dan kompensasi
secara bersama-sama (simultan) terhadap kepuasan� kerja pegawai adalah 66,3%. Adapun sisanya
sebesar 33,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
2.
Pada tabel coefisients regresi sederhana antara kepemimpinan dan kompensasi
terhadap kepuasan� kerja pegawai maka
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Kepuasan� kerja
Pegawai : Y = 4,877 +0,259 X1 + 0,186 X2 + e
Penjelasan persamaan diatas adalah:
a.
Nilai 4,877 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan bahwa apabila
tidak ada variabel kepemimpinan dan kompensasi maka nilainya akan konstan
meningkat atas variabel kepuasan� kerja
pegawai sebesar 4,877 satu satuan kepuasan�
kerja pegawai.
b.
Nilai 0,259 merupakan koefisien regresi untuk kepemimpinan dan kompensasi
yang menunjukkan bahwa setiap ada upaya kenaikan dalam satu-satuan variabel
kepemimpinan dan kompensasi, maka nilainya akan mengalami penambahan atas
variabel kepuasan� kerja yang dihasilkan
sebesar 0,259 satu kepemimpinan dan 0,186 satu satuan kompensassi pada
konstanta 4,877 satu satuan kepuasan�
kerja.
4.
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini uji
hipotesis statistik yang digunakan adalah uji t dan F. Pengujian t dimaksudkan
untuk melhat besarnya pengaruh variabel kepemimpinan dan kompensasi terhadap
kepuasan� kerja secara sendiri-sendiri
(parsial). Sedangkan pengujian F dimaksudkan untuk melihat besarnya pengaruh
variabel kepemimpinan dan kompensasi terhadap kepuasan� kerja digunakan uji F pada tabel ANOVA.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh koefisien determinasi digunakan
tabel Model Summary baik secara parsial maupun simultan.
a. Uji � t
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan� Kerja
Berikut ini output SPSS Versi 19 secara parsial antara
kepemimpinan terhadap kepuasan� kerja
tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel
17
Coefficients1
Model
|
Unstandarized coefficient |
Standarized
coefficient |
t |
sig |
|
B |
Std.
Error |
Beta |
|||
1�� (constant) ���� Kepemimpinan |
5,154 ,320 |
1,223 ,032 |
,809 |
4,216 10,018 |
.000 .000 |
�������� 1 Dependent Variabel : Kepuasan
Penjelasan output diatas adalah sebagai berikut:
1.
Pengujian t � hitung
����� Hipotesis
Statistik:
Ho�� :� r =
0 Tidak ada pengaruh yang siginifikan antara kepemimpinan (X1)� terhadap kepuasan� kerja pegawai (Y)
Ha��� :� r ��0�� Ada pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan (X1)� terhadap
kepuasan� kerja pegawai (Y)
Hasil perhitungan SPSS 19,0 for windows diperoleh angka t
hitung sebesar 10,018
2.
Menghitung besarnya angka t tabel
Ketentuan : Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan (df) = n � 2 atau 55 � 2 =
53. dari ketentuan diperoleh angka t tabel sebesar 2,006.
3.
Kriteria Pengujian sebagai berikut:
�
Jika t � hitung > t tabel = Maka Ho ditolak Ha diterima, terdapat
pengaruh���� yang signifikan antara dua
variabel tersebut.
�
Jika t hitung < t tabel = Maka Ho diterima Ha ditolak, tidak
terdapat������ pengaruh yang signifikan
antara dua variabel tersebut.
4.
Keputusan pengujian:
Bahwa t � hitung (10, 018) > t � tabel (2,006) dengan
tingkat signifikan (sig) sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang peneliti ajukan
tentang terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap kepuasan� kerja terbukti kebenarannya
Gambar 1
Uji t antara Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja
Berikut ini output SPSS Versi 19 secara parsial antara
kepemimpinan terhadap kepuasan� kerja
tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel
18
Coefficient1
Model
|
Unstandarized coefficient |
Standarized
coefficient |
T |
sig |
|
B |
Std. |
Beta |
|||
1�� (constant) ����� Kompensasi |
8,799 ,608 |
1,245 ,088 |
,689 |
7,069 6,917 |
.000 .000 |
��������������� 1. Dependent Variabel :
Kepuasan
Penjelasan output diatas adalah sebagai berikut:
1.
Pengujian t � hitung
Hipotesis
Statistik:
Ho�� :� r =
0��� Tidak ada pengaruh yang siginifikan
antara kompensasi (X2)�
terhadap kepuasan� kerja pegawai
(Y)
Ha��� :� r ��0�� Ada pengaruh yang signifikan antara
kompensasi (X2)� terhadap
kepuasan� kerja pegawai (Y)
Hasil perhitungan SPSS 19,0 for windows diperoleh angka t
hitung sebesar 6,917
2.
