Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 3, Maret 2021
Saifuddin Zuhri,
Irvia Amananda dan Nanda Alya
Karlina Amini dan Tiara Febri Angellia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected], �[email protected],
[email protected], [email protected]
Abstract
This
study aims to find out how the program 'Mata Najwa' is responded by Instagram
users as an educational program from the Political side which is a bridge to
deliver information and connect people and government. This type of research
used in this study is quantitative that uses the Use and Gratification approach
and is carried out using the Instagram Polling feature. In this study, the total
respondents are 258 Instagram users. The results of this study indicate that
the program has responded well, is considered to educate the people well, and
is expected to always be there and broadcast. Most of the respondents thought
the 'Mata Najwa' program was used as a reference to attend the news that was
being discussed hotly. Based on the results of the study showed that Mata Najwa
has a positive image and educational value in the eyes of Instagram users.
Keywords: �mata najwa� program; instagram users; perception
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan mengetahui bagaimanakah tayangan �Mata Najwa� direspon oleh pengguna Instagram
sebagai program edukasi dari sisi Politik yang menjadi jembatan penghantar
informasi dan menghubungkan rakyat dan pemerintah. Tipe penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan pendekatan Penggunaan
dan Gratifikasi dan dilakukan dengan menggunakan fitur Instagram Polling. Dalam
penelitian ini, total responden sebanyak 258 responden pengguna Instagram.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program ini direspon baik, dianggap
mengedukasi rakyat dengan baik, dan diharapkan selalu ada dan tayang. Sebagian
besar para responden berpendapat acara �Mata Najwa� dijadikan acuan untuk
mengikuti pemberitaan yang sedang hangat diperbincangkan. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa Mata Najwa mempunyai citra yang positif dan nilai
edukasi dimata pengguna instagram.
Kata kunci:
program mata najwa; �pengguna instagram; persepsi
Coresponden Author
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Manusia
adalah makhluk sosial. Dan tentunya, kita sebagai manusia pasti tidak akan
lepas dari komunikasi. Tidak lepas pula berhubungan dengan manusia lainnya.
Komunikasi sangat erat dan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kita berkomunikasi untuk mengutarakan, menyampaikan
dan mentransfer ide, pikiran, gagasan, isi hati dan perasaan, membangun dan
memelihara hubungan dengan manusia lainnya. Banyak sekali cara dan medium yang kita
digunakan untuk berkomunikasi. Salah satu medium yaitu media
massa. Media Massa adalah sarana komunikasi massa dimana proses penyampaian
pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (public) secara
serentak. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat saat
ini adalah Instagram.� Instagram sebagai
salah satu media sosial ini berfungsi dan peran besar bagi
penggunanya, karena Instagram merupakan aplikasi yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya
ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri, serta
memiliki sifat yang informatif, hiburan dan memberikan edukasi kepada pengguna.
�Hal ini menjadikan informasi berkembang pesat dan
juga muncul globalisasi teknologi informasi dimana pun yang bisa diakses lewat
berbagai macam media sosial. Seiring berkembangnya jaman pula, media sosial
berlomba-lomba untuk mempunyai karya terbaik yang akan
disuguhkan kepada khalayak. Khalayak atau masyarakat membutuhkan media sosial
berdasarkan atas motif-motif tertentu, karena itu media memenuhi kebetuhan
khalayak adalah media yang efektif (Syahreza & Tanjung, 2018). Schram dan Roberts
juga menyatakan bahwa audience sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan.
Pendekatan
Uses and Gratification ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam
komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi
[kbbi; pengumpulan sebuah benda yang terpisah � pisah menjadi satu individu] (Effendy, L�ffler, & Maibach,
2000). Pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi, pengguna
media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan
bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nuruddin, Madramootoo, &
Dodds, 2003).
Adapun beberapa penelitian terdahulu diantaranya, Penelitian Ari Musdolifah yang dilakukan pada tahun 2019 membahas mengenai tindak tutur representatif dalam acara Talk Show Mata Najwa di Trans 7 sebagai alternatif bahan ajar Bahasa Indonesia di SMP dengan dilatarbelakangi oleh banyaknya tindak tutur yang terjadi dalam kehidupan manusia yang dapat dimaknai berdasarkan konteks. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatic. Wujud datanya adalah
kata-kata dan kalimat dari tuturan yang dihasilkan oleh Sandiaga Uno Cawapres 2019 dengan nomor urut
02 yang terkait dengan jenis dan fungsi tindak tutur representatif.
