Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�
Vol. 3, No. 7, Juli 2021
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP YANG DISEDERHANAKAN
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN
Jasmin
SMA Negeri 1 Bunyu,
Kalimantan Utara, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Peningkatan kemampuan guru SMA
Negeri 1 Bunyu dalam menyusum perangkat Pembelajaran, 2) peningkatan kemampuan guru di SMA Negeri 1 Bunyu
dalam menyusun RPP yang disederhanakan atau yang sering disebut RPP satu lembar. (3.) Membuat program semester. (4.) Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (5.) dan membuat
program ulangan/evaluasi. Dari
kelima dokumen tersebut di atas, RPP merupakan persiapan paling
minimal untuk seorang guru ketika hendak mengajar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif kualitatif fenomenologik. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi
serta wawancara. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes. Tes
terdiri atas dua siklus, setidaknya
ada empat langkah yaitu (1) Perencanaan pertemuan, (2) Observasi, (3) Pertemuan berikutnya, (4) Refleksi kolaborasi. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga menjadi lebih professional, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran,
dan pada akhirnya meningkatkan
mutu sekolah.
Kata Kunci: Supervisi Akademik; kemampuan guru; kegiatan pembelajaran
Abstract
Education is a conscious and planned way of effort for the learning
atmosphere and learning process so that active learners have the potential for
the power of having religious spiritual, self-life, disquitarian,
intelligence, noble morals, as well as skills that skills both self and
society. Research to describe: 1) Capital of teachers of SMA Negeri 1 Bunyu in heat-eating devices, 2) prancing teachers at SMA
Negeri 1 Bunyu in simplified RPP or often mentioning
RPP one sheet. (3.) Create a semester program. (4.) Create a training exercise
plan (5.) and create a replay/jasmine program. From the document from where
above, RPP is a minimum preparation for teachers when teaching ladybugs. This
research is qualitative research, with qualitative descriptive phenomenological.
Qualitative data from observation sheets as well as stadiums. While
quantitative data from the test results. The test consists of two worlds, there
are at least four steps, namely (1) Planning Meeting, (2) Observation, (3) Next
Meeting, (4) Re-collaboration. The benefits of this research could improve
teachers jam teachers in themselves are subjected to tasks so that it becomes
more professional, student achievement in 1 1 2019, and at that time the peak
improves the quality of the school.
Keywords: academic
supervision; teacher ability;learning
activities
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu
pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama
pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi (Hidayat, 2012).
Teknologi dan Informasi melaju sangat cepat
di abad 21. Pendidikan dituntut untuk�
adaptif menyikapi perkembangan zaman. Cepatnya laju perubahan perlu
diimbangi dengan praktik pendidikan yang sesuai dengan tuntutan� zaman (Akhwani, 2020). Pendidikan� merupakan�
unsur� utama� dalam�
meningkatkan� kualitas� sumber daya manusia. Kerangka pendidikan abad
21 mengalami penyesuaiandengan kompetensi yang dibutuhkan.The Partnership
for 21st Century Learning telah menggagas kompetensi yang harus dikuasi siswa, 1) learning and
innovative� skills (Critical� Thinking,�
Creative,� Communication,� Cooperation),� 2)� Knowledge,� Media and Technology� Skill�
and� 3)� life� and�
career� skills (Rini & Muhid, 2021),
�Menurut (Gelen, 2018). Untuk� mencapai kompetensi� tersebut�
dibutuhkan� guru� professional. Guru yang� tidak�
hanya� memiliki� pengetahuan�
tetapi� juga memiliki keterampilan
dansikap secara terintegras
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dibutuhkan strategi yang disebut dengan strategi
pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran
terkandung tiga hal pokok yakni perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Sugiarta, Mardana, & Adiarta, 2019).
Pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah
pada pendidikan karakter dan akhlak mulia pembelajar secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Melalui pendidikan karakter pembelajar diharapkan mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan
menginternalisasikan, serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Harun, 2013). Pendidikan karakter merupakan upaya pembentukkan karakter yang
dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini selaras dengan pernyataan (Hariyanto, 2013) yang mengungkapkan
bahwa karakter sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk
baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan
dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
Perencanaan program berfungsi untuk memberikan gambaran dan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga pembelajaran
menjadi
terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rencana� Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)� merupakan
�instrumen
�perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melenceng
keluar dari tujuan
pembelajaran (Nainggolan, 2021).
