Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X� ����
Vol. 3, No. 3, Maret 2021
POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN
DARING SELAMA COVID-19
Rury Prissa Sonnie, Firman dan Rusdinal
Universitas Negeri Padang Sumatera Barat,
Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected] dan [email protected]
Abstract
Covid-19
is an outbreak that is almost infecting the whole world including Indonesia.
Until January 2021, almost 1 million people were declared positive for
Covid-19. With the Covid-19 outbreak, there are many changes in almost all
elements in the community. Not only in the field of health, economy, social but
also in the field of education. With the issuance of the Regulation of the
Ministry of Education so that online learning is enforced for school-age
children. Therefore, it takes the role of parents in the education of the child
by applying the right parenting patterns for the child during home study. This
study uses qualitative research, sampling with purposive sampling that is
parents who have school-age children. Data collection techniques with
observations and interviews. In online learning parents apply a pattern of
autocracy, democracy and permissive parenting. But by changing the way children
learn from home school, of course, not all parents can apply a good parenting
pattern for the child because of the demands of working parents. Therefore, to
be able to provide motivation for children in learning parents need to provide
a sense of security, comfortable in learning children, provide rewards and
still communicate to children in between busy parents
work.
Keywords: Covid-19; parenting patterns; online
learning
Abstrak
Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orang tua
dalam pembelajaran daring selama Covid-19. Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif, pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu orang
tua yang memiliki anak usia sekolah. Teknik pengumpulan data dengan observasi
dan wawancara. Hasil yang didapat bahwa dengan berubah cara belajar anak dari
sekolah ke rumah tentu tidak semua orang tua bisa menerapkan pola asuh yang
baik bagi anak karena tuntutan orang tua yang juga bekerja. Sehingga tidak semua
orang tua menerapkan pola asuh demokrasi, tetapi juga pola asuh otokrasi dan
permissive. Oleh karena itu, untuk dapat memberikan motivasi bagi anak dalam
belajar orang tua perlu memberikan rasa aman, nyaman dalam
belajar anak, memberikan reward serta masih melakukan komunikasi kepada anak di
sela kesibukan orang tua bekerja.
Kata kunci:
covid-19; �pola asuh orang tua; pembelajaran
daring
Coresponden Author
Email:
[email protected],
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Akhir-akhir
ini seluruh dunia dihebohkan dengan salah satu penyakit
langka yang hampir menyerang dunia kesehatan yang dikenal dengan Coronavirus Diseases 2019 atau yang lebih kenal dengan
Covid-19. Covid-19 merupakan suatu wabah yang hampir menjangkit diseluruh dunia
termasuk Indonesia. Hingga Januari 2021 ini hampir 1 juta orang dinyatakan
positif Covid-19. Dengan adanya wabah Covid-19 ini banyak terjadi perubahan
dihampir semua elemen di masyarakat. Tidak hanya dibidang kesehatan, ekonomi,
sosial namun juga terjadi pada bidang pendidikan. Perubahan pola pendidikan
yang dulunya anak ke sekolah bertatap muka dengan guru, namun sekarang harus
belajar di rumah secara daring. Pembelajaran daring ditujukan kepada seluruh
jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi (Dongoran, 2020).
Hal ini
sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Kemendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) melalui Surat Edaran Seketaris Jenderal No. 15
Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah selama Darurat
Bencana. Tujuan diberlakukan belajar dari rumah yaitu (1) Memastikan pemenuhan
anak untuk mendapatkan layanan pendidikan selama Covid-19, (2) Melindungi warga
satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, (3) Mencegah penyebaran dan
penularan Covid-19 di satuan pendidikan serta (4) Memastikan pemenuhan dukungan
psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali. Untuk itu
pembelajaran di rumah tidak hanya tugas guru dalam pemberian tugas, namun
diperlukan kerjasama antara seluruh pihak termasuk orang tua (Pakpahan & Fitriani, 2020).
