Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 4, April 2021
PENGARUH IPM DAN LAJU PERTUMBUHAN PDRB TERHADAP PERSENTASE PENDUDUK
MISKIN DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011-2019
Quarthano Reavindo
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo Sumatera Utara, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstract
This study aims to see how the influence of the Human Development Index
(HDI) and the growth rate of Gross Regional Domestic Product (GRDP) on the
percentage of poor people in Karo Regency in the period 2011-2019. This study
uses quantitative research methods with multiple linear regression analysis
methods. The results of this study indicate that the influence of the Human
Development Index (HDI) variable and the Gross Regional Domestic Product (GRDP)
growth rate on the percentage of poor people is 72 percent while the remaining
22 percent is affected. by factors other than the model. Simultaneously the
Human Development Index (HDI) variable and the growth rate of the Gross
Regional Domestic Product (GRDP) have a significant effect on the percentage of
the poor. Partially the Human Development Index (HDI) variable has a negative
and insignificant effect on the percentage of poor people, while the growth
rate of Gross Regional Domestic Product (PDRB) has a positive and significant
effect on the percentage of poor people.
Keywords: percentage of poor
people; human development index (HDI); growth rate of gross regional domestic product (GRDP)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan manusia (IPM) dan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap persentase penduduk miskin di Kabupaten Karo dalam kurun waktu tahun 2011-2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian secara kuantitatif dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap persentase penduduk miskin sebesar 72 persen sedangkan sisanya sebesar 22 persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. �Secara simultan variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh signifikan terhadap persentase penduduk miskin. Secara partial variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap persentase penduduk miskin, sedangkan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap persentase penduduk miskin.
�������������������������������������������
Kata Kunci: persentase penduduk miskin; indeks pembangunan manusia (IPM); laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB)
Pendahuluan
Kemiskinan merupakan
permasalahan bagi setiap provinsi maupun kabupaten di seluruh Indonesia. Hal tersebut
juga menjadi permasalahan bagi Kabupaten Karo, yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera
Utara. Permasalahan kemiskinan
tersebut harus diselesaikan melalui berbagai cara, sehingga kemiskinan dalam suatu daerah
dapat mengalami penurunan. Disamping itu permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan nasional bagi negara berkembang seperti Indonesia (Suripto
& Subayil, 2020).
Kemiskinan adalah
permasalahan yang kompleks,
hal ini dikarenakan
banyak faktor yang mempengaruhi terciptanya kemiskinan (Amali,
2017). Saat
ini Badan Pusat Statistik menerapkan pengukuran kemiskinan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran konsumsi dalam menentukan garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut sebagai kemiskinan absolut (Permatasari,
2019). Kemiskinan
absolut merefleksikan ketidakcukupan pemenuhan kebutuhan hidup yang paling dasar (Asra,
2017a).
Namun perlu diketahui bahwa tanpa adanya perbaikan
dari sisi kualitas manusia maka tidaklah terjadi
kemajuan dalam penyelesaian permasalahan tersebut (Widyasworo,
2014). Pembangunan manusia merupakan suatu kesatuan pembangunan manusia dalam kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dapat dilihat sebagai
suatu ukuran dalam pencapaian pembangunan manusia yang berbasis sejumlah komponen dasar dalam kualitas hidup (Latifah,
Rotinsulu, & Tumilaar, 2017). Peningkatan pembangunan
manusia dapat dicermati melalui angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (Dewi,
Yusuf, & Iyan, 2016).
Kemiskinan dan pembangunan
manusia seperti dua sisi yang saling
bertolak belakang, jika kemiskinan dapat dilihat sebagai
semakin sempitnya kesempatan yang dimiliki, sedangkan secara konsep maka pembangunan
manusia adalah memperluas pilihan manusia khususnya pada kebutuhan dasar (Astuti,
2018).
