Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 3, Maret 2021
ANALISIS KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS
Hidayatul Mu'arifin dan Peri Irawan
Universitas Pamulang Banten, Indonesia
Email: [email protected]
dan [email protected]
Abstract
The purpose of this
study is to analyze the financial performance of PT Sentul City Tbk and its Subsidiaries in 2018-2019 in terms of
profitability, liquidity and solvency and to determine the effect of
profitability, liquidity and solvency on Company Value both simultaneously and
partially. The research object was carried out on the official website of PT
Sentul City and at LQ45. The type of data used is secondary data. Methods of
data collection using quantitative methods and descriptive methods, namely data
in the form of exact numbers and analyze data from the company's financial
statements. And it can be concluded that the level of analysis of
profitability, liquidity and solvency is very influential on Firm Value and
from the analysis the company can be categorized in a multi-state condition or
not.
Keywords: liquidity; solvency; �profitability; firm value
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kinerja keuangan PT Sentul City Tbk dan entitas anak pada tahun
2018-2019 ditinjau dari rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas serta untuk
mengetahui pengaruh rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap nilai
perusahaan baik secara simultan maupun parsial. Obyek penelitian dilaksanakan
di website resmi PT Sentul City serta di LQ45.�
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data
dengan menggunakan metode kuantitatif dan juga metode deskriptif yaitu data yang berbentuk angka pasti
serta menganalisis data-data laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat analisis dari rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas sangat berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan dan dari analisa trsebut perusahaan dapat dikategorikan dalam keadaan biak atau
tidak.
Kata kunci:
likuidtas; �solvabilitas; �rentabilitas; nilai perusahaan
Coresponden Author
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Dunia usaha sering mengalami persaingan yang sangat tidak terduga entah
dari segi barang yang diciptakan maupun dari segi
kualitas barang yang dihasilkan dan juga bisa dikaitkan dengan seberapa perusahaan bisa konsisten berkambang. Nilai perusahaan juga
menjadi salah satu tolak ukur untuk
mengetahui seberapa baik perusahaan tersebut dalam mengelola finansialnya (Atmadjati, 2018).
�� Nilai perusahaan
dapat diukur dengan beberapa rasio-rasio keuangan diantaranya rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiannya dan rasio ini mengunakan
nilai aktiva lancer dan hutang lancer. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur seberapa besar perusahaan bisa membayar hutangnya
apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi dan pengukuran ini mengunakan nilai dari total harta hutang dan modal. Rasio Rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan memperoleh keuntungannya dengan mengunakan semua modal yang ada dan pengukuran ini mengunakan nilai laba kotor, pendapatan
penjualan, pendapatan bersih maupun penjualan
bersih (Pongoh, 2013).
Menurut (Agus Sartono, 2012) mengemukakan
bahwa: �Likuiditas perusahaan, menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan
ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk
diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan�.
Menurut (Sutrisno, 2012) menyatakan bahwa:
�Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.� Menurut (Kasmir, 2012) mengemukakan
bahwa: �Rasio likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.�
Menurut (Budiawan, 2009) menyatakan
bahwa yang mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan dalam keadaan yang
kurang baik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor internal perusahaan, yang
meliputi penurunan hasil penjualan, biaya-biaya yang meningkat terutama biaya
non usaha, kemampuan dalam membayar hutang harus tetap ditingkatkan dan
pembelian aktiva yang digunakan perusahaan lebih ditujukan untuk kegiatan
operasional. Sehingga untuk periode selanjutnya perusahaan harus memperhatikan
faktor-faktor tersebut guna mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan yang
diharapkan.
