Syntax Idea, p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 4, April 2021
PENGARUH IKLIM
ORGANISASI, FASILITAS BELAJAR DAN KOMPETENSI IT TERHADAP KINERJA GURU SMK SETIA BHAKTI TANGERANG DI MASA PANDEMI COVID
19
Meyke Lewaherilla
Universitas Budi Luhur
Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstract
The Covid 19 pandemic is a condition that has a profound impact on all
industries in Indonesia and of course also has an impact on educational
organizations, one of which is SMK Setia Bhakti Tangerang. The purpose of this
study was to determine teacher performance during the Covid 19 pandemic. Many
factors affect teacher performance including organizational climate, learning
facilities and IT competencies, where teachers must feel comfortable describing
their work environment. Equipped with learning facilities as a means of
infrastructure, of course, can support teacher performance on the other hand by
having IT competencies, literacy in technology will be an added value for teachers
because IT is very useful to support teacher performance. The research method
that the author uses is the quantitative method by using a questionnaire to 34
teachers of SMK Setia Bhakti. From the research results, it was found that
there was a positive relationship between organizational climate and teacher
performance, learning facilities and performance, IT competence and performance.
Keywords: organizational
climate; learning facilities; teacher performance
Abstrak
Pandemi Covid 19
adalah suatu kondisi yang sangat berdampak bagi semua industri di Indonesia dan
tentunya juga berdampak bagi organisasi bidang Pendidikan, salah satunya adalah SMK Setia Bhakti Tangerang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kinerja guru dimasa pandemik covid 19. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya
adalah Iklim organisasi, fasilitas belajar dan kompetensi IT, dimana guru harus
merasakan kenyamanan yang menggambarkan
lingkungan kerjanya. Di sertai dengan fasilitas belajar sebagai sarana prasana tentunya dapat mendukung
kinerja guru disisi lain dengan memiliki kompetensi IT. Melek akan teknologi
menjadi nilai tambah untuk guru dikarenakan IT sangat berguna untuk menunjang
kinerja guru. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah Metode Kuantatif dengan menggunakan kuesioner terhadap 34 orang guru SMK Setia Bhakti Tangerang. dari
hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan kinerja
guru, fasilitas belajar dengan kinerja, komptensi IT dengan kinerja.
Kata Kunci: iklim organisasi; fasilitas
belajar; kinerja guru
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu organisasi formal yang didalamnya terdapat kegiatan atau tindakan
yang dilalui oleh seseorang
untuk dapat mengembangkan keterampilan, kebiasaan, menambah pengentahuan dengan sasaran dan harapan dapat mengarahkan kita kearah yang lebih baik untuk
menjadikan kita menjadi manusia yang terdidik memiliki daya guna. Sehingga
tercapailah tujuan nasional dari pendidikan
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengsejaterahkan kehidupan masyarakat (Kusumasari & Rustiana, 2019).
Berbagai upaya yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengembahkan pendidikan di
Indonesia salah satunya adalah
dengan Pendidikan vokasi
pada tingkat Pendidikan kejuruan
atau yang kita kenal dengan SMK. Tujuan dari adanya
sekolah vokasi ini adalah agar dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja, siap ditempatkan
di industri. SMK dapat dikatakan vokasi jika memiliki kurikulum,
pola pembelajaran, kualitas, praktek kerja yang mengikuti industry Namun dapat dilihat
bahwa banyak lulusan sekolah kejuruan yang menjadi pengangguran (Kemdikbut, 2020).
Pada tanggal 05 November
2020, Badan Pusat Statistik merilis
berita statistik tentang keadaan ketenagaan kerja menyatakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia Dilihat secara rinci, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan SMK sebesar 13,55% yang bermuara pada
sisi pasokan (supply)
dan sisi permintaan (demand).
Tingginya pengangguran lulusan
sekolah kejuruan disebabkan oleh kebijakan yang tidak konsisten dan kompetensi guru yang tidak mendukung (Suharno 2018). Karena industri sendiri tidak mau mempekerjaan
lulusan sekolah vokasi yang hanya memilki nilai akademis
yang bagus tetapi juga membutuhkan ketrampilan kerja itulah kenapa
pemerintah mendorong link
and match dunia Pendidikan dan industry (Kemedikbut, 2020).
Untuk itu Kinerja guru sangat penting untuk mencerdasakan
peserta didik agar peserta didik dapat
menjadi lulusan yang siap bekerja dan memiliki nilai saing. Kinerja guru merupakan suatu tindakan atau aktifitas seorang guru yang befokus pada tujuan Pendidikan agar bisa tercapai, namun kinerja guru tidak dapat tercapai begitu saja tentunya
ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya baik secara internal atau eksternal (Ramadhan, 2020).