Dengan melihat pentingnya penyusunan
perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya perencanaan. Namun, sayangnya perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, malah
tidak dapat
diukur.
Penyebabnya adalah karena perencanaan
pembelajaran, RPP, ada dalam pikiran sang guru. Akibatnya adalah kepala sekolah sebagai
pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat
mengevaluasi� kinerja
�guru �secara �akademik.
�Kinerja �yang dapat dilihat �oleh
kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah
kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau� belum,� atau� sudahkah kompetensi dasar
�yang �harus dikuasai oleh siswa
terkuasai dengan benar atau tidak (Ahmad Susanto, 2016).
Tabel 1
Daftar Perangkat Pembelajaran �yang
Dikumpulkan Guru
pada Pra-Supervisi
No. |
Dokumen |
Rata-rata |
|
|
Jumlah Guru |
Jumlah yang
Mengumpulkan |
Persentase |
||
1. |
Program Tahunan |
32 |
32 |
100% |
2. |
Program Semester |
32 |
32 |
100% |
3. |
Silabus Khusus |
32 |
30 |
93,75% |
4. |
RPP yang disederhanakan (RPP satu
lembar) |
32 |
12 |
37,5% |
5. |
Program Ulangan/ Evaluasi |
32 |
32 |
100% |
Nilai
Rata-rata Keseluruhan |
32 |
27,6 |
�86,25% |
Tabel 2
�Daftar
Nilai Kualitas RPP yang� Dikumpulkan Guru
pada Pra-Supervisi
No |
Rentangan |
Kategori |
Frekuensi |
Persentase |
1. |
83-100 |
Sangat
baik |
6 |
18,75 % |
2. |
75-82 |
Baik |
4 |
12,5% |
3. |
66-74 |
Cukup |
2 |
6,25% |
4. |
0-65 |
Kurang |
20 |
62,5% |
Jumlah |
32 |
100% |
Hasil analisis data pada tabel 1 di atas menunjukkan bahwa persentase guru yang mengumpulkan
perangkat pembelajaran sangat baik. Hanya saja pada dokumen menyusun RPP yang disederhanakan
yang masih sangat kurang yaitu 37,5 persen, atau hanya
12 dari 32 orang guru yang mengumpulkan
RPP yang sudah disederhanakan.
Dari tabel 2 jelas terlihat bahwa kualitas RPP guru SMA Negeri 1 Bunyu
pada tahun pelajaran
2019/2020 termasuk kategori
kurang. Dari 32 orang guru yang RPP-nya dianalisis oleh peneliti, hanya rata-rata 6 orang
guru yang memiliki RPP kategori
sangat baik (18,75%), kategori baik berjumlah
4 guru (12,5%), kategori cukup
berjumlah 2 guru (6,25), dan kategori
kurang berjumlah 20 guru
(62,5%).
Hasil refleksi terhadap temuan tersebut menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan masih rendahnya kompetensi guru tersebut diduga disebabkan oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yang diduga mempengaruhi rendahya kompetensi guru menyusun RPP yang disederhanakan� antara
lain:
1. Guru belum memahami teknik penyusunan RPP yang disederhanakan;
2. Kurangnya motivasi diri untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam �menyusun �rencana �pembelajaran khususnya RPP yang disederhanakan.
Faktor eksternal yang diduga mengakibatkan rendahnya kompetensi guru dalam menyusun RPP yang disederhanakan adalah waktu pengumpulan� perangkat pembelajaran yang terbatas, satu minggu. Sehingga guru-guru hanya menggunakan perangkat tahun lalu untuk dikumpulkan (Fahrina, Amelia, & Zahara, 2020). Hasil pengamatan di tahun pelajaran 2019/2020 di SMA Negeri 1 Bunyu didapatkan data sebagai berikut:
1.
Hanya 37,5
% guru yang menyusun RPP yang disederhanakan
2.
