Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 3, No. 2, Februari 2021
RANCANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) REQUIREMENT
ENGINEERING MENGGUNAKAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY
Brilyan Hendra Suryawan dan Petrus
Mursanto
Universitas
Indonesia Depok, Indonesia
Email: [email protected]
dan [email protected]
Abstract
The purpose of this research is to design
Operational Standard Procedure (SOP) requirement engineering on software
development in LIPI has been compiled. LIPI is a Non-Ministry Government
Institution tasked with conducting research in the field of science. SOP
requirement engineering is compiled using Soft System Methodology (SSM) and
Scrum as the software development framework used. Scrum is part of a very fast
Agile method against change. This SOP is compiled based on literature studies,
SBOK� Guide as Best Practice, and previous relevant research as a reference to
determine the requirement engineering stage in Scrum. The method used in this
research is qualitative method. Data collection method in this research was conducted
by interview, FGD, document study, and observation. Thematic analysis is used
as a method in data processing. The result of sop requirement engineering
design is intended as a guideline or standard guidelines in preparing
requirement engineering on the development of soft equipment in LIPI. With the
resulting sop requirement engineering design, it is expected that the resulting
soft goods become quality and in accordance with the needs of users. SSM approach
can be used in solving the challenges and problems faced in LIPI to design SOP Requirement
Engineering, which must first be determined the problems that occur and after
that mapped into the steps in the SSM.
Keywords: standard operating procedure (SOP); requirement engineering (RE); soft system methodology (SSM); agile, scrum;
SBOK� Guide
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang
Standar Operasional
Prosedur (SOP) requirement engineering
pada pengembangan perangkat
lunak di LIPI telah disusun. LIPI merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas
untuk melakukan riset di bidang ilmu pengetahuan. SOP requirement
engineering disusun menggunakan
Soft System Methodology (SSM) dan Scrum sebagai
framework pengembangan perangkat
lunak yang digunakan. Scrum
merupakan bagian dari metode Agile yang sangat cepat terhadap
perubahan. SOP ini disusun berdasarkan studi literatur, SBOK� Guide sebagai Best Practic dan penelitian sebelumnya yang relevan sebagai acuan untuk menentukan
tahap requirement engineering pada Scrum. Metode yang digunakan pada penelitan ini adalah
metode kualitatif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara, FGD, studi dokumen, dan observasi. Analisis tematik digunakan sebagai metode dalam pengolahan
datanya. Hasil rancangan
SOP requirement engineering ditujukan sebagai petunjuk atau pedoman standar
dalam menyusun requirement
engineering pada pengembangan perangat
lunak di LIPI. Dengan dihasilkannya rancangan SOP requirement
engineering ini, diharapkan
perangat lunak yang dihasilkan menjadi berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pendekatan SSM dapat digunakan dalam memecahkan tantangan dan permasalahan yang dihadapi di LIPI untuk merancang SOP Requirement Engineering, dimana terlebih dahulu harus ditetapkan
permasalahan yang terjadi
dan setelah itu dipetakan ke dalam
langkah-langkah di dalam
SSM.
Kata kunci: prosedur operasional standar (SOP); rekayasa
persyaratan (RE); metodologi sistem lunak (SSM); gesit, banyak orang; Panduan
SBOK �
Pendahuluan
LIPI
merupakan lembaga pemerintah yang menjadi rujukan penelitian lembaga riset yang
ada di Indonesia, namun demikian produktivitas dalam publikasi hasil
penelitiannya dinilai masih rendah. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang
menjadi kendala diantaranya yaitu LIPI belum memanfaatkan partnership dalam
produktivitas hasil penelitiannya (Rosa, 2020).
Lembaga Ilmu Pengatahuan
Indonesia (LIPI) sebagai institusi pengawal perkembangan keilmuan di Indonesia,
yang memiliki beragam kewenangan dan telah memainkan sejumlah peran penting
dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam proses pembangunan bangsa dengan
terus berusaha untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) guna mendukung upaya penyelesaian berbagai persoalan
negara dan bangsa Indonesia (Ulya, 2019). LIPI dituntut untuk selalu berimprovisasi dan meningkatkan kinerja serta
kemampuan berperan sebagai penyedia informasi ilmiah global dengan mengerahkan
seluruh sumber daya yang dimiliki LIPI dan memanfaatkan semaksimal mungkin peluang
perkembangan teknologi di bidang penelitian secara global. Untuk itu diperlukan
perangkat lunak berkualitas agar mampu mendukung perkembangan penelitian dan
inovasi dengan menyelaraskan kebutuhan perangkat lunak yang dihasilkan dan kebutuhan
bisnis organisasi.
