Hubungan Konformitas Teman Sebaya dengan Agresivitas Verbal Pada Remaja di
Wilayah Pesisir Pontianak
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6569
Sumbangsih nilai koefisien determinasi (R2) dari hubungan konformitas teman
sebaya terhadap agresivitas verbal adalah sebesar 0.194. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya hubungan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas verbal sebesar 19,4%,
sedangkan sisanya 80,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Adapun
faktor-faktor lain yang disebutkan pada penelitian literatur dari Nurjanah & Suharso,
(2023) dimana hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa agresi verbal dapat terjadi
karena berasal dari faktor sosial yakni dari media sebesar 68%, frustasi 60%, dan
keluarga 67%. Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut menambahkan bahwa agresi
verbal bisa terjadi karena berasal dari faktor pribadi pula yakni dari kesadaran diri
sebesar 67%, empati 69%, kontrol diri 73%, dan penyesuaian diri 76%. Selain itu,
penelitian dari (Moneta, 2020) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
kematangan emosi dan agresivitas verbal dengan nilai koefisien determinasi sebesar
20,4%.
Adanya hubungan antara variabel konformitas teman sebaya dengan agresivitas
verbal didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sandhi, (2017) pada narapida
remaja. Dijelaskan bahwa mayoritas subjek memiliki tingkat konformitas teman sebaya
dan agresivitas verbal yang sama berada dikategori tinggi. Penemuan serupa juga
terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni, (2021), yang menunjukkan
bahwa konformitas memiliki pengaruh terhadap agresivitas. Semakin tinggi tingkat
konformitas tinggi, maka agresivitas juga cenderung tinggi. Sebaliknya, jika
konformitas rendah, maka tingkat agresivitas juga akan rendah.
Tingginya agresi pada remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah faktor kelompok, yaitu konformitas (Ginting, 2023). Kemudian,
ditambahkan bahwa konformitas terhadap kelompok teman sebaya dapat menjadikan
remaja terjebak ke dalam bentuk-bentuk perilaku agresif karena adanya rasa khawatir
akan mendapatkan penolakan dari kelompok apabila tidak melakukannya, yang dimana
masuk pada aspek ketaatan.
Pada penelitian yang dilakukan di pesisir Pontianak, tingginya perolehan skor
variabel konformitas teman sebaya terdapat pada aspek kesepakatan. Kesepakatan
dalam kelompok terdiri atas unsur kepercayaan antaranggota kelompok, persamaan
pendapat, adanya pendapat yang disampaikan individu tentang kelompok dan kegiatan
yang sama yang dilakukan kelompok. Adanya kesepakatan dalam kelompok menuntut
setiap anggota kelompok untuk mengikuti aturan yang dibuat kelompok. Namun, akan
menjadi masalah apabila aturan yang dibuat mengarah pada hal negatif. Dibuktikan
dengan perolehan skor tinggi variabel agresivitas verbal pada aspek verbal aktif
langsung. Tindakan agresi verbal aktif langsung merupakan tindakan yang dilakukan
oleh individu atau kelompok lain seperti menghina, memaki, marah, dan mengumpat.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Santrock, (2003) bahwa konformitas
terhadap desakan kawan-kawan sebaya dapat bersifat negatif maupun positif. Bentuk
negatif seperti menggunakan bahasa gaul, mencuri, melakukan perusakan, serta
mempermainkan orang tua dan guru.