Disamping itu
pertumbuhan ekonomi juga merupakan faktor yang menjadi keberhasilan dalam pembangunan di suatu daerah. Pertumbuhan
ekonomi di suatu daerah dapat dilihat
dari laju Produk Domestik Regional Bruto (Permatasari,
2019). PDRB dapat
juga digunakan untuk melihat kemampuan suatu daerah dalam
mengelola sumber daya alam yang dimilikinya (Saputra,
2011). Untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari suatu
daerah dapat dilakukan dengan membandingkan nilai dari PDRB di daerah tersebut pada satu tahun yang ditentukan dengan nilai PDRB di daerah tersebut pada tahun sebelumnya (laju PDRB) (Adelfina,
Jember, 2016).
Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan
antara dalam pembangunan ekonomi, karena tujuan akhir dari suatu pembangunan
ekonomi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan,
khususnya menurunkan kemiskinan, karena adanya kemiskinan adalah suatu fenomena
yang oleh siapapun tidak dapat diterima (Asra, 2017a). Beberapa kriteria
dari indikator pendukung yang menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan
ekonomi yang baik adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang sudah membaik dan jumlah penduduk miskin yang sudah menurun sebagai akibat dari sudah
meratanya pembangunan ekonomi (Sari,
Nasrun, & Putri, 2020)
Beberapa penelitian
terdahulu diantaranya, (Permatasari,
2019) dalam
penelitian berjudul Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia,
Tingkat Pengangguran, Upah
Minimum Terhadap Kemiskinan
di Jawa Timur Tahun
2012-2017 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia, dan upah minimum berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di kabupaten/Kota Jawa Timur.
Menurut (Septiadi
& Nursan, 2020) dalam
penelitian yang berjudul Pengentasan Kemiskinan Indonesia:
Analisis Indikator Makroekonomi dan Kebijakan Pertanian �menyatakan bahwa seluruh indikator makroekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah kemiskinan diantaranya yaitu variabel pertumbuhan ekonomi, belanja pemerintah untuk infrastruktur, inflasi dan nilai tukar.
Penelitian yang dilakukan
oleh (Cholili
& Pudjihardjo, 2013) yang berjudul
Analisis Pengaruh Pengangguran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
dan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Terhadap Jumlah Penduduk Miskin (Studi Kasus 33 Provinsi di Indonesia) memperlihatkan bahwa adanya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel
independen dengan koefisien determinan 0.743
(R-Square). Namun ketika diuji secara parsial
PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan, sedangkan IPM dan pengangguran secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Menurut (Silaban,
Br Sembiring, Br Sitepu, & Br.Sembiring, 2020) dalam penelitian
yang berjudul Pengaruh IPM
dan PDRB terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Utara Tahun
2002-2017 memperlihatkan bahwa
menunjukkan bahwa Secara parsial Produk Domestik Rill Bruto (PDRB) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di
Sumatera Utara pada tahun 2002 sampai
dengan 2017; Secara parsial Indeks Pembangunan Manusia memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di
Sumatera Utara pada tahun 2002 sampai
dengan 2017. Secara simultan variabel Produk Domestik Rill Bruto dan Inflasi memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di
Sumatera Utara pada tahun 2002 sampai
dengan 2017.
Menurut (Suryandari,
Murmalita, 2017) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa adanya pengaruh
yang signifikan dan negatif
dari pertumbuhan ekonomi yang diukur melalui PDRB dan kesehatan yang diukur melalui angka harapan hidup
terhadap tingkat kemiskinan pada provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, sedangkan pendidikan
yang diukur melalui rata-rata
lama sekolah tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di provinsi tersebut. Namun ketiga faktor tersebut
berpengaruh secara simultan terhadap kemiskinan di provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam kurun
waktu 2004-2014.
Penelitian yang dilakukan
oleh (Kurniawan,
2017) menyimpulkan
bahwa pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia
bergerak searah, hal ini menunjukkan
bahwa jika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan maka tingkat kemiskinan
di Indonesia juga mengalami peningkatan.
