Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 3, Maret 2021
UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU
KOTAK KARDUS
Martinus Handoko Prastowo
Guru SDN Kanung 02 Kecamatan
Sawahan Kabupaten Madiun Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
The purpose of this research is to improve the achievements of long jump
hanging style sports through the use of cardboard box aids, learning in grade
VI students of SDN Kanung 02 sawahan
subdistrict madiun in the 2019/2020 school year. This
research uses Class Action Research (PTK) method. The data analysis techniques
used are descriptive quantitative. The research procedure is to determine the
steps in carrying out the research. The steps of implementation of PTK
procedurally is carried out participatory or
collaboration (teachers, other PJOK) in collaboration, starting from the
orientation stage followed by the preparation of action plans followed by the
implementation of actions in cycle I, analytical discussions that are then
continued to the reflection-evaluative steps of activities carried out in cycle
I, to then prepare a plan of modification, correction, or correction, or
improvement in cycle II and so on. The results showed that by using learning
aids can improve the results of learning basic motion long jump style hanging
from pre cycle to cycle I and from cycle I to cycle II. The result of long jump
learning style hanging on pre cycle in the complete category is 33.3% or 6
students, at the end of cycle I after being given learning basic motion
techniques long jump hanging style using cardboard aids increased to 55.55% or
10 students, then again there was an increase after being given action in cycle
II to 88.88% or 16 students with more emphasis on increasing the chances of
students in doing the long jump movement overall. The conclusion of this study
is that the use of learning aids can improve the results of learning the basic
motion of long jump hanging style in grade VI students of SDN Kanung 02 in the 2019/2020 school year.
Keywords: learningaids; long jump hanging style; Education
Abstrak
Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga lompat jauh gaya
menggantung melalui penggunaan alat bantu kotak kardus, pembelajaran pada siswa
kelas VI SDN Kanung 02 kecamatan Sawahan kabupaten Madiun tahun pelajaran
2019/2020. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Prosedur
penelitian adalah dengan menentukan langkah-langkah dalam melaksanakan
penelitian. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, PJOK lainnya) bekerjasama,
mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan
pelaksanaan tindakan dalam siklus I, diskusi yang bersifat analitik yang
kemudian dilanjutkan kepada langkah refleksi-evaluatif atas kegiatan yang
dilakukan pada siklus I, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi,
koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus II dan seterusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
dapat� meningkatkan hasil belajar gerak
dasar lompat jauh gaya menggantung dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus
I ke siklus II. Hasil belajar lompat jauh gaya menggantung pada pra siklus
dalam kategori tuntas adalah 33,3% atau 6 siswa, pada akhir siklus I setelah
diberikan pembelajaran teknik gerak dasar lompat jauh gaya menggantung
menggunakan alat bantu kardus meningkat menjadi 55,55% atau 10 siswa, kemudian
kembali terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi
88,88% atau 16 siswa dengan lebih menekankan memperbanyak kesempatan siswa
dalam melakukan gerakan lompat jauh secara keseluruhan. Simpulan penelitian ini
adalah penggunakan alat bantu pembelajaran dapat� meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat
jauh gaya menggantung pada siswa kelas VI SDN Kanung 02 tahun pelajaran
2019/2020.
Kata kunci:
alat bantu pembelajaran; lompat jauh gaya menggantung; pendidikan
Coresponden Author
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu masalah yang menjadi
sorotan dari berbagai pihak baik dari masyarakat, departemen pendidikan dan
kebudayaan maupun departemen lainnya (Wahidin, 2017). Pengembangan aspek jasmani anak dapat ditunjang
melalui beberapa kegiatan antara lain melalui kegiatan olahraga. Melalui
olahraga akan dapat ditingkatkan kekuatan ketrampilan kerja, kesegaran jasmani,
dan pembentukan kepribadian yang baik. Hal ini berarti bahwa peranan olahraga
sangat penting artinya dalam menunjang kehidupan manusia agar tetap sehat dan
memiliki kesegaran jasmani yang prima sehingga dapat melaksanakan tugas
sehari-hari dengan baik (Utama, 2011).
