Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853e-ISSN : 2684-883X�����

Vol. 2, No. 2 Februari 2020

 


PENGEMBANGAN MODEL JEROLD MELALUI KARTU KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS V SD

 

Yanto Aminu

Universitas Negeri Gorontalo

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai dengan menggunakan model Jarold M. Kemp melalui kartu kalimat. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran Jarold M. Kemp yang menggunakan kartu kalimat untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa, dan model pembelajaran Jarold M. Kemp menggunakan kartu kalimat untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana pada Siswa Kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo. Pendekatan penelitian ini adalah menggunakanpendekatanPenelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan (R&D) dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan menemukan atau mengembangkan sebuah produk, serta menguji coba efektifitasnya. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, nilai klasikal siswa menggunakan model lama adalah 78,2 sedangkan setelah belajar menggunakan model Jerold Kemp Melalui kartu kalimat adalah 83.3. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model Jerold Kemp Melalui Kartu Kalimat dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis karangan dibandingkan dengan model sebelumnya yang dipakai oleh guru.

 

Kata kunci: Pertumbuhan Model Jerold Kemp, Kartu Kalimat, Keterampilan Menulis Karangan, Siswa SD.

 

Pendahuluan

Menulis karangan dapat diartikan sebagai komparasi dari beberapa paragraf yang disusun secara sistematis atau terurut, koheren, utuh, ada bagian pengantar, isi, dan penutup. Resmini dkk menyatakan karangan adalah sebuah hasil dari proses berpikir (Resmini, Churiyah, & Sundori, 2006). Menulis pada hakikatnya adalah suatu pengetahuan, yaitu mengetahui apa yang ada dalam pikiran kemudian dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Pengetahuan tidak harus dalam bentuk kata atau frase tetapi dapat juga berupa gambar, gabungan ide dan gambar, serta semua hal yang terdapat pada pikiran (Muflikh, 2016). Karangan ialah hasil ungkapan gagasan, ide, dan konsisi perasaan yang diperoleh melalui kegiatan berpikir secara kritis dan kreatif. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan masih memiliki keterbatasan dalam pengembangan ide dasar dari apa yag akan diceritakan. Keterbatasan menulis karangan ini, dapat dikatakan masih kurang mampu karena kurangnya kosakata dan perbendaharaan kata yang ada pada masing-masing peserta didik. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan media pembelajaran serta kurangnya referensi literasi yang tersedia di sekolah masing-masing.Selain itu, keterbatasan pendidik dalam mengelolah pembelajaran mengakibatkan peserta didik tidak mampu menuangkan ide dalam menulis karangan naratif saat pembelajaran berlangsung, pendidik juga tidak mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memanfaatkan metode pembelajaran aktif, kreatif, serta menciptakan suasana ceria dalam kelas. Keterbatasan pengusaan terhadap metode pembelajaran mengakibatkan proses pembelajaran hanya terfokus satu arah, yakni semata-mata berasal dari guru dan peserta didik hanya terkesan menerima materi. Padahal, dalam pembelajaran menuliskarangan naratif, siswa terlebih dahulu diajak untuk memikirkan apa yang hendak ditulisnya sehingga gagasan dan ide bisa dituliskan dengan baik. Menulis karangan akan mendorong anak untuk berpikir terlebih dahulu sebelum menulis karangannya.

Penelitianinitergolongdalamjenispenelitiandanpengembangan. Penelitianinimenggunakandesainpenelitianmodel4-D(Four-D).Menurut Triantomodel4-D merupakan modelpengembanganperangkatyang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembanganyaituDefine,Design,Develop,danDisseminateatau diadaptasikanmenjadimodel4-P,yaituPendefinisian,Perancangan, Pengembangan,danPenyebaran(Trianto, 2012). Soekamtodkkmengemukakan maksuddarimodelpembelajaranadalah kerangkakonseptualyang berisi mekanisme sistematisdalammengkoordinasikan pengalaman belajarguna mencapaitujuanbelajartertentu,danberfungsisebagai panutan bagiperancangpembelajarandanguru untuk merencanakanaktifitasbelajarmengajar (Trianto, 2009). Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secra harfiah berarti tengah, perantaraataupengantar.AssociationofEducationand CommunicationTechnology(AECT)membatasimediasebagaisegala bentukdansaluranyangdigunakanuntukmenyalurkanpesandan informasi(Azhar, 2009). Nurgiyantoromenjelaskan bahwa menulismerupakan kegiatan mengungkapkan ide melalui media bahasa (Nurgiyantoro, 2001). Menulis adalah kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus mempunyai kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis,dan struktur bahasa. Keterampilanmenulissepertihalnyaketerampilanberbahasayanglain perludikuasai olehsiswa.Keterampilan menulissudah mulaidilatihpada tingkatSekolahDasar.Sebelumnya,ditanamkandasar-dasarmenulis padatingkatan kelasrendah. Jikaawalnya sudahdikuasaidenganbenarmaka siswadapat menulisdenganbaikdanbenar.SabartiAkhadiah berpendapat bahwaketerampilanmenulissangatkomplekskarena mengharuskan siswauntukmenguasaikomponen didalamnya, seperti pemilihankosakatayangtepat, ejaanyangbenar,penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang baik (Sabarti.dkk., n.d.).