Menurut (Saputra, 2019) menunjukkan
bahwa kinerja keuangan pada PT HM SAMPOERNA Tbk di tahun 2015-2017 dilihat dari
rasio likuiditas menggunakan current asset dinilai baik, selalu diatas 2 kali
atau di atas standar industi. Pada rasio solvabilitas menggunakan rasio Debt to
Equity Ratio kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk
dinilai baik karena hasil dari rasio tersebut selalu dibawah standar industri
sebesar 35%. Rasio profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk tahun 2015-2017 menggunakan Profit Margin on
Sales dan Return on Equity kurang baik karena hasil perhitungan kedua rasio
tersebut dibawah dari nilai standar industri untuk rasio profit margin on sales
sebesar 20% sedangkan standar industri return on equity sebesar 30%. Hasil rata-rata
profit margin on sales tahun 2015-2017 sebesar 12,6%, disebabkan karena laba bersih lebih
sedikit dari penjualan. Rata-rata return on asset tahun 2015�2017 sebesar
28,88%, disebabkan karena laba bersih lebih sedikit dari total asset. Rata-rata
return on equity tahun 2015-2017 sebesar 17,41%, disebabkan karena laba bersih
lebih sedikit dari modal saham. Secara keseluruhan, baik likuiditas, solvabilitas
dan probabilitas PT. HM Sampoerna tergolong perusahaan dengan kesehatan
keuangan yang baik (Saputra, 2019).
Menurut (Mu�arifin, 2020) dalam penelitiannya yang menggunakan metode deksriptif kuantitatif dengan cara mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya dan menganalisanya kemudian mentabulasikan agar bisa menentukan perusahaan tersebut dikategorikan sehat atau tidak. Untuk data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang di publish di dalam internet.
Dari beberapa penelitian-penelitian
terdahulu yang sudah di paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa dari sebagian
penelitian tersebut belum sepenuhnya mengunakan pengukuran secara mendalam, metode-metode pengukuran belum sepenuhnya digunakan diantaranya metode pengukuran dengan rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas hanya sedikit yang mengunakan pengukuran secara penuh. Maka
dari penelitian ini peneliti mengkajinya
lebih mendalam mulai dari pengukuran
nilai perusahaan bersasarkan analisa rentabilitas,
likuiditas, sampai dengan pengukuran solvabilitas serta akan digambarkan dengan nilai persentase dan penjelasan yang mendetail (Arfa & Marpaung, 2016).
Kinerja keuangan
merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan
sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan.
Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Irham, 2012). Kinerja
keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen
perusahaan dalam mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode
tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui
dan mengevaluasi tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan
yang telah dilaksanakan (Rudianto, 2013).
Menurut (Winati, 2014) Kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci keberhasilan perusahaan
untuk dapat dikatakan mempunyai kinerja perusahaan yang baik, karena keuntungan
merupakan komponen laporan keuangan yang digunakan sebagai alat untuk menilai baik
tidaknya kinerja perusahaan. Salah satu faktor yang dapat menunjukkan
bagaimana kinerja perusahaan itu baik atau tidak yaitu dengan analisis laporan
keuangan.
Pengertian laporan keuangan menurut (Feriansyah & Sakti, 2015) Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan
manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan
dengan data keuangan perusahaan. Sedangkan menurut (Harahap, 2015), �laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu�.
Menurut (Aprianti, 2014) �Diduga
kinerja keuangan PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda dilihat dari rasio
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada tahun 2012 semakin baik
dibandingkan pada tahun 2011 dan 2010�. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian nya asalah analisis rasio keuangan yaitu:
rasio likuditas dibagi menjadi Current Ratio, Acid Test Ratio dan Cash
Ratio, rasio solvabilitas dibagi menjadi Debt to Asset Ratio dan Debt
to Equity Ratio dan rasio rentabilitas dibagi menjadi Return On Asset dan Return
On Equity. Dari hasil analisis yang diperoleh bahwa analisis kinerja keuangan pada
tahun 2012 lebih baik dibandingkan tahun 2011 dan 2010. Disebabkan kenaikan
laba usaha dan meningkatnya aktiva lancar dan kas serta bank bertambah.
Penelitian ini dilakukan agar dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang baik serta menjadi refrensi
bagi penelitian selanjutnya untuk dapat meneliti lebih mendalam dengan mengunakan analisa metode pengukuran yang berbeda.
�� Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis tertarik untuk membahas artikel ini dengan judul �Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan Ditinjau Dari Rentabilitas, Likuiditas Dan Solvabilitas
(Studi Kasus Pada PT Sentul City Tbk Dan Entitas Anak Tahun 2018-2019).
