Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 4, April 2021
KONTRUKSI REALITAS TERHADAP KRITIK KEBIJAKAN
PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR (PSBB) DI INDONESIA
Indriani Dian Pertiwi, Nurul
Aulia Dewi dan Purnamasari Manoppo
Universitas Paramadina
Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
Mass media in the middle of the community in providing information is
very good both important because people have fast, precise and accurate
information. Online media is an option to be able to information because
according to reason and the pen many where and
whenever. This research is further to provide an overview of the criticisms
that occur in the Central Government related to the handling of Large-Scale
Social (PSBB). Online media such as Tempo.com and Kompas.com frame the news for
the criticism that the Central Government with the PSBB stipulates and the
validity period of the economic sector. The decision made by the Governor of
DKI Jakarta Anies Baswedan
as a measure of handling the Covid-19 virus was postponed by the Minister of
Health Terawan and the final result on April 07,
2020. This study uses descriptive qualitative method with framing analysis
model by Robert N. Entman. As a result of this study,
both Tempo and Kompas's online news media criticized
the site created by the Central Government. The tempo of the central
government's policy is convoluted and very bureaucratic in psbb
policy. Meanwhile, Kompas, framing the president of
the MCC, Sohibul Iman the four of them in the absence
of command from the leadership of the Republic of Indonesia which is handling
Covid-19 became sluggish.
Keywords: construction
of a construction construction kemudsyaan
framing; PSBB
Abstrak
Kehadiran
media massa ditengah masyarakat dalam memberikan informasi sangatlah berperan
sangat penting karena manusia cenderung ingin mendapatkan informasi cepat,
tepat dan akurat. Media online menjadi pilihan untuk dapat mengakses informasi
karena dinilai memudahkan pembaca dan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kritik pemberitaan
yang terjadi pada Pemerintah Pusat terkait penanganan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Media online seperti Tempo.com dan Kompas.com membingkai pemberitaan atas kritik
yang dihadapi Pemerintah Pusat dengan menetapkan PSBB dan dinilai dapat
mematikan sektor ekonomi. Keputusan yang diambil Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan sebagai langkah percepatan penanganan virus Covid-19 sempat ditunda
oleh menteri kesehatan Terawan dan kemudian disahkan pada tanggal 07 April
2020. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan model analisis framing
oleh Robert N. Entman. Hasil dari penelitian
ini, berfokus pada kedua media pemberitaan online
Tempo dan Kompas mengkritisi
kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat. Tempo
menyoroti kebijakan Pemerintah Pusat yang dinilai berbelit-belit dan sangat
birokratis dalam menentukan kebijakan PSBB. Sementara Kompas, membingkai
pemberitaan presiden PKS, Sohibul Iman yang menilai tidak adanya komando
langsung dari pimpinan RI yang menyebabkan penanganan Covid-19 menjadi lamban.
Kata Kunci: konstruksi realitas;
framing; PSBB
Pendahuluan
Di era seperti saat ini manusia
sangat bergantung pada informasi. Kehadiran media massa ditengah masyarakat sangat mempunyai peran penting dalam memberikan
informasi yang dibutuhkan bagi masyarakat. Kecenderung untuk mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan mudah dalam mengaksesnya
menjadikan masyarakat lebih gemar untuk
mencari berita secara online. Oleh karenanya,
media komunikasi terus dikembangkan seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semula hanya mengonsumsi media tradisional seperti cetak dan televisi kemudian beralih menggunakan media online.
Dalam konteks kekuataan media, saat ini media dijadikan sebagai alat yang digunakan dalam pembentukan opini publik jika
asumsinya digerakan kearah realitas maka publik akan
membentuk persepsi. Terlebih lagi saat
ini dunia sedang dilanda krisis kesehatan yang disebabkan oleh tersebarnya virus Covid-19. Seluruh
media cetak, elektronik, maupun online tidak henti-hentinya memperbarui perkembangan mengenai penyebaran dan dampak yang diakibatkan virus Covid-19.
Gambar
1 Akumulasi Kasus Positif Aktif Covid-19 DKI Jakarta
(Sumber:
https://corona.jakarta.go.id/id/peta-kronologis)
Kasus terkonfirmasi dari hasil pemantauan
sejak 21 Januari 2020 hingga 11 Oktober 2020, angka positif terjangkit
virus Covid-19 di Jakarta telah mencapai
86.006 jiwa dan yang dinyatakan
meninggal sebanyak 1.901 jiwa. Sedangkan yang terkonfirmasi sembuh sebanyak 71.549 (Corona.jakarta.go.id,
2020). Angka peningkatan
kasus positif ini membuat Pemerintah
Pusat harus segera bertindak untuk membuat keputusan kebijakan apa yang harus dipilih untuk
mengurangi penyebaran virus
Covid-19.
