������� Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 4, April 2021
PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KOTA TANGERANG
Liana Oktariani, Isna Dewi
Aulia dan Ria Setia Sari
STIKes YATSI Tangerang, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstract
Clean and healthy living behavior (PHBS) is a step that must be taken to achieve an optimal health degree for everyone. Healthy conditions do not automatically occur, but efforts must always be made from being unhealthy to healthy living and creating a healthy environment. This effort must start from instilling a healthy lifestyle in society that must be started and worked on by oneself. This effort is to realize the highest public health status as an investment for the development of productive human resources. For this reason, the provision of counseling related to clean and healthy living behaviors is expected to be an effort to make people aware of the importance of making efforts to make healthy and clean living Behaviors in their daily life as well as providing knowledge on how to make it happen so that people who care about health are created. The purpose of this activity is to increase housewives' knowledge about PHBS in the household realm. The extension method uses a virtual power point presentation using the google meet application. The level of knowledge of housewives about PHBS before being given PHBS counseling with the percentage of moderate knowledge criteria was 13 people (65%) and the criteria for lack of knowledge were 7 people (35%). While the percentage after being given counseling, the criteria for good knowledge were 17 people (85%) and the moderate criteria were 3 people (15%). This shows that there is an increase in the knowledge of the audience who are housewives between before and after being given PHBS counseling.
Keywords: clean healthy behavior; online counseling;
housewives
Abstrak
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak terjadi
secara otomatis, tetapi upaya harus
selalu dilakukan dari menjadi tidak
sehat hingga hidup sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini
harus dimulai dari menanamkan pola hidup sehat
di masyarakat yang harus dimulai dan dilakukan sendiri. Upaya ini untuk mewujudkan
status kesehatan masyarakat
tertinggi sebagai investasi bagi pengembangan sumber daya manusia yang produktif. Oleh karena itu, pemberian penyuluhan terkait perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan dapat menjadi upaya mendorong
masyarakat untuk melakukan upaya membuat perilaku hidup sehat dan bersih dalam kesehariannya
serta memberikan pengetahuan bagaimana mewujudkannya agar masyarakat
yang peduli terhadap kesehatan tercipta. Tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga tentang
PHBS dalam rumah tangga. Metode ekstensi menggunakan presentasi power point virtual menggunakan
aplikasi google meet. Tingkat pengetahuan
ibu rumah tangga tentang PHBS sebelum diberikan phbs konseling dengan persentase kriteria pengetahuan sedang adalah 13 orang (65%) dan kriteria kurangnya pengetahuan adalah 7 orang (35%).
Sedangkan persentase setelah diberikan penyuluhan, kriteria pengetahuan yang baik adalah 17 orang (85%) dan kriteria
sedang adalah 3 orang
(15%). Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan
pengetahuan penonton yang merupakan ibu rumah
tangga antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan PHBS.
Kata Kunci: perilaku sehat bersih; konseling
online; Ibu rumah tangga
Pendahuluan
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagi hasil pembelajaran
yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri dan bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. Kondisi sehat dapat
dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga, oleh karena itu kesehatan
perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta
diperjuangkan oleh semua pihak. Pemerintah Indonesia menjalankan program tersebut untuk
menggerakkan pola hidup sehat di kalangan masyarakat, yang dinamakan perilaku
hidup bersih dan sehat (Nasution, 2020)
�Pencapaian rumah tangga sehat di Indonesia
merupakan salah satu indikator rencana strategis Kementrian Kesehatan yang
tidak mencapai target ketetapan. Pada tahun 2014, dari target yang telah
ditetapkan sebesar 70% namun hanya dapat dicapai sebesar 56,6%. Pencapaian
tersebut masih belum mencapai target yang telah diharapkan oleh pemerintah (Mahardika, Luthviatin, & Nafikadini, 2017). Program
PHBS pada tatanan rumah tangga merupakan suatu upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta dapat berperan aktif dalam melakukan gerakan kesehatan
di masyarakat (Natsir, 2019)
Kesehatan lingkungan menurut Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2014 adalah upaya pencegahan penyakit atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dari aspek
fisik, kimia, biologi maupun sosial yang diselenggarakan melalui upaya penyehatan,
pengamatan dan pengendalian
faktor risiko lingkungan (Peraturan Pemerintah Republik, 2014).