Sumber data penelitian ini adalah acara Talk Show Mata
Najwa yang ditayangkan di Trans 7.� Selain itu, teknik pengumpulan
data penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat untuk selanjutnya di analisis dengan metode padan pragmatis.
Berdasarkan hasil� dan� pembahasan dapat disimpulkan bahwa 1) jenis dan fungsi yang terdapat dalam penelitian ini adalah jenis tindak
tutur prediktif, retrodiktif, deskriptif, informatife, konfirmatif, retraktif, dissentif, disputatife, sugestif,� dan suppositif, 2) alternatif� tindak� tutur� representatif� pada acara
Talk� Show� Mata Najwa yang ditayangkan
di Trans 7 sebagai bahan� ajar bahasa Indonesia
di SMP adalah dapat membantu peserta didik dalam� menambah� wawasan pengetahuan yang lebih luas tentang jenis
dan fungsi tindak tutur representatif dan meningkatkan keterampilan peserta didik untuk
memberikan komentar, berfikir kritis, dan kreatif terhadap tuturan tersebut
Penelitian yang dilakukan oleh Christo Rico Lado yang dilakukan pada tahun 2013 membahas mengenai analisis wacana kritis program Mata Najwa �Balada
Perda� di Metro TV. Penelitian
ini menggunakan teknik analisis
wacana kritis model Teun van Dijk dan menemukan bahwa Mata Najwa membangun
wacana bahwa perda melayani kepentingan pemerintah; perda mengintervensi privasi
masyarakat; dan perda mendiskriminasi kelompok tertentu. Pembentukan wacana ini
sekaligus menunjukkan pendefinisian dan penempatan posisi yang dilakukan Mata
Najwa terhadap partisipan produksi wacana. Mata Najwa menempatkan Najwa Shihab
sebagai pihak yang dominan sehingga realitasnya bisa diterima publik sebagai
kebenaran. Dengan perpaduan analisis teks, kognisi sosial dan konteks, peneliti
menemukan wacana yang dibangun Mata Najwa meneguhkan pandangan bahwa perda
pasca otonomi daerah mengundang pro dan kontra dalam masyarakat. Peneliti juga
menemukan bahwa tayangan Mata Najwa Balada Perda dipengaruhi oleh kepentingan
ekonomi media Metro TV.
Penelitian yang dilakukan oleh Ilona V. Oisina Situmeang pada tahun 2016 membahas mengenai pengaruh program acara
Mata Najwa terhadap pemenuhan
kebutuhan informasi (survey
mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia, Jakarta). Program acara yang
menyajikan berbagai informasi penting tersebut apakah dapat
memenuhi kebutuhan informasi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bunda
Mulia, Jakarta. Pendekatan
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan dikuatkan dengan pendekatan kualitatif. Dari hasil penelitian, yang dimana hasil uji korelasi yang dilakukan
diperoleh hasil 0,717 yang artinya terdapat pengaruh yang kuat antara program
acara Mata Nazwa terhadap pemenuhan kebutuhan informasi. Sedangkan dari uji regresi
yang diperoleh sebesar 71,7% program acara mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
informasi dan dari Uji hipotesis yang dilakukan didapatkan hasil Ha diterima
dan Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh antara program acara Mata Nazwa
terhadap pemenuhan kebutuhan informasi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Bunda Mulia, Jakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Ravi Noldy
Boer pada tahun 2019 �membahas mengenai relationship
marketing dan Mata Najwa sebagai bagian
dari strategi memasarkan
Narasi.tv dengan dilatarbelakangi
oleh pertumbuhan
pasar pengguna internet di Indonesia mendorong Najwa Shihab untuk membangun
platform multi konten berbasis digital yang diberi nama Narasi.tv. Agar bisa
lebih fokus membangun Narasi.tv, pada Agustus 2017 lalu, Najwa Shihab
mengundurkan diri dari Metro TV, sekaligus mengumumkan berakhirnya tayangan
program Mata Najwa yang sudah 9 tahun mengudara. Penelitian ini ingin
memaparkan bagaimana program Mata Najwa turut berkontribusi dalam mempopulerkan
Narasi.tv. Citra positif Mata Najwa, serta relationship marketing yang sudah
terjalin lama dengan pemirsanya, telah menciptakan segmen penonton baru, yaitu
para pengguna internet yang bisa mengaksesnya secara online hanya di Narasi.tv.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif lebih mudah dimengerti karena dapat dijelaskan
dengan angka-angka. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk numerik/angka. Penulis menggunakan fitur Instagram
Polling untuk melihat respon penonton program Mata
Najwa. Melalui Instagram Polling ini
didapatkan hasil berupa dalam bentuk
persentase dan frekuensi pemilih dan penjawab pertanyaan yang dipaparkan di fitur Instagram polling.
