Syntax Idea, p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����

Vol. 3, No. 4, April 2021

 


PENGARUH IKLIM ORGANISASI, FASILITAS BELAJAR DAN KOMPETENSI IT TERHADAP KINERJA GURU SMK SETIA BHAKTI TANGERANG DI MASA PANDEMI COVID 19

 

Meyke Lewaherilla

Universitas Budi Luhur Jakarta, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstract

The Covid 19 pandemic is a condition that has a profound impact on all industries in Indonesia and of course also has an impact on educational organizations, one of which is SMK Setia Bhakti Tangerang. The purpose of this study was to determine teacher performance during the Covid 19 pandemic. Many factors affect teacher performance including organizational climate, learning facilities and IT competencies, where teachers must feel comfortable describing their work environment. Equipped with learning facilities as a means of infrastructure, of course, can support teacher performance on the other hand by having IT competencies, literacy in technology will be an added value for teachers because IT is very useful to support teacher performance. The research method that the author uses is the quantitative method by using a questionnaire to 34 teachers of SMK Setia Bhakti. From the research results, it was found that there was a positive relationship between organizational climate and teacher performance, learning facilities and performance, IT competence and performance.

 

Keywords: organizational climate; learning facilities; teacher performance

 

Abstrak

Pandemi Covid 19 adalah suatu kondisi yang sangat berdampak bagi semua industri di Indonesia dan tentunya juga berdampak bagi organisasi bidang Pendidikan, salah satunya adalah SMK Setia Bhakti Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja guru dimasa pandemik covid 19. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya adalah Iklim organisasi, fasilitas belajar dan kompetensi IT, dimana guru harus merasakan kenyamanan yang menggambarkan lingkungan kerjanya. Di sertai dengan fasilitas belajar sebagai sarana prasana tentunya dapat mendukung kinerja guru disisi lain dengan memiliki kompetensi IT. Melek akan teknologi menjadi nilai tambah untuk guru dikarenakan IT sangat berguna untuk menunjang kinerja guru. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah Metode Kuantatif dengan menggunakan kuesioner terhadap 34 orang guru SMK Setia Bhakti Tangerang. dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan kinerja guru, fasilitas belajar dengan kinerja, komptensi IT dengan kinerja.

 

Kata Kunci: iklim organisasi; fasilitas belajar; kinerja guru

 

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu organisasi formal yang didalamnya terdapat kegiatan atau tindakan yang dilalui oleh seseorang untuk dapat mengembangkan keterampilan, kebiasaan, menambah pengentahuan dengan sasaran dan harapan dapat mengarahkan kita kearah yang lebih baik untuk menjadikan kita menjadi manusia yang terdidik memiliki daya guna. Sehingga tercapailah tujuan nasional dari pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengsejaterahkan kehidupan masyarakat (Kusumasari & Rustiana, 2019).

Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengembahkan pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan Pendidikan vokasi pada tingkat Pendidikan kejuruan atau yang kita kenal dengan SMK. Tujuan dari adanya sekolah vokasi ini adalah agar dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja, siap ditempatkan di industri. SMK dapat dikatakan vokasi jika memiliki kurikulum, pola pembelajaran, kualitas, praktek kerja yang mengikuti industry Namun dapat dilihat bahwa banyak lulusan sekolah kejuruan yang menjadi pengangguran (Kemdikbut, 2020).

Pada tanggal 05 November 2020, Badan Pusat Statistik merilis berita statistik tentang keadaan ketenagaan kerja menyatakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia Dilihat secara rinci, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan SMK sebesar 13,55% yang bermuara pada sisi pasokan (supply) dan sisi permintaan (demand).

Tingginya pengangguran lulusan sekolah kejuruan disebabkan oleh kebijakan yang tidak konsisten dan kompetensi guru yang tidak mendukung (Suharno 2018). Karena industri sendiri tidak mau mempekerjaan lulusan sekolah vokasi yang hanya memilki nilai akademis yang bagus tetapi juga membutuhkan ketrampilan kerja itulah kenapa pemerintah mendorong link and match dunia Pendidikan dan industry (Kemedikbut, 2020).

Untuk itu Kinerja guru sangat penting untuk mencerdasakan peserta didik agar peserta didik dapat menjadi lulusan yang siap bekerja dan memiliki nilai saing. Kinerja guru merupakan suatu tindakan atau aktifitas seorang guru yang befokus pada tujuan Pendidikan agar bisa tercapai, namun kinerja guru tidak dapat tercapai begitu saja tentunya ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya baik secara internal atau eksternal (Ramadhan, 2020).