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen
menjelaskan bahwa �guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utamanya yaitu: mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, maka dari itu kinerja
guru dituntut untuk selalu baik dalam
menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa.
�Namun berdasakan Penilaian Kinerja Guru (PKG) Tahun
2019 yang dibuktikan dengan
Uji Kompetensi Guru tahun
2019 menjelaskan bahwa hasil Uji kompetensi untuk guru Khususnya Guru SMK di kota Tangerang memperoleh
rata-rata 58.96 melalui kriteria
pedagogik dan professional yang terhitung
rendah jauh dibawah nilai standar
80 (Kemendikbut, 2019).
Hal ini merupakan
masalah bagi bangsa kita jika
SDM pada sekolah vokasi memilki kompetensi yang rendah, industri kita sangat membutuhkan
talenta-talenta dibidang tertentu. SMK adalah langkah awal untuk
keberhasilan (Kemedikbut, 2020). Dengan informasi tersebut dapat dilihat bahwa guru harus lebih kompeten
di bidangnya.
Masalah yang dihadapi dalam
organisasi formal bidang
Pendidikan sekarang ini bukan hanya komptensi
guru yang rendah teteapi
juga karena sekarang ini kita dihadapkan
dengan covid 19. Menurut
Pusat Analisis Determinan
Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah
penyakit yang disebabkan
oleh jenis coronavirus baru
yaitu Sars-CoV-2 dapat menular dan dapat menyebabkan kematian.
Tanggal 18 Maret 2020 Pemerintah
menghimbau bahwa segala kegiatan didalam dan diluar ruangan disemua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran virus
corona terutama pada bidang
Pendidikan. Kemudian tangggal
24 Maret 2020 Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan RI mengeluakan
Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa penyebaran Virus
Covid-19 yang menjelaskan bahwa
proses pembelajaran dilaksanakan
di rumah secara daring. Dengan ini maka
iklim organisasipun berubah.
Iklim organisasi sekolah adalah kualitas lingkungan sekolah yang berlangsung secara relatif yang dialami oleh guru
dan memengaruhi sikap-sikapnya
berdasarkan kepada kepentingan sekolah. Iklim timbul melalui
interaksi dan pertukaran perasaan, iklim organisasi sekolah adalah keperibadianya, diantaranya sifat-sifat atau ciri yang dirasa dalam lingkungan
kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar atau tidak,
ada yang dianggap mempengaruhi tingkah laku (Amsal, Hendriani, & Ferti, 2015).
Masalah yang dihadapi oleh guru SMK Setia Bhakti
Tangerang adalah Guru harus
dihadapkan pada situasi dan
suasana dan lingkungan kerja yang kurang maksimal untuk proses belajar mengajar karena iklimnya buka disekolah tetapi di rumah dan dilakukan secara daring. Maka dari itu
Guru harus bisa mengatur suasana dan keadaan di lingkungan kerja dengan maksimal
sekalipun lingkungan kerjanya adalah rumahnya agar iklim organisasi bernilai posif dan berdampak baik bagi kinerja
guru dengan bekerja secara professional untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi di lingkungan iklim organisasi sekolah online.
Hal ini juga di dukung oleh fasilitas belajar yang juga merupakan salah
satu masalah yang dihadapi. Fasilitas belajar yang digunakan dimasa pandemi ini adalah sarana
pembelajaran secara daring (online)
yang mana baik guru dan siswa
merasa tidak maksimal dalam proses belajar karena minimnya waktu pembelajaran dan adanya kendala pada fasilitas pendukung seperti laptop atau handphone yang kurang memadai.
Sebesar 28% penduduk di Indonesia memiki
handphone biasa, artinya tidak bisa untuk
mendukung implementasi
e-learning dan yang memiliki smartphone sebesar 42% (Alfarizi & Yanuar, 2019). Survey yang dilakukan KPAI menunjukkan sebesar 102 15,6% siswa tak memiliki
peralatan elektronik untuk mendukung e-learning (CNN Indonesia, 2020). Kendala kepemilikan
perangkat elektronik dalam mendukung e-learning ini juga dilaporkan oleh Kemendikbud bahwa sebesar 40,5% siswa dan orang tua siswa mengalami
kendala kurangnya fasilitas pendukung belajar berupa laptop, gawai, internet, dan listrik (Kemedikbud, 2020), sedangkan hal tersebut adalah modal utama untuk mengikuti
pembelajaran daring.
Beberapa keperluan seperti praktek yang harusnya dilakukan disekolah harus didemokan oleh guru dari rumahnya dan hal tersebut selalu
disertai dengan beberapa kendala seperti jaringan internet yang tidak memadai, tidak adanya kuota
siswa, siswa yang tidak bersemangat, guru yang sulit memantau siswa, dan guru juga harus melakukan perulangan dalam menjelaskan materi belajar jika ada siswa
yang terlambat.
