171
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 1, Januari 2021
PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN BAGI MASYARAKAT
DAN PENERIMAAN PAJAKNYA DI KOTA SIBOLGA
Miftakhul Ikhsan, Muhamad Arshel Dwiyanda, Wahyu Hasan, Yessica Cindy
Erika Simangunsong
Politeknik Keuangan Negara STAN Tanggerang Selatan,Indonesia
Abstract
Indonesia's marine natural resources potential is very abundant because two-thirds
of Indonesia's territory is oceans. That is why the fisheries and marine sectors have
a significant role in the Indonesian economy. One city that has great potential in
the fisheries and marine sector is Sibolga. This study aims to: (1) analyze the role
of the fisheries and marine sectors in achieving the Gross Regional Domestic
Product (GRDP) of Sibolga; and (2) to analyze the role of the fisheries and marine
sectors on tax revenues in Sibolga. In conducting this research, we use descriptive
analysis method to explain the events that we find in the research process. The
results of the analysis show that fisheries activities in Sibolga are superior and
prospective. The productivity of the fisheries and marine sector in the city of
Sibolga still shows fluctuating figures in the last 5 years. In addition, the fisheries
and marine sectors also contribute to the PDRB of Sibolga City by contributing a
large proportion and become a mainstay sector in the development and
development of the city of Sibolga, as well as contributing to relatively volatile tax
revenues.
Keywords : fisheries; natural resources economics; taxes; grdp; sibolga
Abstrak
Potensi sumber daya alam lautan Indonesia terbilang sangat melimpah karena dua
pertiga dari wilayah Indonesia berupa lautan. Oleh karenanya, maka tak heran
apabila sektor perikanan dan kelautan memiliki peran yang cukup besar dalam
perekonomian Indonesia. Salah satu kota yang memiliki potensi besar dalam
bidang perikanan dan kelautan adalah Kota Sibolga. Kajian ini bertujuan untuk: (1)
menganalisis peran dari sektor perikanan dan kelautan dalam pencapaian Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sibolga; dan (2) menganalisis peran sektor
perikanan dan kelautan terhadap penerimaan perpajakan di Kota Sibolga. Dalam
pelaksanaan penelitian ini, kami menggunakan metode analisis deskriptif untuk
menjelaskan kejadian-kejadian yang kami temukan dalam proses penelitian. Hasil
analisis menunjukkan bahwa kegiatan perikanan di Sibolga merupakan unggulan
dan prospektif. Produktivitas sektor perikanan dan kelautan kota Sibolga masih
menunjukkan angka yang berfluktuasi pada 5 tahun terakhir. Selain itu sektor
perikanan dan kelautan juga berkontribusi dalam PDRB Kota Sibolga dengan
menyumbang proporsi yang besar dan menjadi sektor andalan dalam pembangunan
Miftakhul Ikhsan, Muhamad Arshel Dwiyanda, Wahyu Hasan, Yessica Cindy Erika
Simangunsong
172 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
dan perkembangan kota Sibolga, serta memberikan kontribusi penerimaan pajak
yang relatif fluktuatif.
Kata kunci: perikanan; ekonomi sumber daya alam; pajak; PDRB; sibolga
Pendahuluan
Indonesia yang merupakan negara agraris, dengan sebagian besar penduduknya
bekerja di sektor pertanian tentunya menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian.
Lahan pertanian sebagai tempat beraktifitas bagi petani semakin mengalami penurunan
(Moniaga, 2011).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ± 17.504 pulau, dengan
total panjang garis pantai mencapai ± 95.181 Km serta luas laut mencakup ± 70% dari
total luas wilayah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai > 242
juta jiwa pada tahun 2006, sekitar 60% diantaranya tinggal di kawasan pesisir, yang
juga merupakan lokasi kota-kota besar dan kawasan industri (Durand, 2010).