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa �guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utamanya yaitu: mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, maka dari itu kinerja guru dituntut untuk selalu baik dalam menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa.

�Namun berdasakan Penilaian Kinerja Guru (PKG) Tahun 2019 yang dibuktikan dengan Uji Kompetensi Guru tahun 2019 menjelaskan bahwa hasil Uji kompetensi untuk guru Khususnya Guru SMK di kota Tangerang memperoleh rata-rata 58.96 melalui kriteria pedagogik dan professional yang terhitung rendah jauh dibawah nilai standar 80 (Kemendikbut, 2019).

Hal ini merupakan masalah bagi bangsa kita jika SDM pada sekolah vokasi memilki kompetensi yang rendah, industri kita sangat membutuhkan talenta-talenta dibidang tertentu. SMK adalah langkah awal untuk keberhasilan (Kemedikbut, 2020). Dengan informasi tersebut dapat dilihat bahwa guru harus lebih kompeten di bidangnya.

Masalah yang dihadapi dalam organisasi formal bidang Pendidikan sekarang ini bukan hanya komptensi guru yang rendah teteapi juga karena sekarang ini kita dihadapkan dengan covid 19. Menurut Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2 dapat menular dan dapat menyebabkan kematian.

Tanggal 18 Maret 2020 Pemerintah menghimbau bahwa segala kegiatan didalam dan diluar ruangan disemua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran virus corona terutama pada bidang Pendidikan. Kemudian tangggal 24 Maret 2020 Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengeluakan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa penyebaran Virus Covid-19 yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan di rumah secara daring. Dengan ini maka iklim organisasipun berubah.

Iklim organisasi sekolah adalah kualitas lingkungan sekolah yang berlangsung secara relatif yang dialami oleh guru dan memengaruhi sikap-sikapnya berdasarkan kepada kepentingan sekolah. Iklim timbul melalui interaksi dan pertukaran perasaan, iklim organisasi sekolah adalah keperibadianya, diantaranya sifat-sifat atau ciri yang dirasa dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar atau tidak, ada yang dianggap mempengaruhi tingkah laku (Amsal, Hendriani, & Ferti, 2015).

Masalah yang dihadapi oleh guru SMK Setia Bhakti Tangerang adalah Guru harus dihadapkan pada situasi dan suasana dan lingkungan kerja yang kurang maksimal untuk proses belajar mengajar karena iklimnya buka disekolah tetapi di rumah dan dilakukan secara daring. Maka dari itu Guru harus bisa mengatur suasana dan keadaan di lingkungan kerja dengan maksimal sekalipun lingkungan kerjanya adalah rumahnya agar iklim organisasi bernilai posif dan berdampak baik bagi kinerja guru dengan bekerja secara professional untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi di lingkungan iklim organisasi sekolah online.

Hal ini juga di dukung oleh fasilitas belajar yang juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi. Fasilitas belajar yang digunakan dimasa pandemi ini adalah sarana pembelajaran secara daring (online) yang mana baik guru dan siswa merasa tidak maksimal dalam proses belajar karena minimnya waktu pembelajaran dan adanya kendala pada fasilitas pendukung seperti laptop atau handphone yang kurang memadai.

Sebesar 28% penduduk di Indonesia memiki handphone biasa, artinya tidak bisa untuk mendukung implementasi e-learning dan yang memiliki smartphone sebesar 42% (Alfarizi & Yanuar, 2019). Survey yang dilakukan KPAI menunjukkan sebesar 102 15,6% siswa tak memiliki peralatan elektronik untuk mendukung e-learning (CNN Indonesia, 2020). Kendala kepemilikan perangkat elektronik dalam mendukung e-learning ini juga dilaporkan oleh Kemendikbud bahwa sebesar 40,5% siswa dan orang tua siswa mengalami kendala kurangnya fasilitas pendukung belajar berupa laptop, gawai, internet, dan listrik (Kemedikbud, 2020), sedangkan hal tersebut adalah modal utama untuk mengikuti pembelajaran daring.

Beberapa keperluan seperti praktek yang harusnya dilakukan disekolah harus didemokan oleh guru dari rumahnya dan hal tersebut selalu disertai dengan beberapa kendala seperti jaringan internet yang tidak memadai, tidak adanya kuota siswa, siswa yang tidak bersemangat, guru yang sulit memantau siswa, dan guru juga harus melakukan perulangan dalam menjelaskan materi belajar jika ada siswa yang terlambat.

