Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 5, Mei 2021
PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM
PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVERMENT DIVISIONS MELALUI KELOMPOK KERJA GURU DI SDN GETAS II
Muh Fahruddin
SDN Getas II, Playen,
Gunungkidul Yogyakarta Jawa Tengah, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstract
This study aims to determine the increase in
the ability of teachers to apply the Student Teams Achieverment Divisions (STAD) model of cooperative learning through
the Kelompok Kerja Guru (KKG)
or teacher working group activities at SD Negeri Getas II, Playen
sub-district in 2020. This research used the School Action Research design. The
research subjects were teachers in grades I, II, III, IV, V, VI, teachers of Islamic
Religious Education subjects, and teachers of Physical Education at SD Negeri
Getas II in Playen sub-district in 2020. Data
collection was through observation of teachers' abilities in applying the Student Teams Achieverment Divisions (STAD) model of cooperative learning through
school teacher working group activities and assessment of the results of
learning actions. Meanwhile, the data analysis used is descriptive qualitative
analysis. The results showed an increase in the ability of teachers to apply
the Student Teams
Achieverment Divisions model of
cooperative learning through the teacher working group activities of SD Negeri
Getas II, sub-district Playen in 2020 which was
marked by an increase in the value obtained between before being subjected to
action and after being subjected to action. The value of the teacher's ability
to apply the Student Teams
Achieverment Divisions (STAD)
model of cooperative learning has increased. Before being subjected to the
action, only 60% of teachers got good grades. After being subjected to the
action, the teacher's ability score at the end of the first cycle got a mean
score of 81.47 in the Good category, and at the end of the second cycle the
teacher's score got an average score of 87.30 in the Good category.
Keywords: teacher ability; applying cooperative learning model Student Teams
Achieverment Divisions (STAD); teacher working group.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achieverment Divisions (STAD) melalui Kelompok Kerja Guru di SD Negeri
Getas II kecamatan Playen Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Subjek penelitian yaitu guru kelas I sampai VI, guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, dan PENJASORKES SD Negeri Getas II. Pengumpulan
data melalui observasi dan penilaian hasil tindakan pembelajaran. Sedangkan analisis data yang digunakan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achieverment Divisions (STAD)
melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah pada guru-guru SD Negeri Getas II kecamatan Playen Tahun 2020 yang ditandai adanya peningkatan nilai yang didapat antara sebelum dikenai tindakan dan setelah dikenai tindakan. Nilai kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achieverment Divisions (STAD) mengalami
peningkatan. Sebelum dikenai tindakan, hanya 60% dari guru yang mendapatkan nilai baik. Setelah dilakukan tindakan nilai kemampuan guru pada akhir siklus I mendapat nilai rerata 81,47 dengan kategori Baik, dan pada akhir siklus II nilai guru mendapat nilai rerata 87,30 dengan kategori Baik.
Kata Kunci: kemampuan guru; menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achieverment Divisions (STAD); Kelompok
Kerja Guru sekolah.
Pendahuluan
Spencer and Spencer memandang bahwa kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dari
seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dari atau superior
dalam suatu pekerjaan atau situasi. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Guza, 2009). Maka dari itu,
kemampuan atau kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan tehnologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh membentuk
kompetendi standar kompetensi guru yang mencakup materi pemahaman terhadap
peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Pasal 20 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru mempunyai kewajiban antara lain merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran. Berdasar undang-undang tersebut maka guru mempunyai
kewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. (Guza, 2009)
menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivitas. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggaran kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaian tugas keterampilan,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran (Isjoni, 2009).
Menurut Nurhadi dan Senduk ,pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
secara sadar menciptakan interaksi yang silih asuh sehingga sumber belajar bagi
siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa (Wena, 2009). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat ditegaskan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan
teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber
belajar yang lainnya atau pembelajaran yang melibatkan kerjasama antar teman.
Kelompok Kerja Guru merupakan wadah atau forum
kegiatan profesional bagi para guru SD / MI di tingkat gugus atau kecamatan
yang terdiri dari beberapa guru dari berbagai sekolah (Direktorat Profesi
Pendidik, 2008).
Menurut Hasibuan Borung dikutip oleh Ginting Kelompok Kerja Guru �merupakan suatu wadah dalam pembinaan
kemampuan profesional guru, pelatihan dan tukar menukar informasi dalm suatu mata pelajaran tertentu
sesuai dengan tuntunan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut
Julia Kelompok Kerja Guru �merupakan
wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk
berkomunikasi ,bertukar pikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai
demontrasi, atraksi
dan simulasi dalam pembelajaran. Dari pengertian di atas dapat ditegaskan kan
bahwa Kelompok Kerja Guru adalah sebuah forum/organisasi atau perkumpulan guru-
guru mata pelajaran yang mempunyai kegiatan khusus memberikan
informasi-informasi pendidikan dalm rangka meningkatkan kualitas pribadi guru
dalam proses belajar mengajar.