Berdasarkan hal-hal
tersebut, maka melalui penelitian ini, peneliti ingin
menganalisis bagaimana pengaruh kualitas pembangunan manusia melalui variabel Indeks Pembangunan manusia (IPM)
dan faktor pertumbuhan ekonomi melalui variabel laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap persentase penduduk miskin di Kabupaten Karo dalam kurun waktu tahun
2011-2019. Manfaat penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mampu mengatasi permasalahan kemiskinan sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan kebijakan di daerah maupun secara
nasional.
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian secara kuantitatif dengan metode analisis
regresi linier berganda.� Teknik analisis
data ini adalah teknik analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara
variabel prediktor dengan variabel kriterium, dimana jumlah variabel melalui prediktor
yang digunakan lebih dari satu. Model yang digunakan pada teknik ini adalah (Asra, 2017b).
dimana
.
Dalam analisis regresi linier berganda, penelitian ini menggunakan alat analisis uji normalitas, uji heterokesdasitas, uji autokorelasi,
dan uji multikolineritas, serta pengujian hipotesis melalui software SPSS for windows versi 25.
Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik. Data
yang digunakan tersebut adalah data time series mengenai persentase penduduk miskin, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo pada periode tahunan sepanjang tahun 2011 � 2019.
Rancangan penelitian
yang dibangun secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Indeks
Pembangunan Manusia
Persentase penduduk miskin
Laju Pertumbuhan
Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
Gambar 1
Skema Rancangan Penelitian
Variabel-variabel operasional
yang digunakan pada kajian ini adalah:
1. Persentase penduduk
miskin (Y)
Persentase penduduk
miskin merupakan persentase
penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK) (Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota
Tahun 2020, 2020).
2. Indeks Pembangunan Manusia / IPM (
Indeks Pembangunan Manusia merupakan nilai dari rata-rata gemotrik dari indeks
kesehatan, pendidikan dan pengeluaran (Indeks Pembangunan Manusia 2019, 2020).
3. Laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto/ PDRB (
Laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai dari pengurangan
PDRB pada tahun ke- n terhadap nilai PDRB tahun ke n-1 ( tahun sebelumnya) dibagi dengan nilai
pada tahun ke n-1, dikalikan dengan 100 persen
(Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB
Kabupaten/Kota 2015-2019, Buku 1 Pulau Sumatera, 2020)
Hasil dan Pembahasan
1.
Perkembangan Persentase Penduduk
Miskin Kabupaten Karo Tahun
2011-2019
Dalam kurun waktu tahun 2011-2019 persentase penduduk
miskin di Kabupaten Karo mengalami penurunan dari 10,49 persen pada tahun 2011
menjadi 8,23 persen pada tahun 2019, dengan rata-rata sebesar 9,55 persen.
Berdasarkan grafik pada gambar 2 dapat dilihat bahwa persentase penduduk miskin
di Kabupaten Karo terus mengalami penurunan sampai tahun 2014 yaitu mencapai
9,20 persen. Namun pada tahun-tahun berikutnya kembali mengalami peningkatan hingga
mencapai nilai 9,97 persen pada tahun 2017. Setelah tahun 2017 persentase
penduduk miskin terus mengalami penurunan, dan mencapai titik terendah dalam
kurun waktu 2011-2019 yaitu sebesar 8,23 persen pada tahun 2019.
Gambar 2
�Grafik Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Karo Tahun 2011-2019
�������
2. Analisis Regresi Linier
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini Uji normalitas yang dilakukan pada data yang telah dikumpulkan adalah Uji Kolmogorov
Smirnov. Hasil dari uji tersebut
dapat dilihat pada tabel 1, dimana terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai
kepercayaan sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang dikumpulkan telah berdistribusi normal.
Tabel 1
�Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
9 |
|
Normal
Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std.
Deviation |
.33247814 |
|
Most
Extreme Differences |
Absolute |
.228 |
Positive |
.137 |
|
Negative |
-.228 |
|
Test
Statistic |
.228 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.196c |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
Sumber : Hasil olah data
dengan SPSS 25
b.