Dari pemberitaan media yang
tersaji secara online, banyak kritik
berdatangan mengenai penetapan kebijakan PSBB yang dibuat oleh Pemprov DKI
Jakarta. Kebijakan PSBB di Jakarta menuai kritik diantaranya, kekhawatiran terganggunya manufaktur, PSBB ketat akan berdampak
pada pelaku usaha, IHSG merosot tajam, dan masih banyak sektor ekonomi yang
sudah pasti terdampak akan adanya penetapan kebijakan PSBB (Safitri, 2020).
Anies Baswedan melakukan mengirim surat permohonan kepada Menteri Kesehatan Terawan untuk melakukan penetapan kebijakan PSBB di DKI
Jakarta. Anies meminta Menkes Terawan untuk segera menetapkan status PSBB untuk wilayah DKI Jakarta. Pada tanggal 7
April 2020 Menteri Kesehatan Terawan menyetujui permohonan tersebut dengan
alasan dalam rangka percepatan penanganan virus Covid-19. Menteri Kesehatan
Terawan mempertimbangkan peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta yang signifikan dan meningkat
dengan cepat (Mursid, 2020).
Analisis framing dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana realitas atau peristiwa dikonstruksi oleh media. Dengan cara dan
teknik seperti apa peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Dalam analisis framing, yang kita lakukan pertama-tama
adalah bagaimana media membingkai kasus tersebut. Bagaimana sebuah realitas
atau peristiwa dikonstruksi dalam pemberitaan mereka. Karena masing-masing
media pasti akan memberikan sikap mendukung, apakah itu positif atau negatif
yang merupakan efek dari bingkai yang dikembangkan oleh media. Media khususnya
surat kabar dapat menyajikan sebuah realitas atau peristiwa yang sama, namun
dalam hal mengkontruksi dan memahami sebuah peristiwa berbeda (Ariyani, 2014).
Dalam analisis framing, yang kita lihat adalah
bagaimana cara media memaknai, memahami, dan membingkai kasus atau peristiwa
yang diberitakan. Dengan analisis framing
ini kita dapat melihat bagian mana berita yang ditonjolkan dan dibuang, sisi
mana yang diberitakan dan sisi mana yang luput dari pemberitaan, itu semua
merupakan konsep dari framing. Dalam
mempelajari media, analisis framing
menunjukkan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi
aspek-aspek yang lain. Jadi, dalam penelitian framing, yang menjadi titik persoalan adalah bagaimana realitas
atau peristiwa dikonstruksi dan dikembangkan oleh media (Eriyanto, 2002).
Penelitian ini menggunakan
analisis model framing Robert N.
Entman. Terdapat dua dimensi besar dalam framing yaitu
seleksi isu dan penonjolan aspek. Penonjolan adalah proses membuat informasi
menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti atau lebih diingat khalayak.
Terdapat empat struktur framing Entman
yaitu: (1) define problem, (2) diagnose cause, (3) make moral judgement, (4) suggest remedies (Eriyanto, 2002). Analisis Framing Robert N. Entman menggambarkan
proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media.
Penonjolan dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat informasi lebih
terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak�
(Atmadja, 2014).
Dalam proses konstruksi realitas, bahasa merupakan
unsur utama dan menjadi instrument pokok untuk menceritakan realitas. Pemilihan
kata, angka, simbol dan cara penyajiannya akan menghasilkan realitas itu
sendiri. Penggunaan bahasa (simbol) tertentu menentukan format narasi tertentu.
Sedangkan jika dicermati secara teliti isi media cetak maupun elektronik
menggunakan bahasa, baik bahasa verbal maupun non-verbal (Hamad, 2004). Dalam media massa, keberadaan bahasa tidak lagi hanya sebagai alat
untuk menggambarkan realitas, melaikan dapat menentukan gambaran mengenai
realitas media yang muncul di benak pembaca.