Melaksanakan pembelajaran merupakan salah satu tugas
keprofesian
dan kewajiban guru. Keberhasilan dari suatu kegiatan pembelajaran sangat
ditentukan oleh kegiatan kelompok kerja guru sekolah. Sementara Masnur Muslih tahun 2008, menyebut kegiatan
pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan
sumber, dan anak dengan pendidik. Kegiatan menjadi bermakna bagi anak jika
dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak.
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar
terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Situasi kondusif pembelajaran berdampak pada
keberhasilan siswa dalam menerima/menyerap materi pelajaran. Kemampuan menyerap
materi pelajaran membawa dampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Guru
perlu mendesain situasi yang beragam dalam pembelajaran sehingga kondisi kelas
menjadi dinamis. Kegiatan pembelajaran juga memerlukan kondisi yang dinamis.
Kinerja dalam pembelajaran yang dimiliki guru membawa peserta didik untuk siap
mengikuti kegiatan inti pembelajaran. keberhasilan guru juga mampu membawa
peserta didik termotivasi untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Berdasarkan hasil monitoring dan supervisi yang
dilakukan kepala sekolah di SD Negeri Getas II kecamatan Playen, hanya 60% guru yang telah mampu menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achieverment Divisions (STAD) �Keaktifan
siswa dalam pembelajaran di kelas masih rendah yang ditandai dengan siswa tidak
perhatian dalam kegiatan pembelajaran, kurang semangat dalam belajar, dan tidak mengerjakan tugas yang
diberikan. Dari observasi selama guru mengajar, kurangnya perhatian dan minat
siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan salah satunya oleh cara
mengajar guru. Guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan
kaidah yang ada. Dari hasil supervisi yang dilakukan hanya 60% guru yang sudah
dapat melaksanakan pembelajaran dengan nilai minimal baik,berarti masih ada 40%
guru yang belum mendapatkan nilai minimal baik. Dampak dari keadaan tersebut
adalah kegiatan inti pembelajaran juga kurang berjalan dengan optimal.
Kesulitan guru dalam pembelajaran disebabkan guru belum memiliki kemampuan mengajar.
Kesulitan guru tersebut karena mereka jarang melihat dan memperhatikan contoh
cara mengajar yang benar dan baik.
Berbagai cara telah ditempuh oleh kepala sekolah
cara untuk mengatasi rendahnya kemampuan kinerja guru, antara lain dengan workshop,
seminar, diskusi. Kegiatan peningkatan kompetensi guru melalui cara tersebut
kurang membawa peningkatan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan guru
dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achieverment Divisions (STAD).
Kegiatan peningkatan kemampuan mengajar bagi guru
dapat dilakukan dengan menerapkan kooperatif model Student Teams Achieverment Divisions (STAD) melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah. Kelebihan dari kegiatan
Kelompok Kerja Guru Sekolah adalah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achieverment Divisions (STAD) melalui Kelompok Kerja Guru
Sekolah, guru mampu berekspresi seolah-olah dalam situasi yang nyata. Melalui
kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah dalam kegiatan pembelajaran guru dapat
berlatih praktik kegiatan pembelajaran di kelas.
Dari kegiatan kepala sekolah saat mengadakan supervisi terhadap guru yang sedang melakukan proses
pembelajaran, ditemukan bahwa tidak semua guru mempunyai kemampuan untuk menerapkan model pembelajaran
dalam pembelajaran dengan baik, untuk itulah dalam kegiatan Kelompok Kerja �Guru sekolah perlu ditingkatkan
lagi. Berangkat
dari kondisi, permasalahan, dan altenatif pemecahan masalah tersebut Kepala
Sekolah melakukan penelitian tindakan sekolah tentang peningkatan kemampuan
guru dalam menerapkan kooperatif model Student
Teams Achieverment Divisions (STAD) melalui kegiatan Kelompok
Kerja Guru Sekolah. Melalui penelitian tindakan sekolah ini diharapkan guru
dapat meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achieverment Divisions (STAD) melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah.
Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
berkaitan dengan efektifitas Kelompok Kerja Guru �dalam usaha kemampuan guru dalam
menerapkan model pembelajaran. Beberapa diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan Suripto (2015) dalam penelitian dengan judul �Upaya Meningkatan
Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Melalui Kelompok Kerja Guru di Sekolah Dasar.�
Setelah proses siklus II dilaksanakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
ternyata dapat membuahkan hasil meningkat lebih baik dibanding siklus I. Dalam
penelitian ini bentuk penerapan model pembelajaran yang dipakai peneliti pada prinsipnya
sebagaimana yang ada dalam kajian teori yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian yang lain adalah dalam penelitian ini melalui kegiatan Kelompok
Kerja Guru dapat meningkatkan kemampuan guru.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3� bulan,�
mulai bulan Februari sampai dengan April 2020, di SDN Getas II,� pedukuhan Ngrunggo, desa Getas, kecamatan
Playen, kabupaten Gunungkidul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Guru yang menjadi subjek
penelitian ini adalah guru kelas I, II, III, V, dan VI dan guru pendidikan
Agama serta guru PENJASORKES di SD Negeri Getas II kecamatan Playen. Guru yang terlibat dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah ini� adalah guru kelas I, II, III, IV, dan �VI dan guru Pendidikan Agama, PENJASORKES
yang berjumlah 8
orang. Penelitian
ini berjenis Penelitian Tindakan Sekolah . Kolaborator Penelitian Tindakan Sekolah �adalah teman sejawat penulis yaitu Adiatna, S.Pd. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi dan penilaian. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi dan lembar penilaian. Analisis data hasil observasi terhadap partisipasi
guru dalam kegiatan peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran melalui
supervisi akademik� menggunakan deskriptif
kualitatif dengan prosentase. Data penelitian yang telah
terkumpul dianalisa secara deskriptif dengan prosentase, selanjutnya
diinterprestasikan dengan kalimat. Kategori dari hasil observasi dinyatakan dengan
sebutan� sangat baik, baik, cukup,
kurang, dan sangat kurang. Sedangkan
penilaian
kinerja guru dalam pembelajaran melalui supervisi akademik dianalisa secara deskriptif.