Maka dari itu perlu adanya bantuan pemerintah dan pihak sekolah serta pemangku kepentingan dalam Pendidikan untuk mendukung Fasilitas belajar daring. karena sangat penting dan berpotensi meningkatkan kinerja guru dan kinerja siswa (Soemitro & Suprayitno, 2018).

Masalah lainnya yang juga dihadapi oleh Guru SMK Setia Bhakti Tangerang berkaitan dengan Kompentensi IT dalam hal ini penggunaan tekhnologi yang kurang maksimal dalam proses mengajar, ada beberapa guru yang mengalami kesuliatan menyampaikan materi belajar menggunakan LMS dan e-learning. kompentensi IT sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru dimasa pandemic karena dapat membawa pengaruh positif baik bagi organisasi ataupun siswa (Musfira, Muhammad Idris, 2020).

Hal ini merupakan kemampuan mendasar dalam aktifitas belajar secara online dimana baik siswa atau Guru harus menguasai media literasi terhadap teknologi pembelajaran daring. Karena jika literasi tidak bisa berjalan dengan semestinya maka akan mengakibatkan hambatan baik bagi guru atau siswa (Sudrajat, 2020).

Dengan ini maka Guru perlu memahami penggunaan teknologi dan informasi yang bisa diperoleh melalui pelatihan atau bisa dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi IT untuk menunjang karir dan kinerja guru dalam mempersiapkan lulusan-lulusan yang juga memiliki kinerja yang baik dengan ketrampilan yang dibutuhkan industry.

Berdasarkan yang telah dijelaskan penulis melakukan penelitan untuk mengetahui kinerja guru di SMK Setia Bhakti Tangerang yang merupakan salah satu organisasi formal bidang Pendidikan vokasi yang didirikan atas prakarsa tokoh-tokoh Agama Khonghucu Tangerang dan berada dibawah naungan Perkumpulan Boen Tek Bio, yang juga mersaakan dampak Covid-19 dengan melakukan prosses belajar jarak jauh (online) (Susanto, 2020).

Penelitian dari (Sinaga & Rahardjo, 2020) dengan judul �Peran kepemimpinan, soft competency dan iklim organisasi terhadap kinerja karyawan�. Hasil penelitian yang memberikan presepsi bahwa ada peran positif untuk iklim organisasi dalam kinerja karyawan sehingga iklim organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan yang berdasarkan pada nilai dan motivasi orang-orang yang ada dalam organisasi. Penelitian dari (Haryani, 2017) dengan judul �Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala sekolah terhdap Manajemen Pembelajaran mewujudkan Kinerja Guru�. Hasil Penelitian Variabel iklim organisasi berpengaruh untuk mewujudkan Kinerja guru. Dengan adanya iklim organisasi yang berjalan efektif dapat membawa dampak baik bagi efektivitas dan kinerja guru. Penelitian dari (Iwuoha & Jude-Iwuoha, 2020) dengan judul �The Influence of Principal Supervision and Organizational Climate toward Teacher�s Performance�. Hasil penelitian Iklim organisasi berpengaruh positif terhadao kinerja guru. Penelitian dari (Suryati, Harapan, & Houtman, 2020) dengan judul �Effect of Work Motivation and Work Climate on Teacher� Performance�. Dengan hasil penelitian iklim organisasi berpengaruh postif terhadap kinerja guru.

�Penelitian dari (Mugiasih & Sa�ud, 2019)� dengan judul: �Motivasi kerja guru dan fasilitas pembelajaran dalam kinerja mengajar guru�. Dengan hasil penelitian Fasilitas pembelajaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja guru untuk mempermudah proses belajar. Penelitian dari (Saneba, Tambingon, & Wullur, 2019) dengan judul: �The Effect of School Head Managerial Capability and Learning Facilities on Performance Teacher Department of Tourism Vocational School in Manado City�. Dengan hasil penelitian fasiltas belajar signifikan dan berpengaruh positif terhadp kinerja guru.

Penelitian dari (Rizal & Nurjaya, 2020) dengan judul: �Effects of Principal Skills, Work Culture, Learning Facilities on Primary School Teacher Performance�. Dengan hasil penelitian fasilitas pembelajaran berpengaruh positf terhadap kinerja Guru.