Berdasarkan IT Master Plan LIPI
terdapat beberapa proyek pengembangan perangkat lunak yang direncanakan selesai
sampai tahun 2019, akan tetapi tidak semuanya tercapai sesuai target. Hal ini
dikarenakan oleh beberapa hal yaitu: 1) Belum ada kesepahaman antara user
dengan tim pengembangan perangkat lunak karena user belum paham terhadap proses
bisnis perangkat lunak yang akan dikembangkan. 2) User belum paham terhadap
bagaimana tahapan dalam permintaan pengembangan perangkat lunak. 3) Permintaan pengembangan
perangkat lunak dari user masih saling tumpang tindih dan belum satu pintu. 4)
SDM yang terbatas dan belum ada pembagian peran dan fungsi.
Untuk mengkoordinir permasalahan
itu semua dan mendukung kebutuhan bisnis organisasi yang cepat serta mendukung
percepatan keberhasilan transformasi, maka LIPI perlu mengembangkan perangkat
lunak dan harus sesuai dengan kebijakan standar prosedur yang berlaku, agar
perencanaan pengembangan perangkat lunak dapat behasil sesuai target. Hal ini
selaras dengan IT Master Plan bahwa LIPI perlu menyusun kebijakan standar prosedur
dalam pengembangan perangkat lunak.
Dalam hubungannya dengan agile
project management, bahwa keberhasilan penerapan agile project
management dipengaruhi tiga faktor penting, yaitu people, process dan project
characteristics (Coram & Bohner, 2005). Faktor people
berkaitan dengan faktor sumber daya manusia, dengan parameter keahlian, pengalaman
dan perannya dalam proyek. Permasalahan yang ada di LIPI diantaranya adalah SDM
LIPI yang sangat terbatas dalam menangani
bidang IT, serta belum adanya pembagian tugas dan fungsi yang jelas (Febrianty et al., 2020).
Faktor process berkaitan dengan semua proses yang dilakukan selama
proyek berlangsung, dan dalam proses ini juga menyangkut semua perlengkapan
pendukung yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Jika dilihat kondisi permasalahan
yang ada di LIPI adalah bahwa LIPI belum memiliki standar prosedur dalam pengembangan
perangkat lunak terutama dalam hal requirement engineering. Faktor
project characteristic berkaitan dengan tipe proyek yang dilakukan, faktor-faktor
bisnis yang menjadi pendorong proyek yang dilakukan. Jika dilihat kondisi di
LIPI masalah yang dihadapi adalah jadwal proyek yang masih tumpang tindih. Apabila dikaitkan dengan
tiga faktor, yaitu people, process dan project characteristics. Maka
faktor process adalah yang paling penting saat ini di LIPI, �yaitu perlunya menyusun standar
prosedur requirement engineering pada pengembangan perangkat lunak.
Seiring� dengan�
perkembangan� jaman� yang�
semakin pesat,� kebutuhan� akan teknologi informasi� juga�
semakin� meningkat.� Berbagai�
aspek� kehidupan� tidak�
bisa terlepas dari teknologi informasi (Wijaya, 2019).
Suatu organisasi tentu perlu
menerapkan suatu prosedur yang diterapkan dalam suatu pekerjaan yang berisi
langkah langkah kerja dengan tujuan dapat mencapai hasil kerja yang diharapkan
atau hasil minimum yang diharapkan. Maka dari itu dibuatlah SOP yang diterapkan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan (Kurniawan, 2013).
Adanya manajemen akses pada
aplikasi dapat mengurangi terjadinya penyalahgunaan hak akses oleh pihak
tertentu dan penyalahgunaan data dan informasi didalamnya (Wicaksana, Herdiyanti, & Susanto, 2016).
SOP adalah pedoman atau
acuan melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
kerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif,
dan prosedural sesuai dengan tata cara kerja, prosedur kerja dan sistem kerja
pada unit kerja yang bersangkutan (Atmoko, 2011).
Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan hal mutlak yang diperlukan perusahaan, agar dalam menjalankan operasi sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tidak hanya di pemerintahan, Pendidikan dan lain sebagainya,
perusahaan�� kontraktor juga memerlukan SOP disetiap departemen yang ada diperusahaan. Salah� satunya� adalah� PT� Sumber� Maniko �Utama,� seluruh� kegiatan operasional perusahaan di setiap bidang memerlukan
suatu sistem atau standar (Ajusta & Addin, 2018).