Olahraga merupakan kegiatan fisik yang bersifat kompetitif dalam
suatu permainan, berupa perjuangan tim maupun diri sendiri (Lestari, Indarwati, & Putra, 2018). Salah satu olahraga yang berbentuk
kompetitif� tersebut adalah atletik.
Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua yang telah ada dan
dilakukan oleh manusia sejak jaman dahulu sampai sekarang ini. Bahkan dapat
dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini, atletik sudah ada dan
dilakukan oleh manusia. Hal tersebut dikarenakan setiap gerakan dalam atletik
seperti jalan, lari, lompat dan lempar merupakan perwujudan dari gerakan dasar
dalam kehidupan manusia sehari-hari (Refiater, 2012).
Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang diajarkan
dari sekolah tingkat paling rendah Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan
Tinggi, Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri empat nomor utama yaitu
jalan, lari, lompat dan lempar. Dari tiap-tiap nomor tersebut didalamnya
terdapat beberapa nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari
jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh, lari gawang, lari sambung atau lari
estafet. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit,
lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi: lempar cakram, lempar lembing,
tolak peluru dan lontar martil (Indra, 2018).
Berkaitan dengan nomor-nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji
dan meneliti nomor lompat khususnya lompat jauh gaya menggantung. Lompat jauh
gaya menggantung merupakan rangkaian gerakan yang diawali dengan berlari,
menumpu untuk menolak, melayang di udara dengan posisi badan tegap� dan mendarat dengan kedua kaki ke depan. Lompat jauh gaya menggantung merupakan gaya yang
sering dilakukan atlit yg berprestasi. (Aip Syarifudin, 1992) menyatakan bahwa, �lompat jauh gaya menggantung, pada
umumnya banyak dilakukan anak-anak sekolah, karena dianggap gaya yang paling
mudah untuk dipelajari�. Hal ini disebabkan karena lompat jauh gaya menggantung
tidak banyak gerakan yang harus dilakukan pada saat melayang di udara
dibandingkan dengan gaya yang lainnya. Dikatakan gaya menggantung karena
gerakan yang dilakukan pada saat melayang badan melenting di udara atau
membentuk gerakan seperti lentingan di udara.
Pada
dasarnya pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani dan olahraga. Peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang
dilakukan secara sistematis (Irianto, 2020).
Adapun
tujuan pendidikan jasmani menurut (Suherman, 2000) bahwa, �Secara umum tujuan
pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori yaitu : (1)
perkembangan fisik,� (2) perkembangan gerak,
(3) perkembangan mental dan, (4) perkembangan sosial�.
Salah
satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga sekarang ini
adalah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah,
kondisi seperti ini dikarenakan rendahnya kualitas pembelajaran yang terjadi (Rachman, 2011). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah terbatasnya
kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan
untuk mendukung pengajaran proses pendidikan jasmani. Sebagian besar guru PJOK (Pendidikan, jasmani, olahraga, kesehatan) �yang ada sekarang ini hanya menekankan hasil
akhir tanpa memperhatikan proses pembelajaran, hal ini akan berdampak buruk
bagi siswa karena kurangnya pengetahuan yang diberikan oleh guru dan secara
tidak langsung akan mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan
jasmani yang tidak tercapai.