Secara kualitas, RPP yang baik baru mencapai angka 31,25 %
yang dibuat oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah
melakukan supervisi
akademik berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan
setelah
kegiatan supervisi, guru yang
menyusun RPP yang
disederhanakan meningkat menjadi 90%.Oleh
karenanya, pada penelitian ini peneliti mencoba �untuk mengatasi masalah rendahnya kompetensi guru
dalam menyusun RPP yang disederhanakan dengan menerapkan tindakan berupa
pendekatan supervisi akademik berkelanjutan yang belum pernah dilakukan
sebelumnya. Tindakan tersebut selanjutnya diteliti melalui penelitian tindakan
sekolah yang berjudul �Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun RPP yang
Disederhanakan Melalui Supervisi Akademik Berkelanjutan di SMA Negeri 1 Bunyu� Tahun Pelajaran
2020/2021.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Setyono & Sudjadi, 2011) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif kompetensi guru terhadap kinerja guru, dimana apabila
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru baik, akan dapat membuat kinerja
guru menjadi lebih baik. Hasil penelitian (Pratiwi, 2013) menyatakan
terdapat pengaruh positif dari kepemimpinan kepala sekolah menurut persepsi
guru terhadap kinerja guru, dimana apabila kepemimpinan seorang kepala sekolah
baik menurut persepsi guru maka akan dapat membuat kinerja guru menjadi baik.
Selanjutnya dalam penelitian (Setiyati, 2014)
menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja
terhadap kinerja guru, apabila motivasi kerja seorang guru tinggi maka akan
dapat membuat kinerja guru menjadi baik.
Metode
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pelaksanaan supervisi akademik berkelanjutan guru SMA Negeri 1 Bunyu dalam
menyusun RPP yang disederhanakan menggunakan
model supervisi �klinis.
Supervisi model
ini merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif.
Prosedur pelaksanaannya� �sama� �dengan supervisi akademik� �langsung� �yakni
observasi kelas namun dengan pendekatan yang berbeda.
Supervisi
klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran (Siregar, 2015).
Menurut �(Artiningsih, 2020) ada dua tujuan supervisi klinis: pengembangan professional dan
motivasi kerja guru. Dalam pelaksanaannya menurut (Siregar, 2015) setidaknya ada empat langkah yaitu:
1.
Perencanaan pertemuan
2.
Observasi
3.
Pertemuan berikutnya
4.
Refleksi kolaborasi.
Setelah
satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi,
kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk
siklus 2. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengolahan data secara kuantitatif dilakukan
terhadap variabel kompetensi guru yang diperoleh dari hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dalam
menyusun RPP yang disederhanakan yang terdiri dari tiga komponen yaitu tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian atau asesmen
Hasil dan Pembahasan
1.
Kompetensi Guru dalam menyusun
RPP yang disederhanakan siklus
1
Pada
rapat awal tahun pelajaran 2020/2021, peneliti mengimbau dan mengintruksikan kepada seluruh guru untuk membuat perangkat pembelajaran, khususnya RPP yang harus dibuat haruslah
memenuhi prinsip efisien, efektif dan berorientasi pada murid sesuai dengan Permendikbud Nomor 14 tahun 2019, yang hanya terdapat 3 komponen inti, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian atau asesmen. Setelah berjalan selama hampir dua bulan,
peneliti mengumumkan kepada seluruh guru bahwa pada bulan Oktober 2020 akan dilakukan supervisi terhadap administrasi guru. Pada siklus ini seluruh guru diminta untuk mengumpulkan
perangkat pembelajaran tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan analisis dan penilaian terhadap kuantitas guru yang menyetorkan perangkat pembelajaran terutama RPP yang disederhanakan.� Dari
hasil perhitungan peneliti terhadap jumlah guru yang mengumpulkan RPP
