�� Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����

�Vol. 1, No. 7 November 2019 tion

 


Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Nikmatnya Shalat, Indahnya Hidup� Melalui Pendekatan Kontekstual Kooperatif Team Assisted Individualiza

 

Apriyani

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung

Email: apriyanimts1@gmail.com

 

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih Nikmatnya Shalat Indahnya hidup �siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung melalui pembelajaran pendekatan kontekstual Kooperative Team� Assisted Individualization dan mengetahui seberapa besar kenaikan hasil belajar tersebut. Kooperatif Learning merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok dan bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah.Objek dari penelitian ini adalah hasil belajar Fiqih siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung pada pokok bahasan Nikmatnya Shalay Indahnya hidup. Penelitian tindakan ini dilaksanakan tiga siklus, dari hasil analisis diperoleh bahwa Pembelajaran� Melalui Pendekatan� Kontekstual Kooperatif �Team� Assisted Individualization� dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa Madrasah Tsanawiyah �Negeri 1 Bandar Lampung pada setiap siklusnya. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat pada siklus I dari 68,93� menjadi 74,20 pada siklus II atau meningkat 7,64%, pada siklus III 80,07 atau� meningkat 7,91%. Rata-rata ketuntasan kelas meningkat pada siklus I dari 66,67� menjadi 76,67 pada siklus II atau meningkat 15%, pada siklus III menjadi 93,33 atau� meningkat 21,74%.

 

Kata Kunci: Hasil belajar, kooperatif, assisted, individualization, team

 

Pendahuluan

Salah satu indikator tingginya kualitas pembelajaran dalam pendidikan adalah adanya kesempatan dan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan bakat yan dimiliki dan dapat memenuhi kebutuhan emosional peserta didik (Cholik, 2017). �Kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah, terdapat banyak unsur saling berkaitan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar-mengajar. Unsur-unsur tersebut adalah: pendidik (guru), peserta didik (siswa), kurikulum, pengajaran, tes, dan lingkungan dalam kegiatan belajar-mengajar (Sudjana, 2001).

Motivasi adalah daya dorong yang dimiliki seseorang untuk mencapai dan/atau melakukan apa yang ingin dia lakukan. Apabila dikaitkan dengan belajar, maka motivasi belajar dapat diartikan sebagai suatu dorongan dan/atau upaya yang dilakukan seseorang untuk belajar dengan lebih baik dibanding tidak memiliki motivasi (Gani, 2018).

Pembelajaran yang berlangsung selama ini kebanyakan menggunakan ceramah. Metode ceramah cenderung teoretis dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu guru menjadi satu-satunya sumber belajar (teacher centre) serta kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam metode ini hanya terjadi transfer informasi dari guru dan siswa, siswa sebagai pendengar dan pasif, sehingga siswa cenderung bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti PBM, akibatnya penguasaan pada konsep tidak optimal sehingga hasil belajar siswa rendah pada konsep tersebut. Hal ini juga terjadi pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung

Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata dimasyarakat.

Rendahnya hasil belajar mapel fiqih ini diduga karena pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran kurang tepat dan� pengelolaan kegiatan� pembelajaran� yang masih belum dapat membangkitkan motivasi belajar siswa secara optimal. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus diciptakan secara teratur untuk mewujudkan keberhasilan dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Pada penelitian tindakan ini peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengunakan pendekatan Kontekstual� Kooperatif Team� Assisted Individualization pada pelajaran fiqih pokok bahasan Nikmatnya Shalat, Indahnya Hidup.� Penelitian ini pernah dilakukan oleh (Yolanda Dian Nur Megawati dan Annisa Ratna Sari, 2012) tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Banjarnegara Tahun Ajaran 2011/2012, penelitian ini menujukan adanya peningkatan yang posistif pada setiap siklus.

Penelitian juga pernah dilakukan oleh� (Siswanto Yudi, 2013) tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Boyolangu, pada penelitian ini menujukan adanya peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa pada setiap siklusnya.

Menurut (Komalasari, 2010) mendefinisikan pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupan.� Dengan demikian dapat dikatakan bahwa CTL merupakan pembelajaran yang mengaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata yang saling terhubung dan terjadi disekitar siswa sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari dan mengambil manfaatnya serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Model cooperative learning adalah model pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok dan bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah. Menurut Isjoni (2010) Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling� embantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Kooperatif� tipe Team� Assisted Individualization (TAI) merupakan pembelajaran yang menggabungkan� belajar kooperatif dengan� individu. Dalam menyelesaikan� tugas kelompok, masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok, dalam hal ini setiap anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk saling memahami materi pelajaran. Pelajaran belum dapat dilanjutkan jika salah� satu� anggota�� belum �menguasai pelajaran (Slavin, 2015).

