Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 3, No. 7, Juli 2021
PENDETEKSIAN SEKTOR BASIS DAN SEKTOR NON BASIS TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KABUPATEN KEDIRI
�
Anggi Novita Sari, Muchtolifah,
Sishadiyati
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pembangunan ekonomi merupakan proses pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengelola sumber daya yang ada serta
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta guna menciptakan lapangan kerja baru . Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sektor yang menjadi basis dan non basis dalam
penunjang perekonomian serta untuk mengetahui
pendeteksian sektor basis
dan sektor non basis terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kediri dan Provinsi
Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu
metode kuantitatif. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kabupaten Kediri tahun 2014-2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat time
series dan diambil dari BPS
Kabupaten Kediri dan Provinsi
Jawa Timur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik studi kepustakaan dan studi lapangan. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu Sektor Basis dan Sektor Non Basis, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini yaitu Pertumbuhan
Ekonomi. Hasil penelitian dari analisis Location Quotient
(LQ) tahun 2014-2019 dapat diketahui bahwa yang tergolong sektor basis di Kabupaten Kediri terdapat Sembilan
sektor.
Kata Kunci: sektor basis; sektor non basis; LQ; shift share�
Abstract
Economic development is a process of local government and communities to
be based on existing resources and establish a pattern of partnership between
local governments and the private sector for new jobs. This research is the
basis for the sector that becomes and is non-base in supporting the economy and
to know the basis of the detection sector and the non-base sector to the
economy in Kediri regency and East Java province. A way is quantitative. Which
sample in this study is Kediri Regency in 2014-2019. This
study uses seconds data that periodically time series and from BPS Kediri and
East Java Province. Data collection techniques in research in literature study
techniques and field studies. The free variables in this study are The Base
Sector and Non-Base Sector, while the variables are tied to this study namely
Economic Growth. The results of the research from the Location Quotient (LQ)
analysis in 2014-2019 can be known that the base sector in Kediri Regency has
nine sectors.
Keywords: base sector;
non-based sector; LQ; shift share
Pendahuluan
Pembangunan
ekonomi merupakan proses pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengelola sumber daya yang ada serta membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta guna menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2010).
Menurut (Hajeri, Yurisinthae, & Dolorosa, 2015)
salah satu indikator dari adanya peningkatan
pembangunan ekonomi dapat diketahui melalui nilai pertumbuhan
ekonomi, yang dimana merupakan faktor penting untuk mengukur
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah.
Nilai PDRB dapat menunjukkan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat menjadi
bagian penting yang tidak dapat terpisahkan
oleh tercapainya pembangunan
ekonomi. Sehingga, diperlukan suatu analisis terhadap wilayah yang dapat menjadi andalan
sektor basis untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Proses pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan
kegiatan ekonomi. Peranan sektor-sektor ekonomi dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang dirasa penting. Sektor basis dapat menjadi bagian utama dalam pembangunan
ekonomi karena dapat menghasilkan pendapatan dari daerah sendiri maupun dari daerah
lain (Hutapea, Koleangan, & Rorong, 2020).
�Analisis teori basis ekonomi, teori tersebut dapat digunakan untuk menentukan sektor dan subsektor potensial di Kabupaten Kediri dan Provinsi
Jawa Timur berdasarkan nilai
PDRB. Apabila sektor potensial tersebut dapat dikembangkan dengan baik, maka
akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah,
dan pada akhirnya dapat menaikkan pendapatan daerah secara optimal. PDRB merupakan dasar pengukuran atas dasar nilai tambah
yang dihsilkan oleh adanya berbagai aktivitas ekonomi di suatu wilayah (Ijepa, 2019).
Kabupaten
Kediri sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur.
Pertumbuhan eknomi di Kabupaten Kediri cukup tinggi sehingga setiap tahunnya
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa
Timur lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kediri sebesar
29197,64 di tahun 2019. Pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa
Timur tercatat sebesar 1650143,16. Namun, pada tahun 2014, pertumbuhan
ekonomi� Kabupaten Kediri mengalami
penurunan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri, 2020).