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan PT Sentul City
Tbk dan entitas anak pada tahun 2018-2019 ditinjau dari rentabilitas, likuiditas,
dan solvabilitas serta untuk mengetahui
pengaruh rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan
baik secara simultan maupun parsial.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif dan juga metode deskriptif, yaitu data yang berbentuk angka pasti serta menganalisis
data-data laporan keuangan dari perusahaan tersebut, yang kemudian hasil penelitiannya digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh analisa likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas terhadap nilai perusahaan. Data laporan keuangan yang digunakan yaitu laporan PT Sentul City Tbk periode taahun
2018-2019.
2. Metode Pengumpulan
Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuantitatif dan metode deskriptif, yaitu dengan meninjau,
meneliti, serta menjabarkan laporan keuangan untuk menganalisis pengaruh likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, serta indikator-indikator lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan dari perusahaan tersebut.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
������ Berdasarkan hasil analisis serta perhitungan yang dikemukakan secara
deskriptif dengan metode kuantitatif yang menemukan bahwa:
-
Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio dan Quick
Ratio
Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio
dan Quick Ratio ini dapat menggambarkan suatu perusahaan tersebut apakah
memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang dengan menggunakan aset yang paling likuid. Dari hasil analisis dengan
menggunakan metode ini, PT Sentul City Tbk menunjukkan rasio diatas 1% yang
artinya perusahaan ini dalam kondisi yang baik.
-
Solvabilitas yang diukur dengan Debt to Asset Ratio dan
Debt to Equity ratio
Solvabilitas yang diukur dengan Debt to
Asset Ratio dan Debt to Equity ratio ini menunjukan seberapa besar aset
yang dibiayai oleh hutang serta menunjukkan apakah perusahaan tersebut memiliki
manajemen keuangan yang baik atau tidak dalam mengelola aktivitas investasinya.
Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa PT Sentul City Tbk pada laporan
keuangan tahun 2019 hanya 36% aset saja yang biayai oleh hutang serta
perusahaan ini memiliki tingkat hutang yang lebih rendah dari pada ekuitasnya. Berdasarkan analisis
yang diperoleh dari kedua rasio ini dapat disimpulkan bahwa PT Sentul City Tbk
dalam kondisi yang baik.
-
Rentabilitas yang diukur dengan Gross Profit Margin dan
Net Profit Margin
Rentabilitas yang diukur dengan Gross Profit
Margin dan Net Profit Margin ini merupakan rasio profitabilitas marjin laba
kotor dan marjin laba bersih dari suatu perusahaan. Hasil analisis dari
perusahaan ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih dari 50% pendapatan
yang tersisa setelah membayar beban pokoknya, serta perusahaan ini mendapatkan
39%-42% pendapatan dari hasil penjualan bersihnya. Dari hasil analisis ini
dapat disimpulkan bahwa keadaan perusahaan berada dalam kategori yang baik.
������ Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa metede pengukuran
yang digunakan diantaranya Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
B. Pembahasan
1. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya. Secara
spesifik likuiditas mencerminkan ketersediaan dana yang dimiliki
oleh perusahaan untuk memenuhi semua hutang yang akan segera jatuh tempo.
a. Likuiditas diukur dengan Current Ratio
Current Ratio (Rasio Lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak
aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera
jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Perhitungan pada Laporan Keuangan PT Sentul City Tbk per 31 Desember 2018
dan 30 Juni 2019
-
Periode 31 Desember 2018
-
�Periode 30 Juni 2019
Dari perhitungan di atas,
terjadi penurunan tingkat Current Ratio sebesar 0,09% pada periode 30
Juni 2019. Tetapi, dari kedua periode tersebut dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mempunyai kemampuan untuk melunasi kewajibannya.
Rumus tingkat pengukuran Likuiditas diukur dengan Current Ratio sudah sesuai dengan standar
tingkat pengukuran kinerja keuangan SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992 dan menurut (Kasmir, 2012).
b. Likuiditas Diukur Dengan Quick Ratio
Quick Ratio (Rasio Cepat) adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset yang paling likuid atau aset
yang paling mendekati uang tunai (aset cepat).
