283
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 2, Februari 2021
KRISIS KETELADANAN KEPEMIMPINAN GEREJA: FONDASI GEMBALA
SEBAGAI PEMIMPIN GEREJA BERDASARKAN 1 PETRUS 5:2-4
Djone Georges Nicolas dan Tirza Manaroinsong
Sekolah Tinggi Theologi IKAT (STTI) Jakarta dan Sekolah Tinggi Theologi (STT)
Permata Bangsa Barito Jakarta, Indonesia
Abstract
The purpose of this study was to analyze the crisis of the accuracy of church
leadership: the foundation of the shepherd as the leader of the church based on 1
peter 5: 2-4. This research uses descriptive qualitative methods and literature
analysis, with the aim of analyzing the crisis of exemplary church leadership and
the role of pastors as church leaders based on 1 Peter 5:2-4. Data collection
through Bible sources, books, journals, digital articles, and other documents
related to the issues studied. Qualitative research according to Bodgan and Biklen.
The result of his research is: First, the shepherd as the leader of the church needs
to realize that his leadership is the trust and trust of the Lord. Second, the
shepherd's leadership qualities must be superior to leadership in general by
providing adence through volunteerism and self-devotion in serving the church he
leads. Third, there is an eternal appreciation for the shepherd who leads by setting
an example.
Keywords: crisis, example; leadership; church; shepherd's foundation; peter 5: 2-4
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengalisis krisis keteladanan kepemimpinan
gereja: fondasi gembala sebagai pemimpin gereja berdasarkan 1 petrus 5: 2-4.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan analisa literatur,
dengan tujuan menganalisa krisis teladanan kepemimpinan gereja dan peran
gembala sebagai pemimpin gereja berdasarkan 1 Petrus 5:2-4. Pengumpulan data
melalui sumber Alkitab, buku-buku, jurnal-jurnal, artikel digital, dan dokumen lain
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Penelitian kualitatif menurut Bodgan
dan Biklen. Hasil penelitiannya adalah: Pertama, gembala sebagai pemimpin gereja
perlu menyadari bahwa kepemimpinan-nya merupakan kepercayaan dan amanah
dari Tuhan. Kedua, kualitas kepemimpinan gembala harus unggul dari
kepemimpinan pada umumnya dengan memberi keteladanan melalui kesukarelaan
dan pengabdian diri dalam melayani jemaat yang dipimpinnya. Ketiga, terdapat
penghargaan yang bersifat kekal bagi gembala yang memimpin dengan memberi
teladan.
Kata kunci: krisis; keteladanan; kepemimpinan; gereja; fondasi gembala; petrus 5:2-4
Djone Georges Nicolas dan Tirza Manaroinsong
284 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021
Pendahuluan
Kemajuan teknologi ini membuat banyak perusahaan menggunakan teknologi
berbasis komputer dan jaringan untuk membantu pekerjaanya karena bersifat efektif dan
efisien (Nurkarsa, 2019).
Pada era globalisasi abad 21 dimana perubahan menjadi tantangan tersendiri dan
tidak terbendung, dimana kualitas menjadi tuntutan utama, kepemimpinan menjadi
topik yang paling hampir sering dibahas dan bahkan diajarkan, baik melalui seminar-
seminar, konferensi-konferensi berskala internasional maupun nasional, mengingat
bahwa kepemimpinan merupakan titik sentral dalam model organisasi apapun, dan
kepemimpinan sangat menentukan arah berjalannya suatu organisasi dan hasil yang
akan dicapainya. Namun, arah kepemimpinan mulai kehilangan maknanya, sebab
kepemimpinan mulai digunakan sebagai prestige sang pemimpin dan sarana untuk
meraih keuntungan pribadi, sehingga kepemimpinan bukan lagi dipandang sebagai
kepercayaan dan amanah. Itu merupakan sesuatu yang memprihatinkan atau dengan
kata lain sebuah krisis. Krisis di artikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) sebagai keadaan yang suram dan genting, menghawatirkan maupun
membahayakan (Catur Hari Wibowo, 2015).
Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal: pertama, adanya
kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah kinerja suatu unit,
instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu
faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi adalah kepemimpinan,
mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi, kompetensi dan
tindakan pemimpin yang bersangkutan (Udik Budi Wibowo, 2011).
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat dasar dan prinsipil dalam semua
organisasi termasuk di dalam gereja. Bicara kepemimpinan tentunya juga berbicara
tentang siapa yang memimpin dan juga bagaimana dia memimpin, sebab sehat atau
sakit maupun sukses dan gagal sebuah organisasi ditentukan oleh pemimpinnya.
Memimpin bagi John Stott diartikan sebagai berjalan di depan, menunjuk jalan serta
memberi inspirasi kepada orang lain supaya mereka mengikutinya (Razak, Mokhtar, &
Sulaiman, 2018).
Kepemimpinan dalam organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam
membangun hubungan antar individu dan pembentuk nilai organisasi yang dijadikan
sebagai pondasi dasar bagi pencapaian tujuan organisasi. Pengaruh
kepemimpinan terhadap efektivitas organisasi dapat dilihat sebagai efek
kepemimpinan langsung dan tidak langsung (Baharun, 2018).
Di dalam gereja sebagai organisasi, gembala sidang merupakan pemimpinnya.
Gembala merupakan faktor yang sentral dan menentukan proses pertumbuhan gereja
yang dipimpinya agar tetap sehat. Gembala yang kepemimpinan-nya berkualitas, akan
menghasilkan pelayanan yang bermutu dan produktif sehingga dapat memenuhi
kebutuhan jemaat sebagai domba-domba yang telah dipercayakan Allah untuk
dipelihara. (Dewi, 2019) menyatakan bahwa kepemimpinan gembala tidaklah sebatas
sebuah jabatan sebagai status, tetapi kepemimpinan gembala adalah keteladanan melalui
karakternya, sebab keteladanan dan kepemimpinan tidak terpisahkan. Sependapat, bagi
Krisis Keteladanan Kepemimpinan Gereja: Fondasi Gembala
Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 285
(Samarenna & Siahaan, 2019) kepemimpinan merupakan cara pemimpin dapat memberi
teladan melalui tindakan kasih. Menurut (Purwanto, 2020), gembala dalam
kepemimpinannya adalah pemimpin yang melayani dan menjadi orangtua rohani bagi
jemaat.
Di sisi lain melalui wawancara, Evangelist Etougou Marc Orland berkata: “Jujur,
hari-hari ini sukar menemukan gembala yang memberi teladan, sebab gembala sudah
bedah tipis dengan artis, pakai mobil Alfart dan pamer postingan makan di restoran
mahal sedangkan jemaatnya kelaparan dan hidup susah. Lebih baik Jokowi yang bukan
orang kristen tetapi jelas sebagai pemimpin memberi contoh bagi rakyat dengan
menjadi orang pertama yang divaksin antivirus Covid-19 tanpa menghiraukan resiko
nyawanya”.
Gembala sebagai pemimpin bertanggungjawab membina, merawat, menuntun,
menjaga, memberi teladan dan memastikan pertumbuhan jemaat hingga mewujudkan
pertumbuhan hingga kedewasaan rohani mereka sesuai kehendak Tuhan. Namun pada
kenyataannya, ditemukan gembala yang justru menjadi batu sandungan dan
mencelakakan jemaat yang seharusnya dirawat dan dijaga sebaik-baiknya dengan kasih.
Kekecewaan jemaat terhadap kepemimpinan gembala sidang menurut Dapo Tua
Simanjuntak merupakan salah satu penyebab terjadi kemunduran dan perpecahan di
dalam tubuh gereja (Liliaprianty, 2020).
Pada Rabu 4 Maret 2020 dalam Tribunnews.com, di surabaya terungkap laporkan
ke pihak berwajib dengan surat laporan bernomor LPB/155/II/2020/UM/SPKT, kasus
seorang pendeta dan gembala jemaat yang bernama dengan inisial HL yang telah
melakukan pelecehan seksual terhadap jemaatnya sendiri yang bernama berinisial IW
selama tujuh belas tahun, yakni sejak korban berusia sembilan tahun hingga dua puluh
enam tahun sehingga mengakibatkan korban mengalami depresi tinggi. Dan ironisnya,
perbuatan tidak bermoral tersebut selalu dilakukan di gedung gereja. Di sisi lain melalui
detiknews bertanggal 12 Maret 2020, gaya kehidupan mewahnya sang pendeta sebagai
hamba Tuhan menjadi sorotan warga media sosial oleh karena barang yang
digunakannya: seperti koleksi jam tangan seharga 205,598 USD atau sekitar 3 Miliar
Rupiah bermerek Audemars Piguet Royal Offshoure, Rolex Submariner dengan nilai
12,500 USD atau hamper 175 juta Rupiah, Rolex tipe lain bernilai 13,688 USD atau
sebanding dengan harga 190 juta Rupiah, jam senilai 14,498 USD atau setara dengan
200 juta Rupiah bermerek deLaCour diikuti beberapa komen akun yang mengucapkan
kecewa karena gaya hidup glamour sang pendeta sehingga dijuluki “sang serigala
berbulu domba”.
Menurut (Benjamin & Biswas, 2019) menyatakan bahwa sebutan gembala dapat
disamakan dengan kepemimpinan yang eksemplaris atau kepemimpinan yang memberi
contoh. Jika gembala yang seharusnya menjadi berkat bagi jemaatnya dengan
memimpin mereka kepada rumput yang hijau dan air yang tenang melalui keteladannya
agar pertumbuhan mereka terjadi, dan dengan demikian pertumbuhan gereja juga
semakin nyata justru merugikan dan mengecewakan mereka, apa yang dapat diharapkan
dari gereja? Apa yang mau dicontoh dari seorang pemimpin rohani yang tidak dapat
dipercayai? Apa yang menjadi dasar dan peran kepemimpinan seorang gembala jemaat?
Djone Georges Nicolas dan Tirza Manaroinsong
286 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021
Tanggungjawab kepemimpinan gereja bukanlah tugas yang ringan oleh karena di
dalamnya dibutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit, sehingga diperlukan kerelaan hati
dan pengabdian diri yang total sang gembala dalam melaksanakan tugas seperti yang
tercantum di dalam Surat 1 Petrus 5:2-4.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan analisa literatur,
dengan tujuan menganalisa krisis keteladanan kepemimpinan gereja dan peran gembala
sebagai pemimpin gereja berdasarkan 1 Petrus 5:2-4. Pengumpulan data melalui sumber
Alkitab, buku-buku, jurnal-jurnal, artikel digital, dan dokumen lain yang berkaitan
dengan masalah yang dikaji. Penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (Anggito
& Setiawan, 2018) adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan tipe data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan maupun perilaku orang-orang yang diamati di
dalam suatu konteks dan dikaji dari sudut pandang yang lengkap dan komprehensif,
maupun menyeluruh atau holistik
Hasil dan Pembahasan
1. Krisis Keteladanan Kepemimpinan Gereja
Krisis keteladan kepemimpinan di dalam gereja nyata di era global ini dan
tentunya jadi ancaman bagi gereja, khususnya bagi jemaat yang sangat membutuhkan
keteladanan gembala sebagai pemimpin mereka. Menurut (Tambunan, Sihombing,
Doloksaribu, & Muda, 2018), keprihatinan terjadi dalam lembaga-bembaga Kristen
yang tidak berlaku berbeda dengan model dunia dimana terjadi KKN dalam
pemilihan-pemilihan pimpinan sinode gereja, dan juga korupsi yang dilakukan oleh
pemimpin. Ibu Yanti Kabid Ibadah Gereja Bethel Indonesia CK5 Filadefia Jelambar
mengutarakan kekecewaannya melalui wawancara dengan berkata: “Sudah mau satu
tahun sejak mulai pandemi Covid-19 tidak pernah ada ibadah walaupun secara
online, justru gembala lepas tanggungjawab dan suruh kita jemaat ikuti ibadah-
ibadah yang sudah ada di Youtube gereja lain. Tidak ada bimbingan rohani sama
sekali seolah gereja sudah tutup”.
Ditemukan juga gembala sebagai pemimpin yang membiarkan domba-domba
kelaparan dan fokus mencari makanan bagi dirinya, menjaga dirinya lebih dari pada
menjaga domba-domba Allah (Hakh, 2019).
Keteledanan merupakan bagian yang melekat pada kepemimpinan secara
umum dan secara khusus dalam kepemimpinan gembala di dalam gereja. Sebab,
apabila kepemimpinan dunia saja menuntut keteladanan dari seorang pemimpin,
terlebih dunia rohani yang mengutamakan karakter sebagai buah yang dapat
dinikmati oleh orang yang dipimpin seorang gembala. Sama seperti Gembala Agung
Yesus Kristus telah memberi teladan selama hidup dan melayani di bumi ini, para
gembala mempunyai tanggungjawab memberi contoh Sang Guru Agung dengan
memberi teladan bagi jemaat Tuhan, bahkan bagi dunia ini sehingga hakekat terang
dan garam menjadi nyata dan bukan sekedar slogan. Fondasi Gembala sebagai
Pemimpin Gereja berdasarkan 1 Petrus 5:2-4
Krisis Keteladanan Kepemimpinan Gereja: Fondasi Gembala
Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 287
a. Gembala sebagai pemimpin gereja perlu menyadari bahwa kepemimpinan-nya
merupakan kepercayaan dan amanah dari Tuhan Menjadi gembala atau leader
bagi jemaat yang merupakan domba-domba Allah merupakan panggilan khusus
dari Allah sendiri dan bukan inisiatif siapapun. 1 Petrus 5:2-3 menegaskan tiga
hal: pertama, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu…” (ayat
2), kata “gembalakan” kawanan domba Allah merupakan satu perintah yang
harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. (Rupa, 2016) menyatakan bahwa
kata gembalakankalah bukan sekedar perintah biasa, tetapi perintah untuk
melayani. Kedua, bahwa jemaat yang digembalakan atau dipimpin oleh seorang
gembala merupakan domba-domba Allah. Istilah ‘kawanan domba” dimaknai a
group of Christ’s disciples (Sekelompok murid Kristus) dan juga “Bodie of
Christian (churches) presided over by elders (Tubuh Kristus (Gereja) yang
dipimpin oleh para penatua). Dengan kata lain, kawanan domba Allah identik
dengan jemaat Tuhan dan bukan milik gembala yang memimpin mereka
sementara di dunia. Maka, konkordansi menurut Shellabear menulis
“Bimbinglah jemaah umat Allah yang ada di bawah tanggung jawabmu…”
(alkitab.sabda.org). Itu sama dengan ketika Yesus memberi perintah kepada
Petrus untuk menggembalakan, Dia menekankan kepada Petrus bahwa domba-
domba tersebut bukanlah milik petrus, tetapi milik-Nya sendiri yang dititipkan
untuk dituntun. Maka dia pakai istilah “gembalakanlah domba-dombaKu”
(Yohanes 21:15-17). Ketiga, memimpin atau menggembalakan jemaat Tuhan
merupakan suatu kepercayaan dan amanah yang berasal dari Tuhan. Oleh karena
pada dasarnya domba-domba merupakan milik Tuhan, secara logis manusia
sebagai gembala hanya melaksanakan amanah yang telah dipercayakan oleh
Tuhan. 1 Petrus 5:3 memberi penegasan tersebut dengan berbunyi “Janganlah
kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu…”. Kata dipercayakan dimaknai sebagai diberi sebuah
tanggungjawab oleh Allah sehingga pasti akan dituntut pertanggungjawaban
oleh Allah. Maka (AYT, 2018) menuliskan “Jangan pula bertindak sebagai
penguasa terhadap mereka yang dipercayakan ke dalam tanggung jawabmu…”.
(Sitepu, 2019) menyampaikan bahwa kepemimpinan gereja tidak bisa
dipisahkan dari cara menangani tugas yang Tuhan percayakan.
b. kualitas kepemimpinan gembala harus unggul dari kepemimpinan pada
umumnya dengan memberi keteladanan melalui kesukarelaan dan pengabdian
diri dalam melayani jemaat yang dipimpinnya Sebagai gembala yang telah diberi
kehormatan dan dipercayakan melayani jemaat Tuhan, pelayanannya harus
berkualitas dan unggul oleh karena kualitasnya yang tinggi dan terbaik, tetapi
juga karena melalui kualitas tersebut pelayanan yang diberi bisa menjadi teladan
bagi mereka yang dilayani dan dibimbing. Pelayanan yang berkualitas adalah
pelayanan yang berkorban. Kalau Jokowi widodo sebagai presiden, Panglima
TNI Jendral Hadi Tjahjanto, Kapolri Jendral Idham Azis, termasuk beberapa
tokoh agama rela mengambil resiko demi memberi kepercayaan kepada rakyat
untuk ikut divaksin antivirus Covid-19, memberi diri divaksin sebagai orang-
Djone Georges Nicolas dan Tirza Manaroinsong
288 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021
orang pertama dengan segala kemungkinan resiko yang bisa timbul, bukankah
seorang gembala sebagai pemimpin jemaat harus lebih dari pada itu mencontohi
Yesus yang rela mati disalib demi menebus umat-Nya?
2. Keteladanan melalui kesukarelaan
Petrus 5:2 menyebutkan “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada
padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak
Allah…”. Kerelaan diartikan menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) sebagai
keikhlasan hati, kesenangan hati, perkenan. Menggembalakan jemaat dengan
kerelaan dimaksudkan melayani mereka dengan sepenuh hati oleh karena dasar
kepercayaan dari Tuhan sehingga unsur paksaan tidak diperkenankan, sebab
bagaimana pun gembala jemaat merupakan hamba Tuhan sehingga wajib taat
kepadaNya. Dan Kesukarelaan gembala dalam memimpin jemaat harus dilandasi
pada kehendak Allah dan bukan kehendaknya sendiri, sebab pelayananya adalah bagi
Allah dan bukan bagi siapapun yang lain termasuk dirinya. Maka, Kolose 3:23
dengan tegas menyampaikan bahwa apapun yang dilakukan harus dilakukan hanya
karena Tuhan dan untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia. Atinya kerelaan
berhubungan erat dengan motivasi seorang gembala dalam melayani atau memimpin
umat Tuhan. Maka 1 Petrus 5:2 menambahkan bahwa motivasinya tidak boleh untuk
mencari keuntungan pribadi, tetapi keuntungan bagi Kerajaan Allah.
3. Keteladanan Melalui Pengabdian Diri
“… dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian
diri” (1 Petrus 5:2). Kata mengabdi dari akar kata “abdi” yang didefinisikan sebagai
budak tebusan, orang bawahan, hamba dan pelayanan. Mengabdi bagi seorang
gembala jemaat merupakan sifat kerendahan hati yang bersumber dari kesadaran
bahwa panggilannya adalah untuk melayani dan bukan memerintah, menjadi hamba
dan bukan boss, wajib menjadi berkat dan bukan tuntut diberkati, berkorban dan
bukan ingin meninggikan diri. Maka, 1 Petrus 5:3 memberi pengingat dengan berkata
“Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan
domba itu.” untuk menegaskan penting pengabdian diri dalam melayani sebagai
gembala untuk memenuhi kebutuhan jemaat. (Rupa, 2016) menyatakan bahwa
pengabdian diri tidaklah mudah, oleh karena pada umumnya semua orang ingin
dilayani dan bukan melayani, namun itu terbalik bagi seorang gembala jemaat.
Pengabdian diri merupakan bukti konkret pengorbanan dan kasih seorang
gembala bagi jemaat yang dipimpinnya dan sekaligus teladan bagi mereka yang
digembalakan, seperti pengabdian Tuhan Yesus Kristus bagi umat manusia berdosa
agar mereka mendapatkan kehidupan dan keselamatan walaupun nyawanya sendiri
harus menjadi harga yang dibayar di kayu salib. Pengabdian diri merupakan bukti
totalitas di dalam melayani Tuhan dan sesama. Maka, gembala yang kurang cakap
dalam melaksanakan tugasnya, tidak memiliki hati sebagai pelayan, lebih memberi
perhatian pada fasilitas dan materi finansial untuk kepentingan pribadinya sehingga
jemaat dijadikan ladang pendapatan tanpa memberi perhatian pada kebutuhan
Krisis Keteladanan Kepemimpinan Gereja: Fondasi Gembala
Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 289
pertumbahan mereka secara rohani (Despri & Usat, 2020) Penghargaan yang bersifat
kekal bagi gembala yang memimpin dengan memberi teladan.
1 Petrus 5:4 yang berbunyi “Dengan demikian, ketika nanti Sang Gembala
Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak akan layu.”
memberi ilustrasi janji Tuhan yang menanti bagi para gembala yang setia melayani
dengan memberi teladan bagi jemaat yang telah dipercayakan dalam bimbingan
mereka oleh Tuhan. Sang Pemilik Tunggal domba-domba sendiri ketika datang
kembali akan menilai dan memberi hadiah yang bukan dari dunia dan tidak fana.
Segala kemuliaan yang dicari oleh gembalaan upahan yang didorong oleh hawa
nafsu dan keserakaan hanya berlaku di dunia ini dan bersifat sementara. Mahkota
berbicara prestige dan kemuliaan berbicara hadirat Allah yang kekal dimana para
gembala setia yang memberi keteladanan akan menikmati hasil jerih payah
pelayanan mereka dan hidup selamanya bersama Sang Gembala Agung.
Kesimpulan
Pertama, gembala sebagai pemimpin gereja perlu menyadari bahwa
kepemimpinan-nya merupakan kepercayaan dan amanah dari Tuhan. Kedua, kualitas
kepemimpinan gembala harus unggul dari kepemimpinan pada umumnya dengan
memberi keteladanan melalui kesukarelaan dan pengabdian diri dalam melayani jemaat
yang dipimpinnya. Ketiga, terdapat penghargaan yang bersifat kekal bagi gembala yang
memimpin dengan memberi teladan.
BIBLIOGRAFI
Anggito, Albi, & Setiawan, Johan. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak
(Jejak Publisher).
Baharun, Hasan. (2018). Peningkatan kompetensi guru melalui sistem kepemimpinan
kepala madrasah. At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 6(1), 126.
Benjamin, Samuel Jebaraj, & Biswas, Pallab. (2019). Board gender composition,
dividend policy and COD: the implications of CEO duality. Accounting Research
Journal.
Despri, Despri, & Usat, Yahya. (2020). Peranan Gembala Sidang Dalam Pertumbuhan
Iman Kaum Muda. Jurnal Teologi Praktika, 1(2), 8190.
Dewi, Indah Kusuma. (2019). Nilai-nilai Profetik Dalam Kepemimpinan Modern Pada
Manajemen Kinerja. Gre Publishing.
Hakh, Samuel Benyamin. (2019). Keteladanan dan Belarasa seorang Gembala sebagai
Pemimpin yang Authentik.
Liliaprianty, Ruth. (2020). Gambaran Pola Konsumsi (Inhibitor, Enhancer Zat Besi),
Aktivitas Fisik, Dan Asupan Zat Besi (Fe) Pada Remaja Putri Di Pulau Barrang
Lompo Kota Makassar. Universitas Hasanuddin.
Djone Georges Nicolas dan Tirza Manaroinsong
290 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021
Nurkarsa, Aldo Hermaya Aditia. (2019). Program Aplikasi Pengadaan Barang pada PT
Kartu Perdana Berbasis Dekstop. Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknologi, 1(1),
522.
Purwanto, Agus. (2020). Kepemimpinan Yesus Kristus sebagai Model Kepemimpinan
Kristen. Mathetes: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 1(2), 131146.
Razak, Ahmad, Mokhtar, Mustafa Kamal, & Sulaiman, Wan Sharazad Wan. (2018).
Terapi Spiritual Islami: Suatu Model Penanggulangan Gangguan Depresi. Intuisi:
Jurnal Psikologi Ilmiah, 6(2), 6873.
Rupa, Calvin Sholla. (2016). Ciri Khas Seorang Gembala Berdasarkan Perspektif 1
Petrus 5: 1-4. Jurnal Jaffray, 14(2), 165188.
Samarenna, Desti, & Siahaan, Harls Evan R. (2019). Memahami Dan Menerapkan
Prinsip Kepemimpinan Orang Muda Menurut 1 Timotius 4: 12 Bagi Mahasiswa
Teologi. BIA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 2(1), 113.
Sitepu, Elisabeth. (2019). Kepemimpinan Kristen Di Dalam Gereja. Jurnal Pendidikan
Religius, 1(1), 711.
Tambunan, Bonifasius, Sihombing, Halomoan, Doloksaribu, Ardin, & Muda, Iskandar.
(2018). The effect of security transactions, easy of use, and the risk perceeption of
interest online buying on the e-commerce tokopedia site (Study on Tokopedia. id
site users in Medan city). IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering, 420(1), 12118.
Wibowo, Catur Hari. (2015). Problematika Profesi Guru dan Solusinya bagi
Peningkatan Kualitas Pendidikan di MTs Negeri Nguntoronadi Kabupaten
Wonogiri. Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri
Wibowo, Udik Budi. (2011). Teori Kepemimpinan. Badan Kepegawaian Daerah Kota
Yogyakarta [Skripsi].[Internet].[Diunduh 26 September 2017]. Tersedia Pada:
Http://Staff. Uny. Ac. Id/Sites/Default/Files/Tmp/C, 20201113.