Hasil analisis secara deskriptif tersebut selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Penelitian
tindakan sekolah dianggap berhasil jika sebanyak
85% guru peserta kegiatan mendapatkan nilai minimal baik untuk nilai
penerapan� pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru
��sekolah�
di SDN Getas II kecamatan Playen tahun 2020.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Data Awal
Dari
hasil supervisi dengan instrumen pemantauan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diketahui hanya 60% guru yang mempunyai nilai minimal baik
dalam keterampilan melaksanakan pembelajaran di kelas. Hasil itu masih jauh
dari harapan. Kekurang-mampuan guru menyajikan pembelajaran yang menarik dalam
kelas berakibat pada siswa kurang tertarik pada pembelajaran. Ketika siswa
tidak tertarik dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung berakibat
pada rendanya hasil belajar siswa. Hal ini karena siswa tidak ada minat dan
perhatian terhadap pembelajaran.
Berdasar
temuan dari hasil pengamatan diketahui bahwa kurang berhasilnya pembelajaran di
kelas dikarenakan guru kurang berhasil dalam menerapkan pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions
(STAD).. Telah dimaklumi bersama bahwa kesan pertama anak diawal
pembelajaran menentukan perhatian dan minat siswa selanjutnya. Sebagian guru
atau 40% guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) yang baik yang mampu untuk membawa siswa pada materi
pembelajaran. yang memenuhi kriteria sebagaimana yang tercantum dalam instrumen
pemantauan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Kelemahan
guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model �Student
Teams Achievement Divisions (STAD) disebabkan banyak faktor, satu
diantaranya adalah pemahaman komponen yang harus ada ketika membuka pelajaran
masih rendah. Kurangnya pemahaman terhadap komponen penerapan pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement
Divisions(STAD) �berdampak pada guru
membuka pelajaran tidak menggunakan kaidah yang ada. Penerapan pembelajan Student Teams Achievement Divisions (STAD)
yang dilakukan guru gagal membawa siswa masuk ke pelajaran inti.
2. Data dan Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus I
Tiap siklus terdiri dari tiga kegiatan yaitu
kegiatan persiapan tindakan, tindakan, dan refleksi. Dalam kegiatan persiapan
tindakan siklus 1 dilaksanakan persiapan peralatan yang dipakai meliputi
persiapan media kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
melalui Kelompok Kerja Guru dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan
instrumen pengumpul data penelitian. Setelah itu, peneliti/ Kepala Sekolah
memberi arahan dan pembinaan kepada guru tentang cara meningakatan kemampuan
penerapan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) yang akan dilakukan yaitu usaha peningkatan kemampuan guru
dalam penerapan kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) melalui Kelompok Kerja Guru sekolah.
Selanjutnya adalah kegiatan tindakan, kegiatan dalam
tahap tindakan ini mengacu pada rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun
dengan dua tahap kegiatan yatu awal dan inti. Pada kegiatan pertemuan 1 (Senin,
2 Maret 2020), kegiatan awal yang dilakukan pada pertemuan pertama, meliputi
kegiatan motivasi berupa penyampaian informasi mengenai tujuan yang akan
dicapai dalam kegiatan tindakan peningkatan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) strategi peningkatan kemampuan menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang akan diterapkan, teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Pada
kegiatan awal juga disampaikan pengertian kemampuan menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) serta komponen yang harus ada dalam setiap
kegiatan pembelajaran untuk memberi bekal peserta dalam menyusun rencana
pelaksanaa pembelajaran melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru sekolah. Rencana
pelaksanaan pembelajaran dibuat secara utuh walaupun dalam pelaksanaannya hanya ditampilkan
dalam bagian menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Dalam kegiatan inti terdiri
atas kegiatan presentasi seorang kepala sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Guru yang ditampilkan
adalah guru yang mempunyai kemampuan mengajar yang lebih dibandingkan dengan guru lain. Kegiatan pertemuan pertama siklus I diakhiri dengan pemberian tugas pada peserta Kelompok Kerja Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan fokus kegiatan
membuka pelajaran.