Dengan
kebijakan pemerintah tidak hanya menuntut inovasi guru tetapi dimaksimalkan
kembali peran orang tua dalam mengasuh, mendampingi dan memfasilitasi anak
dalam belajar (Iftitah & Anawaty, 2020). Peran sentral orang tua
dalam pendidikan anak di era pendemi memberikan keberhasilan pada anak karena
pada umumnya orang tua merupakan pendidik utama bagi anak (Trisnawati & Sugito, 2020). Kebijakan belajar dari rumah (Dewi & Khotimah, 2020), secara positif memberikan banyak waktu antara anak dan orang tua untuk saling interaksi dan lebih mengenal anggota keluarga. Dimana
secara tidak langsung, kebijakan belajar dan bekerja dari rumah telah
mengembalikan fungsi keluarga sebagai pusat segala kegiatan dan tempat utama
terjadinya pendidikan bagi anak. Untuk itu, dibutuhkan pola pengasuhan yang tepat dalam
pendidikan anak di rumah.
Pola
asuh orang tua menurut (Latifah, 2020) adalah cara orang tua mendidik anaknya sebagai perwujudan
rasa tanggung jawab dan rasa sayang terhadap anak, agar anak memiliki perilaku
atau tabiat yang baik ketika sudah dewasa Pola asuh setiap orang tua terhadap
anak berbeda, hal tersebut dilandasi dari keadaan ekonomi, cara pandang dan
pendidikan orang tua. Metode pola asuh yang
digunakan orang tua pada anak sebagai faktor utama yang memilih potensi dan
karakter seseorang anak. Ada banyak jenis-jenis pola asuh yang sering sebagai
panduan bagi siapa saja yang ingin mencetak generasi paripurna buat diandalkan
bagi kemajuan bangsa ke depan. Jenis pola asuh ini memiliki karakter yang berbeda-
beda (Putro,
Amri, Wulandari, & Kurniawan, 2020).
Menurut
(Anggraeni, Hidayati, Khoirulliati, & Farisia, 2020) bentuk pola asuh orang tua
bervariasi, tergantung cara pola asuh keluarga dalam mendidik anak di rumah.
Beberapa jenis pola asuh yang ada dalam keluarga antara lain (1) pola asuh
otoriter, (2) pola asuh liberal, (3) pola asuh demokratis. Apalagi dalam
keluarga yang terdiri dari orang tua tidak hanya memiliki fungsi dalam hal
memberikan afeksi (kasih sayang), sosialisasi (penanaman nilai-nilai), namun
juga fungsi ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan anak. Dengan begitu, tidak jarang
banyak orang tua yang sibuk dalam bekerja justru mengurangi intensitas mereka
dalam membimbing anak. Hal tersebut menggambarkan hilangnya fungsi sosial
keluarga salah satunya dimana tugas mendidik anak, sebagian diserahkan pada
lembaga pendidikan yaitu sekolah (Khaeruddin, 2002).
Padahal
pola asuh yang diterapkan orang tua selama belajar daring sangat dibutuhkan sehingga
orang tua bisa memahami bahwa dukungan dan peran orang tua sangat diperlukan
baik mendampingi, membimbing dan mengarahkan anak dalam proses belajar (Fatmawati, Ismaya, & Setiawan, 2021). Hal ini tidak terlepas
dari beberapa faktor menurut (Cahyati & Kusumah, 2020) berupa karakteristik
orang tua, kesabaran, intelegensi akan mempengaruhi kemampuan orang tua untuk
memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua dan tingkat sensitivisme terhadap
kebutuhan anak.
Dalam
pengasuhan ditemukan orang tua yang mengalami kesulitan dalam membimbing anak
sehingga memberikan disiplin keras yang berakibat timbulnya kemerosotan dalam
kualitas dalam pengasuhan (Dewi & Khotimah, 2020). Tidak hanya itu ada yang
memberikan kebebasan kepada anak dalam bertindak, ada orang tua yang selalu
melindungi anak, ada yang mengawasi anak secara berlebihan, ada yang memberikan
jarak kepada anak serta ada orang tua yang menganggap anak sebagai teman sehingga
muncul keterbukaan diantara mereka. Tentu dengan cara pengasuhan orang tua ada
yang berpengaruh positif dan negatif serta memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk itu pola asuh yang diterapkan orang tua harus disesuaikan dengan
kebutuhan anak. Meskipun dengan cara yang berbeda, tetapi memiliki tujuan untuk
menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan guru kepada anak (Ng et al., 2020).