Pembelajaran
PJOK (Pendidikan, jasmani, olahraga, kesehatan) melalui penggunaan
alat bantu pembelajaran merupakan salah satu karakteristik model pembelajaran
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran penjas (Bajuri, 2016). Adanya model pembelajaran dengan alat bantu dapat membantu seorang guru
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih baik sehingga motivasi siswa
meningkat. Kemampuan seorang guru membangkitkan motivasi belajar siswa menjadi salah
satu kunci tercapainya tujuan pembelajaran. (Srijono Brotosuryo, 1994) menyatakan, �Dalam proses
belajar mengajar sarana dan alat bantu mengajar merupakan komponen yang tidak
dapat dipisahkan dengan komponen-komponen lain, misalnya: tujuan, materi, metode
dan sebagainya�. Oleh karena itu guru PJOK yang profesional sangat menentukan
keberhasilan dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Proses pembelajaran
harus dikelola dengan baik agar mencapai keberhasilan yang baik pula. Salah
satu pendukung keberhasilan dalam pembelajaran adalah penggunakan alat media
dalam menyampaikan pembelajaran. Alat media adalah alat bantu pembelajaran yang
dapat mengaktifkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan berfikir siswa sehingga
pengalaman belajar yang diperoleh lebih bermanfaat. Untuk menerapkan
pembelajaran yang bisa memotivasi anak dan diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok maka, muncul gagasan untuk melakukan penelitian
dengan judul �Upaya meningkatan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya
menggantung dengan menggunakan alat bantu tradisional pada siswa Kelas VI SDN
Kanung 02 kecamatan Sawahan kabupaten Madiun tahun pelajaran 2019/2020�.
Dari hasil penelitian terdahulu yang relevan ada beberapa
kajian yang sangat diperlukan untuk mendasari penelitian-penelitian selanjutnya
Penelitian Muchlis (Choirudin, 2012) menyatakan bahwa
ada 4 tahapan yang harus dikuasai dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok
supaya mendapatkan prestasi yang optimal yaitu awalan, tumpuan, melayang
diudara dan mendarat.
Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di lapangan Lompat jauh SDN Kanung 02 kecamatan Sawahan kabupaten Madiun. Penelitian ini direncanakan mulai bulan November s/d Desamber 2019 setiap berlangsungnya mata pelajaran Pendidikan Jasmani siswa Kelas VI SDN Kanung 02 Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu setiap hari Kamis
dari pukul 07.00 sampai 08.45 WIB. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian tindakan kelas proses pelaksanaan penelitian tidak boleh menggangu
proses belajar mengajar itu sendiri.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian
ini siswa kelas VI SDN Kanung 02 Kecamatan Sawahan kabupaten Madiun tahun Pelajaran 2019/2020. Jumlah
keseluruhan siswa adalah sebanyak 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa putra
dan 8 putri. Seluruh siswa diamati untuk
mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar.
3. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi
tentang keadaan siswa dilihat dari
aspek kualitatif, dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa catatan lapangan pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi dengan berpedoman pada lembar observasi. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar dari materi
pokok Lompat jauh gaya jongkok.
Data penelitian dikumpulkan
dari berbagai sumber meliputi:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario pembelajaran, silabus buku penilaian
dan buku referensi mengajar.
5. Uji Validitas Data
Untuk menjamin validitas data dan pertanggung jawaban yang dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik
kesimpulan, maka yang digunakan untuk memeriksa validitas data yaitu dengan validitas
isi dan teknik trianggulasi.
Validitas isi mencakup
sejauh mana bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini sudah sesuaikah
dengan silabus mata pelajaran PJOK kelas VI yang dikonsultasikan dengan observer. Sedangkan teknik triangulasi yang digunakan yang sebagai validasi keaktifan atau aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran adalah triangulasi metode, yaitu dengan cara :
6. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut (Suharsimi Arikunto.,
1989), �Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya
tidak perlu merumuskan hipotesis�. Penelitian dengan data kuantitatif memperoleh hasil perhitungan berupa angka-angka. (Suharsimi Arikunto.,
1989) mengatakan, pengukuran data kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data (arrai), untuk selanjutnya
dibuat tabel, baik yang hanya berhenti sampai tabel saja, maupun
yang diproses lebih lanjut menjadi perhitungan pengambilan kesimpulan ataupun untuk kepentingan visualisasi datanya.
2. Indikator Kinerja Penelitian,
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah meningkatnya hasil belajar gerak dasar
Lompat jauh gaya menggantung siswa Kelas VI SDN Kanung 02 Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020. Setiap
tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus.
Setiap siklus terdiri atas empat
tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan
(4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Hasil dan Pembahasan
1.