Dari
segi fisik, Kabupaten Kediri termasuk kabupaten yang tingkat pembangunannya
tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, yang semula 70,47% di
tahun 2017, meningkat menjadi 71,07% di tahun 2018, kemudian pada tahun 2019
menjadi 71,85%. Secara garis besar, pembangunan di Kabupaten Kediri dapat
dikatakan kabupaten yang cepat maju dan cepat berkembang (Jatimpos, 2020).
Perkembangan perekonomian
di Kabupaten Kediri mengalami
pergeseran dari kelompok sektor Perdagangan� ke kelompok sektor Pertanian. Hal tersebut tampak dari kontribusi
sektor pertanian yang terus meningkat dari tahun ke
tahun dalam periode2014-2019.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Kediri sebagai pusat wilayah pengembangan di Provinsi Jawa Timur. Jika suatu sektor mempunyai struktur yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, maka akan
mempengaruhi tingkat pertumbuhan secara keseluruhan. Sebaliknya jika sektor yang struktur ekonominya dan pertumbuhannya cukup lambat, maka sektor
ini akan berdampak pada tingkat pertumbuhan di Kabupaten tersebut (Bappeda Kab.Kediri, 2020).
Menurut
Restiatun (2009), pertumbuhan
ekonomi yang ditandai dengan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
maka diperlukan guna mempercepat struktur perekonomian yang berimbang sehingga
dapat menunjukkan ciri industri yang kuat dan maju. Dengan demikian,
pertumbuhan ekonomi dapat menjadi gambaran kinerja dalam melakukan pembangunan.
Pertumbuhan
ekonomi tidak lepas juga dari hasil kegiatan sektor-sektor lapangan usaha
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disuatu daerah. Pengembangan potensi
ekonomi sektor basis yang dapat memberikan kontribusi terbesar terhadap
kemajuan ekonomi daerah merupakan prioritas kebijakan yang harus dilakukan oleh
pemerintah daerah setempat (Rini, 2006).
Fenomena pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Kediri dan Provinsi
Jawa Timur mengalami peningkatan
setiap tahunnya dari tahun 2014 sampai tahun 2019. Kabupaten Kediri dan Provinsi
Jawa Timur mengalami peningkatan
yang dipengaruhi oleh sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan. Hal tersebut dikarenakan, bahwa sektor tersebut mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan daerah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
�Kabupaten Kediri hasil pertanian menghasilkan
padi, jagung, ubi, kedelai, kacang tanah, cabe, kacang panjang, tomat, bawang
merah dan terong. Sedangkan produk tanaman di Kabupaten Kediri menghasilkan
palem, euphorbia, anthurium daun, anggrek, dan melati. Pada hasil peternakan di
Kabupaten Kediri terdapat daging sapi, ayam, telur dan susu (Sherla, 2019).
Penelitian ini dapat melihat perubahan dan pertumbuhan sektoral dalam perekonomian, serta menunjukkan sektor basis dan sektor non basis.
Penelitian ini juga menggabungkan analisis Location
Quotient dan Shift Share dalam komponennya.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu Kabupaten Kediri dalam mengembangkan potensi yang ada� untuk
mensejahterakan masyarakat.
Berdasarkan
penelitiaan terdahulu, maka terdapat perbedaan. Perbedaannya terdapat pada
kurun waktu dan tempat penelitian. Pada penelitian ini tempat dilakukan di
daerah Kabupaten Kediri dan penelitian ini dilakukan antara rentang waktu 2014
sampai dengan 2019. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
mengetahui sektor yang menjadi basis dan non basis dalam penunjang peekonomian
di Kabupaten Kediri dan Provinsi Jawa Timur.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian kuantitatif analisis statistik deskriptif. Jenis penelitian tersebut digunakan untuk dapat mengetahui sektor basis maupun sektor non basis di Kabupaten
Kediri. Tempat atau lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kediri. Sampel dalam penelitian ini, menggunakan data tahunan PDRB Kabupaten Kediri dan data PDRB Provinsi
Jawa Timur. Data penelitian ini
bersifat time series tahun
2014-2019. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Definisi operasional atau pengukuran variabel menggunakan 2 jenis variabel, diantaranya yaitu variabel terikat dan variabel bebas, yang dimana varibel terikat merupakan pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel bebasnya yaitu sektor basis dan non basis.