Beberapa laporan riset kesehatan sebelumnya diketahui bahwa pada tatanan rumah tangga yang telah menerapkan PHBS baru mencapai 38,7% yang menunjukkan angka yang masih belum optimal (Rahman & Patilaiya, 2018). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada� masyarakat Indonesia sebelum menegalami pandemi Covid-19 yaitu masih rendah. PHBS terdiri dari sanitasi yang layak, kebiasaan cuci tangan memakai sabun atau handsanitizer, istirahat yang cukup, kebiasaan tidak merokok, melakukan aktivitas fisik, �menkonsumsi makanan sehat,ketersediaan air bersih, dan lain-lain (Jaya, Wulandari, & Susiloningtyas, 2021). Hal ini tidak hanya memfokuskan pada sumber makan sehat namun juga terkait dengan kebiasaan sehat dalam menjalani kehidupan serta tidak kalah penting adalah memiliki pola pikir yang positif (Tontuli, Evert, dkk, 2020)
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Tahun 2019 menunjukkan bahwa sebesar 55% rumah tangga di Indonesia mempraktikkan PHBS dan 69,27% rumah tangga memiliki akses terhadap sanitasi layak. Ketika mengalami pandemi Covid-19 terjadi, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik sosial beragam, mulai dari, terpapar dari internet/media massa, tingkat pendidikan, status social ekonomi,� lingkungan sosial, budaya, suku, kelompok usia, dan lain-lain, mereka memiliki pemahaman dan sikap yang beragam terhadap pandemi Covid-19. Pemahaman dan sikap yang terbentuk ini dapat memengaruhi tindakan/perilaku masyarakat (Jaya et al., 2021). Selain pengetahuan, terdapat faktor lain yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dari faktor sosial ekonomi (Yuliandari, Herya, & Kunci, 2016).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Yamaha et al., 2015) didapatkan data
bahwa pengetahuan masyarakat tentang PHBS adalah 36.2 % baik, 39,2 % cukup dan
24,6 % kurang. Hal ini menunjukkan rendahnya pengetahuan mengenai PHBS akan
menghambat pelaksanaannya sesuai dengan penelitian yang menyatakan adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan antara pengetahuan dengan kebiasaan
cuci tangan sebagai salah satu indikator PHBS. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Rosidin,
Sumarna, & Eriyani, 2019), bahwa rendahnya PHBS disebabkan karena mayoritas responden memiliki
tingkat pengetahuan dalam kategori rendah (Rosidin et al.,
2019) . Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang
pengetahuan ibu rumah tangga mengenai
PHBS.
Metode Penelitian
a. Tahap pra-kerja
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Informan penelitian terdiri dari informan yaitu ibu rumah tangga. Teknik purposive digunakan untuk penentuan informan, dimana peneliti menentukan kriteria-kriteria tertentu dalam menentukan informan sebagai data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada� penelitian ini adalah dengan cara wawancara mendalam dan triangulasi sumber. Teknik penyajian data yang digunakan adalah dalam bentuk uraian kata-kata dan kutipan-kutipan langsung dari informan dan dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman.Hasil dari wawancara mendalam kepada ibu rumah tangga diperiksa keabsahan datanya.