yang disederhanakan didapatkan
data sebagai berikut:
Tabel 3
�Daftar Perangkat Pembelajaran
yang Dikumpulkan Guru Siklus 1
No. |
Dokumen |
Rata-rata |
|
|
Jumlah Guru |
Jumlah yang Mengumpulkan
|
Persentase |
||
1. |
Program Tahunan |
32 |
32 |
100% |
2. |
Program Semester |
32 |
32 |
100% |
3. |
Silabus Khusus |
32 |
32 |
100% |
4. |
RPP yang disederhanakan (RPP satu
lembar) |
32 |
30 |
93,75% |
5. |
Program Ulangan/ Evaluasi |
32 |
32 |
100% |
Nilai
Rata-rata Keseluruhan |
32 |
31,6 |
�98,75% |
Tabel 4
Daftar Nilai Kualitas RPP yang�
Dikumpulkan Guru Siklus pada 1
No |
Rentangan |
Kategori |
Frekuensi |
Persentase |
1. |
83-100 |
Sangat
baik |
10 |
31,25 % |
2. |
75-82 |
Baik |
6 |
18,75% |
3. |
66-74 |
Cukup |
14 |
43,75% |
4. |
0-65 |
Kurang |
2 |
6,25% |
Jumlah |
32 |
100% |
Dari tabel 3 tentang data jumlah guru yang mengumpulkan perangkat pembelajaran pada siklus 1 terlihat bahwa dengan� adanya informasi supervisi akademik terhadap guru ini, dapat meningkatkan kuantitas jumlah guru yang menyusun RPP� yang disederhanakan yang sebelumnya hanya 37,5% , mengalami peningkatan kuantitas menjadi 93,75%. Dari data tersebut juga dapat terlihat ada dua orang guru yang tidak menyerahkan RPP yang disederhankan. Namun persentase guru yang mengumpulkan perangkat pembelajaran berada pada kategori sangat baik, (98,75%). Dari tabel� 4 terlihat bahwa kualitas RPP guru SMA Negeri 1 Bunyu pada tahun pelajaran 2020/2021 termasuk kategori cukup. Dari 32 orang guru yang RPP-nya dianalisis oleh peneliti, hanya 10 orang guru yang memiliki RPP kategori sangat baik (31,25%), kategori baik berjumlah 6 guru (18,75%), kategori cukup berjumlah 14 guru (43,75), dan kategori kurang berjumlah 2 guru (6,25%).
Langkah yang peneliti lakukan setelah data pada siklus 1 dianalisis, selanjutnya peneliti melakukan pertemuan dengan seluruh guru di SMA Negeri 1 Bunyu yang berjumlah 32 orang untuk menyampaikan hasil temuan yang sudah diverifikasi. Pada pertemuan itu juga peneliti dan guru-guru melakukan evaluasi, menemukan nilai-nilai apa, mana yang kurang bernilai, dan apa saran-saran yang dibutuhkan. Kemudian memutuskan fokus observasi (pendekatan umum, informasi langsung, kolaboratif, atau langsung diri sendiri), mengatur waktu observasi untuk pertemuan berikutnya. Berdasarkan analisis deskriptif terhadap kompetensi guru dalam menyusun RPP yang disederhanakan pada siklus 1 ditemukan data guru yang menyusun RPP yang disederhanakan belum melebihi 50% dan� berada pada kategori cukup, sehingga peneliti melanjutkan penelitian ini pada siklus 2.
2. Kompetensi Guru dalam menyusun RPP yang
disederhanakan siklus
2
Pada siklus 2, peneliti mengarahkan guru yang belum maksimal mengumpulkan perangkat pembelajaran dan RPP yang disederhanakan untuk melakukan tinjauan kembali perangkatnya dengan waktu dua minggu. Peneliti dan tim ahli yang sudah ditunjuk juga memberikan pendampingan kepada guru-guru yang belum maksimal perangkatnya baik secara kelompok ataupun individual untuk bisa menyusun perangkat pembelajarannya dengan memenuhi prinsip efisien, efektif dan berorientasi pada murid sesuai dengan Permendikbud Nomor 14 tahun 2019,� yang hanya terdapat 3 komponen inti, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian atau asesmen.
Selanjutnya, peneliti menganalisa/menguji keaslian RPP yang disusun oleh guru. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan supervisi kelas. Dari pelaksanaan rencana pembelajaran ini, dapat terlihat keaslian penyusunannya. Hasil dari analisa penguat tersebut, menunjukkan bahwa RPP yang dikumpulkan benar disusun oleh guru yang bersangkutan. Karena terjadi kesesuaian skenario antara perencanaan dan pelaksanaan di kelas. Selanjutnya peneliti melihat ketertiban siswa dalam proses belajar mengajar. Pada tahap ini pula, peneliti mengumpulkan data-data yang terjadi selama tahap pelaksanaan.