Uji Heterokesdasitas
Untuk mengetahui
apakah terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu ke pengamatan yang lain dalam data
yang telah dikumpulkan maka dilakukan Uji Heterokesdasitas. Pada penelitian
ini hasil dari Uji Heterokesdasitas yang dilakukan dengan menggunakan uji Glejser dapat dilihat pada tabel 2. Hasilnya �menunjukkan
bahwa nilai signifikansi kedua variabel independen yang lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik, karena
tidak terdapat gejala heterokesdasitas sehingga layak digunakan dalam penelitian.
Tabel 2
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
1.825 |
6.070 |
|
.301 |
.774 |
IPM |
-.022 |
.072 |
-.161 |
-.300 |
.774 |
|
Lj_Prt_Ek |
.003 |
.238 |
.007 |
.012 |
.991 |
|
a.
Dependent Variable: Abs_RES |
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS 25
c.
Uji Autokorelasi
Agar
dapat diketahui apakah terjadi korelasi antara variabel yang digunakan dalam penelitian dengan perubahan waktu maka dilakukan
Uji Autokorelasi. Pada penelitian
ini Uji Autokorelasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji Durbin
Watson. Hasil pengujian pada tabel
3 memperlihatkan bahwa nilai Durbin Watson dari data
yang dikumpulkan adalah sebesar 2,325. Selanjutnya jika dilihat �nilai
du pada tabel durbin Watson,
maka diperoleh nilai sebesar �1,57935. Hal ini mengakibatkan nilai du<dw<4-du sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa tidak terdapat autokorelasi pada data
yang telah dikumpulkan.
Tabel 3
Hasil Uji Durbin Watson
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.885a |
.783 |
.710 |
.38391 |
2.132 |
a.
Predictors: (Constant), Lj_Prt_PDRB, IPM |
|||||
b.
Dependent Variable: Persen_Kemiskinan |
|||||
Sumber : Hasil olah data dengan SPSS 25 |
d.
Uji Multikolineritas
Uji
Multikolineritas digunakan untuk mengetahui �apakah
terdapat korelasi di antara variabel bebas dalam model regresi penelitian. Hasil pengujian mutikolinearitas pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Tolerance semua variabel bebas lebih besar
dari 0,10 dan nilai VIF dari semua variabel
bebas lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel pada penelitian ini tidak mengandung multikolinearitas.
Tabel 4
Hasil Pengujian
Multikolinearitas
Coefficientsa |
|||
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
(Constant) |
|
|
IPM |
.563 |
1.777 |
|
Lj_Prt_PDRB |
.563 |
1.777 |
|
a. Dependent Variable: Persen_Kemiskinan |
|||
Sumber : Hasil olah data dengan SPSS 25 |
|||
|
e. Persamaan Regresi Linier
Dari
tabel 5, maka diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut :
1. Konstanta yang diperoleh bernilai positif
Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel
bebas konstan maka persentase penduduk miskin tetap bernilai 12,525
2. Variabel Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) negatif sebesar 0,141, artinya setiap peningkatan IPM sebanyak satu point maka akan menurunkan persentase penduduk miskin sebesar 0,141 persen dengan asumsi variabel
lain tetap.
3. Variabel laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bernilai positif artinya setiap penambahan satu persen laju pertumbuhan
ekonomi akan meningkatkan persentase penduduk miskin sebesar 1,443 persen dengan asumsi
variabel lain tetap.
Tabel 5
��Hasil Persamaan Regresi
Linier
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
12.525 |
13.089 |
|
.957 |
.376 |
IPM |
-.141 |
.155 |
-.232 |
-.914 |
.396 |
|
Lj_Prt_Ek |
1.443 |
.513 |
.714 |
2.817 |
.030 |
|
a.
Dependent Variable: Persen_Kemiskinan Sumber : Hasil olah data dengan SPSS 25 |
f.
Koefisien Determinasi
(R2)
Dari
tabel 6 dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan nilai R2�
sebesar 0,783 artinya
bahwa pengaruh variabel Indeks Pembangunan manusia (IPM) dan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) �terhadap persentase penduduk miskin sebesar 78 persen sedangkan sisanya sebesar 22 persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
Tabel 6
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.885a |
.783 |
.710 |
.38391 |
a. Predictors: (Constant), Lj_Prt_PDRB, IPM |
||||
b. Dependent Variable: Persen_Kemiskinan |
||||
Sumber : Hasil olah data dengan SPSS 25 |
g.
