Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 5, Mei 2021
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, UTANG LUAR
NEGERI, DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP CADANGAN DEVISA DI INDONESIA
Elisa
Stefani, Syamsul Huda, dan Mohammad Wahed
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected] dan [email protected]
Abstract
The research was conducted with the aim of knowing the
influence of exchange rates, inflation, money supply, external debt, and gross
domestic product on foreign exchange reserves in Indonesia in the quarter of
2016 to 2020. Secondary data in this study was obtained through the website of
the Central Bureau of Statistics and Bank Indonesia. This study used
quantitative methods and used Multiple Linear Regression Analysis with Ordinary
Least Square (OLS) model. It can be concluded that the exchange rate has a
negative and significant effect on foreign exchange reserves, the amount of
money supply and external debt has a positive and significant effect on foreign
exchange reserves, while for inflation and external debt has a positive but
insignificant influence on foreign exchange reserves.
Keywoards: FER; ER;
inflation; MS; ED; GDP
Abstrak
Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh dari nilai tukar, inflasi, jumlah uang beredar, utang luar negeri, dan produk domestik bruto terhadap cadangan devisa di Indonesia periode triwulan tahun 2016 hingga 2020. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui website Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif serta menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS). Dapat disimpulkan nilai tukar berpengaruh negative dan signifikan terhadap cadangan devisa, jumlah uang beredar dan utang luar negeri berpengaruh poisitif dan signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan untuk inflasi serta utang luar negeri memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap cadangan devisa.
Kata Kunci: CD; NK; inflasi; JUB; ULN; PDB
Pendahuluan
Indonesia mendapatkan pengaruh yang
besar apabila terjadi fluktuasi perekonomian dunia, hal ini disebabkan negara
ini bercermin pada sistem perekonomian terbuka. Contohnya saat terjadi krisis
ekonomi Asia pada akhir tahun 1990-an yang diawali karena pemerintah Thailand
mengambangkan mata uang Bath (Harahap, 2013). Imbas dari krisis
yang tengah melanda Indonesia pada tahun 1988 menyebabkan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia mengalami penuruhan yang signifikan hingga mencapai -13,13, hal
ini disebabkan oleh tingginya inflasi dan lemahnya nilai tukar saat itu (Mahmudy, 2003).
Dampak yang dirasakan juga terjadi dari
sisi neraca pembayaran yaitu menurunnya jumlah cadangan devisa. Hal tersebut
dikarenakan cadangan devisa digunakan untuk mengintervensi nilai tukar pada
saat itu. Rendahnya cadangan devisa suatu negara dapat menyebabkan sentimen
ekonomi Indonesia akan berubah banyak pinjaman dalam bentuk Balance Of Payment untuk mengatasi
defisit neraca pembayaran untuk memperkuat cadangan devisa Indonesia (Tarmidi, 2003).
Berlangsungnya perbaikan atas
perekonomian yang tengah Indonesia alami bergantung terhadap dua strategi
penting, stabilitas lingkungan makroekonomi dan implementasi restrukturisasi
utang korporasi yang dapat dipercaya serta perbaikan industri perbankan (Indrawati, 2002).
Perdagangan internasional merupakan faktor penting dalam kejadian
tersebut yang membuktikan bahwa sebuah negara mustahil apabila dapat
mencukupi segala kebutuhannya tanpa adanya campur tangan dari pihak lain dan faktor
penting dalam pendapatan nasional (Sonia & Setiawina, 2016). Untuk mengukur sejauh mana perdagangan internasional di dalam sebuah negara, terlihat
berdasarkan berapa besar cadangan devisa yang dimiliki negara itu sendiri apakah kuat atau justru
lemah (Uli, 2016). Jumlah cadangan devisa bukan
hanya mampu mendorong perekonomian, namun dapat memperkuat variabel yang paling
mudah mengalami kemunduran, contohnya ialah nilai tukar, utang, dan defisit (Rizvi et al., 2011). Perkembangan
cadangan devisa berfluktuasi setiap tahunnya, dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 1
�Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia Tahun
2016-2020
Sumber: Bank Indonesia (data diolah)
Berdasarkan
gambar diatas, cadangan devisa Indonesia terus berfluktuasi. Seperti yang terjadi di Indonesia pada tahun 2016 hingga
tahun 2017 cadangan devisa yang terus
mengalami peningkatan, namun berdasarkan laporan neraca pembayaran yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tahun 2018 terjadi penurunan dalam
jumlah cadangan devisa yang disebabkan banyaknya jumlah yang harus dibayarkan
untuk memenuhi utang luar negeri serta dipengaruhi oleh stabilisasi nilai tukar
pada saat itu.
Pada tahun 2019-2020 tercatat bahwa terjadi kenaikan dalam cadangan devisa yang dimiliki Indonesia. Pada tahun 2020 krisis kembali melanda dunia, tidak hanya Indonesia, namun hampir seluruh negara mengalami yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Cadangan devisa Indonesia cukup fluktuatif, namun pada bulan Agustus 2020 cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatan hingga 137 milyar USD tertinggi sepanjang sejarah yang disebabkan oleh penarikan utang luar negeri yang digunakan untuk menangani pandemi Covid-19 dan upaya penanganan ekonomi nasional hingga akhirnya cadangan devisa tahun 2020 tetap memadai.