Pembuatan proposal kegiatan merupakan langkah awal dari kegiatan
penyuluhan. Disusul dengan pembuatan materi dalam power point disusun secara lengkap, singkat, padat dan jelas yang disertai gambar untuk menarik perhatian
peserta sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta. Dilanjutkan dengan menyiapkan link google
meet untuk kebutuhan penyuluhan.
b. Tahap pelaksanaan
Setelah audiens masuk dalam google meet sesuai dengan target sasaran, moderator membuka acara,
dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh ketua panitia, dan sesi pemberian materi mengenai PHBS, setelah sesi pemberian
materi berakhir kemuadian dilanjutkan dengan sesi tanya
jawab antara pemateri dan audiens.
c. Evaluasi
1. Struktur
Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh ibu rumah tangga di wilayah Kota
Tangerang sebanyak 20 peserta
melalui aplikasi google
meet sesuai dengan satuan acara penyuluhan yang telah dibuat.
2. Proses
Kegiatan penyuluhan online dilakukan dari pukul 13.00 s/d 14.30 sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan audiens aktif mengajukan
pertanyaan di sesi tanya jawab.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan penyuluhan dilakukan secara daring dikarenakan kondisi pandemic
Covid 19 dimana masih dilakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Tangerang. Sehingga
kegiatan penyuluhan yang diadakan pada tanggal 28 Januari
2021 pukul 13.00 s.d 14.30 WIB ini hanya bisa
dilakukan melalui media
online yaitu google meet, dimana
baik panitia maupun audiens mengikuti kegiatan dari rumah masing-masing. Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh 20 orang audiens yang merupakan ibu rumah tangga
di sekitar wilayah Kota Tangerang.
Tabel 1
Tingkat Pengetahuan sebelum
diberikan penyuluhan PHBS
No |
Kriteria |
N |
Persentase
(%) |
1 |
Baik |
|
|
2 |
Sedang |
13 |
65% |
3 |
Kurang |
7 |
35% |
|
Jumlah |
20 |
100% |
Tabel
1 menunjukan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga mengenai
PHBS sebelum diberikan penyuluhan PHBS dengan persentase kriteria sedang 13 orang (65%) dan kriteria
kurang sebanyak 7 orang
(35%).
Tabel 2
Tingkat Pengetahuan setelah
diberikan penyuluhan PHBS
No |
Kriteria |
N |
Persentase
(%) |
1 |
Baik |
17 |
85% |
2 |
Sedang |
3 |
15% |
3 |
Kurang |
0 |
|
|
Jumlah |
20 |
100% |
Tabel
2 menunjukan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga setelah
diberikan penyuluhan PHBS dengan persentase kriteria baik sebanyak
17 orang (85%) dan kriteria sedang
sebanyak 3 orang (15%), data tentang
pengetahuan tentang gizi seimbang setelah
dilakukan penyuluhan dengan kriteria baik sebanyak 25 peserta (83,4%) dan kriteria sedang sebanyak 15 (16,6%).
Tabel diatas, dapat dilihat bahwa
adanya peningkatan pengetahuan dari audiens yang merupakan ibu rumah tangga
antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan PHBS. Diharapkan kesadaran mengenai pentingnya perilaku hidup bersih sehat dapat
meningkat dan para ibu mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota
rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan.
Penyuluhan perilaku hidup
bersih dan sehat yang diberikan kepada audient merupakan bentuk kegiatan yang
tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan semata, melainkan juga memberikan
keterampilan melalui pembimbingan agar dalam rumah tangga dapat menerapkannya
secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini merupakan bentuk
kegiatan pendidikan atau penyuluhan yang secara informal diharapkan dapat
mempengaruhi pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku peserta. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hamalik (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi seseorang dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga dapat menimbulkan perubahan
dalam dirinya agar dapat berfungsi secara kuat dan nyata dalam kehidupan
masyarakat (Zukmadani, Karyadi, & Kasrina, 2020).
Faktor reinforcing masyarakat dalam menerapkan
Perilaku hidup bersih dan sehat dapat berupa dukungan yang diberikan oleh� tokoh masyarakat dan budaya untuk mendorong
masyarakat untuk melakukan PHBS. Masyarakat sudah mendapat dukungan dari pihak
RT dan puskesmas wilayah kerja Kota Tangerang (Gani, Istiaji, & Pratiwi, 2015).