Saleh Abbas mengemukakan bahwa upayayangdapat dilakukan guru agar siswa senang menulis adalah dengan memberi kebebasan kepadasiswauntukmenulisapayangdisenanginyasesuaidengantema pembelajaran yangakan dilaksanakan (Abbas, 2006).

Karangan adalah sebuah prosesmencatat, menyusun,dan mengutarakan makna dalam tataran ganda, sifatnya interaktif dan berusaha mencapaitujuantertentudenganmenggunakansebuahsistem tanda konvensionalyangbisa dilihat.Karanganmencerminkan kesatuan makna yang utuh dari beberapa paragraf. Keraf berpendapat bahwa karangan merupakan tulisan yang terdiri dari kata kata sehingga membentuk sebuah kalimat, dan paragraph yang akhirnya menjadisuatu bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti (Keraf, 1994). Dalampembelajaranketerampilanmenulisiniguruharusmenciptakan kondisipembelajaranyangkondusif.Disampingitugurujuga harus melakukan penilaian proses yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, kesulitan yang dialami dan pola strategi belajar yang tepat.Untuk menuliskan ide dan gagasan pada masing-masing peserta didik dengan baik dan benar, guru harus terlebih dahulu memberi contoh karangan naratif. Memberi penjelasan dan penguatan terhadap materi yang akan dibahas. Setelah itu masing-masing peserta didik diberikan penggalan-penggalan kata dan kalimat kunci untuk mengantarkan ide pada tema yang akan dituliskan dalam karangan narasinya. Dengan model pembelajaran yang dimaksud, diharapkan peserta didik mampu mengkostruksi ide serta menghubungkan kalimat kunci yang terdapat pada kartu kalimat yang disediakan oleh guru.

Dari pemaparan di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut permasalahan yang ada dengan formulasi judulPengembangan Model Jarold M. Kemp Melalui Kartu Kalimat Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo�.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakanpendekatanPenelitian Pengembangan(Research and Development). Menurut Borgand Gallmodelpenelitiandan pengembanganadalahmetode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk dalam pendidikan dan pembelajaran (Sugiyono, 2017). Penelitian pengembangan (R&D) juga dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan menemukan atau mengembangkan sebuah produk, serta menguji coba efektifitasnya. Langkah-langkah penelitian Researchand Development terdiri dari 10 tahapan, yakni (1) Potensi dan Masalah; (2) Pengumpulan Data; (3) Desain Produk; (4) Validasi Desain; (5) Revisi Desain; (6) Uji Coba Produk; (7) Revisi Produk; (8) Uji Coba Pemakaian; (9) Revisi Produk; dan (10) Produk Massal.

Dengan mempertimbangkan waktu, tenaga dan dana. Tehnik wawancara adalah tehnik pengumpulan data dengan tehnik tanya jawab untuk bertukar informasi tentang suatu topik tertentu. Tehnik ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi sebagai studi awal dalam menemukan permasalahan di SDN 06 Paguyaman Pantai. Jenis wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara tidak terstruktur atau wawancara terbuka. Waawancara jenis ini tidak mengharuskan peneliti untuk memiliki pedoman dalam melakukan wawancara. Pertanyaan yang diberikan berorientasi pada garis besar permasalahan, yakni kondisi pembelajaran di Kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan. Pembelajaran menulis dengan model kartu kalimatdapat meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai dengan indikator sebagai berikut: (a) Berdasarkan hasil validasi ahli dan praktisi, model penelitian yang sedang dikembangkan, yakni model penelitian Jerold Kemp minimal memiliki kategori layak; dan (b) Meningkatnya hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai klasikal pretest dan posttest pada tahap uji coba pemakaian.