Tabel 5
Daftar Perangkat Pembelajaran
yang Dikumpulkan Guru pada Siklus 2
No. |
Dokumen |
Rata-rata |
|
|
Jumlah Guru |
Jumlah yang Mengumpulkan |
Persentase |
||
1. |
Program Tahunan |
32 |
32 |
100% |
2. |
Program Semester |
32 |
32 |
100% |
3. |
Silabus Khusus |
32 |
32 |
100% |
4. |
RPP yang disederhanakan (RPP satu
lembar) |
32 |
32 |
100% |
5. |
Program Ulangan/ Evaluasi |
32 |
32 |
100% |
Nilai Rata-rata Keseluruhan |
32 |
32 |
100% |
Tabel 6
Daftar Nilai Kualitas RPP yang� Dikumpulkan Guru pada Siklus 2
No |
Rentangan |
Kategori |
Frekuensi |
Persentase |
1. |
83-100 |
Sangat
baik |
25 |
78,125 % |
2. |
75-82 |
Baik |
7 |
21,875% |
3. |
66-74 |
Cukup |
0 |
0% |
4. |
0-65 |
Kurang |
0 |
0% |
Jumlah |
32 |
100% |
Dari tabel 5 �terlihat adanya perubahan kuantitas jumlah guru yang menyusun RPP�
yang disederhanakan yang sebelumnya hanya 93,75%, mengalami peningkatan kuantitas menjadi 100%. Tabel� 6 terlihat bahwa kualitas RPP guru SMA
Negeri 1 Bunyu pada tahun pelajaran 2020/2021
termasuk kategori Sangat Baik. Dari 32 orang guru yang RPP-nya dianalisis oleh peneliti, 25 orang
guru yang memiliki RPP kategori sangat baik (78,125%), kategori baik
berjumlah 7 guru (21,875%).
Tabel 7
Hasil Penilaian Supervisi Kelas
No |
Rentang |
Kategori |
Frekuensi |
Persentase |
1 |
83-100 |
Sangat baik |
25 |
78,125% |
2 |
75-82 |
Baik |
7 |
21,875% |
3 |
66-74 |
Cukup |
- |
- |
4 |
0-65 |
Kurang |
- |
- |
Jumlah |
32 |
100 |
Dari tabel 7 dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa RPP yang dikumpulkan guru adalah bersifat original. Hal ini terlihat dengan cukup besarnya guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat.
3. Kompetensi Guru dalam menyusun RPP
yang disederhanakan pada setiap siklus
Dari
Hasil Analisis deskriptif terhadap kemampuan guru dalam menyusun RPP yang
disederhanakan pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan supervisi akademik
berkelanjutan ini mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP yang
diserhanakan.
Tabel 8
Peningkatan Perangkat Pembelajaran�
yang dikumpulkan Guru Setiap Siklus
Kategori |
Pra-siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Program Tahunan |
100% |
100% |
100% |
Program Semester |
100% |
100% |
100% |
Silabus Khusus |
93,75% |
100% |
100% |
RPP yang disederhanakan (RPP satu lembar) |
37,5% |
93,75% |
100% |
Program Ulangan/ Evaluasi |
100% |
100% |
100% |
Tabel 9
�Peningkatan Kualitas
RPP
yang Dikumpulkan Guru Setiap Siklus
Kategori |
Pra-siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Sangat Baik |
18,75 % |
31,25 % |
78,125% |
Baik |
12,5% |
18,75% |
21,875% |
Cukup |
6,25% |
43,75% |
0 |
Kurang |
62,5% |
6,25% |
0 |
Kesimpulan
Berdasarkan� �hasil� �penelitian� �yang� �terurai�� pada pembahasan mengenai penerapan supervisi
akademik berkelanjutan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun RPP yang
disederhanakan adalah dapat disimpulkan, Pertama, Supervisi akademik �secara� berkelanjutan terbukti secara
�ilmiah dapat meningkatkan kompetensi guru� dalam
�menyusun RPP
yang disederhanakan �di
SMA
Negeri
1 Bunyu. Kedua, Langkah-langkah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kompetensi guru menyusun RPP yang disederhanakan. Ketiga,
Peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP yang baik meningkat dan
ini bisa terlihat pada tabel 8, tabel 9, dan grafik 1. Adanya perubahan
kuantitas jumlah guru yang menyusun RPP�
yang disederhanakan. Sebelumnya hanya 93,75%, mengalami peningkatan kuantitas menjadi 100%. Dari 32
orang guru yang RPP-nya dianalisis oleh peneliti, 25 orang guru yang memiliki RPP kategori sangat baik
(78,125%), kategori baik berjumlah 7 guru (21,875%).