Kegiatan pertemuan 2 dilaksanakan pada Rabu, 4 Maret 2020. Pada pertemuan ke dua
siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah setiap peserta adalah masing-masing guru melakukan
simulasi menerapkan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Yang dilakukan peserta yang
sedang tidak berperan sebagai guru bertugas sebagai guru sekaligus memperhatikan rekan guru yang tampil untuk berperan sebagai guru yang sedang menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Selesai seorang guru tampil maka guru yang lain harus berusaha ikut memberi
masukan ketika tampilan seoang guru didiskusikan. Peneliti pada saat kegiatan berlangsung berperan sebagai motivator (untuk menghidupkan diskusi), fasilitator, dan nara sumber, agar kemampuan guru sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan atau menampilkan komponen. Data tingkat partisipasi guru dalam kegiatan didapat dari hasil oservasi
yang dilakukan oleh kolaborator.
Dari data yang diperoleh melalui
observasi dan angket dari siklus I dapat
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Skor tingkat
partisipasi guru dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
No. |
Nama Guru |
Tingkat
Partisipasi Siklus I |
1 |
Adiatna, S.Pd |
81 |
2 |
Nur Suwartiningsih, S.Pd |
81 |
3 |
Dra. Darmi, S.Pd |
84 |
4 |
Nanik Trisnaniyati,
S.Pd |
78 |
5 |
Radiyono, S.Pd |
78 |
6 |
Titik Muryanti, S.Pd |
80 |
7 |
Endang Lestari, S.Ag |
85 |
8 |
Nanda Gestawan,
S.Pd |
75 |
Rerata tingkat partisipasi guru |
80,25 |
Selanjutnya dari tabel
tersebut diatas, data dari tingkat partisipasi
peserta KKG pada pertemuan ke dua tersebut
disajikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 2
Perolehan Skor Partisipasi Guru
dalam Kegiatan
Pembelajaran Kooperatif Model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada Siklus
I
No. |
Tingkat Partisipasi |
Frek |
|
Presentase |
1 |
Amat Baik |
0 |
|
0 |
2 |
Baik |
7 |
|
87,5 |
3 |
Cukup |
1 |
|
12,5 |
4 |
Kurang |
0 |
|
0 |
5 |
Sangat Kurang |
0 |
|
0 |
|
Jumlah |
8 |
|
100 |
Dari tabel 2 tersebut, terlihat bahwa pada siklus
I ini tingkat partisipasi guru dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru �sekolah yang dicapai guru
sebagai berikut, sebanyak 7 atau 87,5% guru mencapai tingkat partisipasi baik
dan 1 atau 12,5% guru mencapai tingkat partisipasi cukup.
Data kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model
STAD didapat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan bantuan kolaborator. Dari data
yang diperoleh melalui observasi/ pengamatan dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3
Nilai Kemapuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Model �Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada Siklus
I
Nama Guru |
Skor |
Nilai |
|
Adiatna, S.Pd |
91 |
84,25 |
B |
Nur Suwartiningsih, S.Pd |
89 |
82,41 |
B |
Dra. Darmi, S.Pd |
81 |
75,00 |
C |
Nanik Trisnaniyati, S.Pd |
87 |
80,55 |
B |
Radiyono, S.Pd |
93 |
86,11 |
B |
Titik Muryanti, S.Pd |
92 |
85,19 |
B |
Endang Lestari, S.Ag |
90 |
83,33 |
B |
Nanda Gestawan, S.Pd |
81 |
75,00 |
C |
Rerata nilai kemampuan
pada siklus 1 |
|
81,47 |
|
Dari tabel tersebut jika dibuat
dalam tabel nilai kemampuan menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dalam kategori nilai didapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 4
Kategori Nilai Kemampuan Menerapkan Pembelajaran
No. |
Tingkat Partisipasi |
Frek |
Presentase |
1 |
Amat Baik |
0 |
0 |
2 |
Baik |
6 |
75 |
3 |
Cukup |
2 |
25 |
4 |
Kurang |
0 |
0 |
5 |
Sangat Kurang |
0 |
0 |
|
Jumlah |
8 |
100 |
Selanjutnya dari tabel 4 di atas, terlihat bahwa pada siklus I ini nilai
kemampuan guru dalam� menerapkan� pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
sebanyak 6 guru atau
75%� guru mencapai nilai dalam ketegori� baik, 2 guru atau 25 % guru mendapat nilai dalam kategori
cukup.
Pelaksanaan pembinaan guru dalam meningkatkan ketrampilan membuka pelajaran melalui pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berjalan cukup lancar. Guru mampu mengikuti proses pembinaan melalui pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Mereka sangat antusias berpartisipasi dalam kegiatan. Guru nampak memperhatikan dan menyimak guru
yang sedang berperan sebagai guru yang sedang membuka pelajaran. Guru nampak bersemangat dalam pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Guru dapat berperan sangat mirip dengan situasi
pembelajaran yang sebenarnya.
Berdasar pengamatan yang dilakukan kolaborator, pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dengan melibatkan guru relatif dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa kendala kecil yang muncul terjadi karena masalah teknis. Kendala ini masih dapat teratasi
dengan baik.