Istilah konstruksi atas
realitas sosial (social construction of reality) menjadi terkenal sejak
diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang
berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise n the Sociological
of Knowledge. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan
interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas
yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif (Hamad, 2004). Dalam teori ini berpandangan bahwa realitas
memiliki dimensi subjektif dan objektif. Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan
realitas yang objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana ia
memengaruhinya melalui proses internalisasi yang mencerminkan realitas yang
subjektif. Peter
Berger dan Thomas Luckmann memaparkan
dua gagasan sosiologi pengetahuan, yaitu �realitas� dan �pengetahuan�. �realitas� adalah fakta atau
kenyataan yang ada dalam kehidupan bersosial yang memiliki sifat eksternal, umum, dan memaksa terhadap kesadaran masing-masing individu. Entah diterima atau ditolak,
setuju atau tidak setuju, �realitas� itu akan
selalu ada. �Pengetahuan� adalah realitas yang ada atau hadir didalam
kesadaran tiap-tiap individu (Chrisanty,
2017).
Berita dalam pandangan
konstruksi sosial bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang
sebenarnya. Realitas bukan hanya disulap saja menjadi berita. Realitas adalah
produk interaksi antara wartawan dan dakta. Dalam proses internalisasi,
realitas diamati oleh wartawan dan kemudian diserap dalam kesadaran wartawan.
Dalam proses eksternalisasi wartawan melibatkan dirinya untuk memaknai
realitas. Konsepsi tentang fakta diekspresikan untuk melihat realitas. Hasil
dari berita adalah produk dari proses interaksi dan dalektika tersebut (Eriyanto, 2002). Pesan-pesan yang disampaikan
oleh media melalui produk medianya dibangun dan dibentuk untuk suatu tujuan
tertentu. Terdapat motif dibalik setiap pesan yang ditampilkan dalam produk
medianya, baik berupa berita, headline, liputan
khusus dan sebagainya. Motif ini berupa nilai-nilai yang ingin ditanamkan media
dalam benak pemirsa dan pembacanya (Chairani dan Kania, 2017).
Menurut (Baran & Davis,
2010), frame realitas berita merupakan sebuah pemberitaan ketika elite yang berkepentingan melibatkan jurnalis dalam membangun drama berita sehingga mengaburkan realitas kontekstual yang mendasarinya. Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Hayati &
Yoedtadi, 2020) mengenai konstruksi berita Covid-19
di Kompas.com dan Tribunnews.com, dimana hasil penelitian tersebut banyak mengambil sudut pandang pemerintah yang selalu memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap
Covid-19. Frame yang dibangun oleh
media adalah Covid-19 harus
diwaspadai oleh masyarakat,
di saat pemerintah tengah berusaha melakukan antisipasi secara optimal.
Penggiringan opini yang disebabkan informasi yang disampaikan media telah banyak dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Merry
dan Rahmat (2020) yang meneliti
tentang analisis framing pemberitaan
kebijakan pemerintah terkait ketenagakerjaan sebagai dampak Covid-19 di
Kompas.com dan Malaysiakini. Dalam
penelitiannya, Merry, dkk melihat adanya ketidak berimbangan narasumber yang hanya mewakili satu pihak
saja, dimana Kompas.com memilih narasumber yang mewakili pengusaha, sedangkan Malaysia kini memilih narasumber dari Mufti P. Pinang yang merupakan
opinion leader masyarakat
Malaysia. Keberimbangan dalam
pemilihan narasumber sangatlah penting sebab sebagai intitusi
sosial, media memiliki peran untuk merubah
sikap masyarakat melalui informasi-informasi yang disampaikan sehingga pemberitaan berimbang adalah sebuah keharusan.
Pembingkaian media juga dilakukan oleh
(Boer, Pratiwi, &
Muna, 2020). Pada penelitiannya,
Kheyene, dkk meneliti framing pemberitaan generasi milenial dan pemerintah
terkait Covid-19 di media online. Dalam penelitiannya
menyatakan bahwa peran media tidak sebatas sebagai penyampai informasi, perkembangan zaman menuntut media
menjalankan peran �watch dog� atau
anjing penjaga bagi elit atas
dalam merumuskan setiap kebijakan untuk kepentingan masyarakat. Dalam media CNNIndonesia.com,
Liputan6.com dan Kompas.com memberikan ruang klarifikasi bagi pemerintah yaitu gugus tugas
Covid-19 atas tanggapan pro
kontra dari masyarakat mengenai keterlibatan para influencer.