Pengertian Lompat
Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dalam
cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan
melompat mengangkat kaki ke atas ke
depan dalam upaya membawa titik
berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan
melakukan tolakan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Dalam lompat jauh terdapat
tiga macam gaya yaitu gaya
jongkok, gaya menggantung dan gaya berjalan di udara (Prasetyo, 2016).
Lompat jauh gaya jongkok disebut
juga gaya duduk di udara (sit
down in the air). Dikatakan gaya
jongkok karena gerakan yang dilakukan pada saat di udara membentuk
seperti orang jongkok atau duduk. Gerakan jongkok atau duduk ini terlihat seperti membungkukkan badan dan kedua lutut ditekuk, kedua tangan di depan. Pada saat mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan,
mendarat dengan bagian tumit lebih
dahulu dan kedua tangan ke depan.
Untuk menghindari kesalahan saat mendarat, maka diikuti dengan menjatuhkan badan ke depan (Choirudin, 2012).
Gambar
1
Lompat jauh gaya menggantung
(Gilang, 2007)
Lompat jauh gaya menggantung merupakan gaya yang paling mudah dilakukan terutama bagi anak-anak
sekolah. (Syarifudin, 1992) menyatakan bahwa, �lompat jauh gaya
menggantung, pada umumnya banyak dilakukan anak-anak sekolah, karena dianggap gaya yang paling mudah untuk dipelajari�. Hal ini disebabkan karena lompat jauh
gaya menggantung tidak banyak gerakan
yang harus dilakukan pada saat melayang di udara dibandingkan dengan gaya yang lainnya. Konsentrasi atlet yang perlu diperhatikan pada gaya menggantung terletak pada membungkukkan badan dan menekuk kedua lutut dan menjulurkan kedua kaki ke depan dan kedua
lengan tetap ke depan untuk
mendarat.
2.
Teknik Lompat
Jauh Gaya menggantung
Teknik
Lompat jauh gaya menggantung, Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu
cabang olahraga. Teknik ini juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga,
atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.
Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis (Prasetyo, 2016). (Muharram, 2015) menyatakan bahwa, �faktor-faktor yang sangat menentukan untuk mencapai prestasi dalam lompat jauh
adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat melayang, dan pendaratan�. Untuk lebih jelasnya teknik lompat jauh
dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Awalan
Awalan merupakan tahap pertama dalam
lompat jauh. Tujuan awalan adalah
untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat
dan membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Pelompat harus berlari semakin cepat sehingga mencapai kecepatan penuh pada saat sebelum salah satu kaki menumpu. Adapun pelaksanaan awalan lompat jauh
menurut (Aip Syarifudin, 1992) yaitu :
1.
Jarak awalan
tergantung pada tiap-tiap pelari (sekitar 30 sampai 40 meter). Jarak awalan harus cukup jauh
dan lari cepat untuk mendapatkan momentum yang
paling besar.
2.
Kecepatan awalan dan irama langkah harus tetap.
Pada saat melangkah konsentrasi tertuju pada lompatan yang setinggi-tingginya.
3.
Langkah terakhir
agak diperpendak, supaya dapat menolak
ke alas dengan sempurna.
4.
Sikap lari seperti pada lari jarak pendek.
5.
Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan tinggi, tanpa ada gangguan
langkah yang diperkecil atau diperlebar untuk memperoleh ketepatan bertumpu pada balok tumpuan. (Aip Syarifudin, 1992) menyatakan bahwa �untuk menjaga kemungkinan
pada waktu melakukan awalan itu tidak
cocok, atau ketidak tepatan awalan dan tolakan, biasanya pelombat membuat dua buah
tanda (cherkmark) antara permulaan akan memulai permulaan
awalan dengan papan tolakan�.
b.
Tumpuan atau Tolakan (Take-Off)
Tumpuan adalah
salah satu tahap vital dalam rangkaian gerakan lompat jauh, hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tumpuan adalah penggunaan kaki terkuat agar tolakan yang dihasilkan dapat maksimal, selain itu perubahan
arah gerakan juga harus diperhatikan, yaitu perubahan dari gerak lari
kearah depan dilanjutkan tolakan keatas sehingga gerakan yang dihasilkan berbentuk parabola. Menurut (Aip Syarifudin, 1992) �tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horizontal ke gerakan vertikal
yang dilakukan secara cepat�. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya
pelompat menyiapkan diri untuk melakukan
tolakan sekuat-kuatnya pada
langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat keatas melayang di uadara.