Hasil belajar berdasarkan pendapat Paul �Suparno dalam Sardiman (Sardiman ,2004), � hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, minat atau motivasi yang mempengaruhi dengan bahan yang sedang dipelajari.� Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi miliki siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya (Slameto, 2003). Sedangkan menurut pendapat Gagne dalam (Dahar, 1989) menyatakan, bahwa; �Hasil belajar dapat didefinisikan� sebagai sesuatu� yang telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses belajar, dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dan proses belajar yang dilakukan atau yang dilaluinya. Penilaian hasil belajar, harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tujuan untuk intruksional yang telah diajarkan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dikuasai siswa.

 

Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung� yang berloksidi �Jl. KH. Ahmad Dahlan No.24-22, Pahoman, Kec. Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung. �Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) siklus, �pada tiap-tiap� siklus terdiri dari� empat tahapan, yaitu (Arikunto & Pendidikan, 1992) : �Perencanaan (planning), Pelaksanaan tindakan (acting), Pengamatan (observasing) dan Refleksi berdasarkan hasil pengamatan (reflecting)

Selanjutnya data hasil belajar berupa rata-rata� nilai� tes� yang diberikan� setelah� mengikuti� proses kegiatan� pembelajaran� dengan� menggunakan� pembelajaran� Pendekatan� Kontekstual Kooperatif Team� Assisted Individualization� dalam setiap siklus. Kemudian data yang diperoleh pada setiap siklus dianalisis secara kuantitatif menggunakan persamaan:

Keterangan

������� : Nilai rata-rata tes

�� : Jumlah nilai seluruh siswa

N�������� : Jumlah siswa

 

Keberhasilan hasil belajar siswa yang diinginkan pada penelitian ini berpedoman kepada indikator �keberhasilan sebagai berikut: Siswa dapat menyelesaikan kasus tentang Nikmatnya Shalat, Indahnya hidup, siswas paham tentang materi yang disampaikan dengan pencapaian 75 % �siswa dapat tuntas pada kompetensi dasar yang diberikan dan kategori tentang keberhasilan� siswa dengan nilai hasil test ≥ 73 sesuai dengan KKM.

 

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan dilakukan selama tiga siklus, pada tiap siklus terdiri dari dua pertemuan.� Pada akhir pertemuan kedua setiap siklus diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan Nikmatnya Shalat, Indahnya hidup. Data hasil belajar siklus I� dibandingkan data hasil belajar siswa sebelum penelitian seperti tabel� 1 dan gambar 1� berikut:

Tabel 1 Data Hasil Belajar 30 Siswa� Pada Siklus I

No

Kegiatan

Ketuntasan Klasikal

Kenaikan Ketuntasan (%)

Rata-rata Siswa

Jml Siswa

(%)

1

Pra Penelitian

16

53.33

-

64,63

2

Siklus I

20

66.67

25.00

68.93

 

Gambar 1 Grafik Ketuntasan Hasil belajar sklus I

Berdasarkan data pada tabel 1 di atas �dari 30 siswa� yang memperoleh� nilai��� ≥ 73 (tuntas) sebanvak 20 siswa atau sekitar 66,67 % dari jumlah� siswa yang hadir. Jika dibandingkan dengan nilai awal siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 53,33%� dengan demikian �mengalami peningkatan 25,00%. Sedangkan rata-rata hasil belajar dari 64.63 menjadi 68,93 atau� meningkat 6,65% dari sebelum menggunakan kontekstual� Kooperatif Team� Assisted Individualization.� Peningkatan �ini masih belum sesuai dengan harapan peneliti, tetapi jelas adanya perubahan hasil belajar siswa dengan� pembelajaran� melalui� pendekatan� kontekstual� Kooperatif Team� Assisted Individualization.