Penelitian ini bermanfaat
untuk memberikan gambaran mengenai framing atau pembingkaian yang dilakukan oleh
media online Tempo dan Kompas terkait kritik kebijakan PSBB di
Indonesia. Penelitian ini berfokus pada acara pembentukan pesan oleh media online
dalam memaknai, memahami dan membingkai peristiwa dalam berita kebijakan PSBB di
Indonesia. Dalam pemberitaan
pada dua media online
ini merupakan hasil dari realitas
yang dikonstruksi jurnalis
yang selanjutnya peneliti mencoba mengurai realitas yang telah dikonstruksi jurnalis dalam pemberitaan terkait kebijakan PSBB di Indonesia.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Metode penelitian ini digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (Moleong, 2010). Kemudian penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis teks media dengan model analisis framing dari
Robert N. Entman. Menurut (Karman, 2016), framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan Ketika menyeeksi isu dan menulis berita. Pada analisis framing dari Robert N. Entman. Terdapat empat struktur pada model framing
Robert N. Entman yaitu: pendefinisian masalah (define
problems); memperkirakan masalah
atau sumber masalah (dignose causes); membuat keputusan moral (make
moral judgement); dan menekankan penyelesaian (treatment recommendation).
Subjek penelitian ini adalah berita
yang dimuat pada media online Tempo dan Kompas. Sedangkan objek penelitian ini adalah berita
isu pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB) oleh Pemerintah
Pusat pada media online Tempo dan Kompas. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian interpretatif. Secara garis besar, penelitian ini menitikberatkan bagaimana media mengeksplorasi sebuah fenomena serta penekanan opini dan fakta mengenai isu pemberlakukan kebijakan PSBB di DKI Jakarta oleh Pemerintah
Pusat di media online Tempo dan Kompas. Dengan menggunakan pendekatan interpretatif, kita dapat melihat
fenomena dan menggali pengalaman dari objek penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi teks/document research. Observasi
teks dalam hal ini dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu teks
berupa data primer (primary-sources) dan data sekunder (secondary-sources). Data primer berupa teks berita
dari media online Tempo dan Kompas
terkait isu pemberlakuan kebijakan PSBB di
DKI Jakarta oleh Pemerintah Pusat. Terdapat dua berita
yang diambil dari media
online Tempo dan dua berita
dari media online Kompas. Sedangkan data sekunder berupa data tambahan yang digunakan berkaitan dengan teori-teori seperti buku, artikel,
jurnal, majalah serta data pendukung analisis dalam penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Analisis framing pada penelitian ini dilakukan terhadap berita di media
online Tempo dan Kompas tentang isu pemberlakuan kebijakan PSBB DKI Jakarta
oleh Pemerintah Pusat. Dengan analisis model Robert N. Entman, penelitian ini
berusaha menelaah cara framing isu
pemberlakuan kebijakan PSBB DKI Jakarta oleh Pemerintah Pusat. Terdapat empat
berita yang dianalisis, dua berita dari Tempo dan dua berita dari Kompas.
1. Artikel 1
Judul��� : Kritik PSBB: Pembatasan Sosial Berskala Birokratis
Sumber : Media online Tempo edisi 5 April 2020
Tabel 1 Analisis Framing Artikel 1 Tempo
Define Problems |
Alur
yang berbelit dan birokratis untuk kebijakan penerapan PSBB di daerah |
Diagnoses Causes |
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terlalu
birokratis dengan adanya tim yang melakukan kajian epidemiologis, politik,
ekonomi, sosial budaya, agama, pertahanan, dan keamanan. |
Make Moral Judgement |
Permenkes ini dinilai tidak
progresif dan terkesan sangat birokratis yang membuat kepala daerah
membutuhkan banyak data untuk permohonan penetapan PSBB |
Treatment Recommendation |
Pemerintah melakukan deregulasi
agar penanganan efektif dan cepat ke masyarakat |
Gambar 2 screen capture
artikel tempo
(sumber: (tempo.co, 2020)
Dokumentasi Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS)
Rivanlee Anandar.