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Hipotesis yang digunakan untuk uji secara simultan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho: Tidak
ada pengaruh indeks pembangunan manusia dan laju pertumbuhan PDRB terhadap
persentase penduduk miskin
H1: Ada pengaruh indeks pembangunan manusia dan laju pertumbuhan PDRB terhadap persentase penduduk miskin
�Hasil uji hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F pada tabel 7 menunjukkan bahwa nilai F hitung
yang diperoleh sebesar 10,815
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010.
Tingkat siginifikansi tersebut
adalah < 0,05 sehingga dapat diperoleh kesimpulan Ho ditolak dan H1 diterima. �Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan
dapat menerangkan variabel tidak bebas, sehingga model tersebut dapat digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama (simultan) ada pengaruh
variabel Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) dan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap persentase penduduk miskin.
������������� ���������������������������
Tabel 7
����������������� ��������������������������������������������������Hasil uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
3.188 |
2 |
1.594 |
10.815 |
.010b |
Residual |
.884 |
6 |
.147 |
|
|
|
Total |
4.072 |
8 |
|
|
|
|
a.
Dependent Variable: Persen_Kemiskinan |
||||||
b.
Predictors: (Constant), Lj_Prt_PDRB, IPM |
||||||
Sumber : Hasil olah data dengan SPSS 25 |
���������
h.
Uji Hipotesis Secara Partial (Uji t)
Uji ini dilakukan untuk
melihat apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak secara
signifikan terhadap variabel tidak bebas. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0: Tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara indeks pembangunan manusia dan laju pertumbuhan PDRB terhadap persentase penduduk miskin
H1 : Terdapat hubungan yang
signifikan antara indeks pembangunan manusia dan laju pertumbuhan PDRB terhadap
persentase penduduk miskin
Hasil
uji t-statistik pada tabel 8
di bawah dapat disimpulkan bahwa Uji t yang dilakukan terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memperlihatkan bahwa secara parsial
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap persentase penduduk miskin, hal ini dapat
diketahui dari nilai signifikansi yang lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,396. Sedangkan uji t yang dilakukan terhadap laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memperlihatkan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara laju pertumbuhan ekonomi terhadap persentase penduduk miskin, hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari
0,05 yaitu sebesar 0,030.
Tabel 8
����������������������������������� ���������������������������Hasil
uji t
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardizd Coefficiens |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
����� Beta |
||||
1 |
(Constan) |
12.525 |
13.089 |
|
.957 |
.376 |
IPM |
-.141 |
.155 |
-.232 |
-.914 |
.396 |
|
Lj_Prt_PDRB |
1.443 |
.513 |
.714 |
2.817 |
.030 |
|
a. Dependent Variable: Persen_Kemiskinan |
||||||
Sumber : Hasil olah data dengan SPSS 25 |
Berdasarkan tabel
8 di atas dapat juga disimpulkan bahwa, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif terhadap persentase penduduk miskin di Kabupaten Karo
dalam kurun waktu 2011-2019 namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar satu point, maka akan menurunkan persentase penduduk miskin meskipun tidak signifikan. Sedangkan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap persentase penduduk miskin di Kabupaten Karo
dalam kurun waktu tahun 2011-2019. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan laju pertumbuhan ekonomi, akan dapat
meningkatkan persentase penduduk miskin secara signifikan.
Kesimpulan
Penelitian� ini menyimpulkan bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini telah
memenuhi uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji heterokesdasitas, uji
autokorelasi dan uji multikolineritas sehingga model persamaan
regresi berganda dalam penelitian ini layak dilanjutkan. Dari hasil
analisis regresi berganda yang telah dilakukan
memperlihatkan bahwa pengaruh variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap persentase penduduk
miskin sebesar 72 persen sedangkan sisanya sebesar 22 persen
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam
penelitian ini.