Pengetahuan merupakan
hasil dari "tahu", dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, menurut Eni (2012),
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga
yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat merupakan pengertian lain
dari PHBS (Trisnowati & Daduk, 2017)
Lebih jauh,
Proverawati dan Rahmawati (2012) menyatakan bahwa PHBS di Rumah Tangga
merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai
rumah tangga ber PHBS. Rumah tangga yang ber- PHBS adalah rumah tangga yang
melakukan 10 PHBS di rumah tangga. Menurut Azwar, (2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap antara lain: pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang
dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan
lembaga agama dan faktor emosional (Trisnowati & Daduk, 2017)
Rumah tangga yang
menerapkan PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan
setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang konduktif untuk hidup sehat. Penerapan PHBS di rumah tangga, merupakan
tanggungjawab setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah/kota
beserta jajaran sektor terkait untuk menfasilitasi kegiatan PHBS dirumah tangga
agar dapat dijalankan secara efektif. Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Boekoesoe, Robiyah, & Yantu, 2016)
Dalam
sistem kesehatan nasional (SKN) dikemukakan bahwa masyarakat mempunyai peranan penting dalam memelihara
dan meningkatkan diri sendiri dan lingkungan karena Kesehatan merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap orang. Dengan ini mengandung
suatu pengertian bahwa dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan, peran serta masyarakat
dinyatakan ikut menentukan keadaan kesehatan baik pada masa sekarang atau masa yang akan datang. Ini
berarti setiap orang diharapkan mendukung dan ikut serta dalam
menciptakan kehidupan yang sehat. Untuk mencapai
keadaan tersebut maka perlu adanya
perubahan sikap dan perilaku dari setiap
individu selaku warga masyarakat menyangkut bidang kesehatan. Walaupun sebagian masyarakat di daerah penelitian menunjukkan adanya indikasi terjadi perubahan sikap dan perilaku menuju pada kehidupan yang sehat, namun perubahannya belum menyeluruh dan relatif masih banyak
yang berperilaku atau menjalankan kebiasaan-kebiasaan kurang sehat
(Karim, 2018)
Dengan
dukungan profesi kesehatan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam melaksanakan kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat harus tetap dilakukan.
Dukungan mereka dapat mempengaruhi perilaku ibu dengan
cara memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, indikator terkait, dan bahaya jika tidak
mengamalkan kebiasaan berperilaku hidup besih dan sehat. Upaya yang harus dilakukan adalah promosi Kesehatan program PHBS dengan
tiga strategi pokok, yaitu pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Pemberdayaan yang dilakukan dengan memposisikan masyarakat agar memiliki peran yang besar dalam pengambilan
keputusan dan penetapan tindakan yang berkaitan dengan kesehatannya, melalui pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran serta proses membantu sasaran agar terjadi perubahan. Diskusi partisipatif yaitu dengan penyampaian informasi Kesehatan bukan hanya searah tetapi
dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti masyarakat bukan hanya menerima
yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi
di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya (Karim, 2018)
Kesimpulan
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat
sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara,
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga
mengenai PHBS sebelum diberikan penyuluhan PHBS dengan persentase kriteria pengetahuan sedang 13 orang
(65%) dan kriteria
pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (35%). Sedangkan persentase setelah diberikan penyuluhan, kriteria pengetahuan baik sebanyak 17 orang (85%) dan kriteria sedang sebanyak 3 orang (15%).
Hal ini menunjukkan bahwa
adanya peningkatan pengetahuan dari audiens yang merupakan ibu rumah tangga
antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan PHBS. Dengan diadakannya kegiatan penyuluhan di tatanan rumah tangga
diharapkan kesadaran mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dapat meningkat dimulai dari rumah
sendiri dan dapat di kembangkan pada lingkungan sekitar.