Maka dari itu perlu
adanya bantuan pemerintah dan pihak sekolah serta pemangku
kepentingan dalam
Pendidikan untuk mendukung Fasilitas belajar daring. karena sangat penting
dan berpotensi meningkatkan
kinerja guru dan kinerja siswa (Soemitro & Suprayitno, 2018).
Masalah lainnya yang juga dihadapi
oleh Guru SMK Setia Bhakti Tangerang berkaitan dengan Kompentensi IT dalam hal ini
penggunaan tekhnologi yang kurang maksimal dalam proses mengajar, ada beberapa guru yang mengalami kesuliatan menyampaikan materi belajar menggunakan LMS dan e-learning.
kompentensi IT sangat penting untuk meningkatkan
kinerja guru dimasa pandemic
karena dapat membawa pengaruh positif baik bagi
organisasi ataupun siswa (Musfira, Muhammad Idris, 2020).
Hal ini merupakan
kemampuan mendasar dalam aktifitas belajar secara online dimana baik siswa
atau Guru harus menguasai media literasi terhadap teknologi pembelajaran daring. Karena jika literasi tidak bisa berjalan dengan
semestinya maka akan mengakibatkan hambatan baik bagi
guru atau siswa (Sudrajat, 2020).
Dengan ini maka Guru perlu
memahami penggunaan teknologi dan informasi yang bisa diperoleh melalui pelatihan atau bisa dibuktikan
dengan sertifikasi kompetensi IT untuk menunjang karir dan kinerja guru dalam mempersiapkan lulusan-lulusan
yang juga memiliki kinerja
yang baik dengan ketrampilan yang dibutuhkan
industry.
Berdasarkan yang telah dijelaskan
penulis melakukan penelitan untuk mengetahui kinerja guru di SMK
Setia Bhakti Tangerang yang merupakan salah satu organisasi formal bidang Pendidikan vokasi yang didirikan atas prakarsa tokoh-tokoh Agama Khonghucu Tangerang dan berada dibawah naungan Perkumpulan Boen Tek Bio, yang
juga mersaakan dampak Covid-19
dengan melakukan prosses belajar jarak jauh
(online) (Susanto, 2020).
Penelitian dari (Sinaga & Rahardjo, 2020) dengan judul �Peran
kepemimpinan, soft competency dan iklim organisasi terhadap kinerja karyawan�. Hasil penelitian yang memberikan presepsi bahwa ada peran
positif untuk iklim organisasi dalam kinerja karyawan
sehingga iklim organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan yang berdasarkan pada nilai dan motivasi orang-orang
yang ada dalam organisasi. Penelitian dari (Haryani, 2017) dengan judul �Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala sekolah terhdap Manajemen Pembelajaran mewujudkan Kinerja Guru�. Hasil Penelitian
Variabel iklim organisasi berpengaruh untuk mewujudkan Kinerja guru. Dengan adanya iklim
organisasi yang berjalan efektif dapat membawa
dampak baik bagi efektivitas dan kinerja guru. Penelitian dari (Iwuoha & Jude-Iwuoha, 2020) dengan judul �The
Influence of Principal Supervision and Organizational Climate toward Teacher�s
Performance�. Hasil penelitian Iklim organisasi berpengaruh positif terhadao kinerja guru. Penelitian dari (Suryati, Harapan, & Houtman, 2020) dengan judul �Effect
of Work Motivation and Work Climate on Teacher� Performance�. Dengan hasil penelitian
iklim organisasi berpengaruh postif terhadap kinerja guru.
�Penelitian dari (Mugiasih & Sa�ud, 2019)� dengan
judul: �Motivasi kerja guru dan fasilitas pembelajaran dalam kinerja mengajar guru�. Dengan hasil penelitian
Fasilitas pembelajaran memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja guru untuk mempermudah proses belajar. Penelitian dari (Saneba, Tambingon, & Wullur, 2019) dengan judul: �The
Effect of School Head Managerial Capability and Learning Facilities on
Performance Teacher Department of Tourism Vocational School in Manado City�.
Dengan hasil penelitian fasiltas belajar signifikan dan berpengaruh positif terhadp kinerja guru.
Penelitian dari (Rizal & Nurjaya, 2020) dengan judul: �Effects
of Principal Skills, Work Culture, Learning Facilities on Primary School
Teacher Performance�. Dengan hasil
penelitian fasilitas pembelajaran berpengaruh positf terhadap kinerja Guru.
Penelitian dari (Fitriani, 2018) dengan judul: �Analisis Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Pontianak�. Dengan hasil penelitian teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan dalam menyelesaikan tugas. Teknologi informasi membuat jangkauan jaringan jauh lebih luas.