Teknik analisis data yang digunakan
yaitu teknik analisis Location Quotient (LQ) dan analisis
shift share.
Hasil
dan Pembahasan
Pada hasil dan pembahasan terdapat dua hasil analisis.
Berikut ini hasil dari analisis
Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share:�
1.
Analisis Location Quotient (LQ)
������ Location
Quotient (LQ) merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu
sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri
tersebut secara nasional. Ada banyak variabel yang bisa diperbandingkan, tetapi
yang umum adalah nilai tambah (tingkat pendapatan) dan jumlah lapangan kerja (Utara, 2004).
Penggunaan LQ sebagai dasar untuk menentukan sektor basis di dalam satu
wilayah yang mempunyai beberapa kelemahan. Pendekatan ini dalam tahap awal
sudah mampu memberi gambaran kemampuan sektor yang diamati yang berada pada
satu wilayah tertentu (Utara, 2004).
Tabel
1
Hasil
Perhitungan Analisis Sektor Basis dan Sektor NonBasis di Kabupaten Kediri
Kategori/ Jenis |
Sektor |
2014 |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
A |
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
Pertambangan dan Penggalian |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
C |
Industri Pengolahan |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
D |
Pengadaan Listrik dan Gas |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
E |
Pengadaan air, Pengelolaan sampah,
Limbah dan Daur Ulang |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
F |
Konstruksi |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
G |
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
H |
Transportasi dan pergudangan |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
I |
Akomodasi dan Makan Minum |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
J |
Informasi dan Komunikasi |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
K |
Jasa Keuangan dan asuransi |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
L |
Real Estate |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
M, N |
Jasa Perusahaan |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
NB |
O |
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
P |
Jasa Pendidikan |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
Q |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
R, S,
T, U |
Jasa lainnya |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
Sumber: Data diolah peneliti,
2021
Berdasarkan tabel 1, terdapat
Sembilan sektor yang mampu menjadi sektor basis di Kabupaten Kediri tahun 2014-2019,
diantaranya yaitu : (1) Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, (2) Sektor Konstruksi, (3) Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor, (4) Sektor Informasi
dan Komunikasi, (5) Sektor
Real Estate, (6) Sektor Administrasi
Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, (7) Sektor Jasa Pendidikan, (8) Sektor
Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial,
(9) Sektor Jasa Lainnya.
Selain itu terdapat juga delapan sektor non basis di Kabupaten
Kediri tahun 2014-2019, diantaranya
yaitu: (1) Sektor Pertambangan dan Penggalian, (2) Sektor Industri Pengolahan, (3) Sektor Pengadaan Listrik dan Gas, (4) Sektor
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, (5) Sektor Transportasi dan Pergudangan, (6)
Sektor Akomodasi dan Makan Minum, (7) Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, (8) Sektor Jasa Perusahaan.
Dalam sektor basis, nilai yang paling tinggi berada di sektor pertanian, kehutanan,dan
perikanan. Hal tersebut dikarenakan bahwa di Kabupaten Kediri penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga dapat dikatakan sebagai wilayah yang berada di kawasan lahan pertanian yang tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya sistem dan usaha agribisnis. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dapat dirasakan melalui nilai PDRB di Kabupaten Kediri
yang selalu mendominasi dibandingkan dengan sektor lainnya. Tetapi, sampai saat ini sektor
pertanian tidak berjalan sama dengan
pengembangannya yang berkelanjutan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah yang lebih besar. Terdapat
beberapa kondisi di Kabupaten Kediri, diantaranya yaitu: Belum optimalnya infrastruktur pertanian, Masih terjadi kehilangan hasil pertanian, Daya saing produk pertanian
masih rendah, Masih tingginya harga pakan ternak, Rendahnya
kemampuan petani dalam akses teknologi,
informasi dan permodalan, Terbatasnya rumah potong hewan modern.