Menghitung besarnya angka t tabel
Ketentuan : Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan (df) = n � 2 atau 55 � 2 =
53. dari ketentuan diperoleh angka t tabel sebesar 2,006.
3.
Kriteria Pengujian sebagai berikut:
�
Jika t � hitung > t tabel = Maka Ho ditolak Ha diterima, terdapat
pengaruh���� yang signifikan antara dua
variabel tersebut.
�
Jika t hitung < t tabel = Maka Ho diterima Ha ditolak, tidak
terdapat������ pengaruh yang signifikan
antara dua variabel tersebut.
4.
Keputusan pengujian:
Bahwa t � hitung (6,917) > t � tabel (2,006) dengan
tingkat signifikan (sig) sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang peneliti ajukan
tentang terdapat pengaruh signifikan antara kompensasi terhadap kepuasan� kerja terbukti kebenarannya
Gambar 2
Uji t antara kompensasi Terhadap
Kepusan Kerja
b.
Uji � F
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel kepemimpinan dan kompensasi secara simultan
berpengaruh atau tidak terhadap variabel kepuasan kerja.
Berikut ini hasil pengolahan
data regresi berganda yang tersaji pada tabel di bawah ini :
Tabel
19
ANOVA2
Model
|
Sum
of Squares
|
df |
Mean
Square |
F |
Sig |
1�� Regression ���� Residual ���� Total |
303,920 146,262 450,182 |
2 52 54 |
151,960 2,813 |
54,026 |
,0001 |
PPredictors: (constant),
kompensasi, kepemimpinan
DDependent
Variabel: kepuasan
Tabel
20
Coefficient1
Model
|
Unstandarized coefficient |
Standarized
coefficient |
T |
sig |
|
B |
Std. |
Beta |
|||
1�� (constant) ���� Kepemimpinan ���� Kompensasi |
|
|
|
|
.000 .000 .075 |
������� ������1. Dependent Variabel : Kepuasan
Penjelasan output diatas adalah sebagai berikut:
1.
Pengujian F � hitung
Hipotesis Statistik:
Ho�� :� r =
0 Tidak ada pengaruh yang siginifikan antara kepemimpinan� dan kompensasi�� terhadap kepuasan� kerja pegawai.
Ha �:� r ��0�� Ada pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan dan kompensasi� terhadap
kepuasan� kerja pegawai.
Hasil perhitungan SPSS 19,0 for windows diperoleh angka t
hitung sebesar 6,917.
2.
Kriteria Pengujian sebagai berikut:
�
Jika F � hitung > F tabel ������� =
Maka Ho ditolak Ha diterima
�
Jika F hitung < F tabel�����������
= Maka Ho diterima Ha ditolak
Analisis
Berdasarkan tabel
Anova diperoleh f hitung 72,961 sedangkan f tabel dengan ting signifikansi 0,05
ketentuan df1 = jumlah variabel � 1 = 3-2=2 dan df2 = jumlah kasus -3 = 55 � 3
= 52 diperoleh f tabel sebesar 2,39 ini berarti f hitung > f tabel (54,026
> 2,39 dan nilai probabilitas H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan oleh peneliti mengenai
�Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dan kompensasi secara
simultan terhadap kepuasan kerja� adalah terbukti kebenarannya.
Pembahasan
Pengaruh antara
kepemimpinan dan kompensasi terhadap kepuasan kerja dibagi menjadi dua yaitu
pengaruh kepemimpinan dan kompensasi secara bersama-sama dan secara parsial
terhadap kepuasan kerja. Hasil perhitungan merupakan hasil dari pengolahan data
statistik dengan menggunakan program SPSS 19.0.
a.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian dengan bantuan SPSS 19.0 diperoleh nilai t hitung 10,018 sedangkan
besarnya t tabel dengan derajat kebebasan (dk) 53 pada tingkat signifikan 0,05
(uji dua pihak) sebesar 2,006 dengan demikian t hitung > t tabel, sehingga
H0 ditolak Ha diterima artinya kepemimpinan yang dilakukan di Tiga Berlian Kota Cirebon mempunyai
pengaruh yang posiitf terhadap kepuasan kerja. Dengan kata lain tingkat
kepemimpinan yang dilakukan akan semakin baik dalam meningkatkan kepuasan kerja
Walaupun dari hasil pengujian
hipotesis telah terbukti adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja, namun pengaruhnya belum memperlihatkan angka yang
optimal. Hal ini dari kontribusi faktor kepemimpinan yang dilakukan dalam
peningkatan kepuasan kerja pegawai termasuk belum maksimal. Oleh karena itu,
perlu ditempuh langkah-langkah strategis meningkatkan kepemimpinan yang optimal
melalui pemimpin harus mempunyai kematangan spiritual, sosial dan fisik,
mempunyai keteladanan sikap terhadap pegawai, mempunyai kesanggupan dalam
memecahkan masalah secara kreatif, memiliki sifat kejujuran, mempunyai
keterampilan berkomunikasi, dan langkah-langkah lainnya yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja pegawai.
b.