Selain menyediakan konektifitas bagi pengguna, teknologi informasi membantu meningkatkan kinerja untuk jauh lebih
efektif dan efisien dalam menyelesaikan segala kebutuhan perusahaan.
Penelitian dari (Musfira, Idris, & Waluyo, 2020) dengan judul: �Pengaruh teknologi informasi, kompetensi dan profesionalisme terhadap kinerja pegawai inspektorat kabupaten barru�. Dengan hasil penelitian SDM yang memiliki kompetensi IT berpengaruh terhdap kinerja SDM.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja guru dimasa pandemik covid 19. Banyak faktor
yang mempengaruhi kinerja
guru diantaranya adalah Iklim organisasi, fasilitas belajar dan kompetensi IT, dimana guru harus merasakan kenyamanan yang menggambarkan lingkungan kerjanya. Di sertai dengan fasilitas
belajar sebagai sarana prasana tentunya dapat mendukung kinerja guru disisi lain dengan memiliki kompetensi IT. Melek akan teknologi
menjadi nilai tambah untuk guru dikarenakan IT sangat berguna untuk menunjang
kinerja guru
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu kegiatan
ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan bertahap sehingga diperoleh suatu kesimpulan dan pemahaman yang berkaitan dengan topik, gejala dan isu tertentu. Dikatakan
berthap karena penelitian harus dilakukan secara berjenjang langkah demi langkah ke tahap
berikutnya yang nantinya akan bermuara kepada
hasil penelitian (Semiawan, 2010).
Metode penelitian dapat digunakan sebagai cara atau
proses yang dapat kita lalui untuk mendapakan
data penelitian ilmiah (Sugiyono, 2016). Metode penelitian juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas mengenai proses dan langkah penelitian yang meliputi kegiatan mencari, mencatat, sampai menyusun laporan berdasarkan fakta-fakta ilmiah �(Priyono, 2016a).
Dengan adanya pengertian diatas maka Metode penelitian
yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian Kuantitatif. Metode penelitian Kuantitatif adalah suatu jenis penelitian
yang penekanannya teratur dengan tujuan yang jelas dengan menggunakan
angka, tafsiran hingga penampilan dari hasil (Raco, 2018). Penelitian kuantitatif biasanya mengkaji rata-rata/mean dari data
yang berasal dari sampel penelitian (Barlian, 2018).
Berdasarkan teori tersebut, data yang diperoleh dari sampel populasi
penelitian menggunakan metode survey. Metode Survey adalah Metode penelitian
yang menggunakan kuisioner sebagai instrument utama dalam mengumpulkan data (Raco, 2018). Kuisioner adalah lembaran yang berisi bebrapa pertanyaan dengan struktur yang baku (Priyono, 2016).
Maka Populasi dalam penelitian ini adalah Guru pada SMK Setia
Bhakti Tangerang dengan total sampel
34 orang. Pengumpulan data dilakukan
melalui kuisioner bersifat tertutup diukur dengan menggunakan
skala interval 1-5 dengan ketentuan Sangat tidak setuju hingga
sangat setuju.�
Dalam penelitian ini penulis mengambil
sampel dengan menggunakan sampel secara non probability dimana memberikan peluang yang sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sempel.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
1) Analisis Korelasi
Korelasi Iklim Organisasi, Fasilitas belajar
dan
Kompetensi IT terhadap Kinerja Guru.
Correlations |
|||||
|
Iklim Organisasi (X1) |
Fasilitas Belajar(X2) |
Kompetensi IT(X3) |
Kinerja Guru(Y) |
|
Iklim Organisasi(X1) |
Pearson Correlation |
1 |
.762** |
.689** |
.823** |
Sig. (2-tailed) |
|
,000 |
,000 |
,000 |
|
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
|
Fasilitas Belajar(X2) |
Pearson Correlation |
.762** |
1 |
.768** |
.911** |
Sig. (2-tailed) |
,000 |
|
,000 |
,000 |
|
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
|
Kompetensi IT(X3) |
Pearson Correlation |
.689** |
.768** |
1 |
.878** |
Sig. (2-tailed) |
,000 |
,000 |
|
,000 |
|
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
|
Kinerja Guru(Y) |
Pearson Correlation |
.823** |
.911** |
.878** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
,000 |
,000 |
,000 |
|
|
N |
34 |
34 |
34 |
34 |
|
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) Sumber:
Pengolahan data SPSS Ver 20 Correlations X1, X2, X3
terhadap Y |
2) Analisis Korelasi Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
Dari Tabel 2 dapat dilihat korelasi Iklim Organisasi (X1) dengan Kinerja guru (Y)
adalah 0.823. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara iklim
organisasi dan kinerja guru. Dan arah hubungan yang dihasilkan adalah positif
karena r mendekati angka 1, dalam artian bahwa semakin tinggi Iklim Organisasi
(X1) maka dapat meningkatkan kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa
pandemi Covid 19.