�Yang membuat terlalu birokratis adalah tim
tersendiri yang dibentuk untuk merekomendasikan suatu daerah bisa PSBB atau
tidak,� ujar Staf Biro Penelitian Pemantauan dan Dokumentasi Komisi untuk Orang
Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Rivanlee Anandar, saat dihubungi pada
Ahad, 5 April 2020
Diagnoses causes. Penyebab masalah yang dibingkai oleh
Tempo pada artikel ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
yang memiliki dua kriteria. Pertama, adalanya jumlah kasus dan/atau
jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan dan
cepat ke beberapa wilayah. Kedua, wilayah tersebut memiliki kaitan
epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain. Serta membutuhkan
sejumlah data dan tim khusus untuk merekomendasikan suatu daerah dapat
ditetapkan PSBB atau tidak.
Data peningkatan jumlah kasus harus disertai
dengan kurva epodemiologi. Untuk data penyebaran kasus disertai dengan peta
penyebaran menurut waktu. Sedangkan data kejadian transmisi lokal wajib
disertai dengan hasil penyelidikan epidemologi yang menyebutkan telah terjadi
penularan generasi kedua dan ketiga.
[�] Menteri Kesehatan akan membentuk tim.
Fungsinya untuk melakukan kajian epidemologis dan kajian terhadap aspek
politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, pertahanan, dan keamana. Tim ini juga
akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona.
Make moral judgement. Penilaian moral pada artikel ini
ditunjukkan dengan kritik terhadap oleh Anggota Komisi IX DPR RI Saleh
Partaonan Daulay bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 ini
menyulitkan penetapan PSBB karena tidak progresif dan terkesan sangat
birokratis.
�Karena panjangnya alur birokrasi
dikhawatirkan akan memperlambat tugas dalam penanganan Covid-19.� Kata Saleh
kepada wartawan, Ahad, 5 April 2020
Alur borkrasi yang dimaksud mislanya tata
cara penetapan PSBB yang harus melalui tahapan yang panjang. Menteri harus
membentuk tim yang melakukan kajian epidemologis, politik, ekonomi, sosial,
budaya, agama, pertahanan, dan keamanan.
Saleh juga menyoroti tidak adanya sanksi bagi yang melanggar peraturan
PSBB, baik dalam Permenkes maupun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2020 yang ditekan oleh Presiden Joko Widodo.
�Saya khawatir Peraturan Pemerintah dan
Permenkes Pembatasan Sosial Berskala Besar ini hanya akan menjadi dokumen
kearifan yang berada di tempat yang tinggi tetapi tidak terimplementasi di
bumi,� kata Saleh.
Treatment
recommendation. Penyelesaian
masalah yang dijelaskan pada artikel ini adalah pemerintah seharusnya melakukan
deregulasi untuk penanganan Covid-19, seperti yang disampaikan oleh Rivan
yaitu:
Menurut Rivan, alur yang berbelit-belit
hanya membuat penanganan virus corona lambat atas nama administrasi. Padahal,
di situasi darurat sekarang ini, seharusnya pemerintah, baik daerah maupun
pusat, melakukan deregulasi agar penanganan efektif dan cepat ke masyarakat.
2. Artikel 2
Judul���������� : Para Pakar Epidemiolog Kritik Rencana Pusat Longgarkan PSBB
Sumber������ : Media online Tempo edisi 11 Mei 2020
Tabel
2 Analisis Framing Artikel 2 Tempo
Define Problems |
Epidemiologi tidak setuju dengan kebijakan pemerintah untuk
melonggarkan kebijakan PSBB |
Diagnoses Causes |
Pemerintah pusat berencana melonggarkan kebijakan PSBB |
Make Moral Judgement |
Keterbatasan dan keterlambatan tes spesimen membuat data yang disajikan pemerintah tidak sesuai dengan keadaan dilapangan. |
Treatment Recommendation |
Mengadakan tes massif berbasis molekuler (PCR test) prioritas. |
Gambar 5 Screen
Capture Artikel Kompas
(Sumber: (Tempo.co, 2020)
Define problems. Artikel ini menjelaskan tentang
kritik kebijakan PSBB yang dinilai lamban dan tak integrative oleh PKS.
Disampaikan langsung oleh Presiden PKS Sohibul Iman pada orasi kebangsaan dan
kemanusiaan Milad ke-22 PKS yang bertajuk �Titik Balik Bangsa Indonesia�. Hal
ini dapat dilihat pada gambar yang ditampilkan pada artikel saat Sohibul Iman
berbicara dalam orasi kabangsaan.