Perhitungan pada Laporan Keuangan PT Sentul City Tbk per 31 Desember 2018
dan 30 Juni 2019
-
�Periode 31 Desember
2018
-
�Periode 30 Juni 2019
Dari perhitungan di atas, terjadi penurunan tingkat Qick Ratio
sebesar 0,06 pada periode 30 Juni 2019. Dari perhitungan kedua periode di atas
dapat disimpulkan bahwa perusahaan menunjukkan kemampuan yang kurang baik dalam
melunasi kewajibannya.
Rumus tingkat pengukuran Likuiditas diukur dengan Quick
Ratio sudah sesuai dengan standar tingkat pengukuran kinerja keuangan SK Menteri Keuangan RI
No.826/KMK.013/1992 dan
menurut (Kasmir, 2012).
2.
Solvabilitas
Solvabilitas� adalah menunjukkan� kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik� kewajiban�
keuangan� jangka pendek maupun
jangka panjang.
a. Solvabilitas Diukur Dengan Debt to Asset Ratio
Deb to Asset Ratio (DAR) adalah sebuah rasio untuk
mengukur jumlah aset yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting
untuk melihat solvabilitas perusahaan.�
Semakin tinggi nilai DAR ini mengindikasikan :
�
Semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.
�
Semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh modal.
�
Semakin tinggi resiko perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka panjang.
Perhitungan pada
Laporan Keuangan PT Sentul City Tbk per 31 Desember 2018 dan 30 Juni 2019
-
�Periode 31 Desember
2018
Debt to Asset Ratio periode 31 Desember 2018 adalah 35% yang artinya 35%
aset yang dimiliki dibiayai oleh hutang sedangkan 65% sisanya dibiayai oleh
modal. Dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas perusahaan berdasarkan Debt to
Asset Ratio dalam keadaan baik untuk bisa melunasi semua kewajiban yang ada.
-
�Periode 30 Juni 2019
Debt to Asset Ratio periode 30 Juni 2019 adalah 36% yang artinya 36% aset
yang dimiliki dibiayai oleh hutang sedangkan 64% sisanya dibiayai oleh modal.
Dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas perusahaan berdasarkan Debt to Asset
Ratio dalam keadaan baik untuk bisa melunasi semua kewajiban yang ada.
Meskipun jumlah ini lebih besar dari periode sebelumnya tetapi perbedaannya
sangat sedikit, jadi tidak terlalu berpengaruh pada keadaan keuangan
perusahaan.
Rumus tingkat pengukuran Solvabilitas Diukur Dengan Debt to Asset Ratio sudah sesuai dengan standar tingkat pengukuran kinerja keuangan SK Menteri Keuangan RI
No.826/KMK.013/1992.
dan menurut (Kasmir, 2012).
b. Solvabilitas Diukur Dengan Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap
Ekuitas atau Rasio Hutang Modal) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan
proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset
perusahaan. Rasio Debt to Equity ini juga dikenal sebagai Rasio
Leverage (Rasio Pengungkit) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
baik struktur investasi suatu perusahaan.
Perhitungan pada
Laporan Keuangan PT Sentul City Tbk per 31 Desember 2018 dan 30 Juni 2019
-
�Periode 31 Desember
2018
-
�Periode 30 Juni 2019
Dari perhitungan kedua
periode di atas, perusahaan memiliki tingkat hutang yang lebih rendah daripada
ekuitas perusahaan dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik.
Rumus tingkat pengukuran Solvabilitas diukur dengan Debt to Equity Ratio sudah sesuai dengan standar tingkat pengukuran kinerja keuangan SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992. dan menurut (Kasmir, 2012).
3.
Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja
didalamnya.
a. Rentabilitas Diukur Dengan Gross Profit Margin Ratio
Gross Profit Margin (Marjin Laba Kotor) adalah rasio profitabilitas yang
digunakan untuk menghitung persentase kelebihan laba kotor terhadap pendapatan
penjualan. Gross Profit atau Laba Kotor yang dimaksud disini adalah pendapatan
Penjualan yang dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan (HPP).