Penelitian dari (Fitriani, 2018) dengan judul: �Analisis Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Pontianak�. Dengan hasil penelitian teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan dalam menyelesaikan tugas. Teknologi informasi membuat jangkauan jaringan jauh lebih luas. Selain menyediakan konektifitas bagi pengguna, teknologi informasi membantu meningkatkan kinerja untuk jauh lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan segala kebutuhan perusahaan.

Penelitian dari (Musfira, Idris, & Waluyo, 2020) dengan judul: �Pengaruh teknologi informasi, kompetensi dan profesionalisme terhadap kinerja pegawai inspektorat kabupaten barru�. Dengan hasil penelitian SDM yang memiliki kompetensi IT berpengaruh terhdap kinerja SDM.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja guru dimasa pandemik covid 19. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya adalah Iklim organisasi, fasilitas belajar dan kompetensi IT, dimana guru harus merasakan kenyamanan yang menggambarkan lingkungan kerjanya. Di sertai dengan fasilitas belajar sebagai sarana prasana tentunya dapat mendukung kinerja guru disisi lain dengan memiliki kompetensi IT. Melek akan teknologi menjadi nilai tambah untuk guru dikarenakan IT sangat berguna untuk menunjang kinerja guru

 

 

 

 

 

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan bertahap sehingga diperoleh suatu kesimpulan dan pemahaman yang berkaitan dengan topik, gejala dan isu tertentu. Dikatakan berthap karena penelitian harus dilakukan secara berjenjang langkah demi langkah ke tahap berikutnya yang nantinya akan bermuara kepada hasil penelitian (Semiawan, 2010).

Metode penelitian dapat digunakan sebagai cara atau proses yang dapat kita lalui untuk mendapakan data penelitian ilmiah (Sugiyono, 2016). Metode penelitian juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas mengenai proses dan langkah penelitian yang meliputi kegiatan mencari, mencatat, sampai menyusun laporan berdasarkan fakta-fakta ilmiah �(Priyono, 2016a).

Dengan adanya pengertian diatas maka Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif. Metode penelitian Kuantitatif adalah suatu jenis penelitian yang penekanannya teratur dengan tujuan yang jelas dengan menggunakan angka, tafsiran hingga penampilan dari hasil (Raco, 2018). Penelitian kuantitatif biasanya mengkaji rata-rata/mean dari data yang berasal dari sampel penelitian (Barlian, 2018).

Berdasarkan teori tersebut, data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian menggunakan metode survey. Metode Survey adalah Metode penelitian yang menggunakan kuisioner sebagai instrument utama dalam mengumpulkan data (Raco, 2018). Kuisioner adalah lembaran yang berisi bebrapa pertanyaan dengan struktur yang baku (Priyono, 2016).

Maka Populasi dalam penelitian ini adalah Guru pada SMK Setia Bhakti Tangerang dengan total sampel 34 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner bersifat tertutup diukur dengan menggunakan skala interval 1-5 dengan ketentuan Sangat tidak setuju hingga sangat setuju.�

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan sampel secara non probability dimana memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel.

 

Hasil dan Pembahasan

1.    Hasil Penelitian

1)      Analisis Korelasi

Tabel 1

Korelasi Iklim Organisasi, Fasilitas belajar

dan Kompetensi IT terhadap Kinerja Guru.

Correlations

 

Iklim Organisasi

(X1)

Fasilitas Belajar(X2)

Kompetensi IT(X3)

Kinerja Guru(Y)

Iklim Organisasi(X1)

Pearson Correlation

1

.762**

.689**

.823**

Sig. (2-tailed)

 

,000

,000

,000

N

34

34

34

34

Fasilitas Belajar(X2)

Pearson Correlation

.762**

1

.768**

.911**

Sig. (2-tailed)

,000

 

,000

,000

N

34

34

34

34

Kompetensi IT(X3)

Pearson Correlation

.689**

.768**

1

.878**

Sig. (2-tailed)

,000

,000

 

,000

N

34

34

34

34

Kinerja Guru(Y)

Pearson Correlation

.823**

.911**

.878**

1

Sig. (2-tailed)

,000

,000

,000

 

N

34

34

34

34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Sumber: Pengolahan data SPSS Ver 20 Correlations X1, X2, X3 terhadap Y

 

2)      Analisis Korelasi Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)

Dari Tabel 2 dapat dilihat korelasi Iklim Organisasi (X1) dengan Kinerja guru (Y) adalah 0.823. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara iklim organisasi dan kinerja guru. Dan arah hubungan yang dihasilkan adalah positif karena r mendekati angka 1, dalam artian bahwa semakin tinggi Iklim Organisasi (X1) maka dapat meningkatkan kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi Covid 19.

