Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 3, Maret 2021
MENINGKATKAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG UNTUK
ANAK 1-6 TAHUN MELALUI PENYULUHAN PADA ORANG TUA
Eka Puji Hastuti,
Ria Setiasari dan Liana Oktariani
STIKES Yatsi
Tangerang Banten, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected] dan [email protected]
Abstract
The
purpose of this study is to know the level of knowledge of parents about
balanced nutrition in order to increase parental awareness about the importance
of balanced nutrition, especially in children aged 1 to 6 years. This study
uses a qualitative approach in which an analysis of how far parents know about
the concept of balanced nutrition. The results of this study show that there is
still a lack of knowledge and understanding of parents about the importance of
balanced nutrition that includes components of calories, proteins, fats,
vitamins, minerals and water so that the usual food menu served to their
children is still far from balanced nutritional standards. Nutritional
insufficiency in children can have a serious impact on the growth and
development of children such as decreased endurance, growth disorders and
decreased concentration of learning in children who begin to enter school age.
Therefore, every parent needs to understand and apply the concept of balanced
nutrition in daily life so that the risk of impacts that may arise from
nutritional insufficiency in children can decrease.
Keywords: balanced nutrition; 1 to 6 years; online counseling
Abstrak
Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan orang tua mengenai gizi seimbang
dalam rangka meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pentingnya
gizi seimbang terutama pada anak usia 1 sampai dengan
6 tahun. Penelitian ini mengggunakan pendekatan kualitatif dimana dilakukan analisa seberapa jauh pengetahuan para orang tua mengenai konsep
gizi seimbang. Hasil dari penelitian ini menujukkan masih kurangnya tingkat pengetahuan dan pemahaman orang tua mengenai pentingnya gizi seimbang yang mencakup komponen kalori, protein, lemak, vitamin, mineral dan air sehingga menu makanan yang biasa disajikan pada anak-anaknya masih jauh dari standar
gizi seimbang. Ketidakcukupan gizi pada anak dapat menimbulkan
dampak serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak seperti penurunan daya tahan tubuh,
gangguan pertumbuhan dan menurunnya konsentrasi belajar pada anak yang mulai memasuki usia sekolah. Maka
dari itu, tiap orang tua perlu memahami dan menerapkan konsep gizi seimbang dalam
keseharian sehingga resiko terjadinya dampak-dampak yang mungkin muncul dari ketidakcukupan
gizi pada anak dapat menurun.
Kata Kunci: gizi seimbang; 1 s/d 6 tahun;
penyuluhan daring
Coresponden Author
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Dampak kemajuan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup seseorang dalam hal pemenuhan
kebutuhan, salah satunya adalah dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dalam keluarga. Makanan siap saji
saat ini menjadi pilihan masyarakat di mana untuk mendapatkannya tidak memerlukan waktu yang lama dan dapat diperoleh dengan memesan melalui aplikasi secara online jenis makanan tersebut diantaranya adalah pizza, burger,
ayam goreng karena makanan tersebut mempunyai rasa yang gurih dan disajikan dalam bentuk yang menarik (Anwar, 2017). Akan tetapi makanan tersebut bukanlah termasuk makanan yang sehat karena didalam makanan tersebut mempunyai kandungan gizinya yang sangat minim tetapi kandungan kalorinya sangat tinggi dan kandungan natrium tinggi (Dunford, Popkin, & Ng, 2020). Oleh karena itu,� makanan siap saji mempunyai
dampak terhadap kesehatan misalnya obesitas, tekanan darah tinggi (Pamelia, 2018).