(Riyadi, 1985) menyatakan teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:
1.
Tolakan dilakukan dengan
kaki yang terkuat.
2.
Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong kebelakang (jangan berlebihan) untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik (sekitar
45�).
3.
Bertumpu sebaiknya tepat
pada papan tumpuan.
4.
Saat bertumpu kedua lengan ikut serta
diayunkan ke depan atas. Pandangan
ke depan atas (jangan melihat
ke bawah).
5.
Pada kaki ayun
(kanan) diangkat ke depan setinggi
pinggul dalam posisi lutut ditekuk
6.
Melayang di Udara (Action in The Air)
Sikap dan gerakan
badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, kecepatan lari dan kekuatan tolakan akan menentukan
seberapa lama kita mampu melayang diudara, semakin lama kita berada diudara
akan semakin terlihat gaya yang dihasilkan dan akan semakin jauh jangkauan
yang tercapai.�
Menurut (Soegito, 1992)�sikap saat melayang adalah sikap setelah gerakan
lompatan dilakukan dan
badan sudah terangkat tinggi ke atas�.
Karena pada waktu lepas dari papan tolak,
badan si pelompat dipengaruhi oleh kekuatan yang disebut �daya penarik
bumi�. Daya penarik bumi ini
bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat
badan yang letaknya kira-kira
pada pinggang pelompat sedikit dibawah pusar agak ke
belakang. Hal ini artinya, pada saat melayang di udara merupakan letak yang akan membedakan gaya dalam lompat
jauh.
Adapun
cara melakukan sikap badan di udara menurut (Aip Syarifudin, 1992) sebagi berikut:
1.
Sesaat setelah menumpu,
kaki tumpu segera diluruskan selurus-lurusnya.
2.
Mengangkat pinggul ke muka atas.
3.
Diusahakn selama mungkin saat berada di udara dengan cara
menjaga keseimbangan dan persiapan pendaratan.
4.
Pada saat melayang di udara, kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok.
5.
Sikap tubuh saat melayang ditentukan oleh gaya lompat jauh
yaitu: gaya jongkok (tuck style), gaya
menggantung atau melenting (hang style) dan gaya
berjalan di udara (walking
in the air).
c.
Pendaratan
Sikap mendarat
pada lompat jauh baik gaya jongkok,
gaya menggantung maupun gaya berjalan
di uadara adalah sama. Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian
gerakan lompat jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat
jauh. Mendarat dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh pelompat. (Aip Syarifudin, 1992) menyatakan bahwa:
Sikap mendarat
pada lompat jauh, baik untuk lompat
jauh gaya jongkok, gaya menggantung,
maupun gaya jalan diudara adalah
sama. yaitu : Pada waktu akan
mendarat kaki dibawa kedepan, kedua tangan ke depan.
Kemudian mendarat apda kedua tumit
terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan
(ditekuk), berat badan dibawa ke depan
supaya tidak jatuh ke belakang,
kepala ditundukkan, kedua tangan kedepan.
d.
Alat Bantu Pembelajaran
Alat
bantu merupakan alat-alat
yang digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan pembelajaran. Alat bantu berfungsi
sebagai sarana peraga dalam pembelajaran,
hal ini bertujuan
untuk mempermudah pemahaman siswa. (Muharram, 2015) menyatakan, �Alat bantu pembelajaran adalah
alat-alat yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan mengajar�. Menurut (Gino, Suwarni, & Maryanto, 1998) berpendapat, �alat
bantu pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa)�.
Alat
bantu disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
manusia diterima atau ditangkap melaui panca indera.
Semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima informasi maka semakin jelas
pengertian yang diperoleh.