 

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil validasi ahli desain pembelajaran, model pembelajaran Jerold Kemp melalui kartu kalimat memperoleh total skor 91. Skor tersebut didapatkan dari skor tiap aspek. Nilai rata-rata model pembelajaran Jerold Kemp melalui kartu kalimat adalah 82,7 sehingga termasuk kategori Sangat Layak. Validator juga menyatakan bahwa model pembelajaran iniLayak dengan Perbaikan�. Nilai rata-rata model pembelajaran Jerold Kemp melalui kartu kalimat adalah 84,5 sehingga termasuk kategori sangat laak. Praktisi juga menyatakan bahwa model pembelajaran ini �layak digunakan dengan perbaikan�. Uji coba dilakukan dengan menerapkan model yang sedang dikembangkan kepada 5 orang siswa Kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai yang dipilh secara acak (random). Uji coba dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen one-group pretest-posttest design. Data kondisi sebelum didasarkan nilai yang bersumber dari guru kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai. Berdasarkan uji coba model yang telah dilakukan diperoleh perbandingan antara nilai siswa kelas V sebelum dan sesudah mendapatkan treatment. Perbandingan tersebut tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 1

Perbandingan Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Belajar Menggunakan Model Jerold Kemp Melalui Katu Kalimat

No

Nama Siswa

Nilai

Sebelum

Sesudah

1

Amir T Pakaya

75

83,33

2

Desi Adam

80

83,33

3

Hajira Nasibu

75

75

4

Hendra Mahmud

76

83,33

5

Yindi Polontalo

85

91,66

Jumlah

391

416,66

Rata-rata

78,2

83,33

 

Efektifitas model Jerld Kemp Melalui Kartu Kalimat didasarkan pada hasil uji coba produk dan uji coba pemakaian. Berdasarkan uji coba produk (model) yang telah dilakukan diperoleh perbandingan antara nilai siswa kelas V sebelum dan sesudah mendapatkan treatment yang menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai klasikan siswa saat dilakukan pada uji coba produk dan uji coba pemakaian.

 

 

 

Gambar 1

Perbandingan Nilai Klasikal Siswa

 

Berdasarkan diagram di atas diperoleh bahwa model Jerold Kemp Melalui Kartu Kalimat dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis karangan dibandingkan dengan model sebelumnya yang dipakai oleh guru. Pada uji coba produk, nilai klasikal siswa menggunakan model lama adalah 78,2 sedangkan setelah belajar menggunakan model Jerold Kemp Melalui kartu kalimat adalah 83.3. Pada uji coba pemakaian, nilai klasikal siswa menggunakan model lama adalah 77. Sedangkan nilai klasikal siswa menggunakan model Jerold Kemp adalah 82,3. Dengan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Model Jerld Kemp melalui Kartu Kalimat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu, signifikasi perbedaan model mengajar lama dengan model Jerold Kemp melalui Kartu Kalimat juga menunjukan perbedaan yang signifikan. Berdasarkan uji t-test berkorelasi uji fihak kanan, dengan taraf kesalahan sebesar 5% menunjukan t-hitung jatuh pada daerah penerimaan Ha, sehingga Ho ditolak.

 

Kesimpulan

Pengembangan Model Jerold Kemp Melalui Kartu Kalimat untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Siswa Kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo layak untuk diterapkan berdasarkan hasil validasi ahli dan praktisi. Hasil validasi ahli desain pembelajaran menunjukkan skor rata-rata 82,7 atau berkategori �sangat layak�. Sedangkan hasil validasi praktisi menunjukkan skor rata-rata 84,5 atau kategori �sangat layak�.

Hasil uji coba model pembelajaran yang dikembangkan ini pada siswa kelas V SDN 06 Paguyaman Pantai menunjukan bahwa model ini dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai klasikal siswa 77 pada pretestmenjadi 82,3 pada posttest.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Abbas, Saleh. (2006). Pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif di sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

 

Azhar, Arsyad. (2009). Media Pembelajaran Cetakan IV. Rajawali Pers: Jakarta.

 

Keraf, Gorys. (1994). Komposisi. Flores NTT: Nusa Indah. 1997. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. 2007. Argumentasi Dan Narasi.

 

Muflikh, Tommy Nurul. (2016). Penerapan Model Clustering Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Teks Narrative. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2), 66�79.

 

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. BPFE-Yogyakarta.

 

Resmini, Novi, Churiyah, Yayah, & Sundori, Nenden. (2006). Membaca dan menulis di SD: teori dan pengajarannya. Reading and Writing in Elementary School: Theory and Teaching]. Bandung, Indonesia: UPI Press.

 

Sabarti.dkk., Akhadiah. (n.d.). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

 

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

 

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana.

 

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

 

 

 

 

 

 

 

 

��������������������������������������������������������������������������������������������������