 

Tabel 2

Korelasi Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)

Correlations

 

Iklim Organisasi(X1)

Kinerja Guru(Y)

Iklim Organisasi(X1)

Pearson Correlation

1

.823**

Sig. (2-tailed)

 

.000

N

34

34

Kinerja Guru(Y)

Pearson Correlation

.823**

1

Sig. (2-tailed)

.000

 

N

34

34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: SPSS ver 20 olah Pengolahan data Korelasi X1

 

 

3)      Analisis Korelasi Fasilitas Belajar (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)

Dari tabel 3 dapat dilihat korelasi Fasilitas Belajar (X2) dengan Kinerja guru (Y) adalah 0.911. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Fasilitas Belajar dan kinerja guru. Dan arah hubungan yang dihasilkan adalah positif karena r mendekati angka 1, dalam artian bahwa semakin tinggi Fasilitas Belajar (X2) maka dapat meningkatkan kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi Covid 19.

 

Tabel 3

Fasilitas belajar (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)

Correlations

 

Fasilitas Belajar (X2)

Kinerja Guru

(Y)

Fasilitas Belajar(X2)

Pearson Correlation

1

.911**

Sig. (2-tailed)

 

.000

N

34

34

Kinerja Guru(Y)

Pearson Correlation

.911**

1

Sig. (2-tailed)

.000

 

N

34

34

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

�� ���

 

 

 

 

 

 

Sumber: SPSS ver 20 olah Pengolahan data Korelasi X2

 

 

4)      Analisis Korelasi Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)

Dari tabel 4 ini dapat dilihat korelasi Kompetensi IT (X3) dengan Kinerja guru (Y) adalah 0.878. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Fasilitas Belajar dan kinerja guru. Dan arah hubungan yang dihasilkan adalah positif karena r mendekati angka 1, dalam artian bahwa semakin tinggi Kompetensi IT (X3) maka dapat meningkatkan kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi Covid 19.

Tabel 4

Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)

Correlations

 

Kompetensi IT(X3)

Kinerja Guru(Y)

Kompetensi IT(X3)

Pearson Correlation

1

.878**

Sig. (2-tailed)

 

.000

N

34

34

Kinerja Guru (Y)

Pearson Correlation

.878**

1

Sig. (2-tailed)

.000

 

N

34

34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: SPSS ver 20 olah Pengolahan data Korelasi X2

 

 

 

a.  Uji Koefesien determinasi (R2)

a)   (R2) Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)

Berdasarkan uji R2 Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y1) dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

 

Tabel 5

R2 Iklim Organisasi terhadap Kinerja Guru

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.823a

.677

.667

1.79746

a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi(X1)

b. Dependent Variable: Kinerja Guru(Y)

Sumber Ouput SPSS versi20

 

 

 

Dari tabel 5 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah 0,823a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara iklim organisasi terhadap kinerja guru R Square disebut koefisien determinasi dibaca bahwa R Square adalah 0,677 artinya iklim organisasi terhadap kinerja guru berdampak dan berpengaruh sebesar 67% dan sisanya 33% tidak dapat dijelaskan pasti atau dipengaruhi oleh faktor lainnya.

 

b)   �(R2) Fasilitas Belajar (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)

Berdasarkan uji R2 kualitas Fasilitas Belajar (X2) Kinerja Guru (Y) dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

 

Tabel 6

�R2 Fasilitas Belajar terhadap Kinerja Guru

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.911a

,830

,824

1,30601

a. Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar(X2)

b. Dependent Variable: Kinerja Guru(Y)

Sumber: Ouput SPSS ver 20

 

Dari tabel 6 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah 0,911a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara fasilitas belajar terhadap kinerja guru R Square disebut koefisien determinasi dibaca bahwa R Square adalah 0,830 artinya fasilitas belajar terhadap kinerja guru berdampak dan berpengaruh sebesar 83% dan sisanya 17% tidak dapat dijelaskan pasti atau dipengaruhi oleh faktor lainnya.