Perhitungan pada Laporan
Keuangan PT Sentul City Tbk per 30 Juni 2018 dan 30 Juni 2019
-
�Periode 30 Juni 2018
Dari perhitungan di atas
didapat bahwa Gross Profit Margin�
pada periode 30 Juni 2018 adalah sebesar 65%, yaitu perusahaan memiliki
65% dari pendapatan yang tersisa setelah melunasi semua beban pokok yang
terkait. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki Gross
Profit Margin yang cukup tinggi yang�
berarti perusahaan ini mampu menjalankan bisnisnya secara efisien karena
tingkat beban pokoknya lebih rendah dari pendapatan perusahaan.
Rumus tingkat pengukuran Rentabilitas diukur dengan Gross Profit Margin Ratio sudah sesuai dengan standar
tingkat pengukuran kinerja keuangan SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992. dan menurut (Kasmir, 2012)
-
�Periode 30 Juni 2019
Dari perhitungan di atas didapat bahwa Gross Profit Margin pada
periode 30 Juni 2019 adalah sebesar 59%, turun 6% dari tahun lalu. Meskipun
begitu, perusahaan masih memiliki 59% dari pendapatan yang tersisa setelah
melunasi semua beban pokok yang terkait. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan
bahwa perusahaan memiliki tingkat Gross profit Margin yang relatif
tinggi dan dapat dikategorikan perusahaan ini dalam menjalankan bisnisnya
secara efisien karena beban pokonya lebih rendah dari pendapatan perusahaan.
Rumus tingkat pengukuran rentabilitas diukur dengan gross profit margin
ratio sudah sesuai dengan standar tingkat pengukuran kinerja keuangan SK Menteri Keuangan RI
No.826/KMK.013/1992.
dan menurut Kasmir (2012).
a.
Rentabilitas Diukur Dengan Net Profit Margin Ratio
Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih) adalah rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap
penjualan bersihnya. Marjin Laba Bersih ini menunjukan proporsi penjualan yang
tersisa setelah dikurangi semua biaya terkait.
Perhitungan pada Laporan Keuangan PT Sentul City Tbk per 30 Juni 2018 dan
30 Juni 2019
-
�Periode 30 Juni 2018
Dari perhitungan di atas, tingkat Net Profit Margin yang dimiliki
oleh perusahaan adalah sebesar 39%. Artinya bahwa perusahaan dalam keadaan baik
dengan berhasil mengendalikan biaya dengan baik.
-
�Periode 30 Juni 2019
Dari perhitungan di atas, tingkat Net Profit Margin yang dimiliki
oleh perusahaan relatif sangat tinggi sebesar 42%. Artinya bahwa perusahaan
saat ini dalam kondisi yang sangat baik dengan mampu mengendalikan biaya dengan
sangat baik.
Rumus tingkat pengukuran Rentabilitas diukur dengan Gross Profit Margin Ratio sudah sesuai dengan standar tingkat pengukuran kinerja keuangan SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992. dan menurut (Kasmir, 2012).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di tulis
dalam penelitin ini, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Tingkat Pengukuran kinerja keuangan dengan Likuiditas,
Solvabilitas dan Rentabilitas dapat mempengaruhi Nilai Perusahaan. Diantaranya:
Pada tingkat
Likuiditas
berdasarkan Current Ratio terjadi penurunan tingkat Current Ratio
sebesar 0,09% pada periode 30 Juni 2019 artinya bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk melunasi
kewajibannya, Likuiditas diukur dengan Quick Ratio terhadap Nilai Perusahaan terjadi penurunan
tingkat Quick Ratio sebesar 0,06 pada
periode 30 Juni 2019 artinya bahwa perusahaan
menunjukkan kemampuan yang kurang baik dalam melunasi kewajibannya.