Media yang dapat dilihat indera mata (media visual) sangat membantu proses belajar mengajar anak dalam memahami
konsep berpikir abstrak.
e.
Manfaat Alat Bantu Pembelajaran
Alat
bantu mempunyai arti penting
dalam kegiatan pembelajaran. Alat bantu dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Selain
itu, alat bantu akan mempermudah siswa dalam mempelajari
materi pembelajaran. Lebih lanjut (Gino et al., 1998) menyatakan, �dengan
menggunakan alat bantu mengajar atau media, pengajaran dapat menjadi lebih konkrit
dan menarik sehingga mudah untuk dimengerti
dan dipahami anak didik�. Sedangkan (Sya�diyah, 2018) menyatakan:
Ada beberapa fungsi penggunaan media atau alat dalam proses pembelajaran, diantaranya :
1.
Menarik perhatian siswa
2.
Membantu mempercepat pemahaman
dalam proses pembelajaran
3.
Memperjelas penyajian pesan
agar tidak bersifat verbalitis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan)
4.
Mengatasi keterbatasan ruang
5.
Pembelajaran lebih komunikatif
dan produktif
6.
Waktu pembelajaran
bisa dikondisikan
7.
Menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran
8.
Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan
gairah belajar
9.
Melayani gaya belajar siswa beraneka ragam.
10.
Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Alat
bantu atau media pembelajaran
memiliki manfaat yang sangat luas dalam
kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan alat bantu yang baik dan tepat, maka akan mendukung
pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena
itu guru penjas harus mampu memanfaatkan
berbagai macam alat bantu pembelajaran, jika dalam pembelajaran
materi penjas banyak kendala. (Lutan & Suherman, 2000) menyatakan, �Terbuka kesempatan
guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri
alat-alat sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran�.
Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat bantu pembelajaran dapat membantu dalam menyampaikan pengertian-pengertian
yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit
dan lebih mudah dipahami siswa. Selain itu, seorang
guru juga bisa membuat sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran.
f.
Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik
Suatu alat pembelajaran dapat dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidika untuk: Mengubah pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep, Mengubah sikap dan persepsi, Menanamkan tingkah laku/kebiasaan
yang baru. Selain itu, alat bantu harus efisien dalam
penggunakannya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas.
Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati oleh seluruh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guru yang tinggi ditinjau dari segi
pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti
maksudnya.
g.
Alat Bantu Berupa
Kotak Kardus
Alat
bantu bilah, kardus, adalah alat bantu yang dibuat dalam upaya
meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya menggantung
siswa kelas VI SDN Kanung 02 Kecamatan sawahan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020.
Bilah terbuat dari bambu yang dipotong dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 5-10 cm. Alat bantu kardus
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kardus kosong
dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 25 cm dan tinggi 20 cm. Kemudian dikombinasikan dengan ban bekas sepeda yang digunakan dengan ukuran diameter lingkaran 60 cm. Sedangkan bola gantung yaitu bola plastik yang kemudian digantung dibambu dengan menggunakan jaring bola Dalam menentukan alat bantu yang digunakan didasarkan pada syarat-syarat penggunaan alat bantu yang baik. Media pendidikan yang memenuhi syarat, Dinbakir
(2009) menjelaskan tentang Kriteria Pemilihan Media
1.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.artinya
media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2.
Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep prinsip atau generalisasi.
3.
Praktis, luwes dan bertahan.
4.
Guru terampil
menggunakannya.
5.
Pengelompokan sasaran.media yang efektif untuk kelompok
besar belum tentu sama dengan
efektifnya jika digunakan untuk kelompok kecil.
6.
Mutu teknis
7.
Kondisi siswa (dari segi subjek belajar)
Alat
batu dipilih karena dirasa sudah cukup
memenuhi syarat sebagai alat bantu pembelajaran. Selain dapat dipikirkan dan mudah digunakan, alat bantu bilah, kardus, bola gantung, dan ban bekas juga mudah didapat dan ekonomis dalam pembiayaan, selain itu dalam
penggunaannya, alat bantu tersebut bukan termasuk alat yang berbahaya untuk digunakan dalam pembelajaran.