Hasil dan Pembahasan
Dalam
teori Uses & Gratifications khalayak
dipersepsikan sebagai objek yang aktif terhadap media. Teori ini adalah antitesis
dari teori powerful effect atau jarum suntik
yang menjelaskan bahwa
media memiliki efek yang kuat dan besar terhadap khalayak. Dalam pemikiran Uses dan
Gratification khalayak memiliki
kesadaran penuh dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya (West & Turner, 2008).
Persepsi
individu dimulai dari adanya perhatian
atau atensi. Perhatian adalah syarat psikologi dalam individu mengadakan persepsi, yang merupakan langkah persiapan, yaitu kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemutusan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas
individu yang ditujukan kepada suatu objek
atau sekumpulan objek (Tekkay, Himpong, &
Paputungan, 2017). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.
Stimuli ini
dialami juga oleh informan
yang tertarik setelah mereka melihat sekilas talkshow Mata Najwa.
Setelah tiap informan menerima atensi (stimuli awal) tentang talkshow
Mata Najwa, selanjutnya terjadi
proses seleksi. Seleksi
yang dimaksud adalah proses
penyeleksian pesan, dimana individu akan memilah mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses seleksi ini memunculkan alasan dari informan
untuk menonton tayangan Mata Najwa. Mereka menganggap bahwa Mata Najwa merupakan tontonan yang penting untuk mereka
sehingga mereka memutuskan untuk menontonnya.
Tingkat pengetahuan
dan informasi pengguna
Instagram terhadap program televisi
Mata Najwa yang tayang di Trans7, dari
hasil penelitian pada pertanyaan pertama menunjukkan bahwa 216 dari 258 responden memilih �KADANG KADANG� artinya mereka menyatakan bahwa tidak mengetahui tayangan program Mata Najwa dan 42 responden
memilih �SETIAP EPISODE� artinya
mereka mengetahui tayangan program Mata Najwa yang tayang
di Trans7. Artinya, responden
mengetahui tayangan program
Mata Najwa yang di tanyangkan di Trans 7 dan minim sekali responden yang tidak mengetahui program tv Mata
Najwa. Persentase responden
mengetahui adanya program
Mata Najwa menyentuh angka
92 % dari total 100 % responden.
Pada pertanyaan
kedua, sebanyak 306 responden atau 80% menjawab �HANYA MENONTON MATA NAJWA SAAT EPISODE MENARIK
SAJA�. Responden menyatakan
bahwa episode menarik dan sedang hangat diperbincangkan
lebih menarik perhatian mereka saat menonton program Mata Najwa karena memberikan informasi yang valid saat terjadinya informasi yang simpang siur, dan menyatakan mereka sadar jika selama
ini opini mereka mengikuti arus media, media memiliki peran yang sangat penting dalam menggiring
opini masyarakat, khususnya pengguna Instagram. Persentase 80 % atau 306 responden menyatakan bahwa mereka lebih
tertarik menyaksikan
program Mata Najwa saat adanya
episode menarik. Sedangkan
75 responden lainnya atau 20% menjawab bahwa mereka selama
ini setiap minggunya �SERING MENYAKSIKAN PROGRAM MATA NAJWA� dan selalu mengikuti program tayangan Mata Najwa yang ditayangkan
di Trans 7. Artinya, program Mata Najwa ini dipercaya responden
Instagram polling sebagai program yang mengedukasi dan sebagai sumber informasi yang valid dan teraktual baik untuk semua tayangan
dengan tema episode yang beragam dan pada saat episode
yang hangat diperbincangkan.