Tabel 2
Korelasi Iklim Organisasi
(X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
Correlations |
|||
|
Iklim Organisasi(X1) |
Kinerja
Guru(Y) |
|
Iklim Organisasi(X1) |
Pearson Correlation |
1 |
.823** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
|
N |
34 |
34 |
|
Kinerja Guru(Y) |
Pearson Correlation |
.823** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
|
|
N |
34 |
34 |
|
**.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: SPSS ver 20 olah Pengolahan data Korelasi X1 |
3) Analisis Korelasi Fasilitas Belajar (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)
Dari tabel 3 dapat
dilihat korelasi Fasilitas Belajar (X2) dengan Kinerja guru (Y) adalah 0.911.
Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara Fasilitas Belajar
dan kinerja guru. Dan arah hubungan yang dihasilkan adalah positif karena r
mendekati angka 1, dalam artian bahwa semakin tinggi Fasilitas Belajar (X2)
maka dapat meningkatkan kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pandemi
Covid 19.
Fasilitas belajar (X2) terhadap
Kinerja Guru (Y)
Correlations |
|||
|
Fasilitas Belajar (X2) |
Kinerja
Guru (Y) |
|
Fasilitas Belajar(X2) |
Pearson Correlation |
1 |
.911** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
|
N |
34 |
34 |
|
Kinerja Guru(Y) |
Pearson Correlation |
.911** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
|
|
N |
34 |
34 |
|
**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) |
�� ���
Sumber: SPSS ver 20 olah Pengolahan data Korelasi X2
4) Analisis Korelasi Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)
Dari tabel 4 ini dapat dilihat korelasi Kompetensi IT (X3) dengan Kinerja guru (Y)
adalah 0.878. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara
Fasilitas Belajar dan kinerja guru. Dan arah hubungan yang dihasilkan adalah
positif karena r mendekati angka 1, dalam artian bahwa semakin tinggi
Kompetensi IT (X3) maka dapat meningkatkan kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang
dimasa pandemi Covid 19.
Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)
Correlations |
|||
|
Kompetensi IT(X3) |
Kinerja Guru(Y) |
|
Kompetensi IT(X3) |
Pearson Correlation |
1 |
.878** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
|
N |
34 |
34 |
|
Kinerja Guru (Y) |
Pearson Correlation |
.878** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
|
|
N |
34 |
34 |
|
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). |
Sumber: SPSS ver 20 olah Pengolahan
data Korelasi X2
a. Uji Koefesien determinasi (R2)
a) (R2) Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan uji R2
Iklim Organisasi (X1) terhadap Kinerja Guru (Y1) dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
R2 Iklim Organisasi
terhadap Kinerja Guru
Model
Summaryb |
||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
1 |
.823a |
.677 |
.667 |
1.79746 |
a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi(X1) |
||||
b. Dependent Variable: Kinerja
Guru(Y) Sumber Ouput SPSS versi20 |
Dari
tabel 5 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah
0,823a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara iklim
organisasi terhadap kinerja guru R Square disebut koefisien determinasi dibaca
bahwa R Square adalah 0,677 artinya iklim organisasi terhadap kinerja guru
berdampak dan berpengaruh sebesar 67% dan sisanya 33% tidak dapat dijelaskan
pasti atau dipengaruhi oleh faktor lainnya.
b) �(R2) Fasilitas Belajar (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan uji R2 kualitas Fasilitas Belajar (X2) Kinerja Guru (Y) dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
�R2 Fasilitas Belajar terhadap Kinerja Guru
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.911a |
,830 |
,824 |
1,30601 |
a. Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar(X2) |
||||
b. Dependent Variable: Kinerja Guru(Y) Sumber: Ouput SPSS ver 20 |
Dari tabel 6 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah 0,911a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara fasilitas belajar terhadap kinerja guru R Square disebut koefisien determinasi dibaca bahwa R Square adalah 0,830 artinya fasilitas belajar terhadap kinerja guru berdampak dan berpengaruh sebesar 83% dan sisanya 17% tidak dapat dijelaskan pasti atau dipengaruhi oleh faktor lainnya.
c) �(R2) Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja guru (Y)
Berdasarkan uji R2 kompetensi IT (X3) Kinerja Guru (Y) dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
R2 Kompetensi IT terhadap Kinerja Guru
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.878a |
,770 |
,763 |
1,51598 |
a. Predictors: (Constant), Kompetensi IT(X3)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru(Y) |
||||
Sumber:
ouput SPSS ver 2020 |
Dari tabel 4.24 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah 0,878a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara Kompetensi IT terhadap kinerja guru R Square disebut koefisien determinasi dibaca bahwa R Square adalah 0,770 artinya fasilitas belajar terhadap kinerja guru berdampak dan berpengaruh sebesar 77% dan sisanya 23% tidak dapat dijelaskan pasti atau dipengaruhi oleh faktor lainnya.