Potensi sumber daya alam di bidang kelautan dan perikanan sangat berpeluang
didayagunakan untuk kepentingan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kekayaan atau sumberdaya alam di suatu daerah dapat menjadi pendorong
pengembangan ekonomi (Gilang Adinugroho, 2017). Berdasarkan Laporan Kinerja
KKP 2018, luas perairan laut di wilayah Indonesia adalah 5.8 juta km
2
. Dilihat dari sisi
geopolitik, Indonesia punya peran yang amat penting karena berada di antara benua
Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Oleh karena
itu Indonesia menjadi negara poros maritim dunia pada perdagangan internasional yang
menghubungkan antara kawasan Asia Pasifik dan kawasan Australia.
Sumber daya kelautan dan perikanan, sebagaimana sumber daya alam lainnya
merupakan asset negara yang dapat memberikan sumbangan berarti bagi kesejahteraaan
suatu bangsa (wealth of nation) (Tajerin, Manadiyanto, & Sastrawidjaja, 2017).
Salah satu keunggulan dari sektor kelautan dan perikanan Indonesia yaitu sumber
daya ikan laut dengan jumlah potensi lestari mencapai 6,5 juta ton/tahun (FAO, 2012).
Potensi sumber daya kelautan dan perikanan lainnya yang tentunya berkontribusi
penting antara lain: budidaya perikanan, pariwisata bahari, energi dan mineral, serta
berbagai potensi lainnya. Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan tentunya
harus kita manfaatakan secara optimal dengan memperhatikan kelestariannya supaya
usaha di bidang perikanan dan kelautan dapat berkelanjutan (sustainable). Salah satu
kota yang memiliki potensi besar dalam bidang perikanan dan kelautan adalah Kota
Sibolga.
Kota Sibolga adalah salah satu kota yang terletak di Pantai Barat Sumatera. Kota
Sibolga berada pada ketinggian 0-200 m di atas permukaan laut. Secara astronomi, kota
ini terletak diantara 01º42’ - 01º46’ Lintang Utara dan 98º46’ - 98º48’ Bujur Timur.
Kota Sibolga berbatasan langsung dengan Kabupaten Tapanuli Tengah di sebelah Utara,
Timur dan, kemudian di sebelah Barat kota ini berbatasan dengan Teluk Tapian Nauli.
Kota Sibolga memiliki wilayah seluas 10,77 km
2
atau 107.700 Ha yang terdiri dari
88.900 Ha daratan di Pulau Sumatera dan 18.800 Ha daratan berupa kepulauan.
Peranan sektor perikanan dan kelautan bagi masyarakat dan penerimaan pajaknya di kota
Sibolga
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 173
Sublapangan perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor yang memiliki peran
terbesar terhadap PDRB kota Sibolga.
Melihat sebegitu besarnya potensi sektor perikanan dan kelautan Kota Sibolga ini,
tentunya membuat kita semua ingin tahu berbagai hal terkait produktivitas, peran sektor
perikanan dan kelautan terhadap PDRB serta penerimaan pajak Kota Sibolga.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, kami mencoba menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Menurut (Yasni & Yulianto, 2020), pendekatan deskriptif yaitu penelitian
yang semata-mata melakukan akumulasi data dasar dalam cara deskriptif, tidak mencari
atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau
mendapatkan makna dan implikasi. Sementara (John, 2014). menekankan definisi
dalam penelitian kualitatif pada proses penelitian yang mengalir dari asumsi filosofis,
menuju lensa penafsiran, kemudian menuju prosedur yang dilibatkan dalam
mempelajari isu-isu sosial atau manusia. Pengumpulan data dalam proses penelitian ini
melalui studi literatur dan dokumentasi dengan menekankan pada data sekunder yang
didapat dari berbagai instansi dikarenakan terhambat kondisi pandemi sehingga
mengalami kesulitan untuk mendapatkan data primer dengan cara terjun langsung ke
lapangan.