Diagnoses causes. Penyebab masalah yang dibingkai oleh
Kompas pada artikel ini adalah kritik presiden PKS pada pemerintah yang dinilai
lamban dan tak integratif dalam penanganan Covid-19 seperti yang disebutkan
pada kutipan artikel berikut ini:
Sohibul menilai, kebijakan Pembatasan Sosial
Bersakla Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah berdasarkan kebutuhan dan
kondisi masing-masing daerah membuat penanganan Covid-19 menjadi lamban.
�Membuat kebijakan penanganan Covid-19
menjadi sangat lamban, tidak terkoordinasi dengan baik, tidak integratif
seperti jalan sendiri-sendiri tanpa adanya satu komando dari Pemimpin tertinggi
di Republik ini.� Kata Sohibul Iman.
Make moral judgement. Penilaian moral dalam artikel ini
ditunjukan dengan kritik presiden PKS kepada pemerintah yang terkesan lepas
tangan dari beban penanganan Covid-19 dengan menyerahkan kepada pemerintah
daerah masing-masing berdasarakan kebutuhan dan kondisi masing masing daerah.
Sohibul menilai, PSBB terkesan dibuat agar
pemerintah pusat lepas tangan dari beban yang ditanggung pemerintah daerah.
Padahal, menurut Sohibul, pemerintah bisa belajar dari negara-negara lain yang
lebih dulu mengalami wabah Covid-19.
Treatment
recommendation. Penyelesaian
masalah pada artikel ini adalah Indonesia membutuhkan hadirnya pemimpin
nasional yang dapat memberikan sense of direction and confidence kepada
rakyatnya.
�Dalam situasi kriris, republik ini sangat
membutuhkan hadirnya pemimpin nasional yang dapat memberikan sense of direction
and confidence kepada rakyatnya. Agar rakyat punya harapan dan keyakinan
bahwa pemimpinnya dapat diandalkan.� Ucap Sohibul Iman
Konstruksi Realitas terhadap Kritik Kebijakan PSBB di Indonesia
Berita dalam pandangan konstruksi
sosial bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang sebenarnya.
Realitas bukan hanya disulap saja menjadi berita. Realitas adalah produk
interaksi antara wartawan dan dakta. Dalam proses internalisasi, realitas
diamati oleh wartawan dan kemudian diserap dalam kesadaran wartawan. Dalam
proses eksternalisasi wartawan melibatkan dirinya untuk memaknai realitas.
Konsepsi tentang fakta diekspresikan untuk melihat realitas. Pemberitaan terkait
pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta oleh Pemerintah Pusat antara Tempo dan Kompas
terdapat kesamaan terkait tujuan dibalik artikelnya. Dua media online ini
sama-sama membangun artikelnya dengan kontruksi yang negatif dengan menunjukkan
beberapa kritik terkait pemberlakuan PSBB. Selain itu, pada artikel Kompas,
ditunjukan bahwa antara Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI Jakarta yang berbeda
sikap dalam pemberlakuan PSBB.
Kemudian Tempo lebih menunjukkan
kritik dengan mengemas judul secara menarik dengan menggunakan singkatan,
terlihat pada berita pertama yang membahas tentang prosedur penetapan PSBB yang
dinilai terlalu birokratis, sementara berita kedua, kritik epidemiolog tentang
rencana pemerintah pusat melonggarkan PSBB. Pada dua berita ini terlihat bahwa
Tempo ingin menunjukkan bahwa kebijakan Pemerintah Pusat dinilai kurang
maksimal, dengan alur yang birokratis untuk kebijakan penetapan PSBB di daerah
dan rencana pemerintah pusat melonggarkan kebijakan PSBB.� Pada dua berita ini, Tempo berfokus dalam menyampaikan
kritik kepada pemerintah pusat, sedangkan pemprov DKI Jakarta tidak dibahas.
Di sisi lain, berita yang dikemas
oleh Tempo ditambahkan informasi penunjang seperti Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dan mewawancarai
para pakar epidemiolog. Dari informasi inilah terlihat bahwa Tempo menyampaikan
kritik dari berbagai pihak untuk pemerintah pusat dengan menyampaikan informasi
penunjangnya.
Terdapat fokus yang berbeda
antara kedua pemberitaan media online Kompas. Meskipun fokusnya berbeda, namun
tetap menyoroti terkait kebijakan yang tetap dijalankan selama PSBB. Berita
Kompas pertama berfokus pada kritik PKS terhadap kebijakan PSBB yang lamban dan
tidak integratif, sementara berita yang kedua membahas mengenai perbedaan sikap
Kemenprin dengan Pemprov DKI mengenai perusahaan yang tetap beraktivitas karena
mengantongi izin dari Kemenprin selama PSBB DKI Jakarta belangsung.