d) �(R2) Iklim Organisasi (X1), Fasilitas Belajar (X2), Kompetensi IT (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan uji R2 iklim
organisasi (X1), fasilitas belajar (X2), kompentensi IT (X3) terhadap kinerja
guru (Y) dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
�R2 Iklim Organisasi (X1), Fasilitas Belajar (X2), Kompetensi IT (IT)
�terhadap
Kinerja Guru (Y)
Model
Summary |
||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
1 |
.962a |
.925 |
.917 |
.89556 |
a.
Predictors: (Constant), Kompetensi IT(X3), Iklim Organisasi(X1), Fasilitas Belajar(X2)
Sumber: Ouput SPSS ver 20
Dari tabel 8 terlihat R disebut juga dengan koefisien bahwa nilai koefiesien adalah 0,962a berarti terjadi hubungan yang sangat kuat antara
iklim organisasi, fasilitas belajar, kompetensi IT terhadap kinerja guru. R Square disebut koefisien determinasi dibaca bahwa R Square adalah 0,925 artinya iklim organisasi, fasilitas belajar, kompetensi IT terhadap kinerja guru berdampak dan berpengaruh sebesar 92,5% dan sisanya 7,5% tidak dapat dijelaskan pasti atau dipengaruhi
oleh faktor lainnya.
2. Pembahasan
Iklim organisasi sekolah merupakan situasi yang
berkaitan dengan lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat berbagai keadaan,
perasaan kenyamanan, adanya hubungan interaksi antara setiap penghuni sekolah
baik itu pimpinan sekolah, guru dan siswa. Dalam penelitian in penulis melakukan
pengujian untuk iklim organisasi dimasa pandemi covid 19 yang dilakukan di SMK
Setia Bhakti Tangerang Dengan demikian Iklim Organisasi yang baik tentu akan
meningkatkan Kinerja Guru dimasa pandemi. Berdasarkan dari hasil pengujian
hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi
berpengaruh positif terhadap kinerja guru.
Hal ini menandakan secara langsung terdapat pengaruh
yang signifikan antara iklim organisasi dan kinerja guru karena memiliki R2
sebesar 67,7% dan dengan t hitung sebesar 8,195 lebih besar dari t tabel yaitu
2,0422 dan dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, Maka
dapat disimpulkan bahwa: �Terdapat Pengaruh dari Iklim Organisasi (X1) terhadap
Kinerja Guru (Y) dimasa pandemic covid 19�
Dengan ini maka baik pimpinan sekolah maupun guru
harus meningkatkan iklim organisasi untuk meningkatkan kinerja guru tentu saja
dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada dengan memperhatikan kondisi dan
situasi sekeliling anggota organisasi, baik itu menyangkut kepemimpinan kepala
sekolah, hubungan dengan rekan kerja, ataupun pendapatan guru.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya dilakukan oleh (Fitria, 2016), (Ramadhan, 2020) yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa Iklim
organisasi berpengaruh positf terhadap kinerja guru.
Fasilitas belajar tentu saja merupakan suatu hal
yang penting dan sangat membantu proses belajar mengajar yang berkaitan dengan
peralatan yang digunakan oleh guru dan siswa. Dimasa pandemi ini seperti yang
sudah dijelaskan fasilitas pemebelajran yang digunakan adalah secara daring
atau online.� Dalam penelitian ini
penulis melakukan pengujian untuk penggunaan fasilitas belajar pada SMK Setia
Bhakti Tangerang dimasa pendemi covid 19. Dengan demikian Fasilitas belajar
yang baik tentu akan meningkatkan kinerja guru dimasa pandemi covid 19.
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis pertama
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh
positif terhadap kinerja guru.� Hal ini
menandakan secara langsung terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas
belajar dan kinerja guru karena memiliki R2 sebesar 83 % dan dengan t hitung
sebesar 12,483 lebih besar dari t tabel yaitu 2,0422 dan dengan signifikansi
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, Maka
dapat disimpulkan bahwa: �Terdapat Pengaruh dari Fasilitas Belajar (X2)
terhadap Kinerja Guru (Y) dimasa pandemic covid 19�
Tentunya kelengkapan fasilitas belajar merupakan
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh pimpinan sekolah
termasuk fasilitas untuk mendukung pembelajaran, baik pimpinan Yayasan atau
pimpinan sekolah untuk menunjang kinerja guru di masa pandemic covid 19 ini.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Pujilestari, 2020) yang hasil penelitiannya menunjukan pengaruh
positif fasilitas belajar secara online atau daring dimasa pandemic covid-19
yang juga memiliki pengaruh terhadap kinerja guru.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian
untuk Kompetensi IT Guru pada SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa pendemi covid
19. Dengan demikian kompetensi IT yang baik tentu akan meningkatkan kinerja
guru dimasa pandemi covid 19.