 

 

c)    �(R2) Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja guru (Y)

Berdasarkan uji R2 kompetensi IT (X3) Kinerja Guru (Y) dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

R2 Kompetensi IT terhadap Kinerja Guru

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.878a

,770

,763

1,51598

a. Predictors: (Constant), Kompetensi IT(X3) b. Dependent Variable: Kinerja Guru(Y)

Sumber: ouput SPSS ver 2020

 

Dari tabel 4.24 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah 0,878a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara Kompetensi IT terhadap kinerja guru R Square disebut koefisien determinasi dibaca bahwa R Square adalah 0,770 artinya fasilitas belajar terhadap kinerja guru berdampak dan berpengaruh sebesar 77% dan sisanya 23% tidak dapat dijelaskan pasti atau dipengaruhi oleh faktor lainnya.

 

d)   �(R2) Iklim Organisasi (X1), Fasilitas Belajar (X2), Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)

Berdasarkan uji R2 iklim organisasi (X1), fasilitas belajar (X2), kompentensi IT (X3) terhadap kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel 8.

 

Tabel 8

�R2 Iklim Organisasi (X1), Fasilitas Belajar (X2), Kompetensi IT (IT)

�terhadap Kinerja Guru (Y)

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.962a

.925

.917

.89556

 

 

 

a.       Predictors: (Constant), Kompetensi IT(X3), Iklim Organisasi(X1), Fasilitas Belajar(X2)

Sumber: Ouput SPSS ver 20

Dari tabel 8 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah 0,962a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara iklim organisasi, fasilitas belajar, kompetensi IT terhadap kinerja guru. R Square disebut koefisien determinasi dibaca bahwa R Square adalah 0,925 artinya iklim organisasi, fasilitas belajar, kompetensi IT terhadap kinerja guru berdampak dan berpengaruh sebesar 92,5% dan sisanya 7,5% tidak dapat dijelaskan pasti atau dipengaruhi oleh faktor lainnya.

2.    Pembahasan

  1. Pengaruh Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)

Iklim organisasi sekolah merupakan situasi yang berkaitan dengan lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat berbagai keadaan, perasaan kenyamanan, adanya hubungan interaksi antara setiap penghuni sekolah baik itu pimpinan sekolah, guru dan siswa. Dalam penelitian in penulis melakukan pengujian untuk iklim organisasi dimasa pandemi covid 19 yang dilakukan di SMK Setia Bhakti Tangerang Dengan demikian Iklim Organisasi yang baik tentu akan meningkatkan Kinerja Guru dimasa pandemi. Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru.

Hal ini menandakan secara langsung terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim organisasi dan kinerja guru karena memiliki R2 sebesar 67,7% dan dengan t hitung sebesar 8,195 lebih besar dari t tabel yaitu 2,0422 dan dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05.

Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, Maka dapat disimpulkan bahwa: �Terdapat Pengaruh dari Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y) dimasa pandemic covid 19�

Dengan ini maka baik pimpinan sekolah maupun guru harus meningkatkan iklim organisasi untuk meningkatkan kinerja guru tentu saja dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada dengan memperhatikan kondisi dan situasi sekeliling anggota organisasi, baik itu menyangkut kepemimpinan kepala sekolah, hubungan dengan rekan kerja, ataupun pendapatan guru.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Fitria, 2016), (Ramadhan, 2020) yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa Iklim organisasi berpengaruh positf terhadap kinerja guru.

 

  1. Pengaruh Fasilitas Belajar (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)

Fasilitas belajar tentu saja merupakan suatu hal yang penting dan sangat membantu proses belajar mengajar yang berkaitan dengan peralatan yang digunakan oleh guru dan siswa. Dimasa pandemi ini seperti yang sudah dijelaskan fasilitas pemebelajran yang digunakan adalah secara daring atau online.� Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian untuk penggunaan fasilitas belajar pada SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pendemi covid 19. Dengan demikian Fasilitas belajar yang baik tentu akan meningkatkan kinerja guru dimasa pandemi covid 19.

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis pertama yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap kinerja guru.� Hal ini menandakan secara langsung terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar dan kinerja guru karena memiliki R2 sebesar 83 % dan dengan t hitung sebesar 12,483 lebih besar dari t tabel yaitu 2,0422 dan dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05.

Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, Maka dapat disimpulkan bahwa: �Terdapat Pengaruh dari Fasilitas Belajar (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) dimasa pandemic covid 19�

Tentunya kelengkapan fasilitas belajar merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh pimpinan sekolah termasuk fasilitas untuk mendukung pembelajaran, baik pimpinan Yayasan atau pimpinan sekolah untuk menunjang kinerja guru di masa pandemic covid 19 ini.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Pujilestari, 2020) yang hasil penelitiannya menunjukan pengaruh positif fasilitas belajar secara online atau daring dimasa pandemic covid-19 yang juga memiliki pengaruh terhadap kinerja guru.