Adanya kritik yang dilontarkan
presiden PKS Sohibul Iman, menilai Pemerintah Pusat memerintahkan PSBB
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah membuat
penanganan Covid-19 menjadi lamban dan tidak adanya komando langsung dari
pimpinan tertinggi di RI. Dalam artikel ini juga terlihat bahwa, Pemerintah
Pusat dinilai tidak dapat menentukan keputusan terkait kebijakan yang harus
ditempuh dalam percepatan penangan virus Covid-19.� Selanjutnya penulis melihat adanya
keberpihakan Kemenprin kepada perusahaan-perusahaan manufaktur besar yang tetap
diizinkan beroperasi meski mobilitas mereka dapat berpotensi untuk menyebarkan
virus Covid-19. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berpendapat
bahwa perusahaan-perusahaan yang tetap beroperasi telah mengantongi izin dari
Kemenprin dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Sementara, anggota Komisi
IX DPR RI Obon Tabroni mempertanyakan mengenai dimana letak urgensi PSBB jika
perusahaan besar tetap beroperasi sementara pasar-pasar dengan pedagang kecil
harus tutup. Dari kedua berita diatas, menjelaskan bahwa Kompas tetap mengekspresikan
kebenaran dan fakta atas diberlangsungkannya kebijakan PSBB yang dinilai kurang
merata dan adil antara perusahaan-perusahaan besar dan masyarakat kecil, adanya
kritik dari berbagai pihak juga hanya berfokus pada mengkritisi Pemerintah
Pusat yang dinilai lamban dan berusaha untuk lepas tangan.
Berdasarkan
hasil penelitian (Yesicha & Irawanto, 2020) mengenai dekonstruksi wacana
subversi meme #indonesiaterserah
menyatakan bahwa meme #indonesiaterserah
menjadi alat kampanye untuk mempersuasi bagi masyarakat Indonesia melalui
pembentukan identitas tenaga medis. Ideologi yang ditanamkan pada #indonesiaterserah
adalah bentuk protes atau kritik logis dimana ungkapan terserah menjadi sebuah
kalimat satire yang mengandung kritik tersembunyi pada pemerintah yang dianggap
belum maksimal dalam menekan penyebaran Covid-19 sehingga membuka peluang
perilaku masyarakat menjadi indisipliner dengan protokol kesehatan.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan dan analisis yang peneliti lakukan diatas mengenai konstruksi
realitas kritik terhadap kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
melalui media pemberitaan online Tempo dan Kompas, dapat disimpulkan bahwa
kedua media pemberitaan online tersebut berfokus pada pembahasan mengenai
mengkritisi Pemerintah Pusat. Konstruksi realitas yang dibangun oleh Tempo,
didapati bahwa Tempo mengemas judul dengan sangat menarik dengan menggunakan
singkatan. Tempo juga menyoroti kebijakan Pemerintah Pusat yang dinilai
berbelit-belit dan sangat birokratis dalam menentukan kebijakan PSBB. Tempo
hanya berfokus pada mengkritisi Pemerintah Pusat dan tidak membahas mengenai
Pemprov DKI.
Selanjutnya,
Kompas juga menyoroti berbagai sumber yang mengkritisi Pemerintah Pusat seperti
presiden PKS, Sohibul Iman yang menilai tidak adanya komando langsung dari
pimpinan RI yang menyebabkan penanganan Covid-19 menjadi lamban. Kemudian
berbeda pendapat antara Kemenprin dengan Pemprov DKI mengenai perizinan
perusahaan-perusahaan untuk tetap beroperasi selama PSBB berlangsung dapat
meningkatkan mobilitas penyebaran virus Covid-19, namun Kemenprin menilai
perusahaan-perusahaan yang masih beroperasi telah mengantongi izin dan tetap
menjalankan protokol kesehatan. Kritik lainnya juga muncul dari anggota DPR
Obron Tabroni yang mempertanyakan mengenai urgensi PSBB jika masih saja ada
perusahaan yang masih menjalankan aktivitas sementara pasar-pasar kecil harus
ditutup. Pembingkaian berita kedua media online yang dilakukan dengan
menggunakan model analisis framing oleh Robert N. Entman dapat disimpulkan,
kedua media online ini memaknai pemberitaan kritik Pemerintah Pusat dengan mengekspresikan
kebenaran dan fakta yang terjadi dilapangan dengan didukung kritik dari
berbagai sumber.