Hasil dan Pembahasan
A. Dasar hukum terkait perikanan dan kelautan
Berikut adalah beberapa dasar hukum/aturan yang mengatur tentang
Perikanan dan Kelautan, yaitu :
1. UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan.
2. UU Nomor 31 Tahun 2004 jo UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.
3. PERPRES No. 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia.
B. Produktivitas sektor perikanan dan kelautan kota Sibolga
Alat tangkap yang dominan digunakan untuk menangkap ikan di perairan
Sibolga antara lain Purse Seine, Gill Net, Bagan Apung, Pukat Ikan, dan Bubu
untuk jenis ikan/produksi ikan di PPN Sibolga. Produksi ikan merupakan
gambaran yang terjadi di wilayah Sibolga. Produksi ikan tersebut adalah hasil
tangkapan kapal perikanan yang didaratkan di Pelabuhan serta produksi ikan yang
masuk dari luar pelabuhan melalui darat dan dipasarkan ke perusahaan yang ada
didalam lokasi pelabuhan.
Tabel 1.
Produksi Ikan Keseluruhan Tahun 2015 - 2019
Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Produksi
35.203
20.027
22.933
30.044
29.332
Miftakhul Ikhsan, Muhamad Arshel Dwiyanda, Wahyu Hasan, Yessica Cindy Erika
Simangunsong
174 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Berdasarkan Produksi Ikan di wilayah perairan Sibolga (di PPN Sibolga dan
di tangkahan) tahun 2015 - 2019, pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar
15.176 ton atau -43,11% dari tahun 2015, tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar
2.906 ton atau 14,51% dari tahun 2016, tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
7.111 ton atau 31,077% dari tahun 2017, dan tahun 2019 mengalami penurunan
sebesar 712 ton atau -2,37% dari tahun (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.,
2019).
Produk perikanan segar maupun produk olahan (kondisi beku, kering, dan
lain-lain) yang dipasarkan melalui Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga maupun
dari setiap tangkapan dipasarkan untuk tujuan domestik (Medan, Pematang Siantar,
Tanjung Balai, Sumatera Barat, Pekanbaru, dan lain-lain). Pengiriman ikan ke
daerah pemasaran dilakukan dengan menggunakan truk berinsulasi maupun dengan
menggunakan truk berefrigrasi. Produk olahan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Sibolga dikelola oleh beberapa perusahaan seperti PT. Anugerah Sari Laut, PT.
Tobasurimi Nusantara, PT. Duta Tangkas Utama, M. Amin Situmeang, dan PT.
Prima Nusantara. Jumlah produksi ikan olahan pada tahun 2015 adalah 2.639.140
kg, tahun 2016 adalah 1.271.100 kg, tahun 2017 adalah 77.662.723 kg, tahun 2018
adalah 2.953.662 kg, dan tahun 2019 adalah 6.142.374 kg.
Berdasarkan Produksi Ikan Olahan di wilayah Sibolga tahun 2015 2019,
pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 1.368.040 kg atau -51,837% dari
tahun 2015, tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 76.391.623 kg atau
6.009,883% dari tahun 2016, tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 74.709.061
kg atau -96,197% dari tahun 2017, dan tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar
3.188.712 kg atau 107,958% dari tahun 2018.
Produk perikanan segar maupun produk olahan (kondisi beku, kering, dan
lain-lain) yang dipasarkan melalui Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga maupun
dari setiap tangkahan juga dipasarkan untuk tujuan eksport (Korea, China, Rusia,
Taiwan, dan Spanyol). Produk ikan olahan (Frozen Skipjack Loin) yang dipasarkan
untuk tujuan eksport pada tahun 2015 adalah sebesar 50.000 ton. Sedangkan produk
olahan yang dipasarkan untuk tujuan ekspor selama tahun 2016 sampai dengan
2019 adalah nihil.
