Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 3, Maret 2021
GAMBARAN KEPUASAN HIDUP PELAJAR SEKOLAH
MENENGAH DI MASA PANDEMI
COVID-19
Diana Syamila, Mardy Handika dan Mariana
Puspa Sari
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
����������� dan [email protected]
Abstract
The purpose of this study is to find out the picture of life satisfaction
of secondary school students during the Covid-19 pandemic based on the aspects
outlined in the research questionnaire. The purpose of this study is to see a
picture of student life satisfaction during the covid-19 pandemic. The research
method uses descriptive quantitative withdata
swearing techniques using Multidimensional Student's Life Satisfaction Scale
(MSLSS) with 40 statement items. The number of samples in this study was 125
people with the sample technique used is probability sampling. In the presayarat test analysis using kolmogrov-smirnov
and lilliefors using SPSS microsoft
for windows versi 25 showed a value of test statistic
0.762 > 0.05 and sig. Lilliefors 0.606 > 0.05 is declared normal distributeddata. Based on hasil
research obtained the results of sangat tinggi as much as 5% (6 learners), category tinggi as much as 34% (42 learners), category cukup as much as 41% (51 learners), category rendah as much as 13% (17 learners), and category sangat rendah as much as 7% (9
learners) on the life satisfactionof adolescent
learners in the mas a pandemicCOVID-19.��
So it can be said that overall students of SMP Muhammadiyah 16 Jakarta,
MTs Kafila Jakarta, and SMP Global Islamic School
Jakarta; havea goodlife satisfaction,this indicates that
in the covid-19 pandemic that experienced a change in the situation and limited
access in various aspects of life, students are still able to survive and
adapt.
Keywords: student life satisfaction; secondary school; pandemic
covid-19
Abstrak
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan hidup pelajar sekolah menengah
dimasa pandemi Covid-19 berdasarkan aspek-aspek yang telah diuraikan dalam
angket penelitian. Metode penelitian
menggunakan kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan Multidimensional Student�s Life Satisfaction Scale (MSLSS) dengan 40 butir
pernyataan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 125 orang dengan teknik
sampel yang digunakan adalah probability sampling.
Pada uji prasayarat analisis menggunakan kolmogrov-smirnov dan lilliefors dengan
menggunakan SPSS microsoft for windows versi
25 menunjukkan nilai test statistic 0,762 > 0,05
dan sig. Lilliefors 0,606
> 0,05 dinyatakan data berdistribusi normal. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh hasil sangat tinggi
sebanyak 5% (6 peserta didik), kategori tinggi
sebanyak 34% (42 peserta didik), kategori cukup
sebanyak 41% (51 peserta didik), kategori rendah
sebanyak 13% (17 peserta didik), dan kategori sangat rendah
sebanyak 7% (9 peserta didik) pada kepuasan hidup peserta didik usia remaja di
masa pandemi COVID-19. Sehingga dapat
dikatakan bahwa secara keseluruhan peserta didik SMP Muhammadiyah 16 Jakarta,
MTs Kafila Jakarta, dan SMP Global Islamic School Jakarta; memiliki
kepuasan hidup yang cukup, ini
menandakan bahwa di masa pandemi COVID-19 yang mengalami perubahan situasi
serta keterbatasan akses dalam berbagai aspek kehidupan, peserta didik masih
mampu bertahan dan beradaptasi.
Kata
kunci : kepuasan
hidup pelajar; sekolah
menengah; pandemi covid-19
Coresponden Author
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Tantangan baru di masa pandemi COVID-19 yang dihadapi tenaga pendidik di sektor pendidikan adalah adanya transformasi
proses pembelajaran dari tatap muka menjadi
tatap layar (daring). Pembelajaran daring diberlakukan sebagai upaya efektif
untuk mengatur proses pembelajaran agar materi tetap tersampaikan dan kegiatan belajar tetap terlaksana sebagaimana mestinya. Upaya tersebut guna mengatur jarak
fisik dan sosial untuk menghambat penyebaran COVID-19. Kebijakan baru tentu menimbulkan
dampak baru yang beragam, mulai dari kesiapan
sekolah, guru, anak-anak maupun orang tua. Teknologi saat ini memiliki
peran penting dalam pembelajaran, karena potensi guru bisa diperkuat dengan hadirnya teknologi tersebut (Kemendikbud, 2020).
Keharusan belajar secara
daring membuat sekolah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan belajar para peserta didik di tengah tuntutan kurikulum yang ada. Proses pembelajaran daring yang merupakan
upaya untuk mengurangi penyebaran Virus
Corona sehingga mesti dilakukan secara jarak jauh, memerlukan
fasilitas yang memadai guna menunjang proses pembelajaran (Sadikin & Hamidah,
2020). Fasilitas yang memadai akan memberikan
kepuasan kepada
pelajar
secara tidak langsung guna menunjang peningkatan
dan keberhasilan akademiknya. Peralatan dan perlengkapan yang tersedia
mempunyai pengaruh besar terhadap program belajar-mengajar, sebab dengan
keterlengkapan teknologi tersebut akan mempengaruhi
model pembelajaran yang akan
membuat mereka nyaman dan bahagia (Sihotang, Nadeak,
& Siregar, 2020).
COVID 19 banyak menghalangi proses pembelajaran dan menambah kompleksitas masalah
yang dihadapi para pendidik
dan pelajar, baik dalam hal akademik
maupun non akademik (Yulianingsih,
Suhanadji, Nugroho, & Mustakim, 2020). Adapun masalah non akademik berupa masalah psikologis yang dihadapi peserta didik sebagai dampak
dari proses pembelajaran secara daring yang menjadi kebijakan pemerintah saat ini. Penelitian tentang
Pembelajaran Jarak Jauh darurat COVID-19
telah banyak dilaksanakan terutama di Cina, di mana virus COVID-19 berasal (Tlili, Alazet, Glenadel, & Billard, 2016). Namun belum
ada penelitian yang spesifik membahas mengenai kepuasan hidup pelajar di masa pandemi Covid khususya di
Jakarta. Oleh sebab itu, kepuasan hidup peserta didik menjadi
fokus utama penelitian kami dan untuk pengukurannya menggunakan alat ukur MSLSS (mutidimensional student�s life
satisfaction scale) dalam penelitian
ini.
Kepuasan hidup didefinisikan sebagai penilaian individu atas
kualitas hidup mereka berdasarkan kriteria pribadi dan terkait dengan perilaku
berisiko kesehatan remaja dan aset perkembangan (Cassoni,
Marturano, Coimbra, & Fontaine, 2017). Definisi
lain dari kepuasan hidup menurut Campbell dkk adalah evaluasi kesadaran, kognitif dan afektif individu
terhadap kualitas hidup (Bradley, Cunningham, &
Gilman, 2014). Kepuasan hidup dinilai bisa mewakili dimensi "kognitif-evaluatif" dari kesejahteraan
subjektif (Coudronni�re, Bacro, Guimard,
& Muller, 2018) dibantu dengan kemampuan emosional untuk mempertimbangkan dan menimbang
beberapa sumber informasi yang berbeda. Ukuran kepuasan hidup
berbeda dari ukuran psikopatologi dan dari ukuran kualitas hidup objektif (Padovani et al., 2014). Kepuasan hidup pelajar terkait dengan kesehatan remaja dan asset perkembangannya �(Valois et al., 2019).
�Oleh sebab itu, para ahli merancang alat ukur yang berbeda untuk
mengukur kepuasan hidup dewasa dan anak-anak. MSLSS dikembangkan dengan tujuan memberikan ukuran kepuasan hidup anak-anak
dan remaja dari usia 8-18 ((Huebner, Zullig, & Saha,
2012). Gilman, dkk menyatakan bahwa MSLSS bisa dipahami sebagai konstruksi ekologis yang terdiri dari
multi-tingkat kontekstual (Veronese & Pepe, 2018). Pada peneltian
sebelumnya, kepuasan hidup anak dan remaja dianggap sebagai kunci dari
kesehatan mental meski mereka hidup di masa peperangan (Veronese dkk, 2017). Ada lima komponen yang digambarkan dalam MSLSS, yaitu: sekolah (McPartland & Epstein, 1977), keluarga
(Henry, Blazich, & Hinesley, 1992),
teman sebaya (Asher, Hymel, & Renshaw, 1984),
diri sendiri (Asher et al., 1984) dan lingkungan sekitar (Homel & Burns, 1989).
Institusi pendidikan, salah satunya sekolah adalah aspek yang terkait dengan kepuasan hidup pelajar (Lodi, Boerchi, Magnano, & Patrizi, 2019). (Peterson, 2006) berpendapat bahwa sekolah adalah institusi yang ideal untuk mendorong perkembangan akademik, karakter dan kesejahteraan pelajar (Kern, Waters, Adler, & White, 2015). Dengan segala tantangan yang di hadapi, tujuan penelitian kami adalah mendapatkan gambaran secara lebih jelas terkait kepuasan hidup para pelajar sekolah menengah di masa pandemi. Manfaat dari penelitian ini ada dua, yaitu: menunjukkan seberapa besar komponen sekolah membawa dampak kepuasan dalam hidup para pelajar di masa pandemi Covid-19 dan memberi gambaran seberapa besar faktor-faktor selain sekolah mempengaruhi kepuasan hidup pelajar di masa pandemi seperti sekarang ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. (Syofyan Siregar: 15,
2015) Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (Independent)
tanpa membuat perbandingan atau penghubungan dengan dengan variabel lain. Sampel
pada penelitian ini berjumlah 125 responden yang merupakan sekumpulan peserta didik dari
tiga sekolah swasta di Jakarta, yaitu SMP
Muhammadiyah 16 Jakarta, MTs Kafila Jakarta, dan SMP
Global Islamic School Jakarta yang berusia 12-15 tahun. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah probability
sampling. Teknik ini dipilih
karena besar populasi sudah diketahui secara pasti dan seluruh populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel
(Riduan, 2015).
Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online. Kuesioner menggunakan instrumen MSLSS (multidimensional student�s
life satisfaction scale) yang telah diadaptasi ke dalam
bahasa Indonesia. Proses analisis
data menggunakan software SPSS for windows versi 25. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana kepuasan hidup�
peserta didik
selama masa pandemi COVID-19. berdasarkan fakta
yang diperoleh. Hasilnya bisa menjadi
rekomendasi bagi Guru Bimbingan Konseling
dalam pemberian layanan
di sekolah masing-masing.
Hasil dan Pembahasan
Pada tahap pelaksanaan, Instrumen yang dipilih
diterjemahkan terlebih
dahulu ke dalam Bahasa Indonesia atau
forward translation (Sri Rahayu dan Hsing-Mei Chen, 2020). Instrumen
Multidimensional Student�s Life Satisfaction Scale diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia oleh Siti Nurul Hidayah,
M. Pd. Berikutnya, instrumen
MSLSS diterjemahkan
kembali dari Bahasa
Indonesia ke Bahasa Inggris
atau backward
translation (Rahayu
& Chen, 2020). Penerjemahan kedua dilakukan oleh Ilham Riani, S. Pd. Kedua penerjemah adalah guru yang berlatar belakang pendidikan Bahasa Inggris di institusi pendidikan formal. Forward dan backward translation dilakukan untuk mengetahui konsistensi bahasa yang digunakan dalam instrumen.
Dua orang ahli juga dihadirkan untuk mendukung penggunaan alat tes ini.
Satu orang ahli berasal dari S2 BK, bernama Nunung Widyaningsih, M. Pd. Satu
orang lagi berasal dari Pendidikan Bahasa Inggris, yaitu Dede Nur Hidayat, M. Pd.
Setelah melalui proses penerjemahan,
instrumen melalui review
dari dua orang ahli lalu diujikan
kepada peserta didik maka dilakukan
Uji kelayakan isntrumen
yang dikenal dengan uji validitas dan reliabilitas. (Siregar, 2015) berpendapat bahwa
validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur
apa yang ingin diukur (a valid measure if
it succesfully measure the phenomenon). Mengacu kepada defenisi tersebut
uji validitas sangat penting untuk menunjukkan kelayakan atau keasbsahan suatu
alat ukur. Sementara Pada uji reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau
konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan
pengukuran (Azwar, 2012).
Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data.
Uji validitas instrumen memiliki tujuan untuk mengkonfirmasi apakah instrumen yang digunakan layak digunakan atau tidak. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan product
moment.
Hasil uji validitas data dengan 40 item penyataan menujukkan bahwa instrument valid
dan reliabel dengan menggunakan cronbach�s
alpha. Kemudian, pada uji normalitas
data, ditemukan data berdistribusi
normal. Dengan sudah mendapatkan validitas dan reliabilitas instrumen, dilakukan penelitian dengan menyebarkan instrumen secara online kepada 125 responden berusia remaja.
Menurut (Sukardi, 2019), instrumen penelitian dikategorikan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila hasil uji coba memiliki alpha > 0.6.
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS seperti tabel di bawah ini,
Tabel 1
Realibility Statistics
Cronbach�s
Alpha |
N of Items |
747 |
40 |
Berdasarkan tabel diatas,
didapatkan reliabilitas instrumen dengan nilai 0,747. Angka tersebut
menunjukan lebih
besar dari nilai minimal alpha cronbach yaitu 0,6. Kesimpulannya instrumen yang digunakan pada penelitian ini terkategorikan reliabel dan layak digunakan sebagai alat ukur.
Tabel 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N |
|
125 |
Normal Parametersa,b |
Mean |
182,0720 |
Std. Deviaton |
22,08750 |
|
Absolute |
.068 |
|
Positive |
.044 |
|
Negative |
-.068 |
|
Test Statistic |
|
.762 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
|
.606 |
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji normalitas
kolmogrov-smirnov dan lilliefors dengan menggunakan SPSS microsoft
for windows versi 25 menunjukkan
nilai test statistic
0,762 > 0,05 dan sig. lilliefors 0,606 > 0,05. Hasil tersebut menggambarkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. Selanjutnya data melalui tahap kategorisasi untuk melakukan analisis. Instrumen yang diadaptasi tidak menjelaskan kategorisasi, sehingga dalam penelitian ini menggunakan lima tingkatan menurut (Wayan, N., 1989), yaitu: Sangat
Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah,
dan Sangat Rendah.
Tabel 3
Pedoman Kategori
Menurut (Wayan, N., 1989)
Kategori |
Jumlah |
Persentase |
Sangat
Tinggi |
6 |
5% |
Tinggi |
42 |
34% |
Cukup |
51 |
41% |
Rendah |
17 |
13% |
Sangat
Rendah |
9 |
7% |
Total |
125 |
100% |
Hasil perhitungan
data didapatkan melalui hasil dari penjumlahan
skor setiap item, kemudian dihitung rata-ratanya serta dapat dipersentasekan untuk melihat kategorisasi datanya sebagai gambaran kepuasan hidup pelajar di tiga sekolah yang kami teliti selama masa pandemi COVID-19.
Tabel 4
Persentase Life Satisfaction Peserta Didik SMP Swasta Jakarta
Nilai Akhir (%) |
Kategori Konversi |
90%-100% |
Sangat Tinggi |
80-89% |
Tinggi |
70-79% |
Cukup |
60-69% |
Rendah |
<60% |
Sangat Rendah |
Tabel 5
Diagram Life
Satisfaction
Berdasarkan pengolahan data penelitian
dengan jumlah sampel 125 peserta didik tiga SMP Swasta di Jakarta, diperoleh hasil tingkat kepuasan
hidup pelajar dalam kategori Sangat Tinggi sebanyak 5% (6 peserta didik), kategori Tinggi sebanyak 34% (42 peserta didik), kategori Cukup sebanyak 41% (51 peserta didik), kategori Rendah sebanyak 13% (17 peserta didik), dan kategori Sangat Rendah sebanyak 7% (9 peserta didik) pada kepuasan hidup pelajar usia remaja
di masa pandemi COVID-19.
Persentase terbesar yang digambarkan
melalui penelitian tentang kepuasan hidup pelajar saat
ini adalah pada kategori Cukup. Penilaian kepuasan hidup dikaitkan dengan
kebahagiaan(Pavot & Diener,
2008); (Emmons, 2003).
Ketika
merujuk pada teori tersebut, di masa pandemi ini, kepuasan hidup
peserta didik berada di level Cukup Puas. (Schimmack, Oishi, & Diener, 2002)
meneliti kepuasan
individu yang berulang dari waktu ke
waktu karena bergantung pada jenis informasi yang sama. Penelitian itu juga menemukan fakta bahwa ketika sumber informasi yang digunakan dalam perumusan kepuasan hidup berubah,
tingkat kepuasan hidup yang dilaporkan juga berubah.
Berdasarkan fakta di atas perlu ditelaah
lagi, saat pandemi berakhir apakah angka� kepuasan
hidup peserta didik berada di angka yang berbeda. Perbedaan tersebut nantinya bisa berakibat
pada naik atau turunnya
level kepuasan yang bisa berdampak pada kebahagiaan para pelajar tersebut.
Tabel 6
Persentase Dimensi
MSLSS
Merujuk pada tabel kategori menurut (Wayan, N., 1989) serta diagram persentase
dimensi instrumen life satisfaction
tersebut, dapat terlihat bahwa pada dimensi Keluarga diperoleh hasil 71% yang berarti berada pada kategori Cukup, dimensi Teman Sebaya
sebanyak 79% yang berarti Cukup, dimensi Sekolah sebanyak 85% yang berarti Tinggi, dimensi Lingkungan Sekitar sebanyak 80% yang berarti Tinggi,
dan dimensi Diri Sendiri sebanyak 68% yang berarti Rendah.
Ditinjau dari teori Kepuasan hidup pelajar (Huebner & Gilman, 2002) yang terdiri dari
lima aspek. Sekolah dan lingkungan sekitar memberikan persentasi terbesar dalam kepuasan mereka. Disusul oleh teman sebaya dan keluarga yang menempati level cukup bagi kepuasan hidup
pelajar. Level terendah
yang bersumbangsih pada kepuasan
hidup mereka adalah diri sendiri.
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa kepuasan hidup peserta didik di SMP Muhammadiyah 16 Jakarta,
MTs Kafila Jakarta, dan SMP Global Islamic School Jakarta; memperoleh hasil Sangat
Tinggi sebanyak 5% (6 orang), kategori Tinggi sebanyak 34% (42 orang), kategori
Cukup sebanyak 41% (51 orang), kategori Rendah sebanyak 13% (17 orang), dan
kategori Sangat Rendah sebanyak 7% (9 orang) pada kepuasan hidup peserta didik
usia remaja di masa pandemi COVID-19.
Dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan pelajar SMP Muhammadiyah 16 Jakarta, MTs Kafila Jakarta, dan SMP
Global Islamic School Jakarta; memiliki kepuasan hidup yang Cukup, ini
menandakan bahwa di masa pandemi COVID-19 yang mengalami perubahan situasi
serta keterbatasan akses dalam berbagai aspek kehidupan, peserta didik masih
mampu bertahan dan beradaptasi.
Hal lain yang didapatkan dari
penelitian ini adalah keluarga bukanlah faktor pertama yang mempengaruhi kepuasan
hidup pelajar. Selain itu, diri sendiri menjadi faktor terendah yang
berkontribusi dalam kepuasan hidup para pelajar sekolah menengah di Jakarta.
Perlu telaah lebih jauh untuk dua
temuan terakhir. Kepuasan hidup pelajar pasca pandemi juga bisa direkomendasikan
untuk penelitian lanjutan. Sebagai pembanding yang signifikan antara saat
pandemi dan setelah pandemi berakhir.
BIBLIOGRAFI
�Asher,
Steven R., Hymel, Shelley, & Renshaw, Peter D. (1984). Loneliness in
children. Child Development, 1456�1464.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan skala psikologi edisi II. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Bradley, Kelly D., Cunningham, Jessica D., & Gilman, Richard. (2014).
Measuring adolescent life satisfaction: A psychometric investigation of the
Multidimensional Students� Life Satisfaction Scale (MSLSS). Journal of
Happiness Studies, 15(6), 1333�1345.
Cassoni, Cynthia, Marturano, Edna Maria, Coimbra, Susana, & Fontaine,
Anne Marie. (2017). A validation study of the Multidimensional Life
Satisfaction Scale for Children. Psicologia: Reflex�o e Cr�tica, 30.
Coudronni�re, Charlotte, Bacro, Fabien, Guimard, Philippe, & Muller,
Jean Baptiste. (2018). Validation of a French adaptation of the Multidimensional
Student�s Life Satisfaction Scale in its abbreviated form, for 5-to 11-year-old
children with and without intellectual disability. Journal of Intellectual
& Developmental Disability, 43(4), 407�420.
Emmons, Robert A. (2003). Personal goals, life meaning, and virtue: wellsprings
of a positive life.
Forzano, Gravetter. (2009). Branch point and donor splice‐site
COL7A1 mutations in mild recessive dystrophic epidermolysis bullosa. British
Journal of Dermatology, 161(2), 464�467.
Henry, Paul H., Blazich, Frank A., & Hinesley, L. Eric. (1992).
Nitrogen nutrition of containerized eastern redcedar. II. Influence of stock
plant fertility on adventitious rooting of stem cuttings. Journal of the
American Society for Horticultural Science, 117(4), 568�570.
Homel, Ross, & Burns, Ailsa. (1989). Environmental quality and the
well-being of children. Social Indicators Research, 21(2), 133�158.
Huebner, E. Scott, & Gilman, Rich. (2002). An introduction to the
multidimensional students� life satisfaction scale. Social Indicators
Research, 60(1), 115�122.
Huebner, E. Scott, Zullig, Keith J., & Saha, Runa. (2012). Factor structure
and reliability of an abbreviated version of the Multidimensional Students�
Life Satisfaction Scale. Child Indicators Research, 5(4), 651�657.
Kemendikbud, Simkeu. (2020). UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Diakses.
Kern, Margaret L., Waters, Lea E., Adler, Alejandro, & White, Mathew
A. (2015). A multidimensional approach to measuring well-being in students:
Application of the PERMA framework. The Journal of Positive Psychology, 10(3),
262�271.
Lodi, Ernesto, Boerchi, Diego, Magnano, Paola, & Patrizi, Patrizia.
(2019). High-School Satisfaction Scale (H-Sat Scale): Evaluation of Contextual
Satisfaction in Relation to High-School Students� Life Satisfaction. Behavioral
Sciences, 9(12), 125.
McPartland, James M., & Epstein, Joyce L. (1977). Open schools and
achievement: Extended tests of a finding of no relationship. Sociology of
Education, 133�144.
Padovani, Ricardo da Costa, Neufeld, Carmem Beatriz, Maltoni, Juliana,
Barbosa, Leopoldo Nelson Fernandes, Souza, Wanderson Fernandes de, Cavalcanti,
Helton Alexsandro Firmino, & Lameu, Joelma do Nascimento. (2014).
Vulnerabilidade e bem-estar psicol�gicos do estudante universit�rio. Revista
Brasileira de Terapias Cognitivas, 10(1), 2�10.
Pavot, William, & Diener, Ed. (2008). The satisfaction with life scale
and the emerging construct of life satisfaction. The Journal of Positive
Psychology, 3(2), 137�152.
Peterson, Christopher. (2006). A primer in positive psychology.
Oxford university press.
Rahayu, Sri, & Chen, Hsing Mei. (2020). Penerjemahan Dan Validasi
Kuesioner �Educational Needs Of Caregivers Instrument� Ke Dalam Bahasa
Indonesia Pada Caregivers Pasien Gagal Jantung. Jurnal Kesehatan, 13(1),
35�45.
Sadikin, Ali, & Hamidah, Afreni. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah
Wabah Covid-19:(Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Biodik,
6(2), 214�224.
Schimmack, Ulrich, Oishi, Shigehiro, & Diener, Ed. (2002). Cultural
influences on the relation between pleasant emotions and unpleasant emotions:
Asian dialectic philosophies or individualism-collectivism? Cognition &
Emotion, 16(6), 705�719.
Sihotang, Hotmaulina, Nadeak, Bernadetha, & Siregar, Rospita. (2020).
Penerapan Belajar Mandiri dengan Strategi Efektif pada Masa Pandemi Covid-19
Bagi Remaja HKBP Duren Jaya Bekasi. JURNAL Comunit� Servizio: Jurnal Terkait
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, Terkhusus Bidang Teknologi,
Kewirausahaan Dan Sosial Kemasyarakatan, 2(2), 393�405.
Siregar, Syofian. (2015). Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif di Lengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi
17. Cet. II.
Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P. (2009). Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta. Cet. VII.
Sukardi. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tlili, Anis, Alazet, S�bastien, Glenadel, Quentin, & Billard, Thierry.
(2016). Copper‐Catalyzed Perfluoroalkylthiolation of Alkynes with
Perfluoroalkanesulfenamides. Chemistry�A European Journal, 22(29),
10230�10234.
Valois, Robert F., Zullig, Keith J., Brown, Larry K., Carey, Michael P.,
Vanable, Peter A., Romer, Daniel, & DiClemente, Ralph J. (2019). Is the
Brief Multidimensional Student�s Life Satisfaction Scale Valid and Reliable for
African American Adolescents? American Journal of Health Education, 50(6),
344�355.
Veronese, Guido, & Pepe, Alessandro. (2018). Cross-cultural adaptation,
psychometric proprieties and factor structure of the Multidimensional Student
Life Satisfaction Scale (MSLSS): A study with Palestinian children living in
refugee camps. Current Psychology, 1�10.
Wayan, N., &. Sumartana. (1989). Evaluasi Pendidikan.
Yulianingsih, Wiwin, Suhanadji, Suhanadji, Nugroho, Rivo, & Mustakim,
Mustakim. (2020). Keterlibatan Orangtua dalam Pendampingan Belajar Anak selama
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2),
1138�1150.