Standar Operasional Prosedur
adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan,
dimana dan oleh siapa dilakukan (Kementerian PAN & RB., 2012).
Dalam penelitian sebelumnya
oleh (Sensuse & Ramadhan, 2012), soft system methodology
(SSM) dapat digunakan untuk penyusunan bisnis proses. Peneliti menggunakan
pendekatan SSM dalam melakukan perancangan SOP requirement engineering
untuk pengembangan perangkat lunak di LIPI. Tahapan pada pendekatan SSM
mencakup:(Daellenbach, McNickle, & Dye, 2012) (1) Deskripsi permasalahan (2) Penggambaran situasi
permasalahan ke dalam diagram rich picture (3) Pendefinisian kata-kata kunci (root �definitions) (4)
Pembuatan
model konseptual berdasarkan root definitions (5)
Membandingkan
model konseptual dengan siuasi dunia nyata (6) Melakukan perubahan secara sistematis (7)
Melakukan
perbaikan/solusi sistem yang direkomendasikan.
Requirement Engineering merupakan fase
terpenting dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak (software
development life cycle). Fase ini digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan
dan keinginan calon pengguna perangkat lunak agar sesuai dengan spesifikasi dan
kebutuhan yang diinginkan (Chakraborty, Baowaly, Arefin, & Bahar, 2012).
Requirement Engineering memainkan
peran penting dalam kebehasilan siklus hidup pengembangan perangkat lunak. Hal ini merupakan titik awal sikus dan setiap perubahan permintaan akan kebutuhan
akan memakan biaya dan waktu. Kegagalan dalam menentukan requirement yang
akurat akan menyebabkan kesalahan dalam mendefinisikan spesifikasi system dan
akan mengarah pada kesalahan arsitektur sistem (Darwish & Megahed, 2016).
Scrum merupakan sebuah pendekatan
dari agile yang dilakukan untuk mengembangkan produk serta layanan agar lebih
inovatif. Scrum menekankan pada penggunaan scalable, pentingnya penggunaan scrum
dalam suatu tim yang diorganisir secara perorangan setelah itu diuraikan oleh masing-masing
manajemen didalam setiap proses dalam tim tersebut (Rubin, 2012). Scrum
mengimplementasikan kerangka iteratif dan incremental ini melalui 3
peran, yaitu : Product Owner, Development Team, Scrum Master (Irawan, Mamahit, & Sambul, 2019). Proses pengembangan
pada scrum dapat dikelompokkan ke dalam lima fase (Scrumstudy, 2016). (1) Initiate, Fase ini merupakan tahap awal dari proses pengembangan dengan scrum (2) Planning, Pada fase ini dilakukan perencanaan
untuk memulai pelaksanaan sprint, meliputi penulisan user story, penjabaran
task pada tiap user story, melakukan estimasi nilai terhadap setiap user
story dan task, serta menentukan sprint backlog (3)
Implemet, Fase ini merupakan tahap untuk mengeksekusi setiap task yang telah didefinisikan
serta melakukan aktivitas-aktivitas untuk membentuk produk (4) Review dan Retrospeksi, Pada tahap ini
dilakukan review terhadap hasil pekerjaan tim (deliverable product)
selama satu sprint. Tidak hanya hasilnya, proses bekerja tim juga dinilai
sehingga dapat ditentukan apa saja yang perlu ditingkatkan untuk proses
pengembangan pada sprint berikutnya (5) Release, pada tahap ini produk yang
telah memenuhi seluruh acceptance criteria dikirimkan ke klien.
Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 3
tahap yang meliputi: pra penelitian, Saat Penelitian, dan Validasi (1) Pra Penelitian,
proses ini meliputi kegiatan pengumpulan data awal, menentukan rumusan masalah, menyusun tinjauan Pustaka, dan menentukan kerangka teoritis dari penelitian.
Dalam penelitian kualitatif ini, pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan analisis
tematik. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, fgd, observasi, dan studi dokumen (2) Saat Penelitian, pada saat penelitian proses yang dilakukan adalah merancang SOP requirement
engineering dengan menggunakan
dan mengikuti metode SSM. Metode SSM yang digunakan disesuaikan dengan kondisi dan budaya organisasi LIPI (3) Validasi, dari rancangan SSM yang dihasilkan akan divalidasi terhadap stakeholder
yang ada di LIPI untuk mendapat persetujuan bahwa SOP requirement engineering ini sudah sesuai
dan siap di implementasikan
di LIPI.