Pada pertanyaan
ketiga, sebanyak 368 responden atau 96% berpendapat bahwa program Mata
Najwa �MENDIDIK�. Dan sebanyak 15 responden
atau 4% memilih program
Mata Najwa �TIDAK MENDIDIK� Artinya responden pengguna Instagram memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada program televisi Mata
Najwa. Program ini dirasa
oleh pengguna Instagram sangat
mendidik, menarik, berkualitas dan membentuk persepsi dan stigma yang positif�� terhadap tayangan ini.
Pertanyaan
keempat dari total 377 responden sebanyak 3% atau 13 responden menyatakan bahwa �TIDAK
MENGINGINKAN PROGRAM MATA NAJWA TERUS ADA�. Sedangkan
364 responden dengan persenyase 97% mengatakan bahwa �MENGINGINKAN PROGRAM MATA NAJWA TERUS ADA�. Artinya responden memiliki kepercayaan dan keyakinan yang sangat besar mengenai informasi yang disajikan dan diperbincangkan melalui tayangan program Mata Najwa.
Dari pertanyaan
kelima dengan total 380 responden, sebanyak 112 responden pengguna Instagram lebih memilih �MENYAKSIKAN
PROGRAM BERITA UNTUK MENCARI INFORMASI PERISTIWA DAN BERITA TERHANGAT� dengan persentase sebesar 29%. Sedangkan 268 dari 380 responden memilih untuk �MENYAKSIKAN
PROGRAM MATA NAJWA UNTUK MENCARI INFORMASI PERISTIWA DAN BERITA TERHANGAT�. Artinya masyarakat terutama para pengguna Instagram lebih memiliki ketertarikan tinggi terhadap tayangan program Mata Najwasebesar 71% dari 100 %. Artinya program Mata Najwa lebih memberikan informasi yang akurat dan intensif selain itu Najwa Shihab juga memiliki kemampuan persuasif yang baik.
Pertanyaan
terakhir atau keenam memaparkan dari total 184 responden, sebanyak 73% atau 135 responden memilih �PROGRAM MATA
NAJWA MEMPUNYAI DURASI YANG KURANG LAMA�. Dan selebihnya
sebanyak 49 responden atau 27% menyatakan, �PROGRAM
MATA NAJWA MEMPUNYAI DURASI YANG TERLALU LAMA�.
Selain
itu, khusus pada pertanyaan keenam ini, penulis pun memberikan tambahan fitur Instagram Questions. Dimana responden
dapat memberikan ide atau paparannya terhadap program Mata Najwa dalam
bentuk tulisan. Total 27 responden
yang mengisi dan mengutarakan
paparannya pada fitur
Instagram Question ini. Sebanyak
15 responden mengutarakan
program Mata Najwa mempunyai durasi
jam tayang yang �CUKUP�. Adapun kutipan
pengguna Instagram Question berupa:
�
@qorinayuniarti berpendapat,
�Cukup, karena bahasannya padat, tidak bertele-tele, dan terbahas semuanya.�
�
@tiara.ro berpendapat,
�Cukup, karena jika dipersingkat kurang meluas pembahasannya,
jika diperlama jadi membosankan.�
�
@ledooo_ berpendapat,
�sangat mengedukatif�
Adapun yang memaparkan
�PROGRAM MATA NAJWA MEMPUNYAI DURASI YANG KURANG LAMA� dengan
respon berupa:
�
@isnantororafly berpendapat,
�kurang lama (durasi). Soalnya kalau dibahas
banyak cut entah karena durasi segmen
entah karena hal lainnya.�
�
@yogasedaw berpendapat,
�kurang lama karena terkadang masih belom ada penyelesaian
kongkrit dari perkaranya.�
Adapun respon pengguna instagram terkait program Mata
Najwa berupa:
�
@ledooo_ berpendapat,
�sangat mengedukatif�
�
@alifmirru berpendapat,
�bahasa yang digunakan diplomatis banget dan membuat masyarakat lebih luas pandangannya,
best lah.�
�� Artinya respon dari responden pengguna Instagram memiliki opini dan pandangan tersendiri terhadap program Mata
Najwa.� Ini menunjukan bahwa pengguna Instagram yang menjadi responden memiliki ketertarikan terhadap program ini.