Di Indonesia sejak beberapa
tahun yang lalu telah mempunyai masalah dalam status gizi terutama gizi
pada anak-anak. Dalam Riskesda 2018 telah menyebutkan bahwa jumlah presentasi status gizi pada usia �0-59 bl kategori gizi buruk sebesar
3,9%, kategori gizi kurang sebesar 13,8% dan gizi lebih sebesar
sebesar 3,1% dan pada usia
5-12 tahun dengan kategori sangat kurus sebanyak 2,4%, kategori kurus sebesar 6,8%, kategori gemuk sebesar 10,8% dan kategori obesitas sebesar 9,2% (Kementerian Kesehatan, 2014)
Masalah status gizi di Indonesia berdasarkan Riskesda 2018 adalah kelebihan dan kekurangan gizi (Aryastami, 2017). Anak memilih makanan yang disukai dan tidak disukai, adanya makanan siap saji, kurang
pengetahuan orang tua terhadap penyajian dan pemenuhan gizi seimbang pada anak yang dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, budaya, perilaku mempunyai peran terhadap kejadian masalah gizi yang tidak seimbang (Narayan, John, & Ramadas, 2019). Masalah
kekurangan gizi mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di mana anak mengalami pertumbuhan yang lambat, kemampuan motorik yang kurang, kemampuan kognitif yang kurang di mana dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja (Djauhari, 2017). Sebaliknya dengan masalah kelebihan gizi akan mengakibatkan anak menjadi obesitas
dan dampak dari obesitas tersebut menyebabkan hipertensi, gula darah yang tinggi (Kementerian Kesehatan., 2014).
Dengan memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang gizi
seimbang pada anak usia 1-6 tahun diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan orang
tua dapat memenuhi kebutuhan gizi secara seimbang
untuk anak-anak. Pengetahuan orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam gizi seimbang
anak-anak (Rifatul Masrikhiyah, 2020). Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang
pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang.
Pemeriksaan antropometri
pada anak kelolaan mahasiswa tidak dapat dilakukan secara langsung guna mengetahui status gizi anak. Hasil pengukuran tersebut merupakan data yang pasti untuk memastikan pemahaman orang tua terhadap gizi seimbang,
hal itulah yang menjadi alasan mahasiswa melakukan penyuluhan tentang gizi seimbang pada anak.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif untuk menganalisa tingkat pengetahuan orang tua
mengenai konsep gizi seimbang pada anak terutama anak usia 1 sampai dengan 6
tahun. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan
Pembuatan proposal kegiatan merupakan
langkah awal dari kegiatan penyuluhan.
Disusul dengan pembuatan materi dalam power point
disusun secara lengkap, singkat, padat dan jelas yang disertai gambar untuk menarik perhatian
peserta sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta. Pembuatan link media menggunakan aplikasi google-meet
mengingatkan kembali pada peserta untuk mengikuti
kegiatan.
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah peserta lengkap
masuk dalam google-meet
moderator membuka acara, ketua
kelompok memberikan sambutan pembukaan dilakukan presentasi tentang gizi seimbang,
setelah selesai presentasi dilanjutkan sesi tanya jawab
pada sesi ini peserta mengutarakan masalah yang dihadapi dan diselesaikan secara bersama.
c. Evaluasi
Kegiatan dilakukan oleh 20 peserta
usia 25 sd 35 dan anak usia 1 s/d 6 tahun sebanyak 10 peserta melalui aplikasi google-meet sesuai
dengan rencana yang telah dibuat. Kegiatan
dilakukan dengan lancar dan materi yang disampaikan telah dipahami oleh peserta.
Kegiatan dilakukan dari pukul 10.00 s/d 11.30 sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan penyuluhan tidak bisa dilakukan secara
langsung atau secara tatap muka karena alasan pandemi dan diberlakukannya
pembatasan sosial berskala besar di Tangerang dan sekitarnya. Sehingga kegiatan
penyuluhan saat ini dilakukan secara virtual dan peserta tetap berada dirumah
masing masing. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada tanggal 13 maret 2021
pukul 10.00 s/d 11.30 yang diikuti oleh 20 peserta (perempuan usia 25 sd 35 tahun) dan anak anak usia 1-6 tahun sebanyak 10 anak.
Tabel 1
Data Responden Berdasarkan Usia
No |
Usia
(th) |
n |
Presentasi
(%) |
1 |
25-35 |
20 |
66% |
2 |
1-6 |
10 |
34% |
|
Jumlah |
30 |
100% |
����
Tabel 1 menunjukan presentasi peserta
yang hadir berdasarkan usia didapatkan usia 25 sd 35th sebanyak
20(80%), dan usia 1-6 tahun sebanyak 10 (20%)
Tabel 2
Pengetahuan Sebelum
Dilakukan Penyuluhan Gizi Seimbang
No |
Kriteria |
n |
Presentasi
(%) |
1 |
Baik |
|
|
|
|
|
|
2 |
Sedang |
15 |
50% |
3 |
Kurang |
15 |
50% |
|
Jumlah |
30 |
100% |
�����
Tabel 2 menunjukan data tentang
pengetahuan tentang gizi seimbang sebelum dilakukan penyuluhan dengan kriteria
sedang sebanyak 15 peserta (50%) dan kriteria kurang sebanyak 15 (50%).