Ariyani, Isma.
(2014). Representasi nilai siri�pada sosok Zainuddin dalam novel Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck (analisis framing novel). Skripsi Sarjana. Makassar:
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin.Google Scholar
Atmadja, Xena Levina. (2014). Analisis Framing terhadap
Pemberitaan Sosok Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Media Online. Jurnal
E-Komunikasi, 2(1). Google
Scholar
Baran, Stanley J., & Davis, Dennis K. (2010). Teori
komunikasi massa: Dasar, pergolakan, dan masa depan. Jakarta: Salemba
Humanika. Google
Scholar
Boer, Kheyene Molekandella, Pratiwi, Mutia Rahmi, & Muna,
Nalal. (2020). Analisis Framing Pemberitaan Generasi Milenial dan Pemerintah
Terkait Covid-19 di Media Online. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1),
85�104. Google
Scholar
Chairani, Dessita, & Kania, Dessy. (2017). Konstruksi
Realitas dalam Pemberitaan Pelantikan Presiden Joko Widodo Analisis Framing
pada Laporan Utama Majalah Tempo dan Majalah Gatra. Journal Communication
Spectrum: Capturing New Perspectives in Communication, 3(2), 121�139. Google
Scholar
Chrisanty, Priscilla. (2017). Konstruksi Realitas
Keotoriteran Presiden Sukarno dalam Novel: Analisis Framing Teks Novel The Year
of Living Dangerously. Jurnal Komunikasi Indonesia, 23�30. Google
Scholar
Corona.jakarta.go.id. (2020). Corona.jakarta.go.id.
Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi
dan Politik Media. Yogyakarta: LKIS. Google
Scholar
Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi realitas politik dalam media
massa: Sebuah studi critical discourse analysis terhadap berita-berita politik.
Yayasan Obor Indonesia.
Hayati, Helen Nur, & Yoedtadi, M. Gafar. (2020).
Konstruksi Berita Covid-19 di Kompas. com dan Tribunnews. com. Koneksi, 4(2),
243�250. Google
Scholar
Karman, Karman. (2016). Konstruksi media dan isu negara islam
indonesia Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo tentang Isu Negara Islam
Indonesia. Masyarakat Telematika Dan Informasi: Jurnal Penelitian Teknologi
Informasi Dan Komunikasi, 3(1), 15�25. Google
Scholar
Moleong, J. Lexy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda Karya. Google
Scholar
Mursid, Fauziah. (2020). Gubernur DKI Minta Menkes Segera
Tetapkan PSBB untuk Jakarta. Retrieved from https://gayahidup.republika.co.id/berita/q85xai354/gubernur-dki-minta-menkes-segera-tetapkan-psbb-untuk-jakarta.
Safitri, Kiki. (2020). Melonjaknya Kasus Covid-19 Jadi
Penyebab IHSG Jatuh 2,24 Persen dalam Sepekan. Diperoleh Dari from Kompas:
Https://Money.Kompas.Com/Read/2020/09/25/184510926/Melonjaknya-Kasus-Covid-19-Jadi-Penyebab-Ihsg-Jatuh-224-Persen-Dalam-Sepekan.
Tempo.co. (2020). Kritik PSBB: Pembatasan Sosial Berskala
Birokratis. Https://Fokus.Tempo.Co/Read/1328093/Kritik-Psbb-Pembatasan-Sosial-Berskala-Birokratis.
Tempo.co. (2020). Para Pakar Epidemiolog Kritik Rencana
Pusat Longgarkan PSBB. Retrieved from https://nasional.tempo.co/read/1341179/para-pakar-epidemiolog-kritik-rencana-pusat-longgarkan-psbb.
Yesicha, Chelsy, & Irawanto, Budi. (2020). Dekonstruksi
Wacana Subversif Meme# IndonesiaTerserah. Jurnal Komunikasi Global, 9(2),
282�299. Google
Scholar
Indriani Dian
Pertiwi, Nurul Aulia Dewi dan Purnamasari Manoppo (2021) |
First publication right : Journal Syntax Idea |
This article is licensed under: |