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis pertama
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi IT berpengaruh positif
terhadap kinerja guru. Hal ini menandakan secara langsung terdapat pengaruh
yang signifikan antara kompetensi IT dan kinerja guru karena memiliki R2
sebesar 77,7% dan dengan t hitung sebesar 10,364 lebih besar dari t tabel yaitu
2,0422 dan dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, Maka
dapat disimpulkan bahwa: �Terdapat Pengaruh dari Kompetensi IT (X3) terhadap
Kinerja Guru (Y) dimasa pandemic covid 19�
Dimasa pandemi covid 19 ini tentunya penggunaan IT
sangat diperlukan oleh guru dalam menjalankan tugasnya untuk mengajarkan
pelajaran kepada siswa secara daring sehingga penting untuk guru memiliki
kompetensi IT yang dapat menunjang pekerjaan guru dalam membuat materi,
menyampaikan materi karena tentunya dengan memiliki kompetensi guru akan membuat
pekerjaan guru menjadi efektif dan efisien dan inovatif.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Umardulis, 2019) yang hasil penelitiannya menunjukan pengaruh
positif Kompetensi IT guru yang juga memiliki pengaruh terhadap kinerja guru.
Iklim organisasi, fasilitas belajar dan kompetensi
IT merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru
apalagi dimasa pandemic ini. Jika ketiga faktor menunjukan pengaruh yang sangat
baik maka dapat meningkatkan kinerja guru dimasa pandemi ini.
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis secara
simultan dengan uji F dapat disimpulkan bahwa iklim organissi, fasilitas
belajar, kompetensi IT berpengaruh terhadap kinerja guru dimasa pandemic covid
19.
Hal ini menandakan secara langsung bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara iklim organissi, fasilitas belajar, kompetensi IT
berpengaruh terhadap kinerja guru karena memiliki nilai R2 sebesar 9,25% dan
dengan F hitung sebesar 123,156 lebih besar dari F tabel yaitu 2,88 dan
signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil
dari nilai 0,05.
Maka ketiga faktor ini harus tetap dijaga
kestabilannya dalam organisasi diusahkan untuk selalu melakukan peningkatan.
Pimpinan sekolah memiliki peran yang sangat besar dimana kepemimpinannya harus
bisa meningkatkan iklim organisasi sekolah, meningkatkan fasilitas belajar dan
membantu, mengarahkan agar setiap guru memiliki komptensi IT untuk menunjang
kinerja guru.
Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Iklim organisasi, Fasilitas belajar, kompetensi IT berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dimasa pandemi covid 19. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: (1.) Iklim Organisasi berpengaruh positif dengan R2 sebesar 67,7% dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa
pandemi covid 19. (2.) Fasilitas
Belajar berpengaruh positif dengan R2 sebesar 83% dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia
Bhakti Tangerang dimasa pandemi
covid 19. (3.) Kompetensi IT berpengaruh
positif dengan R2 sebesar 77,7% dan dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa
pandemi covid 19. Iklim organisasi, Fasilitas belajar, kompetensi IT berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Setia Bhakti Tangerang dimasa
pandemi covid 19
Alfarizi, Moh Khory,
& Yanuar, Y. (2019). Survei Kepemilikan Smartphone, Indonesia Peringkat
ke-24. Diakses Di Https://Tempo. Co/Read/1181645/Survei-Kepemilikan-Smartphone-Indonesia-Peringkat-Ke-24
Tanggal, 9.Google Scholar
Amsal, Chairul,
Hendriani, Susi, & Ferti, Marliani. (2015). Pengaruh Kepemimpinan dan
Iklim Organisasi Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Pasir Penyu, Air
Molek. Riau University.Google Scholar
Barlian, Eri.
(2018). Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.Google Scholar
CNN Indonesia.
(2020). Survey KPAI peralatan mendukung e-learning. Jakarta.
Fitria, Rahmi.
(2016). Pengaruh kompetensi guru dan iklim organisasi Terhadap kinerja guru
pendidikan agama islam sekolah Dasar di Kecamatan Gunung Talang Kabupaten
Solok. Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(2), 169�176.Google Scholar
Fitriani, Diana. (2018).
Analisis pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja karyawan PT.
Asuransi Jiwasraya Pontianak. Cogito Smart Journal, 4(1), 160�170.Google Scholar
Haryani, Euis.