 

  1. Pengaruh Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian untuk Kompetensi IT Guru pada SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pendemi covid 19. Dengan demikian kompetensi IT yang baik tentu akan meningkatkan kinerja guru dimasa pandemi covid 19.

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis pertama yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi IT berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Hal ini menandakan secara langsung terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi IT dan kinerja guru karena memiliki R2 sebesar 77,7% dan dengan t hitung sebesar 10,364 lebih besar dari t tabel yaitu 2,0422 dan dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05.

Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, Maka dapat disimpulkan bahwa: �Terdapat Pengaruh dari Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y) dimasa pandemic covid 19�

Dimasa pandemi covid 19 ini tentunya penggunaan IT sangat diperlukan oleh guru dalam menjalankan tugasnya untuk mengajarkan pelajaran kepada siswa secara daring sehingga penting untuk guru memiliki kompetensi IT yang dapat menunjang pekerjaan guru dalam membuat materi, menyampaikan materi karena tentunya dengan memiliki kompetensi guru akan membuat pekerjaan guru menjadi efektif dan efisien dan inovatif.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Umardulis, 2019) yang hasil penelitiannya menunjukan pengaruh positif Kompetensi IT guru yang juga memiliki pengaruh terhadap kinerja guru.

 

  1. Pengaruh Iklim Organisasi (X1), Failitas Belajar (X2), Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)

Iklim organisasi, fasilitas belajar dan kompetensi IT merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru apalagi dimasa pandemic ini. Jika ketiga faktor menunjukan pengaruh yang sangat baik maka dapat meningkatkan kinerja guru dimasa pandemi ini.

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dapat disimpulkan bahwa iklim organissi, fasilitas belajar, kompetensi IT berpengaruh terhadap kinerja guru dimasa pandemic covid 19.

Hal ini menandakan secara langsung bahwa terdapat pengaruh signifikan antara iklim organissi, fasilitas belajar, kompetensi IT berpengaruh terhadap kinerja guru karena memiliki nilai R2 sebesar 9,25% dan dengan F hitung sebesar 123,156 lebih besar dari F tabel yaitu 2,88 dan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil dari nilai 0,05.

Maka ketiga faktor ini harus tetap dijaga kestabilannya dalam organisasi diusahkan untuk selalu melakukan peningkatan. Pimpinan sekolah memiliki peran yang sangat besar dimana kepemimpinannya harus bisa meningkatkan iklim organisasi sekolah, meningkatkan fasilitas belajar dan membantu, mengarahkan agar setiap guru memiliki komptensi IT untuk menunjang kinerja guru.

 

Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Iklim organisasi, Fasilitas belajar, kompetensi IT berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dimasa pandemi covid 19. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: (1.) Iklim Organisasi berpengaruh positif dengan R2 sebesar 67,7% dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi covid 19. (2.) Fasilitas Belajar berpengaruh positif dengan R2 sebesar 83% dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi covid 19. (3.) Kompetensi IT berpengaruh positif dengan R2 sebesar 77,7% dan dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi covid 19. Iklim organisasi, Fasilitas belajar, kompetensi IT berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi covid 19

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alfarizi, Moh Khory, & Yanuar, Y. (2019). Survei Kepemilikan Smartphone, Indonesia Peringkat ke-24. Diakses Di Https://Tempo. Co/Read/1181645/Survei-Kepemilikan-Smartphone-Indonesia-Peringkat-Ke-24 Tanggal, 9.Google Scholar

 

Amsal, Chairul, Hendriani, Susi, & Ferti, Marliani. (2015). Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Organisasi Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Pasir Penyu, Air Molek. Riau University.Google Scholar

 

Barlian, Eri. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.Google Scholar

 

CNN Indonesia. (2020). Survey KPAI peralatan mendukung e-learning. Jakarta.