Ketepatan��
orang�� tua dalam� menerapkan���
pola��� asuh��� yang���
sesuai��� dengan konteks�� �dan���
kebutuhan��� anak��� ternyata menumbuhkan� motivasi�
dan� kesiapan belajar� anak (Anggraeni et al., 2020). Hal ini sesuai
dengan pendapat (Sudjana, 1995) bahwa motivasi penting pada pembelajaran karena
menjadi salah satu faktor penyebab siswa belajar. Motivasi dapat mempengaruhi
sikap apa yang seharusnya anak ambil dalam usaha untuk belajar. Tentu motivasi
setiap anak berbeda-beda, sehingga motivasi belajar perlu diperhatikan untuk
mencapai tujuan dari belajar itu sendiri. Apalagi dengan Covid-19 yang
mengharuskan anak untuk aktif dalam setiap pembelajaran agar tidak tertinggal.
Tentu perlu adanya perhatian dari orang tua selama anak belajar di rumah untuk
menggerakkan motivasi anak dalam belajar. Perhatian orang tua tidak cukup
berupa finansial tetapi juga segi moral dengan
memberikan lingkungan yang nyaman dan harmonis sehingga membentuk suasana
belajar yang kondusif bagi siswa belajar di rumah selama Covid-19.
Berdasarkan
observasi awal yang peneliti lakukan di masa Covid-19 ini masih ditemui anak-
anak di jam belajar seperti di hari senin-sabtu masih berkeliaran diluar rumah
untuk bermain. Padahal seharusnya anak masih diawasi orang tua untuk belajar
online. Sehingga peneliti beranggapan bahwa orang tua belum berperan dalam
pendidikan anak salah satunya menerapkan pola asuh yang baik bagi anak selama
Covid-19. Berdasarkan wawancara awal yang peneliti lakukan kepada Sri budi
orang tua dari RL yang merupakan siswa kelas 7 SMP dalam mengajarkan anaknya
belajar online harus dikerasi, karena menurutnya jika anaknya tidak dikerasi
dalam belajar anaknya cenderung acuh. Begitupun wawancara yang peneliti lakukan
kepada Aprizen bahwa dalam belajar daring ini dia tidak punya waktu dalam
memberikan asuhan kepada anaknya, apalagi dia dan suaminya juga bekerja
sehingga ada waktu untuk anak ketika sore. Padahal tugas yang diberikan guru
kepada anaknya itu dilakukan di pagi hari sehingga harus dikumpul hari itu
juga.
Tidak
hanya itu, dari hasil Penilaian Akhir Semester (PAS) yang telah diterima
peserta didik masih banyak ditemui matapelajaran yang masih belum tuntas.
Menurut salah seorang guru di salah satu SMP di Kec. Rambatan mengatakan bahwa
sebenarnya di masa Covid ini lebih mudah peserta didik untuk mendapatkan nilai
bagus apalagi dengan adanya berbagai sumber belajar seperti internet dan tidak
hanya itu bahkan guru- gurupun memberikan modul untuk memudahkan para peserta
didik namun hasil PAS mereka masih banyak yang belum tuntas dikarenakan
kurangnya perhatian orang tua serta motivasi dari peserta didik itu sendiri.
Tentunya
dengan pola asuh yang baik dari rumah akan meningkatkan motivasi belajar pada siswa
yang akan mendorong semangat belajar dan meraih hasil belajar yang optimal.