Data hasil belajar pada siklus II seperti tabel 2 dan gambar 2 berikut:

Tabel 2� Data Hasil Belajar 30 Siswa� Pada Siklus Siklus II

No

Kegiatan

Ketuntasan Klasikal

Kenaikan Ketuntasan (%)

Rata-rata Siswa

Jml Siswa

(%)

1

Siklus I

20

66.67

25.00

68.93

2

Siklus II

23

76.67

15.00

74.20

����� �����

 

 

Gambar 2� Grafik Ketuntasan Hasil belajar sklus II

Berdasarkan tabel 2� data �siklus II dari 30 siswa yang tuntas atau memperoleh� nilai�� ≥ 73 sebanyak 23 siswa� atau 76,67% dari� jumlah siswa yang hadir. Jika dibandingkan dengan siklus I mengalami kenaikan 15 %. Sedangkan rata-rata hasil belajar dari 68,93 menjadi 74,20 atau� meningkat 7,64%. Berdasarkan data di atas� hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup baik� pada siklus II namun�� indikator� keberhasiIan siswa baik secara individu maupun klasikal belum terpenuhi.

Data hasil belajar pada siklus III seperti tabel 3 dan gambar 3 berikut:

Tabel 3� Data Hasil Belajar 30 Siswa� Pada Siklus Siklus III

No

Kegiatan

Ketuntasan Klasikal

Kenaikan Ketuntasan (%)

Rata-rata Siswa

Jml Siswa

(%)

1

Siklus II

23

76.67

15.00

74.20

2

Siklus III

28

93.33

21.74

80.07

 

����� Gambar 3� Grafik Ketuntasan Hasil belajar sklus III

Dengan melihat tabel 3 di atas siswa yang memperoleh nilai�� ≥73 sebanyak 28� siswa atau� 93,33% meningkat 21,74% dari siklus II. Sedangkan rata-rata hasil belajar dari 74,20 menjadi 80,07 atau meningkat 7,91% dari rata-rata siklus II. Berdasarkan data dan� penjelasan di atas maka indikator keberhasilan pada penelitian ini telah terpenuhi.

Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Yolanda Dian Nur Megawati dan Annisa Ratna Sari, hasil penelitian menunjukan Peningkatan Keaktifan Siswa dengan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization, siklus I memperoleh rata-rata Keaktifan Siswa mencapai 65,02%, dan pada siklus II naik menjadi 81,83%, jadi terdapat peningkatan Keaktifan Siswa antara siklus I dengan siklus II sebesar 8,11%. Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi Siswa dengan �Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization siklus I, siswa tuntas sebesar 70,27%, dan siklus II siswa tuntas sebesar 86,49%, jadi terdapat peningkatan sebesar 16,22%.

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Siswanto Yudi, hasil penelitian menunjukan perbedaan aktifitas siswa pada putaran ke 2, yaitu siswa cenderung lebih aktif berdiskusi dan memberikan masukan terhadap materi yang sedang dipelajari. Hasil post tes menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada semester sebelumnya yaitu sebesar 93% siswa tuntas belajar sedangkan 7% tidak tuntas belajar. Minat belajar siswa cenderung meningkat dengan digunakannya model pembelajarn ini dilihat dari hasil angket yang diberikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ��pembelajaran� melalui� pendekatan� kontekstual�� Kooperatif Team� Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih pokok bahasan Nikmatnya Shalat, Indahnya hidup siswa kelas VII �Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung yang berjumlah 30.

 

Kesimpulan

Berdasarkan� hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan� sebagai berikut:

1.      Pembelajaran� Menggunakan� Pendekatan� Kontekstual Kooperatif Team� Assisted Individualization dapat�� meningkatkan� hasil�� belajar Fiqih Nikmatnya Shalat, Indahnya Hidup� siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung pada setiap siklusnya.

2.      Rata-rata hasil �belajar Fiqih �meningkat pada siklus I dari 68,93� menjadi 74,20 pada siklus II atau �meningkat 7,64% �dan pada siklus III menjadi 80,07 atau� meningkat 7,91%.

3.      Rata-rata ketuntasan kelas meningkat pada siklus I dari 66,67 menjadi 76,67 pada siklus II atau meningkat 15,00%, �dan �pada siklus III menjadi 93,33 atau� meningkat 21,74%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Arikunto, Suharsimi, & Pendidikan, Dasar�Dasar Evaluasi. (1992). Bumi Aksara. Jakarta.

 

Cholik, Cecep Abdul. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Pendidikan Di Indonesia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(6), 21�30.

 

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar: Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

Gani, Mumuh Abdul. (2018). Pengaruh Disiplin Diri Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Maritim Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(2), 82�93.

 

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

 

Slavin, Robert E. (2015). Cooperative learning in elementary schools. Education 3-13, 43(1), 5�14.