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja
����� Berdasarkan
hasil analisis data penelitian dengan bantuan SPSS 19.0 diperoleh nilai t
hitung 6,917 sedangkan besarnya t tabel dengan derajat kebebasan (dk) 53 pada
tingkat signifikan 0,05 (uji dua pihak) sebesar 2,006. Dengan demikian t hitung
> t tabel, sehingga H0 ditolak Ha diterima artinya kompensasi� yang dilakukan mempunyai pengaruh yang
posiitf terhadap kepuasan kerja. Dengan kata lain tingkat kompensasi yang
dilakukan akan semakin baik dalam meningkatkan kepuasan kerja .
Walaupun dari hasil pengujian hipotesis telah terbukti
adanya pengaruh signifikan antara kompensasi terhadap kepuasan kerja, namun
pengaruhnya belum memperlihatkan angka yang optimal. Hal ini dari kontribusi
faktor kompensasi yang dilakukan dalam peningkatan kepuasan kerja pegawai termasuk
belum maksimal. Oleh karena itu, perlu ditempuh langkah-langkah strategis
seperti faktor gaji, bonus, tunjangan pegawai dan ukuran perbandingan upah pada
pegawai yang perlu penanganan serius sehingga kepuasan kerja pegawai dapat
berjalan dengan baik.
c.
Pengaruh Kepemimpinan Dan Kompensasi Secara Bersama-Sama Terhadap Kepuasan
Kerja Di PT Tedja Berlian Cirebon
Dua faktor yang penting yaitu
kepemimpinan dan kompensasi menunjukkan pengaruh yang cukup dominan
dalammeningkatkan kepuasan kerja pegawai. Selain itu kontribusi yang diberikan
ternyata cukup tinggi disebabkan
oleh kepemimpinan dan kompensasi sering dilaksanakan oleh instansi/lembaga
setiap akhir tahun atau hari raya. Hal ini yang menunjukkan bahwa faktor
kepemimpinan yang arif dan bijaksana ditunjang dengan kompensasi setiap
tahunnya merupakan faktor dominan dalam peningkatan kepuasan kerja pegawai.
Sedangkan faktor lain di luar yang diteliti seperti disiplin kerja, pemutusan
kerja dan komitmen organisasi tidak terlalu dominan mempengaruhi kepuasan
kerja.
Kesimpulan
1.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian mengenai
pengaruh kepemimpinan dan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT X (salah satu dealer Mitshubisi di �Cirebon), maka dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
a.
Kepemimpinan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat dibuktikan
dengan uji t yaitu nilai t hitung sebesar 10,018 > 2,006 maka H0 ditolak, Ha
diterima, sedangkan indeks determinasi yang disesuaikan sebesar 64,8 % sisanya
35,2 % dipengaruhi oleh faktor lain di dalam hal ini tidak diteliti.
b.
Kompensasi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat dibuktikan
dengan uji t yaitu nilai t hitung sebesar 6,917 > 2,006 maka H0 ditolak, Ha
diterima, sedangkan indeks determinasi yang disesuaikan sebesar 46,5 % sisanya
53,5 % dipengaruhi oleh faktor lain di dalam hal ini tidak diteliti.
c.
Kepemimpinan
dan kompensasi bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan
kerja. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji F yaitu nilai F hitung sebesar
54,026 > 2,39 dan nilai indeks determinasi yang disesuaikan sebesar 66,3 %
sisanya 33,7 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar yang diteliti.
Daftar Pustaka
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Malayu S.P. (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gunung Agung.
Kartono, Kartini. (2009), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Koesmono, Teman, Pengaruh Kepemimpinan dan Tuntutan Tugas
Terhadap Komitmen Organisasi.
http: // Pulit. Petra. Ac.Id / Jurnals / Management.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, (2011), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Panggabean, Mutiara S. (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, (2009). Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfa Beta.
Sutanto, M. Eddy, Hubungan
Antara Tempramen Karyawan, Pemberian Kompensasi dan Jenjang Karir yang Tersedia
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Http: // Pulit. Petra. Ac.Id /
Jurnals/Management.
Umar, Husein. (2009), Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.