Berdasarkan Produksi Ikan di wilayah Sibolga tahun 2015 2019, Cakalang
adalah jenis komoditas perikanan terbesar setiap tahunnya dibandingkan dengan
komoditas lainnya. Pada tahun 2016 produksi Cakalang mengalami penurunan
sebesar 2.506.714 kg atau -22,827% dari tahun 2015, tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 5.234.750 kg atau 61,77% dari tahun 2016, tahun 2018
mengalami kenaikan sebesar 1.643.020 kg atau 11,985% dari tahun 2017, dan
tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 786.250 kg atau -5,121% dari tahun
2018.
C. Perkembangan sektor perikanan dan kelautan kota Sibolga
Dalam perkembangan peraturan perundang-undangannya, secara geografis
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki luas lautan
Peranan sektor perikanan dan kelautan bagi masyarakat dan penerimaan pajaknya di kota
Sibolga
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 175
dua pertiga lebih besar daripada luas daratan. Hal tersebut terlihat dari garis pantai
di hampir setiap pulau di Indonesia 81.000 km) yang menjadikan Indonesia
sebagai negara kedua setelah Kanada yang memiliki panjang garis pantai
terpanjang di dunia. Hal inilah yang menjadi kekuatan Indonesia dan berpotensi
besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Menurut Data Food and
Agriculture Organization di 2012, Indonesia masih menempati peringkat ketiga
dalam produksi perikanan, masih kalah dengan China dan India. Data tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih belum merasakan peranan dari
potensi besar sektor maritim yang dimiliki, dengan belum dikelolanya potensi
tersebut secara maksimal. Selain perbaikan dan perhatian khusus yang diberikan
dalam bidang teknologi untuk memaksimalkan pengelolaan sumber daya maritim
Indonesia, pemerintah juga turut memperbaiki peraturan dasar yang mengatur.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah memperkuat kebijakan yang
mengatur sanksi atas pelanggaran tindakan sektor perikanan. Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti, dalam panel diskusi ‘Urgensi Revisi Undang-undang
Perikanan untuk Kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan’, di kantor
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta , mengharapkan kata
‘Penenggelaman’ tidak di revisi ataupun dihapus dalam Undang-undang perikanan
yang saat ini dalam proses revisi di DKP RI, karena kapal-kapal pencuri ikan yang
telah di tangkap sukar untuk mendapatkan hak kepemilikannya. Selanjutnya, pada
PerPres nomor 44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan
Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal,
ditegaskan bahwa pengelolaan perikanan tangkap diperuntukkan untuk dalam
negeri saja. Hal ini merupakan komitmen Presiden yang sangat peduli dengan
pengelolaan sumber daya kelautan terutama perikanan. Pemerintah juga terus
berupaya memperbaiki kebijakan dalam pemanfaatan potensi maritim yaitu
pemerintah pusat memberikan otonomi daerah kepada pemerintah provinsi untuk
bisa mengelola daerahnya sendiri dan pemerintah pusat mengadakan system
pengawasan agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan.
Selain itu, dalam komitmen peningkatan kualitas pelayanan, Pelabuhan
Perikanan Nusantara Sibolga terus melakukan Pembangunan dan Pengembangan
yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan fungsi Pemerintah dan Fungsi
Pelayanan Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik maupun kegiatan
non fisik dari tahun 2014 s.d. 2019 telah berjalan sesuai sasaran yang diharapkan
baik kualitas maupun kuantitas. Salah satunya adalah pembangunan slipway yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelayanan perbaikan dan perawatan kapal
secara maksimal. Keberadaan slipway sangat dibutuhkan dalam peningkatan
kualitas operasional kapal. Pembangunan ini rampung dikerjakan akhir tahun 2015
dan telah beroperasi pada tahun 2016.