Kesimpulan
Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN Kanung 02 Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahapan,
yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan
(4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan, diperoleh simpulan sebagai berikut:
Penggunaan
alat bantu pembelajaran (bilah bambu, kardus,
bola gantung, dan ban bekas)
berhasil meningkatkan hasil belajar lompat
jauh gaya menggantung pada siswa kelas VI SDN Kanung 02 Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020. Dari hasil
analisis yang diperoleh, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara pra siklus,
siklus I, dan siklus II.
Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
pada pra siklus dalam kategori tuntas adalah 33,3% atau 6 siswa, pada akhir siklus I menjadi 55,55% atau 10 siswa, kemudian kembali terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 88,88% atau 16 siswa.
BIBLIOGRAFI
Aip Syarifudin.
(1992). Atletik. Jakarta: Depdikbud, Dirjendikti, Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Bajuri, Puput Eka.
(2016). Penerapan Alat Bantu Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Lompat Tinggi Gaya Straddle. Jurnal Sportif, 2(2).
Choirudin, Muchlis.
(2012). Upaya peningkatan gerak dasar lompat Jauh gaya jongkok dengan
menggunakan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas iv sd negeri 04 bejen karanganyar
tahun ajaran 2011/2012. Jurnal Skripsi.
Gilang, Moh. (2007).
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Bandung: Yudhistira.
Gino, H. J., Suwarni,
Suripto, & Maryanto, Sutijan. (1998). Belajar dan Pembelajaran II.
Surakarta. UNS Press.
Indra, Johannes.
(2018). Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dan Kemampuan Motorik
Terhadap Hasil Gerak Dasar Lari.
Irianto, Tri.
(2020). Olahraga Pendidikan.
Lestari, Dwi Puji,
Indarwati, Indarwati, & Putra, Yudha Wahyu. (2018). Perbedaan Pengaruh
Pemberian Plyometric Depth Jump Dan Box To Jump Terhadap Peningkatan Power Otot
Tungkai Pada Pemain Bola Voli Di Sma Negeri Kebakkramat. STIKES�Aisyiyah
Surakarta.
Lutan, Rusli, &
Suherman, Adang. (2000). Perencanaan pembelajaran penjaskes. Jakarta:
Depdikbud.
Muharram, N. U. R.
Ahmad. (2015). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh Dengan
Menggunakanalat Bantu Tradisional. Nusantara of Research: Jurnal Hasil-Hasil
Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2(1).
Prasetyo, Koko.
(2016). Penerapan Pendekatan Bermain untuk Meningkatkan Hasil Belajar Lompat
Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(3), 196�205.
Rachman, Hari Amirullah.
(2011). Keterlaksanaan Pendidikan Jasmani Dan Olahragadi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 8(1).
Refiater, Ucok
Hasian. (2012). Hubungan Power Tungkai Dengan Hasil Lompat Tinggi. Jurnal
Health and Sport, 5(03).
Riyadi, Tamsir. (1985).
Petunjuk Atletik. Yogyakarta: FPOK Yogyakarta Tim Penjas (2006). Pendidikan
Jasmani Untuk Kelas, 3.
Soegito. (1992). Teori
dan Praktek Atletik I. Surakarta: UNS Press.
Srijono Brotosuryo,
Sunardi dan M. Furqon H. (1994). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Jakarta.: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah. Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Tekhnis Bagian Proyek
Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D-II.
Suharsimi Arikunto.
(1989). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinneka
Cipta.
Suherman, Adang.
(2000). Dasar-dasar penjaskes. Jakarta: Depdikbud.
Sya�diyah, Fathimah.
(2018). Perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan metode take and
give dan metode word square pada mata pelajaran Pai: Penelitian di smp karya
budi kelas VII A dan VII b. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Syarifudin, Aip.
(1992). Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Dirjen Dikti.
Utama, A. M. Bandi.
(2011). Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas BermainDalam Pendidikan
Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 8(1).
Wahidin, Unang.
(2017). Pendidikan Karakter Bagi Remaja. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan
Islam, 2(03).