Boekoesoe, Lintje,
Robiyah, Rahayu, & Yantu, Veybe M. (2016). Dan Status Ekonomi Masyarakat
Clean and Healthy Life Behavior in Household Arrangements Reviewed From the
Aspect of Knowledge and Status of. 241�257.Google Scholar
Gani, Husni Abdul, Istiaji, Erdi, & Pratiwi, Prita Eka.
(2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga
Masyarakat Using (Studi Kualitatif di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi) A Qualitative Study in Kemiren Village, Glagah Sub District,
Banyuwangi Regency. Jurnal IKESMA, 11(1), 26�35.Google Scholar
Jaya, Susanti Tria, Wulandari, Ratna Feti, &
Susiloningtyas, Luluk. (2021). Pendidikan Kesehatan PHBS Kader Kesehatan Era
New Normal di Desa Darungan. Journal of Community Engagement in Health, 4(1),
162�166.Google Scholar
Karim, Dedi Sempurna Putra. (2018). Determinan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 7(01), 1�9.Google Scholar
Mahardika, Nurike Hanani, Luthviatin, Novia, &
Nafikadini, Iken. (2017). Tindakan Ibu Rumah Tangga dalam Penerapan
Indikator PHBS Tidak Merokok di dalam Rumah ( Studi Kualitatif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasirian ) ( The Housewife Behavior in the Implementation Indicators
PHBS No Smoking in The House ( a Qualitative Study in . 5(3).Google Scholar
Nasution, Ade Saputra. (2020). Edukasi PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Untuk Meningkatkan Perilaku Sehat. Jurnal Abdidas, 1(2), 28�32. Google Scholar
Natsir, Muh. Fajaruddin. (2019). Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Desa Parang Baddo. Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan ( JNIK ), 1(3), 54�59. Google Scholar
Peraturan Pemerintah Republik. (2014). Peraturan Pemerintah
Republik. Https://Jdih.Kemenkeu.Go.Id/FullText/2014/66TAHUN2014PP.
Rahman, Hamidah, & Patilaiya, Hairudin La. (2018).
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat. JPPM (Jurnal Pengabdian
Dan Pemberdayaan Masyarakat), 2(2), 251. Google Scholar
Rosidin, Udin, Sumarna, Umar, & Eriyani, Theresia.
(2019). Determinan Pelaksanaan PHBS Rumah Tangga di Desa Jayaraga Tarogong
Kidul Kabupaten Garut. Jurnal Keperawatan BSI, 7(1). Google Scholar
Trisnowati, Heni, & Daduk, Stefandri Suryatno. (2017). Karangnongko
Yogyakarta. 12, 1�11. Google Scholar
Yamaha, Sponsorship terhadap niat beli motor, Bpr, P. T., memediasi,
peran sikap pada iklan dalam, pendingin, hijau, di denpasar, udara merek l. g.,
harga, epsdanpe, likuiditas, ukuran, food, modal perusahaan, & indonesia,
bursa efek. (2015). Peran emosi positif sebagai pemediasi pengaruh stimulus
toko terhadap impulse buying pakaian di matahari department store kuta square. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 4(3). Google Scholar
Yuliandari, Dwi Wahyu, Herya, Nurnaningsih, & Kunci,
Kata. (2016). Pengaruh Pengetahuan Dan Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Tatanan Rumah Tangga Di
Wilayah Kerja Puskesmas X Kota Kediri Relationship of Knowledge and
Socio-Economic of Family With Clean and Healthy Behaviou. 17�22. Google Scholar
Zukmadani, Alif Yanuar, Karyadi, Bhakti, & Kasrina.
(2020). Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan
COVID-19 Kepada Anak-Anak di Panti Asuhan. Jurnal Pengabdian Masyarakat,
3(1), 68�76.
Liana Oktariani,
Isna Dewi Aulia dan Ria Setia Sari Jasmin (2021) |
First publication right : Journal Syntax Idea |
This article is licensed under: |