Pembangunan yang tak kalah pentingnya adalah pembangunan pembuatan
revetment pada sisi kanan dermaga pelabuhan. Pembangunan ini adalah
pembangunan perkuatan tebing alur pantai yang bertujuan untuk peningkatan
Miftakhul Ikhsan, Muhamad Arshel Dwiyanda, Wahyu Hasan, Yessica Cindy Erika
Simangunsong
176 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
stabilitas alur pantai atau tubuh tanggul. Pembangunan revetment ini juga selesai
pada tahun 2015. Seiring dengan komitmen Presiden yang sangat peduli dengan
pengelolaan sumber daya kelautan terutama perikanan, Pengembangan Pelabuhan
Sibolga terus dikebut. Salah satunya adalah pengembangan dermaga Multipurpose
yang memiliki panjang keseluruhan 153meter dan panjang tambatan 296 meter.
Dermaga tersebut, mampu menampung empat kapal sekaligus untuk bersandar dan
luas lapangan penumpukan hingga 6.000 m2. Hal ini tak lepas untuk menunjang
peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan bongkar muat barang.
Penampungan petikemas juga bertambah sekitar 18.000 box/tahun hingga 20.000
teus/tahun.
Dengan adanya pengembangan yang dilaksanakan di Pelabuhan Sibolga,
sebagai salah satu visi program Presiden “Nawacita” serta konsep membangun dari
daerah pinggiran yang diterapkan oleh Pemerintah, berdampak pada peningkatan
kualitas dan kinerja pelayanan. Hal tersebut terlihat dari peningkatan jumlah arus
barang. Jumlah bongkar muat barang peti kemas pada tahun 2018 mencapai hingga
7.105 TEUs, angka tersebut meningkat dari angka 6.739 TEUs pada tahun 2017.
Atas pengembangan dan penataan terminal penumpang, juga terjadi peningkatan
total jumlah penumpang yang menggunakan jasa pelabuhan pada tahun 2018 yang
mencapai sejumlah 73.085 orang. Angka tersebut meningkat 34,80%, hanya
54.215 orang saja pada tahun 2017. Program engembangan Pelabuhan Sibolga ini
juga mampu menekan biaya logistik bongkar muat barang untuk kegiatan ekspor
impor.
D. Peranan sektor perikanan dan kelautan terhadap lapangan pekerjaan
masyarakat sekitar dan PDRB kota Sibolga
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sibolga digunakan
untuk dapat melihat gambaran struktur ekonomi pada Kota Sibolga. Semakin besar
tingkat kontribusi sektor perikanan pada perekonomian maka menunjukkan
peranan yang sangat penting, begitupun sebaliknya. Peran penting suatu sektor
dapat berarti bahwa sektor tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi sektor
unggulan bagi perkembangan ekonomi wilayah tersebut. Menurut (G. Adinugroho,
2017). sektor perikanan memberikan dampak positif pada kegiatan perekonomian
di berbagai wilayah, yaitu berupa kontribusi terhadap PDRB (Hamidi, W., Ningsih,
R. B., & Sari, 2011), (Rizal, 2013), (Rostar, M., 2015), (Tatali, A. A., 2013).
Hal itu juga dimanfaatkan oleh Kota Sibolga, sektor perikanan menjadi
penggerak dalam perkembangan perekonomian di wilayah tersebut. Penelitian ini
menjadi penting untuk dilakukan guna mengidentifikasi kondisi eksisting dan
peranan sektor perikanan Kota Sibolga terhadap PDRB setiap tahunnya.
Peranan sektor perikanan dan kelautan bagi masyarakat dan penerimaan pajaknya di kota
Sibolga
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 177
Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, 2020
Gambar 1.
PDRB Sektor Perikanan dan Kontribusinya terhadap PDRB Kota Sibolga
2015 2019 dalam Miliar Rupiah
Berdasarkan data BPS, pendapatan sektor perikanan di Kota Sibolga selama
2015-2019 menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pendapatan sektor
perikanan pada tahun 2015 mencapai 855,39 miliar, sedangkan pada tahun 2020
mengalami peningkatan menjadi 1.103,13 miliar (Badan Pusat Statistik, 2018).