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan memiliki energi positif dan
konsentrasi yang kuat saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk itu peneliti
tertarik mengkaji bagaimana pola asuh yang diterapkan orang tua yang
berimplikasi kepada motivasi belajar anak selama Covid-19.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang mencoba untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena sosial yang terjadi secara apa adanya (J, 2004). Penelitian ini dilakukan di Jorong Pabalutan, Nagari Rambatan. Pengambilan informan dengan cara purposive sampling yaitu orang
tua yang memiliki anak usia sekolah
dengan kriteria orang tua yang memiliki anak sekolah dasar
serta anak yang baru masuk sekolah
menengah pertama serta orang tua itu sendiri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi serta wawancara. Teknik Analisis data yang peneliti lakukan yaitu reduksi data,
penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi (Ng et al., 2020).
Hasil dan Pembahasan
1. Belajar Anak Selama
Covid-19
Sekolah merupakan
tempat anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan dapat mengubah prilaku mereka menjadi lebih baik.
Namun dengan adanya Covid-19 masuk ke Indonesia pada awal tahun 2019, dengan kebijakan pemerintah membuat pembelajaran di sekolah dirubah dengan belajar daring di rumah. Oleh karena itu, perlu peranan
orang tua dalam membantu peserta didik dalam memudahkan
mereka untuk belajar sehingga motivasi belajar mereka tidak menurun.
Permasalahan sekarang tidak hanya itu
saja, ternyata dengan perubahan cara belajar membuat
kendala-kendala tidak hanya bagi siswa
namun orang tua juga.
Belajar yang dulu tatap muka dengan guru, jika ada yang tidak paham langsung ditanyakan serta sebelum mengerjakan tugas siswa diberi arahan yang jelas dari guru mereka dan bisa bertanya saat itu juga jika mengalami kendala, sekarang mereka harus memahami sendiri pembelajaran dan tugas-tugas yang diberikan guru. Sekarang siswa harus belajar menggunakan gawai atau smartphone mereka untuk mengakses tugas yang diberikan guru, kebanyakan dari pembelajaran mereka tidak semua diberi arahan oleh guru malahan ada tugas yang langsung mereka memahami sendiri dengan mencari dengan gawai sehingga ini menyulitkan mereka. Adapun wawancara yang penulis lakukan, bahwa saat tatap muka saja mereka belum paham, apalagi dengan belajar online dengan diberikan tugas mereka disuruh memahami sendiri. Selain itu, orang tua mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk kuota internet. Walaupun ada bantuan pemerintah dengan pemberian kuota internet dengan rincian kuota utama 5 GB yang bisa digunakan untuk mengakses internet dalam mencari materi dan juga ada kuota tambahan 45 GB yang bisa digunakan untuk akses Whatshapp, Zoom meeting, Google Classroom dan lain-lainnya. Namun disisi lain tentu dengan belajar dirumah orang tua lebih bisa memperhatikan anak mereka seperti kegiatan belajar. Untuk itu diperlukan pola asuh yang dapat membangkitkan semangat anak dalam belajar online. Namun tidak semua orang tua memiliki pemahaman yang sama, meskipun dengan tugas yang sama.
2. Pola Asuh
Orang tua
Orang tua memiliki peranan penting dalam pendidikan
anak karena orang tua merupakan tempat pertama dan utama dalam pengaushan anak. Pola asuh merupakan suatu cara yang dilakukan orang tua dalam memberikan pengasuhan, bimbingan atau arahan dan masukan kepada anak yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Namun, tidak
semua orang tua bisa menerapkan pola asuh yang baik untuk pendidikan
anak. Jorong Pabalutan merupakan salah satu bagian dari
Nagari Rambatan, Kec. Rambatan, didaerah ini banyak ditemukan
anak usia sekolah baik dari
Sekolah Dasar maupun Sekolah menengah. Dengan adanya Covid tentu membawa dampak
kepada orang tua dalam menjalankan pola pengasuhan apalagi anak harus
belajar di rumah selama pendemi yang terjadi dari bulan
maret 2019. Hal ini dikarenakan tidak semua orang tua yang memiliki anak usia
sekolah bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga ada dari
mereka yang juga ikut bekerja. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada Ibuk AP dia mengatakan
bahwa selama anak dia belajar
dirumah dia tidak bisa memperhatikan
kebutuhan belajar anak apakah dia
kesulitan belajar karena kesibukannya dalam bekerja sehingga
waktu untuk anak hanya ada
pada malam hari dan itupun anaknya telah selesai mengerjakan
tugas sekolah. Hal ini dikarenakan kebanyakan tugas sekolah anaknya dibuat hari ini
dan dikumpulkan sesuai jam belajar.