� ��������������������Gambar 1
�������������������� Tahap Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Metode SSM digunakan dalam menghasilkan rancangan akhir SOP requirement engineering, dengan mengikuti tahapan-tahapan dalam SSM, yang meliputi :
1)
Menentukan situasi dunia
nyata yang dianggap problematis
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber terpilih dan juga telah dilakukan FGD untuk memperkaya dan memperdalam pemahaman tentang pengembangan perangkat lunak di LIPI. Selanjutnya hasil wawancara dan FGD diolah dengan menggunakan analisis tematik dengan alat bantu Microsoft Excel dan Word. Dari hasil pengolahan data tersebut dilakukan identifikasi masalah pada proses pengembangan perangkat lunak di LIPI. Identifikasi masalah yang didapatkan dari hasil wawancara merupakan situasi dunia nyata yang dianggap problematis.
2)
Penuangan masalah yang
dianggap problematis ke dalam Rich Picture
Gambar 2
�Rich picture
3)
Pemilihan dan penamaan root
definition dari sistem yang relevan
Untuk pemilihan dan penamaan
root definition ini digunakan
analisis PQR (atau disebut juga analisis XYZ) dan
juga analisis CATWOE (Customer, Actors, Transformation,
Worldview, Owners, Environment Constraints). Analisis
PQR menpunyai rumus �Mengerjakan P dengan Q untuk mewujudkan R, dimana PQR menjawab pertanyaan, Apa, Bagaimana, dan Mengapa�.
Tabel 1
Analisis PQR
Variabel |
Keterangan |
Sumber |
P |
Standar operasional Prosedur (SOP) requirement
engineering pada pengembangan perangkat lunak di LIPI |
Tujuan penelitian |
Q |
Menggunakan SSM sebagai metode mengidentifikasi masalah dan kebutuhan SOP, serta menggunakan studi literature, best
practice, penelitian sebelumnya,
serta hasil wawancara untuk membuat rancangannya. |
Studi Literature |
R |
Standarisasi proses requiment engineering pada pengembangan perangkat lunak agar sesuai dengan kebutuhan pengguna |
Wawancara (F2-01) |
Tabel 2
�Analisis Catwoe �����
Analisis |
|
Customer |
Seluruh Subject matter expert yang ada di LIPI |
Actors |
Seluruh Subject matter expert dan PPDI LIPI |
Transformation |
Prosedur standar requirement engineering
pada proses pengembangan perangkat
lunak dari yang belum menjadi ada |
Woridview (Weltanschauung) |
Penyusunan SOP menggunakan metode SSM untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan, serta menggunakan studi literatur, best practice, penelitian
sebelumnya, serta hasil wawancara dalam membuat rancangannya. |
Owners |
PDDI LIPI |
Environmental Constraints |
Perubahan organisasi (Reorganisasi)di LIPI dan subject matter expert selaku pengguna |
Berdasarkan root definition yang telah didapatkan,
selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan SOP yang dilakukan sesuai dengan root definition
yang sudah dibuat. Dalam melakukan identifikasi kebutuhan SOP ada beberapa tahapan
untuk memperjelas proses yang dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut: 1. Identifikasi Kebutuhan SOP berdaarkan studi literatur, 2.
Identifikasi SOP berdasarkan best practice, 3. Identifikasi SOP berdasarkan
penelitian sebelumnya, 4. Identifikasi SOP berdasarkan wawancara dan FGD.
4)
Pembuatan model konseptual
berdasarkan root definition yang telah dipilih dan diberi nama sebelumnya
Model
konseptual yang akan dirancang pada tahap ini adalah konsep SOP requirement
engineering yang disusun berdasarkan kebutuhan SOP yang telah diperoleh
dari studi literatur, best practice, penelitian sebelumnya, dan hasil
wawancara serta FGD. Kebutuhan proses tersebut kemudian dikelompokkan sesuai
dengan fase pada scrum, sehingga diperoleh model konseptual sebagai berikut:
����������� Tabel 3
Konsep SOP Requirement Engineering Tahap
Inisiasi dan Perencanaan
Aktifitas |
Biro SDM (Tata Laksana) |
PDDI LIPI |
Subject matter
expert |
Tim Scrum |
Product Owner |
Scrum Master |
Kelengkapan |
Keluaran |
Mulai 1. Menerima surat usulan pembuatan aplikasi dari Subject matter
expert 2. Menerima surat rekomendasi berupa daftar pembuatan aplikasi yang sudah di-filter. 3. Melakukan kick off meeting dan membahas dengan subject
matter expert 4. Membuat Epic 5. Membuat User Stories dan Acceptance Criteria 6. Pemrioritasan User Stories 7. Membuat rencana iterasi (Sprint planning) Melanjutkan ke
aktivitas SOP-Tahap Pengembangan |
|
|
|
|
x |
|
Surat permintaan pembuatan aplikasi dari subject matter
expert. Kelengkapan dokumen
berupa dokumen system
request) Surat rekomendasi berisi daftar kebutuhan perangkat lunakSurat Undangan Rapat Visi Proyek Epic User Stories Product Backlog yang yang sudah di prioritaskan Kembali (Sprint backlog) |
1.
Surat rekomendasi berisi daftar kebutuhan perangkat lunak Persetujuan pembuatan aplikasi Visi proyekEpic Product
backlog (yang tersusun berdasarkan prioritas) Daftar task (product
backlog), jumlah periode
iterasi (sprint), Sprint goal |
5)
Konsep SOP requirement engineering tahap implementasi
Tabel 4
Konsep SOP Requirement Engineering Tahap
Implementasi
Melanjutkan SOP - Tahap Inisiasi dan Perencanaan 1.
Mengeksekusi rencana iterasi/sprint
planning (termasuk mengadakan
daily standup meeting) 2.
Mendemonstrasikan dan validasi versi
terakhir dari produk yang dikembangkan pada subject
matter 3.
Menganalisa permintaan penyempurnaan
product backlog 4.
Meminta persetujuan subject matter Subject Matter setuju? 5.
Melakukan penyempurnaan product backlog 6.
Retrospeksi Sprint �Siap rilis 7.
Menyerahkan increment produk Selesai |
|
|
|
|
Daftar task (product backlog) yang sudah selesai;
sprint goal; jumlah periode
iterasi (sprint) Task yang sudah selesai; user stories yang sudah
selesai; increment product Permintaan untuk memodifikasi
requirement (menambah, mengubah,
atau menghapus) Hasil analisa
permintaan penyempurnaan product
backlog Persetujuan subject matter; Permintaan untuk memodifikasi requirement (menambah,
mengubah, atau mengurangi) Task yang sudah selesai, user stories
yang sudah selesai Jadwal rencana rilis |
Task yang sudah selesai; user stories yang sudah
selesai; increment product Permintaan kebutuhan
bisnis baru; Permintaan untuk memodifikasi (memperbaharui atau mengurangi Hasil analisa
permintaan penyempurnaan product
backlog Persetujuan Subject Matter User stories baru, diubah, atau dihapus; Product backlog yang sudah
diprioritaskan Kembali Rencana perbaikan pada iterasi berikutnya Tanda terima
penyerahan increment produk |
6)
Perbandingan antara dunia nyata dan model konseptual
Pada tahap ini dilakukan validasi hasil rancangan
konsep SOP yang dihasilkan. Validasi ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian
antara konsep SOP requirement engineering yang dirancang dengan kebutuhan
dan peraturan yang berlaku di LIPI. Narasumber validasi merupakan staff PDDI
LIPI yang sudah mengikuti pelatihan pengembangan perangkat lunak dengan metode
Scrum. Hasil validasi ini menunjukkan bahwa konsep SOP requirement engineering
yang telah dirancang dapat diimplementasikan di LIPI. Namun dalam penerapannya,
harus ada dukungan pimpinan tingkat atas karena terkait perubahan budaya kerja
yang selama ini ada di LIPI, khusus dalam proses requirement engineering.
7)
Perumusan saran tindak untuk perbaikan, penyempurnaan, dan perubahan
situasi dunia nyata
Perumusan saran tindak untuk perbaikan,
penyempurnaan, dan perubahan situasi dunia nyata dilakukan pada tahap ini.
Penulis melakukannya dengan merancang SOP requirement engineering yang
sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumya. Terdapat
dua pertimbangan penting untuk kemungkinan perubahan dunia nyata, yaitu
argumennya dapat diterima (arguably and systematically desirable) dan secara kultural dapat
dimungkinkan (culturally feasible). Dengan demikian, dalam menyusun
rancangan SOP requirement engineering ini juga harus memenuhi kedua
pertimbangan tersebut.
Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan pada
tahap sebelumnya, pertimbangan tersebut telah dapat dipenuhi karena narasumber
telah setuju dengan konsep SOP yang dirancang oleh penulis karena konsep SOP
ini sudah disesuaikan dengan kondisi kultur di LIPI. Masukan narasumber saat proses
validasi telah disesuaikan dengan konsep SOP yang dirancang, sehingga dihasilkan
dua rancangan POS yaitu:
8)
Validasi Hasil Rancangan SOP
Rancangan SOP requirement engineering yang
telah dibuat kemudian divalidasi kepada Kepala Pusat Data dan Dokumentasi
Ilmiah (PDDI) LIPI. Hasil validasi menunjukkan bahwa rancangan SOP requirement
engineering dapat diterapkan, namun harus ada kerjasama dan sosialisasi
kepada subject matter sebagai salah satu pelaksana SOP. Selain itu, diperlukan
dukungan penuh dari pimpinan tingkat atas untuk menjalankan SOP tersebut karena
terkait dengan perubahan budaya kerja. Sebelum diterapkan, sebaiknya dilakukan
uji coba penerapan SOP pada salah satu proyek pengembangan perangkat lunak yang
ada di LIPI. Hasil validasi tahap kedua tersebut menjadi masukan untuk
penerapan SOP requirement engineeing pada pengembangan perangkat lunak di LIPI.
Kesimpulan
BIBLIOGRAFI
AJUSTA, A. A. GEDE,
& Addin, Syahrial. (2018). Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Di Departemen HRD PT Sumber Maniko Utama. Jurnal Mitra Manajemen, 2(3),
181�189.
Atmoko, T. (2011). Standar Operasional Prosedur dan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 5(2).
Chakraborty, Abhijit, Baowaly, Mrinal Kanti, Arefin, Ashraful, & Bahar,
Ali Newaz. (2012). The role of requirement engineering in software development
life cycle. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences,
3(5), 723�729.
Coram, Michael, & Bohner, Shawn. (2005). The impact of agile methods
on software project management. 12th IEEE International Conference and
Workshops on the Engineering of Computer-Based Systems (ECBS�05), 363�370.
IEEE.
Daellenbach, Hans, McNickle, Donald, & Dye, Shane. (2012). Management
science: decision-making through systems thinking. Macmillan International
Higher Education.
Darwish, Nagy Ramadan, & Megahed, Salwa. (2016). Requirements
engineering in scrum framework. International Journal of Computer
Applications, 149(8), 24�29.
Febrianty, Febrianty, Revida, Erika, Simarmata, Janner, Suleman, Abdul
Rahman, Hasibuan, Abdurrozzaq, Purba, Sukarman, Butarbutar, Marisi, &
Saputra, Syifa. (2020). Manajemen Perubahan Perusahaan Di Era Transformasi
Digital. Yayasan Kita Menulis.
Irawan, Christian D., Mamahit, Dringhuzen J., & Sambul, Alwin M.
(2019). Pembuatan Game Simulasi Kewirausahaan untuk Profesi Petani. Jurnal
Teknik Informatika, 14(1), 53�62.
Kementerian PAN & RB. (2012). PeraturanMenteri PAN & RB
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan. Jakarta: Kemeterian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Kurniawan, Muhammad. (2013). Pengaruh komitmen organisasi, budaya
organisasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja organisasi publik (studi
empiris pada skpd pemerintah kabupaten kerinci). Jurnal Akuntansi, 1(3).
Rosa, Siti Annisa Silvia. (2020). Partnership Dalam Produktivitas
Publikasi Hasil Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jurnal
Administrasi Publik, 11(1).
Rubin, Kenneth S. (2012). Essential Scrum: A practical guide to the
most popular Agile process. Addison-Wesley.
SCRUMstudy, A. (2016). Guide to the Scrum Body of Knowledge (SBOK Guide). VMEdu
Inc.
Sensuse, Dana Indra, & Ramadhan, Arief. (2012). The relationships of Soft
Systems Methodology (SSM), business process modeling and e-government. Editorial
Preface, 3(1).
Ulya, Miftahul. (2019). Manajemen Pondok Pesantren El-Fira Purwokerto.
Iain Purwokerto.
Wicaksana, Wildan Radista, Herdiyanti, Anisah, & Susanto, Tony Dwi.
(2016). Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Manajemen Akses Untuk
Aplikasi E-Performance Bina Program Kota Surabaya Berdasarkan Kerangka Kerja
ITIL V3 Dan ISO 27002. SISFO Vol 6 No 1, 6.
Wijaya, Abi Surya. (2019). Manajemen Rancang Bangun Website Berbasis
Database Di Desa Tuk Kecamatan Kedawung. Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial
Teknologi, 1(2), 43�46.