Peran sektor perikanan dalam lingkup PDRB total Kota Sibolga mengalami
penurunan tiap tahunnya. Persentase kontribusi mencapai 22,30% pada tahun 2015.
Pada tahun 2016 persentase kontribusi sektor perikanan sebesar 21,18%, kemudian
turun menjadi 20,98% pada 2017, 20,77% pada 2018, dan 19,94% pada tahun
2020. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi perlambatan perkembangan
pendapatan pada sektor perikanan di Kota Sibolga.
Statistik sektor perikanan dibedakan atas dua data, yakni Perikanan Tangkap
dan Perikanan Budidaya (Badan Pusat Statistik., 2020), Perikanan Tangkap terdiri
atas penangkapan ikan di laut serta penangkapan ikan di perairan umum.
Sedangkan Perikanan Budidaya terdiri atas beberapa jenis budidaya yaitu budidaya
laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung, maaupun sawah.
Berikut jumlah rumah tangga yang melakukan kegiatan penangkapan ikan
dan juga budidaya ikan ataupun binatang air lainnya atau tanaman air untuk tujuan
sebagian atau seluruh hasilnya untuk diperjual belikan di Kota Sibolga.
Tabel 2.
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Kota Sibolga 2015 2019
Tahun
Jenis Perikanan
Total
Tangkap
Budidaya
2015
561
125
686
2016
681
370
1051
2017
686
405
1091
2018
755
405
1160
2019
755
405
1160
Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, 2020
Selain itu, menurut data Laporan Tahunan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Sibolga, kehadiran pelabuhan tersebut sebagai sentra kegiatan ekonomi berbasis
perikanan tangkap telah memberikan makna yang cukup berarti bagi masyarakat di
wilayah Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Jumlah nelayan, tenaga
Miftakhul Ikhsan, Muhamad Arshel Dwiyanda, Wahyu Hasan, Yessica Cindy Erika
Simangunsong
178 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
kerja, maupun pegawai yang aktif setiap harinya lebih kurang 2.398 orang. Selain
hal tersebut pada data Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 2019, lapangan
usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mampu menyerap angkatan kerja yang
bekerja sebanyak 12,5 persen. Lapangan usaha tersebut menjadi sektor andalan
dalam hal penyerapan tenaga kerja di Kota Sibolga.
Pelabuhan Sibolga diharapkan menjadi multiplier effect bagi perekonomian
sehingga ikut meningkatkan tingat kesejahteraan masyarakat di wilayah Sumatera
Utara. Dengan adanya kegiatan operasional pelabuhan,menimbulkan beberapa jenis
usaha disekitarnya sebagai berikut.
Tabel 3.
Kegiatan Usaha di Sekitar Pelabuhan Sibolga
Nomor
Jenis Usaha
Total
1
Solar
378
2
Es
307
3
Garam
5
4
Air
116
5
Pengeringan / Penggaraman
37
6
Lain-lain
19
7
Pindang
8
Total
870
Sumber : Laporan Tahunan PPN Sibolga, 2019
E. Penerimaan Pajak dari Sektor Perikanan Kota Sibolga
Tabel 4.
Penerimaan Pajak dari Sektor Perikanan di Kota Sibolga
Tahun
Penerimaan Pajak dari Sektor
Perikanan
2016
927.029.920
2017
473.397.247
2018
563.935.195
2019
603.165.305
2020
570.401.536
Total
3.137.929.203
Sumber : KPP Pratama Sibolga, 2020
Dari segi penerimaan perpajakan sendiri untuk sektor perikanan mengalami
penurunan yang drastic di tahun 2017 dari yang sebelumnya sebesar 927 Miliar di
tahun 2016 menjadi 473 Miliar. Setelah itu penerimaan pajak dari sektor ini
mengalami perubahan yang fluktuatif.
Walaupun begitu tetapi dapat dikatakan bahwa sejak tahun 2017,
produktivitas sektor perikanan mengalami penurunan yang tercermin dari pajak
yang dihasilkan dari sektor tersebut.