Sedangkan, di dalam sektor
non basis nilai yang paling tinggi
berada di sektor Jasa Keuangan dan Asuransi. Hal tersebut dikarenakan bahwa masyarakat di Kabupaten Kediri, akses permodalan dan keuangan masih rendah sehingga
lebih memilih uangnya ditabung sendiri daripada ditabung di bank. Jadi kurang adanya minat untuk
ikut gabung dalam asuransi, misalnya dalam asuransi kesehatan yang berbayar mahal.
2.
Analisis Shift Share
Analisis shift share pada
umumnya dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor ataupun pergeseran
suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama dalam perekonomian nasional.
Data yang sering dianalisis adalah data yang terkait kegiatan ekonomi ataupun
ketenagakerjaan (Putra, 2011).
Analisis shift-share dapat
digunakan untuk membandingkan perbedaan laju pertumbuhan sektor (industri) di
wilayah yang sempit disebut daerah dengan wilayah yang lebih luas disebut
nasional (Tarigan, 2014).
Analisis hasil uji
Shift Share �Proportional Shift� diatas tahun 2014-2019, maka didapatkan nilai tertinggi di tahun 2017-2018 yang
dapat memberikan nilai positif berada
di sektor Industri Pengolahan dengan tumbuh relatif cepat di tingkat Provinsi, hal tersebut
dikarenakan bahwa sektor tersebut dapat menjadi penopang
perekonomian masyarakat di Kabupaten Kediri. Sedangkan shift
share �Proportional Shift� yang memberikan nilai negatif dengan
menunjukkan angka tertinggi yaitu di tahun 2017-2018 yang berada di sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal tersebut dikarenakan bahwa tingkat pendidikan
di Kabupaten Kediri rendah sehingga lambat untuk menciptakan inovasi baru dan masih mempertahankan atau menggunakan peralatan-peralatan tradisional sehingga kurang efektif dalam bekerja
di sektor tersebut.
Analisis hasil uji
Shift Share �Potential Regional� diatas tahun 2014-2019, yang mendapatkan
angka tertinggi yaitu di tahun 2018-2019 berada di sektor Industri Pengolahan dengan pertumbuhan produksi sektor di Kabupaten Kediri tersebut cenderung mendorong pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur.
Hal tersebut dikarenakan bahwa, Industri rokok di Kabupaten Kediri memberikan kontribusi PDRB Kabupaten Kediri. Selain itu ada sektor industri
pengolahan lain yang mampu dipercaya dalam urusan tenaga kerja,
yaitu sektor industri kecil menengah yang dianggap mampu untuk menambahkan
penyediaan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Kediri. Sedangkan pada
Shift Share �Potential Regional� yang menunjukkan pertumbuhan produksi sekitar Kabupaten Kediri cenderung akan menghambat pertumbuhan PDRB Provinsi berada di tahun 2018-2019 pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal tersebut dikarenakan bahwa adanya pertumbuhan proporsional yang berbeda pada setiap sektor sehingga
sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pajak, subsidi dan kebijakan lain yang menyangkut tiap sektor sehingga
dapat menghambat pertumbuhan PDRB Provinsi.