 

Fitria, Rahmi. (2016). Pengaruh kompetensi guru dan iklim organisasi Terhadap kinerja guru pendidikan agama islam sekolah Dasar di Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(2), 169�176.Google Scholar

 

Fitriani, Diana. (2018). Analisis pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Pontianak. Cogito Smart Journal, 4(1), 160�170.Google Scholar

 

Haryani, Euis. (2017). Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Manajemen Pembelajaran untuk Mewujudkan Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan UNIGA, 11(1), 77�87.Google Scholar

 

Iwuoha, Jude Chukwunyere, & Jude-Iwuoha, Adaeze Ukamaka. (2020). COVID-19: Challenge to SDG and globalization. Electronic Research Journal of Social Sciences and Humanities, 2.Google Scholar

 

Kemdikbud. (2020). Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

 

Kemedikbud. (2020). "Bincang inspiratif Mendikbut Nadiem Makarim dengan Dirjen vokasi Wikan Sakarino pada Lokakarya Kepala SMK, 27 Juni 2020. Kemendikbud RI.

 

Kemndikbud. (2019). Neraca Pendidikan Daerah, Data UKG Kota Tangerang.

 

Kusumasari, Nita, & Rustiana, Ade. (2019). Pengaruh pengalaman ojt, fasilitas belajar, dan lingkungan pendidikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui motivasi berprestasi. Economic Education Analysis Journal, 8(1), 366�388.Google Scholar

 

Mugiasih, Nurhana, & Sa�ud, Udin Syaefudin. (2019). Motivasi kerja guru dan fasilitas pembelajaran dalam kinerja mengajar guru. Jurnal Administrasi Pendidikan, 26(1), 118�128.Google Scholar

 

Musfira, Muhammad Idris, and Hery Segeng Waluyo. (2020). �Pengaruh Teknologi Infrormasi Kompetenso Dan Profesionalisme Terhadap Kinerja Pegaai Inspektorat Kabupaten Barru. NMaR NMaR, 101�11.

 

Musfira, Musfira, Idris, Muhammad, & Waluyo, Hery Sugeng. (2020). Pengaruh teknologi informasi, kompetensi dan profesionalisme terhadap kinerja pegawai inspektorat kabupaten baru. Nobel Management Review, 1(1), 126�134.Google Scholar

 

Priyono. (2016a). Metode Penelitian Kuantitatif. Taman Sidoarjo: Zifatama Publishing.

 

Priyono. (2016b). Metode Penelitian Kuantitatif (Edisi 2016). Sidoarjo: Zifatama Publishing.

 

Pujilestari, Yulita. (2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. �ADALAH, 4(1).Google Scholar

 

Raco, Jozef. (2018). Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan keunggulannya.Google Scholar

 

Ramadhan, Reza Fardany. (2020). Membangun iklim organisasi sekolah melalui peran kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru.Google Scholar

 

Rizal, Anis Syamsu, & Nurjaya, Nurjaya. (2020). Effects of Principal Skills, Work Culture, Learning Facilities on Primary School Teacher Performance. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 6(01), 21�28. Google Scholar

 

Saneba, Virginia H., Tambingon, Henny N., & Wullur, Mozes M. (2019). The Effect of School Head Managerial Capability and Learning Facilities on Performance Teacher Department of Tourism Vocational School in Manado City. Google Scholar

 

Semiawan, Tansmissia. (2010). Pengembangan Perangkat Lunak: Gambaran Riil Pelaksanaan Tugas Akhir Program Diploma3 Di Jurusan Teknik Komputer dan Informatika�Polban. JURNAL INTEGRASI, 2(2), 8�16.Google Scholar

 

Sinaga, Lisna Rita Riama, & Rahardjo, Mukti. (2020). Peran Kepemimpinan, Soft Competency, dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 4(4), 127�132.Google Scholar

 

Soemitro, Ria Asih Aryani, & Suprayitno, Hitapriya. (2018). Pemikiran Awal tentang Konsep Dasar Manajemen Aset Fasilitas. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 2.Google Scholar

 

Sudrajat, Jajat. (2020). Kompetensi Guru Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis, 13(2), 100�110.Google Scholar

 

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Google Scholar

 

Suryati, Suryati, Harapan, Edi, & Houtman, Houtman. (2020). Effect of Work Motivation and Work Climate on Teacher�Performance. International Journal of Progressive Sciences and Technologies, 20(2), 137�144.Google Scholar

 

Susanto, Joko. S. P. (2020). Keadaan SMK Setia Bhakti Tangereng. Tangerang.

 

Umardulis, Umardulis. (2019). Peningkatan Kompetensi Guru Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Melalui Supervisi Klinis. JURNAL PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 3(4), 870�878.Google Scholar

 

Copyright holder :

Meyke Lewaherilla (2021)

 

First publication right :

����������������������������������������������������� Journal Syntax Idea�

 

This article is licensed under: