Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 2, Februari 2021
PENGEMBANGAN INSTRUMENT MINAT BELAJAR IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Iswanto
Universitas
Negeri Semarang Jawa Tengah, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstract
The purpose of the research was to generate an
interest in learning science students in grade IV elementary school who met
valid and reliable criteria. The variables observed in this study were
instruments of interest in learning science with the research subjects of
students of SDN Karangrejo 02 and SDN Cingklung in Bancar Subdistrict, Tuban Regency. This research is a type of development
research (R&D) by applying plomp research model
with five stages including (1) Investigation Phase, (2) Design, (3) Realization,
(4) Evaluation and Revision, (5) Implementation. The instruments developed are
questionnaires of interest in learning science for elementary school students
with indicators of students' feelings of pleasure, interest and attention in
learning science. Questionnaire test, conducted grain validation test using
correlation technique SPSS application version 23 with the number of question
items 20 and respondents (N-24) with a level of significance of 5% (0.05) is
0.404 ( R table). Obtained 13 valid statement items
and 7 invalid statement items.�
Reliability test has Cronbach's Alpha value of more than 60% or 0.6,
which is 0.801 which means the poll is said to be Reliable.
Keywords: instruments
(questionnaires); interest
in learning science; valid
and reliabel
Abstrak
Tujuan penelitian adalah menghasilkan intrumen minat belajar IPA siswa kelas IV sekolah dasar yang memenuhi kriteria valid dan
reliable. Variabel yang diamati
dalam penelitian ini berupa instruments angket minat belajar
IPA dengan subjek penelitian siswa SDN Karangrejo 02 dan SDN Cingklung Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R&D)
dengan menerapkan model penelitian Plomp dengan lima tahapan meliputi (1) Fase Investigasi, (2) Desain, (3) Realisasi,
(4) Evaluasi dan Revisi,
(5) Implementasi. Instrumen
yang dikembangkan berupa angket minat belajar
IPA untuk siswa sekolah dasar dengan
indicator perasaan senang, ketertarikandan perhatian siswa dalam belajar
IPA. Uji Angket, dilakukan
uji validasi butir mengunkan teknik korelasi aplikasi SPSS versi 23 dengan jumlah item pertanyaan 20 dan responden (N-24) dengan taraf signifikansi 5% (0,05) adalah 0,404 (R tabel). Diperoleh 13 item pernyataan yang
valid dan 7 item pernyataan yang tidak
valid. �Uji reliabilitas
memiliki nilai Cronbach�s
Alpha lebih dari 60% atau 0,6, yaitu 0,801 yang berarti angket tersebut dikatakan Reliabel. Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian pengembangan
instrument minat pada pebelajran
IPA dengan menggunakan model
plomp dapat disimpulkan bahwa instrument (angket) minat belajar
IPA yang disusun sesuai indikator yang ditetapkan harus memenuhi katagori valid dan reliable. Angket
minat belajar IPA untuk siswa sekolah
dasar pada penelitian telah berhasil memenuhi syarat valid sesuai hasil analisis
butir menggunakan program
SPSS versi 23 memperoleh 13
soal katagori dengan r hitung > r tabel� serta reliabilitas memiliki nilai Cronbach�s Alpha lebih dari 70% atau 0,7, yaitu 0,801 yang berarti kuesioner tersebut dikatakan Reliabel.
Kata kunci: instruments (angket); minat belajar IPA; valid; reliabel
Pendahuluan
Sejak�� awal, bidang�� ilmu pendidikan telah�� mengatasiberbagai tantangan�� dan perubahan dalam
masyarakat.Kenyataan� yang� terjadi�
pada� saat� ini�
bahwa� dunia terus berubah
sehingga orang memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru untuk mengelola
kehidupan� mereka� sehari-hari (Lehner & Wurzenberger, 2013).
Pendidikan sebagai salah satu
investasi masa depan, tidak akan berarti apa-apa jika tidak dibarengi dengan
senantiasa melakukan peningkatan, pengembangan, dan inovasi pembelajaran yang
berkelanjutan (Desyandri, Muhammadi, Mansurdin, & Fahmi, 2019). Salah satu upaya
untuk mencapai tujuan tersebut adalah selalu mencarikan dan menemukan terobosan-terobosan
baru atau inovasi dalam proses pembelajaran untuk menyelesaikan masalah kesulitan
belajar peserta didik. Salah satunya adalah proses pembelajaran IPA.
Pendidikan
merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan
negara, karena tanpa didukungnya pendidikan tidak mungkin pembangunan suatu
bangsa dan negara dapat berkembang dengan baik. Kita dapat melihat contohnya
yaitu perkembangan antara desa dengan kota, dimana kota bisa dianggap lebih
berkembang dari pada desa dikarenakan sistem pembangunan yang dipimpin oleh
orang-orang terpelajar (Sirait, 2016).
Pendidikan
sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas yang disengaja merupakan gejala
masyarakat ketika sudah mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk,
mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat (Gunawan, 2012).
IPA merupakan salah satu
pembelajaran wajib yang diajarkan semenjak siswa mengenyam pendidikan di bangku
Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA seharusnya melibatkan siswa dalam berbagai
ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. kurikulum IPA dijelaskan
bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar melibatkan peserta didik dalam
penyelidikan yang berorientasi inquiri, dengan interaksi antara peserta didik
dengan guru dan peserta didik lainnya (Pratiwi, Cari, & Aminah, 2019). Proses pembelajaran
IPA di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Hal ini disebabkan IPA dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi (Krismayoni & Suarni, 2020).
Berdasarkan tutuntutan
kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA, peserta didik dituntut untuk memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tapi sayangnya, para siswa di
sekolah tidak menyadari pentingnya IPA tersebut dalam kehidupan siswa
sehari-hari. Mereka cenderung tidak menyukai IPA dan menganggap IPA sebagai
suatu ilmu yang membosankan dan sangat sulit untuk dipahami karena terlalu
padat materi dan banyak percobaan. Kurangya minat terhadap IPA ini sangat
terlihat pada siswa-siswa sekolah Sekolah Dasar.
Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti pada beberapa siswa Sekolah Dasar di kecamatan Bancar
Kabupaten Tuban� yang dipilih secara acak,
diperoleh informasi hampir 50% mengatakan bahwa pembelajaran IPA membosankan
karena kegiatan belajar IPA yang terlalu banyak eksperimen yang menurut mereka
menyita waktu sehingga mereka malas dan tidak berminat untuk mempelajari IPA.
Minat adalah kecenderungan
yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa
tertarik pada orang, benda dan kegiatan (Achru, 2019). Minat belajar adalah aspek
psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti:
gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku
melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman (KHairina & Syafrina, 2017).
Minat belajar merupakan
kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga
dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku (Achru, 2019). Minat sangat penting untuk mendorong suatu individu
dalam mengabulkan cita-cita yang ingin dicapai, karena minat menjadikan
seseorang atau individu terdorong untuk menyenangi dan mempunyai gairah tinggi
akan hal yang akan dicapai. Sikap tertarik atau minat merupakan salah satu
sikap (attitude) yang sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA (Ho & Devi, 2020). Sebagai akibat dari
kurangnya minat siswa dalam proses pembelajarn IPA mengakibatkan pelaksanaan
pembelajaran dikelas tidak terlaksana dengan optimal serta hasil belajar siswa
menjadi rendah.
Minat seorang
siswa juga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Minat dapat diartikan sebagai
keinginan yang besar terhadap sesuatu yang dimiliki oleh seseorang. Apabila
seorang siswa mempunyai minat yang besarter hadap mata pelajaran matematika,
maka ia ingin mengetahui secara mendalam materinya sampai ia memahaminya,
sehingga ia akan mencapai hasil belajarnya yang lebih baik. Hal ini disebabkan
karena siswa memahami konsep belajar matematika. Tetapi mungkin saja seorang
siswa yang mempunyai minat yang besar terhadap matematika, hasil belajarnya
kurang baik (Permana &
Firmansyah, 2018).
Mengingat pentingnya minat
dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, maka perlu dilakukan penilaian
terhadap minat belajar tersebut. Untuk melakukan penilaian minat diperlukan
sebuah instrumen minat (Setiyadi, 2020). Membuat instrumen minat
belajar siswa sekolah dasar tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan, seperti faktor emosi siswa Sekolah
Dasar� yang masih
gampang dipengaruhi dan komitmen siswa yang masih rendah. Hal ini menyebabkan
peneliti kesulitan dalam membuat intrumen minat yang tepat untuk mengukur apa
yang seharunya diukur. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu melakukan pengembangan
instrumen minat belajar IPA pada siswa SD.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini,
instrument peniliaian minat yang dikembangkan dibatasi pada pengembangan
instrument penilaian minat belajar IPA siswa sekolah dasar� dengan menggunakan angket. Instrumen minat
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap mata
pelajaran IPA. Pengukuran terhadap minat belajar IPA dilakukan dengan
mengunakan angket� sesuai Indikator �
indikator minat mengacu dari Slameto (KHairina & Syafrina, 2017) yaitu :
1.
Perasaan senang. Seorang siswa yang
memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa
tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan
terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.
2.
Ketertarikan siswa. Berhubungan dengan
daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda,
kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri.
3.
Perhatian siswa. Perhatian
merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian,
dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada
objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
Hasil dan Pembahasan
1. Fase Investigasi
Awal
Pada fase
investigasi awal pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan masalah siswa terhadap minat belajar IPA siswa sekolah dasar untuk
dilakukan tindak lanjut �atas permasalah
yang telah ditemukan dilapangan.
Berdasarkan
hasil observasi� yang dilakukan peneliti
pada beberapa siswa Sekolah Dasar di kecamatan Bancar Kabupaten Tuban� diperoleh informasi beberapa siswa
mengatakan� bahwa pembelajaran IPA dirasa
sangat menjenuhkan �karena kegiatan
belajar IPA yang terlalu banyak pengamatan yang menurut mereka menyita waktu
sehingga mereka merasa malas dan tidak berminat untuk mempelajari IPA.
Dari hasil
studi lapangan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa salah satu factor yang
menyebabkan rendahnya minat belajar adalah kurangnya mempersiapkan suatu
rencana pembelajaran yang optimal untuk kegiatan belajar siswa. Salah satunya
adalah mempersiapkan sebuah instrument yang valid dan reliable agar instrument
tersebut mampu mengukur yang seharusnya diukur. Sehingga perlu dikembangkan
suatu alat ukur untuk penilaian minat belajar siswa sekolah dasar �khususnya angket yang valid dan reliable.
2. Fase Desain (design)
Pada
fase desain dilakukan untuk merancang langkah kegiatan pembuatan angket minat
yang valid dan reliabel untuk mengukur minat belajar siswa sekolah dasar
meliputi :
a.
Menyusun angket minat
Membuat kisi-kisi angket berdasarkan indikator minat yang telah ditetapkan
b.
Menyusun pertanyaan
atau pernyataan angket minat belajar
IPA sesuai kisi-kisi.
c.
Validitas isi yang dilakukan
oleh ahli dan dosen pembimbing
3. Fase realisasi
Tahapan-tahapan
kegiatan yang telah disusun pada fase desain mulai dilaksanakan secara
bertahap.
a.
Menyusun kisi
-kisi angket berdasarkan indicator minat belajar IPA.
b.
Dari kisi-kisi
angket tersebut disusun angket minat belajar IPA sesuai masukan oleh ahli dan dosen pembimbing.
4. Fase Tes,
Evalusi dan Revisi
a.
Validitas butir
Menurut (Sugiyono, 2017) validitas adalah alat ukur
yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dasar
pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket dengan menggunakan SPSS versi 23 dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
r hitung �r tabel dan positif, maka
perryataan angket valid
2.
r hitung r tabel dan tidak positif, maka pernyataan angket tidak valid
Ujicoba
angket minat yang dilakukan pada 24 siswa sebagai responden ( N-24)� dengan taraf signifikansi 5% (0,05 ) adalah
0,404 ( R tabel) memperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1
�Validitas butir
No |
Indikator Aspek Minat |
Soal |
R |
Ket |
|
r hitung |
r tabel |
||||
1 |
Perasaan Senang |
Pelajaran
IPA� sulit bagi saya karena terlalu
banyak Percobaan |
0,364 |
0,404 |
Tidak Valid |
Guru
kurang menyenangkan dalam mengajar, sehingga saya menjadi malas belajar IPA. |
0,730 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
belajar IPA karena mengetahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. |
0,574 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
mengikuti pembelajaran IPA dengan perasaan senang |
0,486 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
bersemangat belajar IPA� karena guru
mengajar dengan menyenangkan. |
0,517 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
kurang senang ketika pembelajaran IPA sudah dimulai. |
0,384 |
0,404 |
Tidak Valid |
||
2 |
Perhatian |
Ketika
guru sedang menjelaskan materi saya tidak mencatat. |
0,438 |
0,404 |
Valid |
Saya
memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi IPA . |
0,643 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
kurang aktif ketika diskusi kelompok. |
0,744 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
berdiskusi dengan teman kelompok terkait materi. |
0,612 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
tidak ramai sendiri ketika guru mengajar |
0,224 |
0,404 |
Tidak Valid |
||
Ketika
diskusi kelompok saya berbicara dengan teman diluar materi pelajaran |
0,316 |
0,404 |
Tidak Valid |
||
Saya
berbicara dengan teman ketika guru sedang menjelaskan materi |
0,513 |
0,404 |
Valid |
||
Tugas
yang diberikan guru membuat saya semakin tertarik dengan pelajaran IPA |
0,588 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
merasa putus asa ketika mengerjakan soal IPA. |
0,437 |
0,404 |
Valid |
||
3 |
Ketertarikan |
Saya
senang mencoba mengerjakan soal IPA. |
0,374 |
0,404 |
Tidak Valid |
Ketika
mengalami kesulitan dalam memahami materi, saya bertanya. |
0,243 |
0,404 |
Tidak Valid |
||
Saya
menunda dalam mengerjakan tugas IPA�
yang diberikan guru. |
0,730 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
kurang tertarik dengan IPA karena selalu melakukan percobaan. |
0,681 |
0,404 |
Valid |
||
Saya
mengerjakan tugas/PR yang diberikan guru. |
0,029 |
0,404 |
Tidak Valid |
Dari
uraian tabel di atas dapat disimpulkan bahwa item soal dengan aspek minat
:
1)
Perasaan senang terdapat 4 item soal yang katagori Valid ( r
hitung > r tabel ) dan 2 item soal tidak Valid ( r hitung < r tabel )
2)
Perhatian terdapat 7 item soal
yang katagori Valid (r hitung
> r tabel) dan 2 item soal
tidak Valid (r hitung <
r tabel)
3)
Perhatian terdapat 2 item soal
yang katagori Valid (r hitung
> r tabel) dan 3 item soal
tidak Valid (r hitung <
r tabel)
Hal di
atas, menunjukkan bahwa dari 20 butir pernyataan angket yang telah disusun, 13
butir pernyataan diantaranya valid sedangkan 7 butir pernyataan dengan korelasi
dibawah r tabel dengan katagori tidak valid. Pada penelitian ini, 7� butir pernyataan yang tidak valid dihilangkan
karena 13 butir pernyataan lainnya telah memenuhi indikator minat yang ingin di
ukur.
b.
Uji Reliabilitias
Sugiyono (2018) mengatakan bahwa
reliabilitas adalah alat ukur yang digunakan untyuk mengukur� suatu luesioner yang merupakan indikator dari
variable atu stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan cara yaitu :
One Shot atau pengukuran sekali
saja : pengukuran hanya dilakukan sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. Suatu variable
dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha �0,60. Artinya semakin besar
nilai alpha (maka semakin besar pula
reliabilitas.
Tabel 2
Reliability Statistic
Reliability Statistics |
||
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items |
N of Items |
0.801 |
0.801 |
20 |
Berdasarkan
hasil uraian Output SPSS di atas menjelaskan bahwa hasil uji reliabilitas
memiliki nilai Cronbach�s Alpha lebih
dari 60% atau 0,6, yaitu 0,801 yang berarti kuesioner tersebut dikatakan Reliabel.
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas seperti yang diuraikan di atas
maka diperoleh suatu instrument (angket) minat belajar IPA siswa sekolah dasar �yang terdiri dari 13 butir soal pernyataan.
c.
Fase Implementasi
Pada
tahap ini, instrumen angket yang dihasilkan telah memenuhi katagori valid dan
reliable diimplementasikan dalam
proses penelitian selanjutnya.
Instrument angket yang disusun
digunakan dalam penelitian pengembangan bahan ajar sifat-sifat cahaya bermuatan TPACK untuk meningkatkan minat pada pembelajaran IPA di SD
kelas IV kecamatan Bancar Kabupaten Tuban. Melalui instrument yang dikembangkan ini, siswa sekolah dasar
dapat memahami setiap butir pernyataan
dalam proses pengisian angket sebagai alat untuk memperoleh
data dalam penelitian
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian pengembangan instrument
minat pada pebelajran IPA dengan menggunakan model plomp dapat disimpulkan bahwa instrument
(angket) minat belajar IPA yang disusun sesuai indikator yang ditetapkan harus
memenuhi katagori valid dan reliable. Angket minat belajar IPA untuk siswa
sekolah dasar pada penelitian telah berhasil memenuhi syarat valid sesuai hasil
analisis butir menggunakan program SPSS versi 23 memperoleh 13 soal katagori
dengan r hitung > r tabel� serta
reliabilitas memiliki nilai Cronbach�s Alpha lebih dari 70% atau 0,7, yaitu
0,801 yang berarti kuesioner tersebut dikatakan Reliabel.
BIBLIOGRAFI
Achru, A. (2019).
Pengembangan minat belajar dalam pembelajaran. Jurnal Idarah, III(36),
205�215.
Desyandri, Desyandri, Muhammadi, Muhammadi, Mansurdin, Mansurdin, &
Fahmi, Rijal. (2019). Development of integrated thematic teaching material used
discovery learning model in grade V elementary school. Jurnal Konseling Dan
Pendidikan, 7(1), 16�22.
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan karakter. Bandung: Alfabeta, 2.
Ho, Liou, & Devi, Ismawan Prasetia. (2020). Students� Understanding of
Interest in Learning Science. Integrated Science Education Journal, 1(2),
60�64.
KHairina, Rizki Mutia, & Syafrina, Alfiati. (2017). Hubungan antara
minat belajar dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada kelas V
SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 2(1).
Krismayoni, Putu Ayu Windha, & Suarni, Ni Ketut. (2020). Pembelajaran
IPA dengan Model Pembelajaran Children Learning In Science Meningkatkan Hasil
Belajar Ditinjau dari Minat Belajar. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 3(2),
138�151.
Lehner, Daniela, & Wurzenberger, Julia. (2013). Global Education�an
educational perspective to cope with globalisation? Campus-Wide Information
Systems.
Pamungkas, Imang Dapit, Ghozali, Imam, & Achmad, Tarmizi. (2018). A
pilot study of corporate governance and accounting fraud: The fraud diamond
model. Journal of Business and Retail Management Research, 12(2).
Permana, Adia Pratama Nugraha, & Firmansyah, Ricky. (2018). Distribusi
Jaringan Menggunakan Routing Ospf Dengan Metode Redistribution. Simetris:
Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 9(1), 519�532.
Pratiwi, Scundy N., Cari, Cari, & Aminah, Nonoh Siti. (2019).
Pembelajaran IPA abad 21 dengan literasi sains siswa. Jurnal Materi Dan
Pembelajaran Fisika, 9(1), 34�42.
Setiyadi, Fera. (2020). Improvement of Interest And Learning Results of
Science with Problem Based Learning Model in SD Negeri Keteleng 02. Social,
Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series, 3(3),
1315�1319.
Sirait, Erlando Doni. (2016). Pengaruh minat belajar terhadap prestasi
Belajar Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1).
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D.
Velayutham, Sunitadevi, Aldridge, Jill, & Fraser, Barry. (2011).
Development and validation of an instrument to measure students� motivation and
self‐regulation in science learning. International Journal of Science
Education, 33(15), 2159�2179.