Secara bersama-sama (simultan) variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) �berpengaruh
signifikan terhadap persentase penduduk
miskin. Sedangkan secara partial
variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
terhadap persentase penduduk miskin, sedangkan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap persentase penduduk miskin.
Adelfina, Jember, Made.
(2016). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Dan Belanja Daerah Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kota Provinsi Bali Periode 2005 - 2013.
E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 5(10).Google Scholar
Amali, Muhammad.
(2017). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia dan Belanja
Langsung terhadap Kemiskinan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 17(2).Google Scholar
Asra, Abuzar.
(2017a). Esensi Statistik Bagi Kebijakan Publik (Perdana; Abdul Rachman,
ed.). Bogor: In Media.
Asra, Abuzar.
(2017b). Statistika Terapan. Jakarta: In Media.Google Scholar
Astuti, Widia.
(2018). Pengaruh Pertumbuhan PDRB, Tingkat Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap
Kemiskinan (Study Kasus Wilayah Desa Parung Kab. Bogor). JENIUS (Jurnal
Ilmiah Manajemen Sumber Daya Manusia).Google Scholar
Cholili, Fatkhul
Mufid, & Pudjihardjo, M. (2013). Analisis Pengaruh Pengangguran, Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap
jumlah penduduk miskin (Studi Kasus 33 Provinsi di Indonesia). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 2(1). Retrieved from
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/896. Google Scholar
Data dan Informasi
Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2020. (2020). Badan Pusat Statistik.
Dewi, N., Yusuf, Y.,
& Iyan, R. (2016). Pengaruh Kemiskinan Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau. Jurnal Online Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 870�882.Google Scholar
Indeks Pembangunan
Manusia 2019. (2020). Badan Pusat Statistik.
Kurniawan, Wawan.
(2017). Pengaruh pembangunan sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat kemiskinan Di Indonesia (Dengan Kewilayahan Sebagai Variabel
Moderasi). Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian Dan Pengembangan,
1(1). Google Scholar
Latifah, Nenny,
Rotinsulu, D. C. .., & Tumilaar, R. L. .. (2017). Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka
Dan Dampaknya Pada Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Manado. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi, 17(02), 106�117.
Permatasari, VBD.
(2019). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia,
Tingkat pengangguran , Upah Minimum Terhadap Kemiskinan Di Jawa Timur Tahun
2012-2017. Jurnal Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang.Google Scholar
Saputra, Adhi
Whisnu. (2011). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran
Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten / Kota Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi
Pembangunan.Google Scholar
Sari, Yovita, Nasrun,
Aja, & Putri, Aning Kesuma. (2020). Analisis pengaruh indeks pembangunan
manusia dan kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di provinsi
kepulauan bangka belitung tahun 2010-2017. Equity: Jurnal Ekonomi, 8(1).
Google Scholar
Septiadi, Dudi,
& Nursan, Muhammad. (2020). Pengentasan kemiskinan indonesia: analisis
indikator makroekonomi dan kebijakan pertanian. Jurnal Hexagro, 4(1).Google Scholar
Silaban, Putri Sari
M. J., Br Sembiring, Permata Sari, Br Sitepu, Vini Alvionita, &
Br.Sembiring, Jessica Putri. (2020). the Pengaruh IPM dan PDRB terhadap Jumlah
Penduduk Miskin di Sumatera Utara Tahun 2002-2017. Jesya (Jurnal Ekonomi
& Ekonomi Syariah), 4(1).
Suripto, &
Subayil, Lalu. (2020). Pengaruh Tingkat Pendidkan, Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi
dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan di D.I. Yogyakarta Periode
2010-2017. Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(2).Google Scholar
Suryandari,
Murmalita, Andri. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, Dan
Kesehatan Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta, 1�136.
Tinjauan Regional
Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2015-2019, Buku 1 Pulau Sumatera. (2020). Badan
Pusat Statistik.
Widyasworo,
Radhitya. (2014). Kemiskinan Di Kabupaten Gresik (STUDI Disusun oleh : Ilmiah,
Jurnal.Google Scholar
Quarthano
Reavindo (2021) |
First publication right : Journal Syntax Idea |
This article is licensed under: |