Pada tingkat
Solvabilitas
berdasarkan Debt to Asset Ratio periode tahun 2018 adalah 35% yang artinya 35% aset yang dimiliki dibiayai
oleh hutang sedangkan 65% sisanya dibiayai oleh modal dan
pada tahun 2019 adalah 36% yang artinya 36% aset yang dimiliki
dibiayai oleh hutang sedangkan 64% sisanya dibiayai oleh modal.
bahwa Solvabilitas perusahaan berdasarkan Debt to Asset Ratio dalam
keadaan baik untuk bisa melunasi semua kewajiban yang ada. Pada Solvabilitas diukur dengan Debt to Equity Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada tahun 2018 adalah 0,53 dan tahun 2019 0,57 artinya perusahaan memiliki tingkat hutang yang lebih rendah
daripada ekuitas perusahaan serta menunjukan bahwa perusahaan dalam
keadaan baik.
Pada tingkat� Rentabilitas
diukur dengan Gross Profit Margin Ratio pada tahun 2018 adalah
sebesar 65%, yaitu perusahaan memiliki 65% dari pendapatan yang tersisa setelah
melunasi semua beban pokok yang terkait. artinya perusahaan memiliki Gross
Profit Margin yang cukup tinggi yang�
berarti perusahaan ini mampu menjalankan bisnisnya secara efisien karena
tingkat beban pokoknya lebih rendah dari pendapatan perusahaan. Dan pada tahun
2019 sebesar 59%, turun 6% dari tahun 2018. Meskipun begitu, perusahaan masih
memiliki 59% dari pendapatan yang tersisa setelah melunasi semua beban pokok
yang terkait.
Pada tingkat Rentabilitas diukur dengan Net Profit Margin
Ratio tahun 2018 tingkat Net Profit
Margin yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebesar 39%. Artinya bahwa
perusahaan dalam keadaan baik dengan berhasil mengendalikan biaya dengan baik. Dan untuk tahun
2019 tingkat
Net Profit Margin yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebesar 42%. Artinya
bahwa perusahaan saat ini dalam kondisi yang sangat baik dengan mampu
mengendalikan biaya dengan sangat baik.
BIBLIOGRAFI
Agus Sartono.
(2012). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi4. Yogyakarta: BPFE.
Aprianti, Rury.
(2014). Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Aspek Likuiditas, Solvabilitas
Dan Rentabilitas Pada PT. Surya Teguh Perkasa Samarinda. Ejournal Ilmu
Administrasi Bisnis Vol 2 (3).
Arfa, Faisal Ananda,
& Marpaung, Watni. (2016). Metodologi Penelitian Hukum Islam.
Kencana.
Atmadjati, Arista.
(2018). Layanan Prima Dalam Praktik Saat Ini. Deepublish.
Budiawan, Prima.
(2009). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Ditinjau dari Rentabilitas,
Likuiditas dan Solvabilitas (Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Feriansyah, Khoirul,
& Sakti, Arya Mahendra. (2015). Studi Komparatif Laju Korosi Logam Kuningan
C3604 (Spuyer Karburator) Di Media Premium Dan Pertamax Menggunakan Metode ASTM
D-130. Fakultas Teknik: Universitas Negeri Surabaya.
Harahap, Dedy
Ansari. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen di Pajak USU (PAJUS) Medan. Jurnal Keuangan Dan Bisnis, 7(3),
227�242.
Irham, Fahmi.
(2012). Analisis laporan keuangan. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. (2012). Analisis
Laporan Keuangan (Cetakan Ke). Jakarta: Rajawali Pers.
Mu�arifin,
Hidayatul. (2020). Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode
Altman (Z Score) Pada Perusahaan Textile Dan Garmen Pada Tahun 2017-2019. Proseding
Seminar Nasional Akuntansi, 3(1).
Pongoh, Marsel.
(2013). Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Bumi
Resources Tbk. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 1(3).
Rudianto, Edi.
(2013). Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta:
Erlangga.
Saputra, Yoga.
(2019). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Ditinjau dari Likuiditas,
Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT HM Sampoerna Tbk pada Tahun 2015-2017.
Sutrisno. (2012). Manajemen
Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Winati, Ayu Wulan.
(2014). Penilaian Kinerja Keuangan Pada Pt. Kaltim Adhiguna Muatan Berdasarkan
Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas Dan Profitabilitas. Jurusan
Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang,.