Kesimpulan
Dari metode
penelitian diatas menunjukkan bahwa program tayangan Mata Najwa Teori Uses
and Gratifications yang menyatakan bahwa bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak. Teori Uses and Gratifications adalah
khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan pada motif-motif tertentu.
Media dianggap
memenuhi motif khalayak.
Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi.
Pada akhirnya, media yang mampu
memenuhi kebutuhan khalayak disebut media efektif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diulas diatas, menunjukan bahwa Mata Najwa telah menjadi media yang efektif bagi pengguna
instagram. Dapat dilihat dari sebanyak
368 responden atau 96% berpendapat bahwa program Mata
Najwa adalah program televisi
yang mendidik. Mata Najwa mempunyai
citra yang positif dan nilai edukasi dimata
pengguna instagram.
BIBLIOGRAFI��
Effendy, Isaak, L�ffler, Harald, & Maibach, Howard
I. (2000). Epidermal cytokines in murine cutaneous irritant responses. Journal
of Applied Toxicology: An International Journal, 20(4), 335�341.
Fitria, Herlinda.�
(2013), Hiperrealitas Dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik di
Senopati pada Masyarakaat Perkotaan).
Kennedy, H., Elgesem, D., & Miguel, C. (2017). On Fairness: User Perspectives on Social
Media Data Mining. From the International Journal of Research into New
Media Technologies, Volume: 23 issue: 3 page(s): 270-288.
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Morissan. (2013). Teori
komunikasi individu hingga massa. Jakarta: Prenada Media Group.
Meriyawati, M.� (2015).
Penggunaan diksi dan gaya bahasa najwa
shihab pada acara mata najwa di metro tv. (skripsi). Jurusan Sastra
Indonesia, Universitas Jember. Jember.
Nasrullah, R. (2017). Media sosial: Perspektif Komunikasi, budaya, dan sosioteknologi.� Bandung: Simbiosa Rekatama Media.�
Ngalimun. (2016). Ilmu
Komunikasi sebuah pengantar praktis. Yogyakarta: PT Pustaka Baru Pressz.
Nuruddin, Molla Md, Madramootoo, Chandra A., &
Dodds, Georges T. (2003). Effects of water stress at different growth stages on
greenhouse tomato yield and quality. HortScience, 38(7),
1389�1393.
Rahmah Alfafa I,�
Siti. (2017). e-skripsi: Motif Pengguna New Media (Studi Deskriptif
Kuantitatif Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi).
Rayanki, B. (2015). Rahasia
dibalik program Mata Najwa on Stage. Yogyakarta: Institut Seni Indoensia
Yogyakarta.
Romli, K. 2016. Komunikasi
Massa. Jakarta: PT Grasindo.
Santosa, Hedi Pudjo. (2011). Isu-Isu Teoritis Media
Sosial. Dalam Komunikasi 2.0 Teoritisasi
dan Implikasi, Ed. Fajar Junaedi, 31-62. Yogyakarta: ASPIKOM.
Sugiyanto, D. R. (2015). Komodifikasi Berita Dibalik
Ideologi Eknomi Politik Media (Studi Pada Program 'Polemik' di Radio Sindo
Trijaya 104.6 Fm Jakarta). Jurnal
Komunikasi, Vol. 7 , No, 57-69.
Syahreza, Muhammad Fachri, & Tanjung, Irwan Syari.
(2018). Motif dan Pola Penggunaan Media Sosial Instagram di Kalangan Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ekonomi Unimed. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi,
2 (1), 61-84.
Tekkay, Alfrini, Himpong, Meity, & Paputungan,
Ridwan. (2017). Persepsi Masyarakat Tentang Talkshow �Mata Nadjwa� Di Metro Tv
(Studi Pada Masyarakat Bahu Kecamatan Malalayang). Acta Diurna Komunikasi,
6 (2).
Wardani Anindia Pramura. (2015).
Konstruksi Diri Dalam Sosial Media. Skripsi Universitas Sebelah Maret Surakarta.
Wahid, A. (2014). Menakar Kualitas Public
Sphere di Tengah Benang Kusut Sistem Media Indonesia. Jurnal Literasi
Ilmukomunikasi Dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Voulme 1 N.
Wenerda, I. (2015). Ekonomi Politik Vincent Moscow oleh
Media Online Entertainment kapanlagi.com TM. Channel diterbitkan oleh Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta, Vol. 3 No1, 1-14.��