Analisis hasil uji
Shift Share �Differential Shift� diatas tahun 2014-2019, dapat dilihat bahwa nilai
yang paling tinggi ada di tahun 2017-2018 berada di sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal tersebut dikarenakan bahwa di kabupaten Kediri pada sektor tersebut mempunyai sumber daya yang melimpah sehingga dapat memberikan nilai yang positif dan dapat dikatakan memiliki keuntungan lokasional serta mampu untuk
dikembangkan. Sedangkan
pada Shift Share �Differential Shift� yang memberikan
nilai negatif dengan nilai tertinggi
ada di tahun 2015-2016 yang
berada pada sektor Pertambangan dan Penggalian. Hal tersebut dikarenakan bahwa di Kabupaten Kediri terdapat penambangan pasir dari gunung
kelud Kediri yang dimana pasir tersebut diperoleh dari sisa atau bekas
letusan gunung kelud kediri. Harga pasir tersebut di Kabupaten Kediri memiliki harga yang ekonomis dan kualitasnya bagus, tetapi karena terkendala
transportasi yang sulit dijangkau, maka lebih mahal harga transportasinya daripada harga pasirnya sehingga sektor tersebut dapat dikatakan tidak mempunyai keuntungan lokasional.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat menyatakan bahwa, sektor basis di Kabupaten Kediri tahun 2014-2019 terdapat Sembilan sektor yang mempunyai potensi besar dalam menentukan
pembangunan ekonomi di suatu daerah. Sedangkan
sektor non basis di Kabupaten
Kediri tahun 2014-2019 terdapat
delapan sektor yang akan menjadi penunjang
pembangunan ekonomi suatu daerah
BIBLIOGRAFI
Arsyad, Lincolin.
(2010). Ekonomi Pembangunan, UPP STIM YKPN Yogyakarta. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Badan Pusat
Statistik Kabupaten Kediri. (2020). Data PDRB Kabupaten Kediri Tahun 2014-2019.
Retrieved November 21, 2020, from https://kedirikab.bps.go.id/
Bappeda Kab.Kediri.
(2020). Perkembangan Perekonomian di Kabupaten Kediri. Retrieved from https://bappeda.kedirikab.go.id/Informasi/dataekonomi
Hajeri, Hajeri,
Yurisinthae, Erlinda, & Dolorosa, Eva. (2015). Analisis Penentuan Sektor
Unggulan Perekonomian di Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan
Kewirausahaan (JEBIK), 4(2), 253�269. Google Scholar
Hutapea, Ayuna,
Koleangan, Rosalina A. M., & Rorong, Ita P. F. (2020). Analisis Sektor
Basis Dan Non Basis Serta Daya Saing Ekonomi Dalam Peningkatan Pertumbuhan
Ekonomi Kota Medan. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 20(03). Google Scholar
Ijepa, A. (2019). Sebelum
Dan Sesudah Indonesia-Japan Economic Partnership. Jurnal Dinamika Ekonomi
Pembangunan ( JDEP ), 2(1), 124�134. Google Scholar
Jatimpos. (2020).
Pembangunan di Kabupaten Kediri Menunjukkan Tren Positif. Retrieved November 23, 2020, from https://www.jatimpos.co/jatim/mataraman/1706-pembangunan-di-kabupaten-kediri-menunjukkan-tren-positif.
Putra, M. F. (2011).
Studi Kebijakan Publik dan Pemerintahan dalam Perspektif Kuantitatif. Universitas
Brawijaya (UB) Press, Cetakan Pertama. Google Scholar
Restiatun,
Restiatun. (2009). Identifikasi Sektor Unggulan dan Ketimpangan Antarkabupaten/kota
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan,
10(1), 30666. Google Scholar
Rini, Setio. (2006).
Analisis Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian 30 Provinsi di Indonesia. Skripsi),
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Google Scholar
Sherla. (2019).
Presentase Tenaga Kerja Kabupaten Kediri. Retrieved from 2021 website:
https://www.satukanal.com/tekan-angka-pengangguran-pemkab-kediri-fokus-kembangkan-sektor-yang-satu-ini/
Tarigan, Robinson.
(2014). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi (Cet-7). PT. Bumi Aksara,
Jakarta. Google Scholar
Utara, Universitas
Sumatera. (2004). Bab 2 tinjauan teoritis 2.1. 21�112.
Anggi Novita
Sari, Muchtolifah, Sishadiyati
(2021) |
First publication right : |
This article is licensed under: |