Selain itu, ada beberapa orang tua yang menerapkan pola asuh otokrasi.
Pola asuh otokraksi adalah pola asuh
yang lebih menekankan kepada keinginan orang tua dan anak harus
menuruti apa yang orang tua katakan sehingga
banyak dari anak- anak ketika
orang tuanya tidak ada di rumah mereka
malas untuk mengikuti aturan- aturan yang ada di rumah. Berdasarkan
wawancara yang peneliti lakukan kepada Ibu Diba yang mengatakan bahwa dia sering
mengerasi anaknya dalam belajar, menurutnya ini yang akan membentuk anaknya karena kalau tidak anaknya
terlalu santai belajar dan tidak tahu dengan aturan.
Apalagi sejak pandemi dia yang harus bekerja bersama
suami tentu agak susah untuk
membimbing anaknya dalam belajar.
Selain itu, pola asuh demokrasi merupakan pola asuh yang diharapkan untuk dapat diterapkan untuk tumbuh kembang anak karena dapat menumbuhkan rasa percaya diri, semangat serta dapat mengendalikan diri dan mengurangi stress mereka dalam belajar. Apalagi dengan pandemi anak harus belajar dirumah tentu hal ini merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik bagi orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepad HB bahwa dia selalu membimbing anaknya dalam belajar, mencari tahu kesulitan anaknya. Hal ini dilakukannya dikarenakan dia memang sebagai Ibu Rumah Tangga sehingga dibalik kesibukannya masih bisa memperhatikan aktivitas anak selama di rumah.
Berdasarkan hasil penelitian orang tua dalam menerapkan pola asuh tidaklah sama satu sama lain. Hal ini sejalan dengan pendapat (Adawiah, 2017) bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua mengarah pada pola asuh situasional dimana memungkinkan orang tua menerapkan pola asuh fleksibel, luwes yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi saat itu.
Hal yang dapat dilakukan untuk pendidikan anak dengan memberikan pendampingan selama mereka belajar jika pun sibuk hendaknya orang tua masih bisa mehubungi anak- anak di sela bekerja untuk menanyakan bagaimana tugas sekolah mereka sehingga anak merasa orang tua juga ikut serta dalam pendidikannya. Selain itu dapat dilakukan dengan memberikan lingkungan belajar yang nyaman kepada anak. Kebanyakan orang tua selama anaknya belajar di rumah, anaknya diikut sertakan dalam pengerjakan tugas rumah lainnya seperti memasak, mengasuh adiknya bahkan ada beberapa yang menyuruh anaknya untuk bekerja di ladang. Oleh karena itu, hendaknya orang tua memberikan lingkungan belajar nyaman sehingga anak fokus dengan pekerjaan atau tugas sekolah mereka saja. Serta, perlu juga anak diberikan reward berupa pujian bahwa mereka telah menyelesaikan pekerjaan sekolah dengan baik.
Hal ini sejalan pendapat (Augustine et al., 2017) bahwa pola asuh orang tua yang dilakukan orang tua dengan memberlakukan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman cara orang tua menunjukkan otoritas dan memberi perhatian serta tanggapan. Selain itu, menurut pendapat (Kurniati, Alfaeni, & Andriani, 2020) menyatakan bahwa salah satu peran keluarga adalah menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk belajar di rumah, serta menjalin hubungan dan komunikasi hangat dan penuh kasih sayang bersama anak. Dengan begitu maka anak akan merasa nyaman, aman, dan menyenangkan berada di lingkungan keluarga.