Peranan sektor perikanan dan kelautan bagi masyarakat dan penerimaan pajaknya di kota
Sibolga
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 179
F. Permasalahan Sektor Perikanan
Menurut PPN Sibolga (2020), pelabuhan perikanan sebagai pendukung
kegiatan pengelolaan pemanfaatan sumber daya ikan dalam mengemban fungsi
pemerintahan maupun pengusahaan, tidak terlepas dari permasalahan atau
hambatan yang meliputi :
Kapal-kapal ikan 30 GT di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah
belum mendaratkan ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Sibolga sebagaimana tersebut dalam SIPI.
Pengisian dan pengembalian logbook sebagai salah satu pilar pengendalian
pemanfaatan sumberdaya ikan oleh kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Sibolga belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/MEN/2010.
Belum sempurnanya instalasi/jaringan Unit Pengolah Limbah dan belum semua
perusahaan yang tersambung ke instalasi/jaringan pipa limbah PPN Sibolga.
Aktifitas penanganan ikan pada saat kapal melakukan bongkar hasil tangkapan
ikan di dermaga belum memenuhi kaidah Cara Penanganan Ikan yang Baik
(CPIB). e.Review WKOPP Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga telah
dilaksanakan pada tahun 2015 tinggal menunggu ketetapan dari Menteri
Kelautan dan Perikanan.
Cold Storage yang dibangun Ditjen P2HP tahun 2013 sampai akhir tahun 2015
belum ada Serah Terima ke Ditjen Perikanan Tangkap sehingga belum dapat
dioperasionalkan.
Untuk itu, upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Sibolga dalam memecahkan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Dalam penerbitan SPB kapal perikanan diwajibkan melapor ke dermaga PPN
Sibolga, menyerahkan logbook dan untuk pembongkaran/pemasaran ikan hasil
tangkapan dapat dilaksanakan di tangkahan.
Melakukan sosialisasi pengisian logbook kepada nakoda dan ABK dalam rangka
perbaikan data hasil tangkapan.
Mengusulkan untuk penyempurnaan instalasi/jaringan unit pengolah limbah dan
menyurati perusahaan yang belum tersambung instalasi pembuangan limbahnya
ke unit pengolah limbah PPN Sibolga.
Melaksanakan kegiatan sosialisasi Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB)
kepada nakoda, ABK, perusahaan dan buruh yang melaksanakan pembongkaran
ikan.
WKOPP Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga tahun 2016 diharapkan sudah
diterbitkan Keputusan dari Menteri Kelautan dan Perikanan.
Disurati ke Ditjen P2HP untuk dilaksanakan serah terima sehingga dapat
dioperasionalkan PPN Sibolga.
Miftakhul Ikhsan, Muhamad Arshel Dwiyanda, Wahyu Hasan, Yessica Cindy Erika
Simangunsong
180 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan serta analisis yang telah tim kami lakukan
serta keterkaitannya dengan tujuan penelitian ini maka dapat kami simpulkan
bahwa produktivitas sektor perikanan dan kelautan kota Sibolga masih
menunjukkan angka yang berfluktuasi pada 5 tahun terakhir. Dengan adanya
peraturan baru yang diterbitkan oleh pemerintah, sangat berdampak pada hasil
produktivitas perikanan. Peraturan yang kurang berpihak pada nelayan akan
menurunkan hasil tangkapan seperti pada tahun 2016 yang mengalami penurunan
signifikan sebesar 43,11% dari tahun sebelumnya. Disamping itu, pemerintah
masih terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sektor perikanan dan kelautan.
Perkembangan sektor perikanan dan kelautan kota Sibolga ditunjukkan dengan
komitmen pemerintah yang terus berusaha dalam peningkatan kualitas pelayanan
serta pembangunan fasilitas dalam rangka pelaksanaan fungsi pelayanan
masyarakat. Hal tersebut berdampak positif pada peningkatan hasil produktivitas
hasil tangkapan, yang terlihat pada tahun 2018-2019.