Refleksi Kegiatan Siklus 1 (Jum�at, 6 Maret 2020) dilakukan dengan melakukan diskusi antara penulis dengan kolaborator penelitian membahas pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan, meliputi tingkat partisipasi guru dalam kegiatan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD), baik ketika guru memperhatikan guru
yang sedang berperan sebagai guru maupun ketika mereka harus
mempraktikkan guru yang sedang
menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
pelajaran. Refleksi hasil juga dilakukan terhadap hasil penelitian tindakan yaitu peningkatan ketrampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division (STAD).
Partisipasi
guru yang baik terlihat dari semangat untuk mengikuti tahapan kegiatan yaitu
sejak tahap pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Pelaksanaan� maupun ketika melakukan ulasan yang dilakukan
guru maupun yang meraka lakukan sendiri. Perhatian yang baik terhadap kegiatan diskusi dikarenakan guru sangat membutuhkan pelatihan peningkatan ketrampilan membuka pelajaran melalui kegiatan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Mereka berharap melalui kegiatan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan kemampuan menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang sangat
mereka butuhkan untuk usaha keberhasilan
siswa mengikuti kegiatan inti pembelajaran yang sangat berdampak pada keberhasilan belajara siswa. Dari hasil penilaian yang dilakukan menggunakan instrumen penilaian kemampuan menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
yang telah dipersiapkan diketahui sebanyak 7 guru atau sebanyak 87,5%, 1 guru atau sebanyak 12,5%.Dari hasil penilaian kemampuan menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
tersebut diketahui hasil yang dicapai masih belum mencapai
indikator keberhasilan penelitian ini yang menetapkan indikator keberhasilan sebanyak 85% guru mencapai nilai kemampuan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) minimal dalam kategori baik.
Masih rendahnya capaian nilai ketrampilan membuka pelajaran ini dikarenakan dalam penyiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum maksimal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran belum memuat komponen
membuka pelajaran yang utuh. Faktor lain yang menyebabkan
nilai ketrampilan membuka pelajaran belum sesuai harapan
karena guru terlihat masih kaku dan guru nampak canggung sehingga apa yang telah dipersiapkan tidak tersampaikan dengan baik. Dalam refleksi juga didiskusikan rancangan tindakan untuk siklus II. Pelaksanaan siklus II direncanakan untuk memantapkan persiapan dalam berbagai hal baik dari
peserta, fasilitator (peneliti), maupun sarana prasarana kegiatan. Beberapa hal yang perlu dibenahi pada siklus II sebagai penyempurnaan siklus I antara lain.
a.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru diperbaiki, terutama pada bagian kegiatan membuka pelajaran. Semua komponen membuka pelajaran diupayakan untuk dicantumkan dan ditulis detail kegiatannya.
b.
Pada waktu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru sekolah guru harus melakukan dengan kesungguhan layaknya ia tampil di depan
kelas.
c.
Peserta yang tidak sedang berperan sebagai guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
harus sungguh-sungguh dapat berperan sebagai siswa.
3. Data dan Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan kegiatan tindakan pada siklus II hampir
sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Beberapa perubahan pada pelaksanaan
siklus II dilakukan mendasarkan evaluasi dan refleksi dari tindakan siklus I.
Beberapa perubahan pada pelaksanaan siklus II dilakukan mendasarkan evaluasi
dan refleksi dari tindakan siklus I. Beberapa perubahan pelaksanaan tindakan
siklus II antara lain sebagai berikut:
a.
Untuk
keperluan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan untuk
kegiatan Kelompok Kerja Guru �sekolah.
Guru diwajibkan kembali membuka rujukan cara menerapkan pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dari berbagai sumber dengan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang dihasilkan akan dapat dijadikan panduan ketika pelaksanaan pembelajaran.
b.
Guru yang akan
memperagakan dalam pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions(STAD) �diambil dari guru yang mempunyai nilai
tertinggi dari hasil penilaian pada postes siklus I.
c.
Peserta diwajibkan
mencatat kelebihan dan kekurangan dari kegiatan Kelompok Kerja Guru �sekolah dan disampikan ketika diskusi ulasan
hasil.
d.
Guru yang
sedang berperan sebagai pemerhati harus mengikuti dan sungguh sungguh supaya
pada saat giliranny dapat mempraktikkan dengan benar.
e.
Tabel 5
Skor Tingkat Partisipasi
Guru dalam Pembelajaran Kooperatif Model�
�Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siklus II
No. |
Nama Guru |
Tingkat
Partisipasi Siklus I |
1 |
Adiatna, S.Pd |
91 |
2 |
Nur Suwartiningsih,
S.Pd |
92 |
3 |
Dra. Darmi, S.Pd |
85 |
4 |
Nanik Trisnaniyati,
S.Pd |
88 |
5 |
Radiyono, S.Pd |
91 |
6 |
Titik Muryanti, S.Pd |
91 |
7 |
Endang Lestari, S.Ag |
88 |
8 |
Nanda Gestawan,
S.Pd |
75 |
Rerata tingkat partisipasi guru |
87,63 |
Selanjutnya dari tabel tersebut diatas, data dari tingkat partisipasi peserta
kegiatan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dengan guru pada pertemuan ke dua
tersebut disajikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 6
Perolehan Skor Partisipasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Kooperatif Model� Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siklus II
No. |
Tingkat Partisipasi |
Frek |
|
Presentase |
1 |
Amat Baik |
4 |
|
50 |
2 |
Baik |
3 |
|
37,5 |
3 |
Cukup |
1 |
|
12,5 |
4 |
Kurang |
0 |
|
0 |
5 |
Sangat Kurang |
0 |
|
0 |
|
Jumlah |
8 |
|
100 |
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus II �ini tingkat partisipasi guru dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) yang dicapai guru sebagai berikut, sebanyak 4 guru atau 50
% guru dalam kategori tingkat partisipasi Amat Baik, dalam kategori Baik sebanyak 3 atau 37,50
%. Dan ada 1 guru atau 12,5 % guru tingkat partisipasinya dalam kategori cukup.