Kesimpulan
Covid-
19 tidak hanya menjangkit Indonesia saja namun telah menjangkau
seluruh Dunia. Untuk itu, dalam belajar
anak dibutuhkan kerjasama tidak hanya bagi guru saja namun orang tua juga harus ikut andil bagi
pendidikan anak. Tentu hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan rasa aman, kasih sayang,
perhatian bagi anak selama belajar
di rumah sehingga anak merasa nyaman,
tidak mudah stress dan dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Sehingga apa yang diharapkan orang tua agar anaknya berprestasi dapat terlaksana dengan baik.
BIBLIOGRAFI
Adawiah,
Rabiatul. (2017). Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pendidikan
anak: Studi pada Masyarakat Dayak di Kecamatan Halong Kabupaten Balangan. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 7(1), 33�48.
Anggraeni, Cindra
Suryaputri, Hidayati, Nur, Khoirulliati, K., & Farisia, Hernik. (2020).
Trend Pola Asuh Orang Tua Dalam Model Pembelajaran Blended Learning Pada Masa
Pandemi Covid-19. Al-Hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic
Education, 4(2), 109�119.
Augustine, Matthew
R., Testerman, Traci L., Justo, Julie Ann, Bookstaver, P. Brandon, Kohn,
Joseph, Albrecht, Helmut, & Al-Hasan, Majdi N. (2017). Clinical risk score
for prediction of extended-spectrum β-lactamase�producing
Enterobacteriaceae in bloodstream isolates. Infection Control & Hospital
Epidemiology, 38(3), 266�272.
Cahyati, Nika, &
Kusumah, Rita. (2020). Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Pembelajaran Di Rumah
Saat Pandemi Covid 19. Jurnal Golden Age, 4(01), 152�159.
Dewi, Putu Audina Suksma
Cintya, & Khotimah, Husnul. (2020). Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Di Masa
Pandemi Covid-19. Seminar Nasional Sistem Informasi (SENASIF), 4(1),
2433�2441.
Dongoran, M. Fadli.
(2020). Covid-19: Berkah Atau Bencana? Dalam Preventif Pandemi, 131.
Fatmawati, Erna,
Ismaya, Erik Aditia, & Setiawan, Deka. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dalam
Memotivasi Belajar Anak Pada Pembelajaran Daring. Jurnal Educatio FKIP UNMA,
7(1), 104�110.
Iftitah, Selfi
Lailiyatul, & Anawaty, Mardiyana Faridhatul. (2020). Peran Orang Tua Dalam
Mendampingi Anak Di Rumah Selama Pandemi Covid-19. JCE (Journal of Childhood
Education), 4(2), 71�81.
J, Lexi. (2004). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Khaeruddin, H. (2002).
Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Nurcahya.
Kurniati, Euis,
Alfaeni, Dina Kusumanita Nur, & Andriani, Fitri. (2020). Analisis Peran
Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241�256.
Latifah, Umi.
(2020). Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan Di Masa Pandemi Covid 19 Dan
Relevansinya Dengan Pola Asuh Orang Tua Menurut Zakiah Daradjat. Iain
Ponorogo.
Ng, Dianna L.,
Goldgof, Gregory M., Shy, Brian R., Levine, Andrew G., Balcerek, Joanna, Bapat,
Sagar P., Prostko, John, Rodgers, Mary, Coller, Kelly, & Pearce, Sandra.
(2020). SARS-CoV-2 seroprevalence and neutralizing activity in donor and
patient blood. Nature Communications, 11(1), 1�7.
Pakpahan, Roida,
& Fitriani, Yuni. (2020). Analisa pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi virus corona covid-19. Journal of
Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 4(2),
30�36.
Putro, Khamim
Zarkasih, Amri, Muhammad Adly, Wulandari, Nuraisah, & Kurniawan, Dedek.
(2020). Pola interaksi anak dan orang tua selama kebijakan pembelajaran di
rumah. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 124�140.
Sudjana, Nana.
(1995). Penilaian hasil proses belajar mengajar. PT Remaja Rosdakarya.
Trisnawati, Wahyu,
& Sugito, Sugito. (2020). Pendidikan Anak dalam Keluarga Era Covid-19. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 823�831.