Indikator yang digunakan dalam mengukur sejauh mana nilai tukar
mata uang di suatu negara dalam kondisi baik ialah cadangan devisa yang
dimiliki negara tersebut. Dengan mengelola devisa, maka nilai tukar dapat
dijaga stabilitasnya walaupun cadangan devisa sudah habis (Ridho, 2015). Semakin banyak
jumlah cadangan devisa suatu negara, semakin membuktikan bahwa negara tersebut
mampu melangsungkan transaksi ekonomi dan perdagangan internasional sehingga
nilai tukar dari mata uang negara tersebut kian menguat. (Agustina, 2014).
Kuatnya nilai tukar dari mata uang suatu negara dapat
meminimalisir terjadinya inflasi. Apabila harga barang dan jasa mengalami
pelonjakan, maka perekonomian di negara tersebut mengalami hambatan sehingga
negara tersebut memerlukan devisa dengan jumlah yang lebih banyak sehingga
dapat bertransaksi ke luar negeri (Pratiwi et al., 2018).
Pada dasarnya perekonomian membutuhkan tingkat inflasi tertentu, dan jika inflasi berlangsung dengan jumlah di
atas kadar wajar, masyarakat akan mengalami kerugian. Hal inilah yang kemudian
dinyatakan bahwa apabila terjadi inflasi, maka harga dari barang dan jasa di
negara tersebut meninggi yang menyebabkan nilai dari mata uang berubah sehingga
dapat berpengaruh terhadap cadangan devisa.
Terjadinya fenomena inflasi juga dapat disebabkan banyaknya jumlah
uang yang beredar di masyarakat, sehingga harga barang pun kian menaik dalam kurun
waktu yang lama. Maksud dari jumlah uang yang beredar di masyarakat ialah
jumlah total dari uang yang beredar di masyarakat selama periode tertentu. (Rahmawati, 2018). Meningkatnya
cadangan devisa harus dibarengi dengan meningkatnya jumlah uang yang beredar di
masyarakat, hal ini ditujukan untuk menukarkan pengeluaran di tahun tersebut
dengan nominal rupiah. Penukaran tersebut dilandasi pada alasan bahwa
pengeluaran nasional umumnya diambil dari cadangan devisa sehingga demi
kepentingan pemenuhan kebutuhan nasional tersebut, maka cadangan devisa harus
diubah ke dalam mata uang rupiah (Sonia & Setiawina, 2016).
�Salah satu upaya untuk
menambah devisa yang dilakukan pemerintah ialah melakukan pinjaman dan
melakukan kegiatan ekspor sumber daya alam ke luar negeri (Sayoga & Tan, 2017).
Surplus yang didapatkan dari kegiatan ekspor tidak sepenuhnya dapat mengisi
cadangan devisa negara, mayoritas cadangan devisa negara didapatkan melalui
utang luar negeri dengan tujuan untuk menggenapi defisit transaksi yang tengah
berlangsung sekaligus membayarkan pinjaman pokok, hal ini membuktikan bahwa
tidak secara langsung utang luar negeri dapat dimanfaatkan untuk menggenapi
cadangan devisa negara (Ridho, 2015).
Definisi dari Produk Domestik Bruto ialah total yang berhasil
didapatkan dari penghasilan dan pengeluaran barang dan jasa atas output barang dan jasa dalam kurun waktu
tertentu, yang kemudian akan menjadi cerminan atas seberapa jauh kinerja dari
perekonomian di sebuah negara (Sapthu, 2013). Dapat dikatakan
semakin baik PDB suatu negara, semakin baik pula kinerja perekonomian suatu
negara. Komponen dari Produk Domestik Bruto ialah bahan yang dikonsumsi bagi
sebagian besar rumah tangga, investasi, konsumsi pemerintah, dan ekspor neto.
Semua komponen yang telah disebutkan tersebut terletak ke dalam sebuah fungsi
linier, dapat ditarik sebuah simpulan bahwa meningkatnya Produk Domestik Bruto
yang dimiliki sebuah negara akan mempengaruhi peningkatan cadangan devisa begitupun sebaliknya (Astuty, 2020).
Lebih lanjut, penelitian tentang pengaruh
nilai tukar, inflasi, jumlah uang beredar, utang luar negeri, dan produk
domestik bruto terhadap cadangan devisa sudah pernah diteliti oleh peneliti
lainnya antara lain, (Dani et al., 2020)
dan (Islami & Rizki, 2018), dimana penelitian
tersebut mampu memaparkan bahwa secara positif nilai tukar mampu mempengaruhi
cadangan devisa. Akan tetapi sebaliknya, (Agustina, 2014)
mengungkapkan bahwa secara negatif nilai tukar mampu mempengaruhi cadangan
devisa. (Kuswantoro, 2017)
dan (Pratiwi et al., 2018)
mengungkapkan bahwa adanya pengaruh ke arah yang positif di dalam variabel
inflasi terhadap cadangan devisa, dimana hasil penelitian ini dibantah oleh (Agustina, 2014)
dan (Rahmawati, 2018)
dimana kedua penelitian ini menunjukkan bahwa secara negatif inflasi mampu
mempengaruhi cadangan devisa negara. Penelitian terkait pengaruh yang
ditimbulkan oleh variabel jumlah uang beredar terhadap cadangan devisa negara
telah dilakukan oleh (Firmansyah & Safrizal, 2018)
yang memaparkan hasil bahwa kedua variabel tersebut saling mempengaruhi akan
tetapi tidaklah signifikan, akan tetapi penelitian yang dilangsungkan oleh (Rahmawati, 2018)
menyanggah penelitian tersebut, Rahmawati tidak menemukan adanya pengaruh yang
ditimbulkan oleh jumlah uang yang beredar terhadap cadangan devisa. Penelitian
terkait utang luar negeri terhadap cadangan devisa negara pernah dilakukan oleh
(Adiyadnya, 2017), (Sayoga & Tan, 2017)
dan (Prameswari et al., 2019a)
dimana mampu memaparkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel utang
luar negeri terhadap cadangan devisa ialah pengaruh yang positif serta
signifikan. Penelitian yang dilaksanakan oleh (Astuty, 2020)
dan (Indrayadi, 2017)
memaparkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh hubungan antara variabel produk
domestik bruto terhadap cadangan devisa
ialah pengaruh yang bernilai positif dan signifikan.