Data capaian hasil peningkatan�
guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model �pelajaran Student
Teams Achievement Divisions (STAD) �dilakukan�
oleh peneliti �dibantu
kolaborator.
Adapun hasil����� penilaian ada pada data yang diperoleh melalui penilaian kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) �melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru �sekolah
dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 7
Nilai Kemapuan Guru
dalam Menerapkan
Pembelajaran Kooperatif
Model� �Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siklus II
No |
Nama Guru |
Skor |
Nilai |
Kat |
1 |
Adiatna, S.Pd |
100 |
93 |
A |
2 |
Nur S, S.Pd |
101 |
94 |
A |
3 |
Dra. Darmi, S.Pd |
96 |
89 |
B |
4 |
Nanik T, S.Pd |
92 |
86 |
B |
5 |
Radiyono, S.Pd |
98 |
91 |
A |
6 |
Titik M, S.Pd |
99 |
92 |
A |
7 |
Endang L, S.Ag |
98 |
98 |
A |
8 |
Nanda G, S.Pd |
81 |
75 |
C |
Rerata nilai kemampuan guru |
|
87,30 |
|
Selanjutnya dari tabel tersebut diatas, data tersebut
disajikan ke dalam tabel frekuensi sebagai berikut:
Tabel 8
Kategori Nilai Kemampuan
Guru dalam Menerapkan
Pembelajaran Kooperatif
Model� �Student Teams Achievement Divisions (STAD)
�Siklus
II
No |
Tingkat Partisipasi |
Frek |
Presentase |
1 |
Amat Baik |
4 |
50 |
2 |
Baik |
3 |
37,5 |
3 |
Cukup |
1 |
12,5 |
4 |
Kurang |
0 |
0 |
5 |
Sangat Kurang |
0 |
0 |
|
Jumlah |
8 |
100 |
Dari tabel 8 tersebut terlihat bahwa pada siklus II
ini pencapaian kategori nilai hasil penilaian terhadap kemampuan guru
menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) yang dicapai guru sebagai berikut,
sebanyak 4 guru atau sebanyak 50% guru mencapai nilai dalam kategori A, 3 guru
atau 37,5% guru mencapai nilai B, dan 1 guru atau sebanyak 12,5 %, guru
mencapai nilai dalam kategori C. Dari data ini terlihat 50 % guru telah mencapai
nilai dalam kategori Amat Baik, 37,5% guru telah mencapai nilai dalam kategori
Baik dan 12,5%
guru mencapai nilai dalam kategori Cukup. Nilai rerata dari 8 guru nilainya
sebesar 87,63. Jadi berdasar indikator keberhasilan 85% berarti guru telah berhasil
menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD).
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions(STAD) dengan guru untuk panduan/contoh. Diketahui dari
observasi yang dilakukan oleh kolabolator dengan bantuan instrumen observasi
pelaksanaan penerapan pembelajaran kooepratif model� Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Berdasar pengamatan yang dilakukan kolaborator,pelaksanaan kegiatan pembelajaran
kooperatif model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) �relatif dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa kendala kecil
yang muncul tidak berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan tindakan atau
kegiatan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) yang telah direncanakan.
Setelah kegiatan terlaksana, dilakukan kegiatan
refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti
dengan kolaborator penelitian membahas pelaksanaan dan hasil penelitian
tindakan, meliputi tingkat partisipasi guru dalam kegiatan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions(STAD)
dan hasil kegiatan berupa peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams
Achievement Divisions (STAD) �Dari
refleksi diketahui rata-rata partisipasi guru dalam kategori Amat Baik. Penilaian
terhadap guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
didapat nilai sebesar 85% dan guru yang mencapai nilai minimal baik ada 87,30
%.
4. Deskripsi Perbandingan Hasil Siklus I dengan Siklus II
Perkembangan tingkat partisipasi guru dalam kegiatan
Kelompok Kerja Guru �sekolah dari siklus
I dan II dapat dilihat dari observasi terhadap partisipasi guru dalam kegiatan
Kelompok� Kerja� Guru�
Sekolah Berdasar hasil observasi diketahui baik pada siklus I maupun
siklus II� tingkat� partisipasi guru dalam� kegiatan�
Kelompok Kerja Guru Sekolah. Jika dilihat dari rerata tingkat
partisipasi terlihat pada� siklus I
pertemuan kedua mencapai�
rerata 80,25 dan pada siklus II pertemuan kedua meningkat mencapai rerata
87,63.
Pencapaian peningakatan
kemampuan guru menerapkan pembelajaran model �Student Teams Achievement Divisions (STAD) melalui
kegiatan Kelompok Kerja Guru �sekolah.� Dari hasi l�
kinerja guru pada siklus I dan Siklus II terlihat� ada peningkatan kemampuan
menerapkan pembelajaran kooperatif model� �Student
Teams Achievement Divisions (STAD) setelah�
dilakukan Kelompok Kerja Guru �sekolah. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan
nilai kemampuan guru menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
selama dan setelah kegiatan tindakan dilakukan. Nilai Sebelum dikenai tindakan
cuma 60, setelah dikenai tindakan akhir siklus I mendapat nilai rerata 81,47.
Dan setelah dikenai tindakan pada akhir siklus II mendapat nilai rerata 87,30.
B.
Pembahasan
1. Tingkat Partisipasi Guru dalam Kegiatan Kelompok Kerja Guru
Sekolah
Tingkat partisipasi guru dalam
kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah pada siklus I berdasar data yang diperoleh
melalui hasil observasi selama kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah rerata
tingkat partisispasi guru sebesar 80,25. Pada kegiatan siklus II berdasar data
yang diperoleh diketahui rerata skor tingkat partisipasi guru dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions(STAD) melalui Kelompok Kerja Guru Sekolah
meningkat menjadi 87,63. Di bawah ini disampaikan grafik perkembangan tingkat
partisipasi dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah pada siklus I dan tingkat partisipasi guru dalam kegiatan kelompok kerja guru
sekolah pada siklus II.
� Gambar 1
Grafik Perkembangan
Tingkat
Partisipasi guru selama
tindakan
Berdasarkan grafik pada gambar 1 di
atas terlihat ada perkembangan tingkat partisipasi guru dalam kegiatan Kelompok
Kerja Guru �sekolah siklus I dan siklus
II. Adanya peningkatan partisipasi guru dalam kegiatan kerja kelompok guru
sekolah siklus ini tidak terlepas dari ketertarikan guru pada penerapan pembelajaran
kooperatif model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dengan
memanfaatkan guru model sebagai panduan peserta �Kelompok Kerja G urusekolah Ketertarikan guru
dalam kegiatan tindakan ini juga terlihat dari presensi kehadiran guru.
2. Tingkat Kemampuan Guru
dalam Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement
Divisions (STAD)
Sebagai� gambaran�
untuk melihat� perkembangan� tingkat�
kemampuan guru� dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dilihat dari perolehan nilai dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru �disampaikan grafik sebagai berikut:
����� Gambar 2
Grafik Perkembangan Nilai
Kemampuan Guru
dalam Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Sebelum, Siklus I, dan Siklus II
Hasil dari tindakan� pada�
siklus I� berdasar� data�
yang diperoleh melalui hasil penilaian dengan instrument penilaian
terhadap penilaian kemampuan menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
diketahui guru telah dapat menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD),
sesuai kaidah yang berlaku. Berdasar penilaian kemampuan menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams Achievem
Divisions(STAD) �yang telah dilakukan
guru tersebut pada siklus I nilai kemampuan menerapkaan pembelajaran model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
mencapai 81,47% dan guru yang telah mencapai nilai minimal baik ada sebanyak
75% dari jumlah guru, meningkat dibanding nilai kemampuan menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams
Achievement Divisions (STAD), sebelum tindakan. Adapun guru yang mampu
mencapai nilai minimal baik, sebelum siklus hanya 40%.
Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siklus II berdasar hasil
penilaian tersebut diketahui bahwa rerata nilai kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru �mencapai nilai rerata 87,5% Amat baik 50%, dan
guru yang mencapai nilai minimal baik sebesar 37,5%. Berdasarkan grafik pada
gambar 2 di atas, terlihat adanya perkembangan tingkat kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru sekolah
selama tindakan dilakukan dari siklus I ke Siklus II. Adanya peningkatan
ketrampilan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) �berdasar wawancara terhadap guru dikarenakan
guru mempunyai perhatian dan keinginan untuk bisa menerapkan pembelajaran kooperatif
model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) yang sesuai kaidah.
3. Kelancaran Kegiatan
Pada awal-awal siklus atau pada
pertemuan 1 dan 2 kegiatan pendampingan relatif lancar walaupun masih terjadi
hambatan-hambatan kecil. Ketidaklancaran ini terjadi karena guru sendiri masih canggung untuk melakukan kegiatan menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Alasan guru tidak percaya diri dalam kegiatan menerapkan
pembelajaran kooperatif model �adalah Student
Teams Achievement Divisions(STAD) �ketakutan
guru jika yang dilakukan tersebut salah dan takut kena kritik. Hal ini wajar karena guru belum terbiasa. Pada
Siklus II, pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif� model��
dapat� �Student Teams Achievement Divisions
(STAD) lebih lancar dan guru lebih
antusias mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru sekolah.