(2017). Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
terhadap Manajemen Pembelajaran untuk Mewujudkan Kinerja Guru. Jurnal
Pendidikan UNIGA, 11(1), 77�87.Google Scholar
Iwuoha, Jude
Chukwunyere, & Jude-Iwuoha, Adaeze Ukamaka. (2020). COVID-19: Challenge to
SDG and globalization. Electronic Research Journal of Social Sciences and
Humanities, 2.Google Scholar
Kemdikbud.
(2020). Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19.
Kemedikbud.
(2020). "Bincang inspiratif Mendikbut Nadiem Makarim dengan Dirjen
vokasi Wikan Sakarino pada Lokakarya Kepala SMK, 27 Juni 2020. Kemendikbud
RI.
Kemndikbud.
(2019). Neraca Pendidikan Daerah, Data UKG Kota Tangerang.
Kusumasari, Nita,
& Rustiana, Ade. (2019). Pengaruh pengalaman ojt, fasilitas belajar, dan
lingkungan pendidikan terhadap kesiapan kerja siswa melalui motivasi
berprestasi. Economic Education Analysis Journal, 8(1), 366�388.Google Scholar
Mugiasih, Nurhana,
& Sa�ud, Udin Syaefudin. (2019). Motivasi kerja guru dan fasilitas
pembelajaran dalam kinerja mengajar guru. Jurnal Administrasi Pendidikan,
26(1), 118�128.Google Scholar
Musfira, Muhammad
Idris, and Hery Segeng Waluyo. (2020). �Pengaruh Teknologi Infrormasi
Kompetenso Dan Profesionalisme Terhadap Kinerja Pegaai Inspektorat Kabupaten
Barru. NMaR NMaR, 101�11.
Musfira, Musfira,
Idris, Muhammad, & Waluyo, Hery Sugeng. (2020). Pengaruh teknologi
informasi, kompetensi dan profesionalisme terhadap kinerja pegawai inspektorat
kabupaten baru. Nobel Management Review, 1(1), 126�134.Google Scholar
Priyono. (2016a). Metode
Penelitian Kuantitatif. Taman Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Priyono. (2016b). Metode
Penelitian Kuantitatif (Edisi 2016). Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Pujilestari, Yulita.
(2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia
Pasca Pandemi Covid-19. �ADALAH, 4(1).Google Scholar
Raco, Jozef. (2018).
Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan keunggulannya.Google Scholar
Ramadhan, Reza
Fardany. (2020). Membangun iklim organisasi sekolah melalui peran kepala
sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru.Google Scholar
Rizal, Anis Syamsu,
& Nurjaya, Nurjaya. (2020). Effects of Principal Skills, Work Culture,
Learning Facilities on Primary School Teacher Performance. Tarbawi: Jurnal
Keilmuan Manajemen Pendidikan, 6(01), 21�28. Google Scholar
Saneba, Virginia H.,
Tambingon, Henny N., & Wullur, Mozes M. (2019). The Effect of School
Head Managerial Capability and Learning Facilities on Performance Teacher
Department of Tourism Vocational School in Manado City. Google Scholar
Semiawan, Tansmissia.
(2010). Pengembangan Perangkat Lunak: Gambaran Riil Pelaksanaan Tugas Akhir
Program Diploma3 Di Jurusan Teknik Komputer dan Informatika�Polban. JURNAL
INTEGRASI, 2(2), 8�16.Google Scholar
Sinaga, Lisna Rita
Riama, & Rahardjo, Mukti. (2020). Peran Kepemimpinan, Soft Competency, dan
Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen Bisnis Dan
Kewirausahaan, 4(4), 127�132.Google Scholar
Soemitro, Ria Asih
Aryani, & Suprayitno, Hitapriya. (2018). Pemikiran Awal tentang Konsep
Dasar Manajemen Aset Fasilitas. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur &
Fasilitas, 2.Google Scholar
Sudrajat, Jajat.
(2020). Kompetensi Guru Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Riset Ekonomi Dan
Bisnis, 13(2), 100�110.Google Scholar
Sugiyono. (2016). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Google Scholar
Suryati, Suryati,
Harapan, Edi, & Houtman, Houtman. (2020). Effect of Work Motivation and
Work Climate on Teacher�Performance. International Journal of Progressive
Sciences and Technologies, 20(2), 137�144.Google Scholar
Susanto, Joko. S. P.
(2020). Keadaan SMK Setia Bhakti Tangereng. Tangerang.
Umardulis,
Umardulis. (2019). Peningkatan Kompetensi Guru Menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Melalui Supervisi Klinis. JURNAL
PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 3(4), 870�878.Google Scholar
Meyke Lewaherilla
(2021) |
First publication right : ����������������������������������������������������� Journal
Syntax Idea� |
This article is licensed under: |