Beranjak dari penelitian yang pernah dilangsungkan
inilah, peneliti menemukan adanya ketidakkonsistenan dalam hasil penelitian
sehingga peneliti menilai dibutuhkannya sebuah penelitian yang mengkaji secara
lebih spesifik dan terbaru lagi. Tentunya juga semakin mengetahui sejauh mana
nilai tukar, inflasi, jumlah uang beredar, utang luar negeri, dan produk
domestik bruto mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode triwulan tahun
2016-2020. Dengan melihat latar fenomena yang sudah penulis uraikan, maka
peneliti tertarik untuk meneliti lebih jelas bagaimana pengaruh nilai tukar,
inflasi, jumlah uang beredar, utang luar negeri, dan produk domestik bruto
terhadap cadangan devisa di Indonesia.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang diadopsi ke
dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, dengan menggunakan instrumen untuk
memeriksa data tertentu dengan analisis data yang bersifat statistik (Sugiyono, 2015). Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh yang ditimbulkan oleh nilai
tukar, inflasi, jumlah uang beredar, utang luar negeri, dan produk domestik
bruto terhadap cadangan devisa di Indonesia periode triwulan tahun 2016-2020.
2. Pengumpulan data
Peneliti
menghimpun sebagian besar data sekunder yang bersumber dari instansi yang
mengurusi hal ini. Peneliti juga melakukan studi pustaka, meninjau gambaran
umum dan jurnal, makalah, ataupun laporan. Data pokok di dalam penelitian ini
peneliti dapatkan melalui Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik periode
triwulan tahun 2016-2020.
3. Teknik analisis
Teknik analisis
yang peneliti adopsikan ke dalam penelitian ini ialah jenis analisis regresi
linier berganda dengan
model Ordinary
Least Square (OLS), sehingga
penulis mampu meninjau apakah variabel bebas
(X1, X2, X3,......,k) dapat memberikan
pengaruh terhadap variabel terikat
(Y).
Persamaan Model
Regresi Linier Berganda :
Y = β0 + β1X1
+ β2X2 + β3X3 + β4X34
�+ β5X5 �+ e
Dimana :
Y����������� =
Cadangan Devisa
X1��������� = Nilai Tukar
X2��������� = Utang Luar Negeri
X3��������� = Produk Domestik Bruto (PDB)
X4������������ =
Uang Beredar
X5������������ =
Inflasi
β0���������� =
Konstanta (nilai Y apabila X1, X2, X3, X4,� X5 = 0)
β ����������� = Koefisien regresi
(nilai peningkatan ataupun penurunan)
e ����������� = Variabel
Pengganggu
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengolahan data
dengan dibantu oleh program IBM SPSS 25, peneliti memperoleh persamaan di
bawah:
Y = 3,710 � 0,747X1 + 0,002X2 + 1,059X3 + 0,435X4 + 0,041X5
Apabila model persamaan
tersebut diuraikan, maka didapatkan bahwa nilai konstanta sebesar 3,710 dimana
hal ini berarti jika Nilai Tukar (X1), Inflasi (X2), Jumlah Uang Beredar (X3),
Utang Luar Negeri (X4), dan Produk Domestik Bruto (X5) dinilai sebagai sebuah
variabel yang konstan, maka angka Cadangan Devisa (Y) akan
mengalami kenaikan sejumlah 3,71%. Koefisien regresi X1 (β1) : Y= -0,747 memaparkan bahwa adanya
pengaruh secara positif yang ditunjukkan oleh variabel Nilai Tukar (X1), sehingga dapat diidentifikasikan bahwa apabila Nilai Tukar meningkat
sebanyak 1%, maka Cadangan Devisa (Y) akan turun sejauh -0,747 %, dengan
asumsi X2, X3, X4, dan X5 konstan. Koefisien regresi X2 (β2) : Y= 0,002 memaparkan bahwa Inflasi (X2) mampu mempengaruhi cadangan devisa (Y) secara positif, yang
apabila diidentifikasikan maka terlihat bahwa apabila Inflasi meningkat sejauh
1%, maka cadangan devisa (Y) turut meningkat sebesar 0,002% dengan asumsi X1,
X3. X4, dan X5 konstan. Koefisien regresi X3 (β3) : Y= 1,059 memaparkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif pada variabel jumlah uang beredar (X3), sehingga apabila
diidentifikasikan menjadi seandainya jumlah uang beredar mengalami
peningkatan sejauh 1% maka cadangan devisa (Y) turut
meningkat hingga 1,059% dengan asumsi X1. X2, X4, dan X5 konstan. Koefisien
regresi X4 (β4) :
Y = 0,435 memaparkan bahwa secara positif utang luar negeri (X4) akan mempengaruhi
cadangan devisa (Y), sehingga dapat diidentifikasikan menjadi, apabila utang
luar negeri meningkat hingga 1% maka cadangan devisa (Y) turut meningkat hingga
0,435% dengan asumsi X1, X2, X3 dan X5 konstan. Koefisien
regresi X5(β5) : Y= 0,041, memaparkan
bahwa produk domestik bruto (X5) memberikan dampak yang positif terhadap
cadangan devisa (Y), yaitu apabila produk domestik bruto meningkat sebesar 1%
maka cadangan devisa turut meningkat hingga 0,041% dengan asumsi X1, X2, X3 dan
X4 konstan.
a.
Uji Normalitas
Diberlakukannya
uji One Sample Solgomorov
Sminov Test dan
P-P Plot ditujukan untuk mendapatkan informasi perihal distribusi yang
terjadi pada residual bernilai normal atau sebaliknya. Berdasarkan pengujian
yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil berikut:
Tabel 1
UjiaNormalitas (One Sample Solgomorov Sminov
Test)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
20 |
|
Normal
Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
.00615197 |
|
Most
Extreme Differences |
Absolute |
.120 |
Positive |
.103 |
|
Negative |
-.120 |
|
Test
Statistic |
.120 |
|
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
Sumber: Output SPSS
Dalam uji normalitas
residural terlihat bahwa data berdisribusi dengan normal. Hal ini dibuktikan
dengan nilai kolmogorov smirnov sejumlah 0,120 dan nilai Asymp. Sig sejumlah
0,200, yang dimana apabila nilai Asymp. Sig melebihi angka 0,05 maka data
dinyatakan berdistribusi secara normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa Nilai
signifikan residual yaitu 0,200 > 0,05, sehingga data dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai daya yang terdistribusi secara normal.
Gambar 2
�Uji Normalitas (P-P Plot)
Menurut gambar yang telah dilampirkan
di atas, terlihat bahwa penyebaran data (titik) tersebar searah garis diagonal
dan grafik histogram, berdasarkan hal ini terlihat bahwa data di dalam
penelitian ini merupakan data yang terdistribusi secara normal.
b.
Uji Autokorelasi
Berdasarkan pengujian akan
autokorelasi, didapati bahwa nilai dari pengujian DW diketahui senilai 1,240. Persamaan
ini memiliki variabel bebas (k) sejumlah 5 dan data yang dimiliki (n) sebanyak
20. Berdasarkan hal itu, didapati bahwa nilai dari DW tabel ialah sejumlah dL = 0,7918 dan dU = 1,9908. Dikarenakan
Nilai DW test terletak di antara nilai
dL hingga dU, maka dapat ditarik simpulan
bahwa data yang dimanfaatkan
ke dalam penelitian ini terletak pada daerah keragu-raguan,
sehingga data tidak terkena dari gejala autokorelasi yang diartikan bahwa data
dapat diterapkan ke dalam pengujian berikutnya.
c.
Uji Multikolinieritas
Di dalam pengujian atas multikolinieritas �didapati bahwa nilai VIF sebagai
berikut nilai VIF nilai tukar (5,698),
inflasi (4,343), jumlah uang beredar (9,090), utang luar negeri (6,196) dan
produk domestik bruto (4,284). Perolehan tersebut memaparkan bahwa VIF ditiap variabel di dalam penelitian ini belum menyentuh angka 10,
sehingga model tidak terdampak atas gejala multikolinieritas.
d.
Uji Heterokedastisitas
�Berdasarkan
pengujian Glejser didapati bahwa nilai tukar (0,537), inflasi (0,214), jumlah
uang beredar (0,807), utang luar negeri (0,954) dan produk domestik bruto
(0,999), sehingga dapat diidentifikasikan bahwa nilai signifikan yang terkandung ditiap-tiap variabel melebihi angka 0,05,
sehingga terlihat bahwa nilai redisual yang terkandung di tiap-tiap variabel
tidak memiliki persamaan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan yang
terkandung di tiap-tiap variabel tidak mengalami heterokedastisitas.
Sesuai dengan perolehan
dari pengujian atas Asumsi Klasik yang telah dipaparkan tersebut, dapat ditarik
sebuah simpulan bahwa tidak ditemukannya pelanggaran atas asumsi klasik di
dalam model ini, maka model ini dapat dianalisis ke tahapan berikutnya.
Tabel 2
Uji Koefisien Determinasi
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the
Estimate |
1 |
,987a |
,974 |
,964 |
,00717 |
Sumber: Output SPSS
Nilai dari Koefisien determinasi sejumlah 0,974, yang dimana nilai ini
mengartikan bahwa sejumlah 97,4% dari total pengamatan mampu memeperlihatkan variabel
bebas Nilai Tukar (X1), Inflasi (X2), Jumlah Uang Beredar (X3), Utang Luar
Negeri (X4) dan Produk Domestik Bruto (X5) dapat memaparkan keberagaman atas variabel
terikatnya yaitu Cadangan Devisa (Y), dan 2,6% sisanya mendapatkan pengaruh
dari faktor yang tidak terkandung di dalam model.
Tabel 3
Uji F Simultan (ANOVA)
Model |
Sum of Square |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
,027 |
5 |
,005 |
104,105 |
.000b |
Residual |
0,001 |
14 |
,000 |
|
|
|
Total |
,027 |
19 |
|
|
|
Sumber: Output SPSS
Pengujian F akan bertujuan
untuk mendeteksi pengaruh ataupun korelasi yang terkandung di dalam model
penelitian. Berdasarkan pengujian F ini, peneliti mendapati bahwa nilai F hitung 4,428 signifikasinya 0,022
dengan ukuran signifikasinya 5% atau (α =
0,05), berdasarkan
hal tersebut maka didapati bahwa nilai signya 0,000 < 0,05. F tabel dengan
derajat kebebasan (df1) bernilai 3 (jumlah varaibel bebas/k), df2 bernilai 14 (n-k-1) didapatkan nilai F tabel 3,344, maka H0 ditolak dan Hi diterima,
oleh karenanya diketahui Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, kemiskinan memiliki hubungan/pengaruh positif terhadap IPM di Kabupaten Bojonegoro dan dapat dibuktikan dengan kurva uji F berikut.
Dapat
diketahui pada tabel ANNOVA nilai F hitung sebesar 104,105 dengan tingkat
signifikansi sebesar .000b < 0,005. Untuk nilai F tabel dengan
degree of freedom (df1) adalah 5 (jumlah variabel bebas/k) dan df2 (n-k-1)
diperoleh nilai F tabel sebesar 2,96. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
F hitung 104,105 �F tabel 2,96
sehingga H0 ditolak dan Hi diterima. Maka dapat disimpulkan secara simultan
Nilai Tukar, Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Utang Luar Negeri, dan Produk
Domestik Bruto berpengaruh positif terhadap Cadangan Devisa di Indonesia dengan
dapat dibuktikan pada kurva distribusi uji F sebagai berikut.
2,960 104,105
Tabel 4
Uji t Parsial
Variabel |
tHitung |
tTabel |
Sig. |
Nilai Tukar (X1) |
-0,747 |
2,148 |
0,000 |
Inflasi (X2) |
0,02 |
2,148 |
0,288 |
Jumlah Uang Beredar (X3) |
1,059 |
2,148 |
0,000 |
Utang Luar Negeri (X4) |
0,435 |
2,148 |
0,003 |
Produk Domestik Bruto (X5) |
0,041 |
2,148 |
0,635 |
Sumber:
Output SPSS
1.
Variabel Nilai Tukar
Berdasarkan hasil kalkulasi secara
parsial didapati bahwa nilai t hitung sejumlah -0,747 sedangkan nilai sig (α/2= 0,025) dengan degree of freedom
(df) 14
(n-k-1) didapati nilai
t tabel sebesar 2,1448. Berdasarkan perolehan inilah didapatkan informasi bahwa nilai t hitung -0,747 ≤ t tabel 2,1448 sehingga H0 diterima dan Hi ditolak,
dengan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini mampu dibuktikan dengan kurva Uji T
dan t hitung yang terletak pada daerah penerimaan. Maka dapat ditarik simpulan
bahwa terdapat pengaruh secara parsial terhadap variabel nilai tukar dengan cadangan
devisa di Indonesia secara negatif dan signifikan.
2.
Variabel
Inflasi
Berdasarkan
perolehan kalkulasi secara parsial didapati bahwa nilai t hitung sejumlah 0,02 sedangkan nilai sig (α/2= 0,025) dengan degree of
freedom (df) 14 (n-k-1) didapati nilai
t tabel senilai 2,1448.
Berdasarkan temuan ini, maka didapati sebuah informasi yaitu nilai t hitung 0,02 ≤ t tabel 2,1448 maka H0 diterima
dan Hi ditolak, dengan nilai signifikansi 0,288
> 0,05. Hal ini mampu ditunjukkan melalui kurva Uji T dan t hitung yang
terletak pada daerah penerimaan. Maka simpulan yang didapatkan ialah secara
parsial variabel inflasi mampu mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia dengan
cenderung mengarah positif akan tetapi tidaklah signifikan.
3.
Variabel
Jumlah Uang Beredar
Berdasarkan
kalkulasi, didapati bahwa secara parsial nilai t hitung sejumlah 1,059 sedangkan nilai sig (α/2= 0,025) dengan degree of fre edom (df) 14 (n-k-1) didapati nilai
t tabel senilai 2,1448. Berdasarkan perolehan ini, didapatkan sebuah informasi bahwa nilai t hitung 1,059 ≤ t tabel 2,1448 maka H0 diterima
dan Hi ditolak, dengan nilai signifikansi
0,000 < 0,05. Hal ini mampu ditunjukkan melalui kurva Uji T dan t hitung yang
terletak pada daerah penerimaan. Maka simpulan yang dapati diambil ialah secara
parsial variabel jumlah uang beredar mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia
secara positif dan signifikan.
4.
Variabel Utang Luar Negeri
Berdasarkan
kalkulasi didapati bahwa secara parsial nilai t hitung senilai 0,435 sedangkan nilai sig (α/2= 0,025) dengan degree of
freedom (df) 14 (n-k-1) didapati nilai t
tabel senilai 2,1448. Berdasarkan perolehan
tersebut, maka didapati informasi bahwa nilai t hitung 0,435 ≤ t tabel 2,1448 maka H0 diterima
dan Hi ditolak, dengan nilai signifikansi 0,003
< 0,05. Hal ini ditunjukkan melalui kurva Uji T dan t hitung yang terletak
pada daerah penerimaan. Maka dapat diambil sebuah simpulan bahwa secara parsial
variabel utang luar negeri mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia secara
positif dan signifikan.
5.
Variabel
Produk Domestik Bruto
Berdasarkan
kalkulasi didapati bahwa, secara parsial nilai t hitung senilai 0,041 sedangkan nilai sig (α/2= 0,025) dengan degree of
freedom (df) 14 (n-k-1) didapati nilai t
tabel senilai 2,1448. Berdasarkan perolehan inilah didapati informasi bahwa t hitung 0,041 ≤ t tabel 2,1448 maka H0 diterima
dan Hi ditolak, dengan nilai signifikansi 0,653
> 0,05. Hal ini ditunjukkan dengan letak kurva Uji T dan t hitung di daerah
penerimaan. Maka simpulan yang didapatkan ialah secara parsial variabel produk
domestik bruto mampu mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia secara positif
dan signifikan.
Nilai tukar secara parsial
mampu mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode triwulan tahun
2016-2020 secara negatif dan signifikan. Berdasarkan penelitian yang pernah (Agustina, 2014)
dan (Kuswantoro, 2017)
lakukan, kedua penelitian tersebut mendapati bahwa cadangan devisa akan
mengalami peningkatan apabila nilai tukar turut mengalami peningkatan dan
disertai dengan kondisi perekonomian yang tengah prima, terjadinya fenomena ini
dilatarbelakangi pada terdapatnya dorongan dari para investor
yang berkeinginan untuk menanamkan sejumlah modalnya ke pasar keuangan
domestik. Dengan adanya peningkatan dalam nilai tukar, hal ini menunjukkan
bahwa mata uang US dollar tengah terjadi apresiasi sedangkan rupiah tengah
terjadi depresiasi. Melemahnya Rupiah apabila dibandingkan dengan US dollar akan
menuntut Bank Indonesia menggunakan cadangan devisa guna intervensi pasar uang dengan
tujuan untu menstabilkan nilai tukar rupiah. Aktivitas intervensi ini akan
mengakibatkan total dari cadangan devisa yang bernilai dollar AS menurun.
Nilai tukar secara parsial mampu
mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode triwulan tahun 2016-2020
secara positif akan tetapi tidak signifikan. Berdasarkan penelitian yang (Kuswantoro, 2017)
dan (Sitohang & Sudiana, n.d.)
lakukan, kedua penelitian ini mendapati bahwa apabila sebuah negara mengalami
inflasi maka harga dari barang dan jasa akan mengalami kenaikan yang berimbas
pada berubahnya nilai mata uang serta dapat
memberikan dampak yang besar terhadap giro bank, serta cadangan devisa. Kenaikan
harga pangan dan minyak umumnya diakibatkan oleh inflasi. Fenomena inflasi ini
dapat terjadi akibat terdapat perbedaan yang mencolok antara permintaan dan
penawaran yang kian menguat akan tetapi terjadi keterhambatan di dalam sektor
eskpor yang mengakibatkan terus terjadi penurunan yang konstan yang berdampak
pada peningkatan harga barang domestik dibandingkan barang dari luar negeri.
Dengan terjadinya fenomena inflasi, aktivitas perekonomian di sebuah negara
akan terhambat serta mengakibatkan defisit neraca perdagangan di Indonesia dan
cadangan devisa mengalami penurunan.
Jumlah uang beredar secara
parsial mampu mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode triwulan tahun
2016-2020 secara signifikan. Penelitian ini memperoleh hasil yang selaras
dengan perolehan atas penelitian yang dilaksanakan oleh (Sonia & Setiawina, 2016)
dan� (Rahmad, 2020), dimana penelitian
tersebut memaparkan bahwa apabila pengeluaran yang dibutuhkan oleh pemerintah
mengalami peningkatan, maka jumlah uang yang beredar di tengah-tengah
masyarakat juga perlu ditingkatkan. Seluruh pengeluaran pemerintah didanai
dengan memanfaatkan mata uang Rupiah, cadangan devisa akan dibelanjakan, dan
akan menjadi pengeluaran pemerintah nasional dengan menukarkannya ke dalam mata
uang Rupiah.
Utang luar negeri secara
parsial mampu mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia periode triwulan tahun
2016-2020 secara signifikan. Penelitian ini memperoleh temuan yang selaras
dengan temuan yang dikemukakan oleh (Sayoga & Tan, 2017), (Prameswari et al., 2019),
dan (Ridho, 2015) dimana ketiga penelitian
ini mampu memaparkan bahwa utang luar negeri merupakan salah satu dari sumber
cadangan devisa negara. Bentuk dari utang luar negeri pun bermacam, salah
satunya ialah surat berharga dan sejenisnya. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk
mengambil pinjaman luar negeri dikarenakan untuk keperluan dalam memutar valuta
asing. Terjadinya perputaran valuta asing dikarenakan
pihak peminjam akan meminjamkan dana kepada pihak yang meminjam melalui
cadangan devisa yang dimilikinya atau dari badan internasional, otomatis dana
yang didapatkan berupa mata uang asing yang sifatnya likuid atau valuta asing.
Dana yang berhasil dipinjam tersebut, kemudian akan masuk ke dalam cadangan
devisa Indonesia dalam bentuk mata uang Rupiah. Dengan adanya perputaran valuta
asing ini, maka Indonesia mendapatkan cadangan devisa serta menambah cadangan
devisa dalam bentuk valuta asing.
Adanya pengaruh yang
mengarah positif akan tetapi tidak signifikan di dalam variabel produk domestik
bruto secara parsial terhadap cadangan devisa di Indonesia periode triwulan
tahun 2016-2020. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilangsungkan oleh (S & Zuhroh, 2018), (Astuty, 2020)
dan (Indrayadi, 2017), dimana ketiga
penelitian tersebut mampu mamaparkan bahwa peningkatan PDB mampu mempengaruhi
cadangan devisa disebabkan volume transaksi internasional yang turut meningkat.
Adanya peningkatan di dalam tiap-tiap komponen PDB, seperti keperluan konsumsi
rumah tanggan, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor akan mengakibatkan
jumlah PBD turut meningkat. Peningkatan PDB ini akan
menyebabkan cadangan devisa dengan melalui proses perdagangan internasional (Masdjojo, 2010).
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan berbagai teori yang telah
dijabarkan peneliti mengambil kesimpulan nilai tukar berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia, jumlah uang beredar dan utang
luar negeri berpengaruh positif signifikan terhadap cadangan devisa di
Indonesia sedangkan untuk inflasi dan produk domestik bruto berpengaruh tidak
signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia, sehingga dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pada pengujian secara parsial nilai tukar mampu
mempengaruhi cadangan devisa secara negatif dan signifikan. Hal ini dijelaskan saat terjemakin kuatnya nilai tukar maka akan menurunkan
cadangan devisa. Ini terjadi akibat apresiasi nilai tukar saat itu akan
menyebabkan tingginya harga barang domestik dibanding yang berasal dari luar
negeri dan eksporpun menurun. Fenomena tersebut akan membuat defisit neraca
pembayaran dan cadangan devisa Indonesia pun mengalami hal serupa.
Pada pengujian secara parsial diketahui inflasi berpengaruh positif namun tidak signifikan. Hal ini
dijelaskan inflasi dapat membuat kesenjangan yang meningkatkan permintaan dan
penawaran serta menghambat terjadinya ekspor yang kemudian disusul pada
penurunan nilai ekspor yang berdampak pada tingginya harga barang domestik
apabila dibandingkan dengan barang dari luar negeri sehingga perekonomian ikut
mengalami keterhambatan serta mengakibatkan defisit neraca perdagangan di
Indonesia turut menghambat dan berimbas pada menurutnnya akumulasi cadangan
devisa.
Untuk jumlah uang beredar dalam pengujian
secara parsial ditemukan pengaruh yang mengarah positif dan signifikan di dalam
variabel jumlah uang beredar terhadap devisa negara. Hal ini dijelaskan jika terjadi
lonjakan dalam jumlah uang beredar meningkat, maka cadangan devisa turut
mengalami lonjakan. Hal ini dikarenakan terdapatnya peningkatan di dalam pengeluaran
pemerintah yang memaksa terjadi lonjakan dalam jumlah uang yang beredar.
Pembayaran pengeluaran tersebut haruslah menggunakan mata uang Rupiah, pembelajaan
atas cadangan devisa negara dan kemudian akan dimasukkan ke dalam pengeluaran
nasional pemerintah sehingga perlu ditukarkan ke dalam mata uang rupiah.
Pada pengujian utang luar negeri terhadap
cadangan devisa negara menunjukkan angka yang positif dan signifikan. Fenomena
ini kemudian dijelaskan bahwa apabila semakin bertambahnya utang luar negeri
maka cadangan devisa turut mengalami hal yang serupa. Perihal ini terjadi
diakibatkan transaksi finansial valuta asing dari pemberi pinjaman akan masuk
kedalam negeri dan cadangan devisa pun mengalami kenaikan. Hal ini terbukti
saat Indonesia menarik pinjaman untuk pemulihan ekonomi saat pandemi Covid-19 bertambah dan cadangan devisa
mengalami peningkatan.
Produk domestik bruto yang diuji secara
parsial berpengaruh positif namun tidak signifikan. Hal ini dijelaskan tiap-tiap
komponen di dalam produk domestik bruto yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, investasi dan ekspor dijelaskan apabila mengalami peningkatan maka
jumlah produk domestik bruto juga akan bertambah. Produk domestik bruto juga
mempengaruhi cadangan devisa melalui mekanisme perdagangan internasional dan
juga cadangan devisa meningkat karena peningkatan produk domestik bruto melalui
kenaikan volume transaksi internasional.
BIBLIOGRAFI
Adiyadnya, M.
S. P. (2017). Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar Amerika, Suku Bunga Kredit
Dan Utang Luar Negeri Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1996-2015. Juara. Google Scholar
Agustina, R. (2014).
Pengaruh ekspor, impor, nilai tukar rupiah, dan tingkat inflasi terhadap
cadangan devisa indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Google Scholar
Astuty, F. (2020).
Pengaruh Produk Domestik Bruto, Ekspor Dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Di
Indonesia. JPEK (Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Kewirausahaan). Google Scholar
Dani, S. C. R.,
Ismanto, B., & Sitorus, D. S. (2020). Pengaruh Ekspor Impor Dan Nilai Tukar
Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2000-2019. Jurnal Pendidikan
Ecodunamika Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Google Scholar
Firmansyah, F.,
& Safrizal, S. (2018). SBI, Jumlah Uang Beredar, dan Ekspor terhadap
Inflasi dan Cadangan Devisa di Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis.
Google Scholar
Gregorius
Nasiansenus Masdjojo. (2010). Kajian Pendekatan Keynesian Dan Monetaris
Terhadap Dinamika Cadangan Devisa Melalui Penelusuran Neraca Pembayaran
Internasional: Studi Empiris Di Indonesia Periode 1983- 2008. Universitas
Diponegoro Semarang. Google Scholar
Hafizal Islami,
& Cut Zakia Rizki. (2018). Pengaruh Suku Bunga, Kurs Dan Inflasi Terhadap
Cadangan Devisa Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiwa Ekonomi Pembangunan. Google Scholar
Harahap, S. R.
(2013). Deteksi Dini Krisis Nilai Tukar Indonesia : Identifikasi Periode
Krisis Tahun 1995 � 2011. Economics Development Analysis Journal.
Indrawati, S. M.
(2002). Indonesian economic recovery process and the role of government. Journal
of Asian Economics. https://doi.org/10.1016/S1049-0078(02)00176-8. Google Scholar
Indrayadi, A.
(2017). Analisis Pengaruh Ekspor Neto, Produk Domestik Bruto, Kurs Dolar
Amerika Serikat, dan Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Periode Tahun
1994-2013. Skripsi Universitas Udayana. Google Scholar
Kuswantoro, M.
(2017). Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs, Utang Luar Negeri Dan Ekspor Terhadap
Cadangan Devisa Indonesia. Tirtayasa Ekonomika. Google Scholar
Mahmudy, M. (2003). Setahun Krisis Asia : Beberapa Pelajaran
Yang Dapat Diambil Dari Krisis Tersebut. Buletin Ekonomi Moneter Dan
Perbankan. Google Scholar
Prameswari, M., Indrawati, L. R., & Laut, L. T. (2019a). Analisis
Pengaruh Utang Negeri, Kurs Dollar, Dan Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia
Tahun 2008-2017. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Google Scholar
Prameswari, M.,
Indrawati, L. R., & Laut, L. T. (2019b). Analisis Pengaruh Utang Negeri,
Kurs Dollar, Dan Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2008-2017. Dinamic :
Directory Journal Of Economic. Google Scholar
Pratiwi, D. S.,
Busairi, A., & Junaidi, A. (2018). Pengaruh ekspor dan nilai tukar rupiah
serta tingkat inflasi terhadap cadangan devisa indonesia. Jurnal Ilmu
Ekonomi Mulawarman. Google Scholar
Rahmad. (2020).
Pengaruh Jumlah Uang Beredar,Kurs,Inflasi dan Ekspor Terhadap Tingkat Cadangan
Devisa Di Indonesia. Jurnal Pembangunan Dan Pemerataan.
Rahmawati, H. F.
(2018). Pengaruh Ekspor, Impor, Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi terhadap
Cadangan Devisa Indonesia Periode April 2012-Juni 2017. The National
Conferences Management and Business (NCMAB). Google Scholar
Ridho, M. (2015). Pengaruh
ekspor , hutang luar negeri dan kurs terhadap cadangan devisa Indonesia. E-Jurnal
Perdagangan, Industri, Dan Moneter Google Scholar
.
Rizvi, S. K. A.,
Naqvi, B., Ramzan, M., & Rizavi, S. S. (2011). Pakistan�s Accumulation of
Foreign Exchange Reservesduring 2001-2006: Benign or Hostile! Excessive or
Moderate! Intent or Fluke! Pakistan Journal of Commerce & Social
Sciences. Google Scholar
S, D. D., &
Zuhroh, I. (2018). Analisa Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1990-2016. Jurnal
Ilmu Ekonomi. Google Scholar
Sapthu, A. (2013). Pengaruh
Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Produk Domestik
Bruto Di Indonesia. Cita Ekonomika Jurnal Ilmu Ekonomi. Google Scholar
Sayoga, P., &
Tan, S. (2017). Analisis cadangan devisa Indonesia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Jurnal Paradigma Ekonomika. Google Scholar
Sitohang, T. A.,
& Sudiana, I. K. (n.d.). Pengaruh Net Ekspor, Kurs Dollar, DAN Inflasi
Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Pada Kurun Waktu Tahun 1990-2016. Jurnal
Kependudukan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Google Scholar
Sonia, A. P., &
Setiawina, N. D. (2016). Pengaruh Kurs, Jub Dan Tingkat Inflasi Terhadap Ekspor,
Impor Dan Cadangan Devisa Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana. Google Scholar
Sugiyono. (2015). Metodologi
Penelitian Kombinasi (Mix Methods). In Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Tarmidi, L. T. (2003). Krisis
Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran Imf Dan Saran. Buletin Ekonomi
Moneter Dan Perbankan. Google Scholar
Uli, L. B. (2016).
Analisis Cadangan Devisa Indonesia. JuUli, L. B. (2016). Analisis Cadangan
Devisa Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah.Rnal
Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah.
Elisa Stefani,
Syamsul Huda, dan Mohammad Wahed (2021) |
First publication right: Journal Syntax Idea |
This article is licensed under: |