4. Hasil Kegiatan Menerapkan
Pembelajaran Kooperatif Model Student
Teams Achievement Divisions(STAD) melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru
Sekolah
Secara
umum penerapan guru dalam pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berdampak positif
terhadap ketrampilan guru dalam kemampuan menerapkan pelajaran kooperatif model
. Student Teams Achievement Divisions (STAD) �Guru dalam menerapkan pembelajan
kooperatif model Student Teams Achievement
Divisions(STAD) telah
memperhatikan komponen yang harus dimilikinya. Kemampuan guru
dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student
Teams Achievement Divisions (STAD) �akan berdampak pada kualitas
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas yang sebenarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan analisis hasil dapat disimpulkan bahwa kegiatan Kelompok Kerja
Guru Sekolah dapat meningkatkan kemampuan Guru dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif model Student Teams
Achievement Divisions (STAD)� pada
guru-guru sekolah SDN Getas II Kecamatan Playen Tahun 2020. Peningkatan
kemampuan guru ditandai dengan indikator keberhasilan penelitian terlampaui,
capaian prosentase guru yang dapat mencapai nilai kategori baik untuk nilai
kemampuan menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebesar 87,63%.
Hasil ini
jauh melebihi indikator penelitian yang mentargetkan 85% guru mencapai nilai
minimal baik dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Mengingat pembinaan guru melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah mampu
mengatasi kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
, maka alangkah baiknya jika guru aktif sering mengadakan kegiatan Kelompok
Kinerja Guru Sekolah untuk meningkatkan kemampuan mengajar di kelas.
Berdasar� pengalaman penulis bahwa melalui
kegiatan Kelompok Kerja Guru Sekolah mampu
meningkatkan kemampuan guru Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions (STAD),
�maka sebaiknya teman sejawat�
mau meningkatkan mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru mengatasi
permasalahan di sekolah terutama yang�
berkaitan dengan kemampuan menerapkan
pembelajaran kooperatif model �Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Afnil
Guza
(2017) Undang- undang �Sisdiknas
�dan �Undang- undang �Guru �dan �Dosen. Jakarta : Asa Mandiri. Google Scholar
Anita Lie, (2010). Cooperative
Learning. Jakarta : PT Gramedia.
Arends, (2008). Learning To Teach. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Direktorat �Jenderal ��Peningkatan ��Mutu �Pendidik �dan �Tenaga ����Kependidikan Kemdiknas. ��2010. �Pedoman ��Pelaksanaan
��Penilaian
��Kinerja
Guru (PK Guru). Jakarta: Kemdiknas.
Direktorat �Pembinaan �Tenaga �Kependidikan �Pendidikan �Dasar �dan Menengah (2017). Panduan Kerja Kepala Sekolah.
Etin Solihatin,
(2008). Cooperative Learning. Jakarta
: PT Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno, (2009).Model
Pembelajaran.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hasibuan dan �Moedjiono �(2010). �Proses �Belajar �Mengajar, �Bandung: Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Isjoni, (2009), Pembelajaran
Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Made ��Wena, (2009). ��Strategi� �Pembelajaran ��Inovatif ��Kontemporer. �Jakarta : �PT Bumi Aksara. Google Scholar
M. Uzer
Usman.(1992).Menjadi Guru Profesional.
Bandung:Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Oemar Hamalik.
(2009). Pendidikan Guru Berdasarkan
Pendekatan �Kompetensi. Jakarta: Bumi
Aksara. Google Scholar
Permendiknas Nomor
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses �Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Google Scholar
Priansa, Donni Juni
(2015). Manajemen Peserta Didik dan �Model �Pembelajaran. Bandung: Alfabetha. Google Scholar
Robert E. Slavin (2010). Cooperative
Learning.Bandung : Nusa Media. Google Scholar
Rusman (2012). Model-Model Pembelajaran, �Mengembangkan ��Profesionalisme
Guru, Jakarta: Raja Grafido Persada. Google Scholar
Sardiman (2011) Interaksi Dan Motivasi ��Belajar
Mengajar, Jakarta: Raja grafido persada/rajawali press. Google Scholar
Slavin, (2010). Cooperative Learning. Bandung:� Nusa Media. Google Scholar
Slavin, (2008). Educational Psicology :
Theory and Practice. Jakarta : PT Rineka ���Cipta.
Suharsini Arikunto, (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: �PT
Bumi �Aksara.
Google Scholar
Suharsini Arikunto, (2008). �Prosedur �Penelitian ��Suatu
���Pendekatan ���Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta. Google Scholar
Susanto, Eko Budi (2015) Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru�� �dalam Rangka �Menuju Pengembangan Profesi Berkelanjutan. Yogyakarta: Liberty.
Undang-Undang
Republik �Indonesia
Nomor 14 �Tahun
2005 �Tentang
�Guru
�dan
Dosen.
Wardani dan Siti Julaeha �(2007), Pemantapan Kemampuan Profesional,� Jakarta: Universitas Terbuka. Google Scholar
Wina Sanjaya
(2006), Strategi Pembelajaran.
Jakarta : Media Group. Google Scholar
Muh Fahruddin (2021) |
First publication right: Journal Syntax Idea |
This article is licensed under: |