Tabel 3
Pengetahuan Setelah Dilakukan
Penyuluhan Gizi Seimbang
No |
Kriteria |
n |
Presentasi (%) |
1 |
Baik |
25 |
83,4% |
|
|
|
|
2 |
Sedang |
5 |
16,6% |
3 |
Kurang |
0 |
|
|
Jumlah |
30 |
100% |
�� ��
�Tabel 3 menunjukan data
tentang pengetahuan tentang gizi seimbang setelah dilakukan penyuluhan dengan
kriteria baik sebanyak 25 peserta (83,4%) dan kriteria sedang sebanyak 15
(16,6%).
Setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan
pengetahuan yang signifikan tentang gizi seimbang untuk anak usia 1-6 tahun pada awalnya sebanyak 50%
menjadi 83,4%.
Kegiatan evaluasi pada akhir kegiatan dilakukan untuk
mengetahui tingkat pemahaman orang tua terhadap penyuluhan yang telah diberikan.
Evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan ke peserta dan peserta bisa
menjawab 3 pertanyaan dengan benar.
���������������������������������������������������������������������
Gambar 1
(dokumentasi saat tindakan penyuluhan gizi seimbang)
Anak anak berada dalam masa pertumbuhan, hal yang
sangat penting pada masa itu adalah pemenuhan nutrisi yang baik dimana akan
menentukan kehidupan dimasa yang akan datang, jika dalam masa ini anak kurang
baik dalam pemenuhan gizinya akan berdampak terhadap pertumbuhan selanjutnya (Chandra, Suhenny, Kusnady, Utama, & Han, 2019). Oleh karena itulah
orang tua sangat diperlukan dalam hal penyediaan makanan yang bergizi (Rambe, 2017). Dengan mengolah
makanan bergizi sendiri orang tua akan melakukan penghematan dibandingkan untuk
membeli makanan siap saji atau pesan secara online, orang tua harus
bijak dalam pengelolaan ekonomi keluarga (Suryantari & Patni, 2020). Bahan makanan bergizi
sudah banyak tersedia dengan harga yang standar, sehingga diharapkan anak anak
setiap harinya mendapatkan gizi yang seimbang.
Kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi setiap
hari harus mengandung zat tenaga, pembangun dan pengatur, merupakan kunci dari
gizi seimbang (Rustiaria, 2017). Status gizi
seimbang tersebut sangat ditentukan oleh penyediaan, pengolahan, konsumsi,
penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status gizi yang baik akan
meningkatkan kualitas hidup dimasa yang akan datang dan meningkatkan daya tahan
tubuh yang sangat diperlukan pada masa pandemi COVID 19 saat ini (Tapung, Regus, Payong, Rahmat, & Jelahu, 2020). Dengan
meningkatnya daya tahan tubuh akan melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit
menular lainnya (Hidayah, Izah, & Andari, 2020).
Rentang usia anak 1 s/d 6 tahun ada beberapa anak mengalami susah makan diantaranya anak tidak menyukai
makan sayur, anak sudah bisa memilih makanan dan anak lebih menyukai makanan
yang siap saji (Gizi et al., 2020). Sebagai orang tua
hendaknya mempunyai cara bagaimana anak bisa menyukai makanan yang mengandung
gizi seimbang. Orang tua bisa melibatkan anak memilih bahan makanan yang akan
dimasak, mengajak langsung dalam mengolah makanan dan penyajian makanan dibuat
yang unik sehingga menambah daya tarik anak sendiri saat anak mengikuti
kegiatan orang tua bisa menjelaskan kegunaan atau kandungan zat gizi dengan
bahasa yang mudah dipahami (Rahayu & Munastiwi, 2018).
Penyuluhan kesehatan saat ini terdiri dari penyampaian
materi gizi seimbang, sesi tanya jawab dimana pada sesi ini membantu peserta
dalam menyelesaian masalah yang dihadapi yang berhubungan dengan gizi seimbang
pada anak usia 1- 6 tahun. Peserta yang hadir
sangat antusias dan aktif serta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
kegiatan, sehingga pengetahuan peserta meningkat yang didapatkan saat dilakukan
evaluasi.