Ahmad Susanto, M.
Pd. (2016). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Kencana.Google Scholar
Akhwani. (2020). Integration
of TPACK as a Basic Framework for 21st Century Learning: An Analysis of
Professional Teacher Competencies. In A. P. Putra, N. L. S. Nuraini, P. S.
Cholifah, E. Surahman, D. A. Dewantoro, T. A. Rini, R. F. Pradipta, K. M. Rahar.
Atlantis Press. Google Scholar
Artiningsih, Tri.
(2020). Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Dalam Proses Pembelajaran
Melalui Supervisi Klinis Bagi Guru. Didaktikum, 20(1). Google Scholar
Fahrina, Afrillia,
Amelia, Karla, & Zahara, Cut Rita. (2020). Minda Guru Indonesia: Pandemi
Corona, Disrupsi Pendidikan, dan Kreativitas Guru (Vol. 153). Syiah Kuala
University Press. Google Scholar
Gelen, Ismail.
(2018). Academicians�predictions Of 21st Century Education And Education In The
21st Century. European Journal of Education Studies. Google Scholar
Hariyanto, Muchlas
Samani. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Google Scholar
Harun, Cut Zahri.
(2013). Manajemen pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, (3). Google Scholar
Hidayat, Asep
Saepul. (2012). Manajemen sekolah berbasis karakter. Asian Journal of
Innovation and Entrepreneurship, 1(01), 8�22. Google Scholar
Nainggolan, Jusman.
(2021). Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Pengembangan Silabus Dan Rpp Melalui
Pola Pembinaan Profesional Dengan Pendekataan Kooperatif Di Sman 9 Kec. Medan
Labuhan Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. PROVIDENSI: Jurnal Pendidikan
Dan Teologi, 4(1), 122�142. Google Scholar
Pratiwi, Suryani
Dewi. (2013). Pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja, kepemimpinan kepala
sekolah menurut persepsi guru, dan iklim sekolah terhadap kinerja guru ekonomi
SMP Negeri di Kabupaten Wonogiri. S2 Pendidikan Ekonomi, 2(1). Google Scholar
Rini, Amanda Pasca,
& Muhid, Abdul. (2021). Model Pembelajaran Guided Discovery Learning,
Apakah Efektif dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa? Edukatif:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 2311�2320. Google Scholar
Setiyati, Sri.
(2014). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi Kerja, dan budaya
sekolah terhadap kinerja guru. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan,
22(2), 200�206.
Setyono, Hendro, &
Sudjadi, Achmad. (2011). Pengaruh Kompetensi Guru, Insentif Dan Lingkungan
Kerja Fisik Terhadap Kinerja Guru Sma Negeri 1 Patimuan Kabupaten Cilacap. Sainteks,
8(2). Google Scholar
Siregar, Deni.
(2015). Kontribusi Kinerja Guru Dalam Mengelola Proses Pembelajaran Dan
Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas VII MTs Mu�allimin
Nw Pancor (Studi Persepsi Para Siswa Kelas VII MTs Mu�allimin NW Pancor). Educatio,
10(2), 233�248. Google Scholar
Sugiarta, I. Made,
Mardana, Ida Bagus Putu, & Adiarta, Agus. (2019). Filsafat Pendidikan Ki
Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3),
124�136. Google Scholar
Jasmin
(2021) |
First publication right : |
This article is licensed under: |