Kesimpulan
Kesimpulan dari uraian kegiatan penyuluhan gizi seimbang tersebut adalah gizi seimbang sangat diperlukan oleh anak usia 1 s/d 6 tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga anak terhindar dari penyakit infeksi atau penyakit menular lainnya, tumbuh kembang anak, dan dalam jangka waktu yang panjang akan meningkatkan kualitas hidupnya. Oleh karena itu sebagai orang tua harus mempunyai cara lebih banyak untuk menyiasati bagaimana cara memenuhi gizi terhadap anak, pengetahuan orang tua sangat diperlukan dalam hal ini.
BIBLIOGRAFI
Anwar, Citra
Rosalyn. (2017). Fast Food: Gaya Hidup dan Promosi Makanan Siap Saji. ETNOSIA :
Jurnal Etnografi Indonesia, 1(2), 54.
Aryastami, Ni Ketut.
(2017). Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia.
Buletin Penelitian Kesehatan, 45(4), 233�240.
Chandra, Wili, Suhenny,
Henny, Kusnady, Diding, Utama, Tasik, & Han, Wong Pong. (2019). Analisis
Kedisiplinan Karyawan PT. Total Jaya International. Jurnal Ilmiah Kohesi,
3(1).
Djauhari, Thontowi.
(2017). Gizi Dan 1000 Hpk. Saintika Medika, 13(2), 125.
Gizi, Status, Usia,
Anak, Sekolah, Pra, Utara, Sumatera, Selatan, Sumatera, & Riau, Kepulauan.
(2020). Anak Usia Prasekolah Terhadap Status Gizi Anak Usia Prasekolah Di Tk
Az-Zumar Achmad . Robbi Armansyah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang Volume
1 Nomor I : Agustus 2020. 1, 11�16.
Hidayah, Seventina
Nurul, Izah, Nilatul, & Andari, Istiqomah Dwi. (2020). Peningkatan Imunitas
dengan Konsumsi Vitamin C dan Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil Untuk Cegah Corona
Di Kota Tegal. Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara, 4(1 SE-Artikel), 170�174.
Kementerian
Kesehatan. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 41 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. 1�96.
Narayan, Jitendra,
John, Denny, & Ramadas, Nirupama. (2019). Malnutrition in India: status and
government initiatives. Journal of Public Health Policy, 40(1),
126�141.
Pamelia, Icha.
(2018). Perilaku konsumsi makanan cepat saji pada remaja dan dampaknya bagi
kesehatan. IKESMA, 14(2), 144�153.
Rahayu, Nurliyati,
& Munastiwi, Erni. (2018). Manajemen Makanan Sehat di PAUD. Jurnal
Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, (2), 65�80. Retrieved from
https://www.mendeley.com/catalogue/0b4b0194-02f5-3954-b2b6-bbbbc33914a4/
Rambe, Hartika
Lindawati. (2017). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Gizi Terhadap
Tumbuh Kembang Anak Balitanya Di Taman Kanak-Kanak Imelda Medan. Jurnal
Ilmiah Kebidanan Imelda, 3(2), 257�266. Retrieved from http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/Jurnalkebidanan/article/view/137
Rifatul Masrikhiyah.
(2020). Peningkatan Pengetahuan Ibu Mengenai Gizi Seimbang Dalam Pemenuhan Gizi
Keluarga. Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3),
476�481.
Rustiaria, Annora
Paramitha. (2017). Pengaruh pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan tingkat
pendidikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan keluarga. Stie Perbanas
Surabaya.
Suryantari, Eka
Putri, & Patni, Ni Luh Putu Suarmi Sri. (2020). Pengaruh pengetahuan
keuangan, sikap keuangan, dan tingkat pendidikan terhadap perilaku pengelolaan
keuangan keluarga. Journal of Business and Banking, 12(3), 1�16.
Tapung, Marianus
Mantovanny, Regus, Max, Payong, Marsel Ruben, Rahmat, Stefanus Turibus, &
Jelahu, Frederikus Maigahoaku. (2020). Bantuan sosial dan pendidikan kesehatan
bagi masyarakat pesisir yang terdampak sosial-ekonomi selama patogenesis
Covid-19 di Manggarai. Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 16(1),
12�26.