Kemudian, hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa sektor perikanan
dan kelautan ber-kontribusi dalam PDRB Kota Sibolga, yang dilihat dari 5 tahun
terakhir (2015-2019) dengan rata-rata kontribusi sebesar 21,034% atau sebesar Rp
977.482.000.000 setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor
perikanan dan kelautan masih menjadi sektor andalan dalam pembangunan dan
perkembangan kota Sibolga. Sektor Pertanian, Kehutanan, perikanan dan kelautan
kota Sibolga mampu menyerap angkatan kerja yang bekerja sebanyak 12,5 persen.
Lapangan usaha tersebut masih menjadi sektor yang paling diandalkan dalam hal
penyerapan tenaga kerja di Kota Sibolga. Pelabuhan Sibolga diharapkan mampu
menjadi multiplier effect bagi perekonomian Sibolga tersebut. Namun, apabila
dilihat dari sisi perpajakan, peranan penerimaan pajak dari sektor perikanan dan
kelautan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Sibolga mengalami penurunan
yang signifikan sebesar 473 Miliar pada tahun 2017 dari yang sebelumnya 927
Miliar pada tahun 2016. Setelah itu mengalami perubahan yang fluktuatif hingga
tahun 2020.
BIBLIOGRAFI
Adinugroho, Gilang. (2017). Potensi Sub-Sektor Perikanan Untuk Pengembangan
Ekonomi Di Bagian Selatan Gunungkidul. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Perikanan, 11(2), 173183.
Badan Pusat Statistik. (2020). Kota Sibolga dalam Angka 2020. sibolga: BPS.
Badan Pusat Statistik. (2018). Kota Sibolga dalam Angka 2018. Sibolga: BPS.
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. (2019). Laporan tahunan PPN Sibolga tahun
2018. sibolga: PPN Sibolga.
Peranan sektor perikanan dan kelautan bagi masyarakat dan penerimaan pajaknya di kota
Sibolga
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 181
Durand, Swenekhe Sandra. (2010). Studi potensi sumber daya alam di kawasan pesisir
Kabupaten Minahasa selatan. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Tropis, 6(1), 17.
FAO. (2012). Fishery and Aquaculture Statistics. Roma: FAO annuaire.
Hamidi, W., Ningsih, R. B., & Sari, M. (2011). Kontribusi sektor perikanan dalam
peningkatan perekonomian Provinsi Riau. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 19(2).
John, W. C. (2014). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, Memilih diantara Lima
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moniaga, Vicky R. B. (2011). Analisis daya dukung lahan pertanian. AGRI-
Sosioekonomi, 7(2), 6168.
Rizal, A. (2013). Kinerja Sektor Perikanan Provinsi Banten. Jurnal Akuatika., 4(1), 21
34.
Rostar, M., Hendrik dan L. Bathara. (2015). Kontribusi subsektor perikanan terhadap
produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepulauan Meranti Provinsi Riau.
Jurnal Online Mahasiswa, 2(1), 18.
Tajerin, Tajerin, Manadiyanto, Manadiyanto, & Sastrawidjaja, Sastrawidjaja. (2017).
Dinamika Keterkaitan Sektor Kelautan Dan Perikanan Dalam Perekonomian
Indonesia, 1995-2005: Pendekatan Rasmussens Dual Criterion. Jurnal Sosial
Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 5(1), 97112.
Tatali, A. A., E. Mantjoro dan F. V. Longdong. (2013). Perkembangan Ekonomi
Subsektor Perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal Ilmiah Platax, 1(2), 8186.
Yasni, Raynal, & Yulianto, Heri. (2020). Peran Belanja Modal Dan Belanja Bantuan
Sosial Pemerintah Daerah Terhadap Ketimpangan Pendapatan Di Indonesia.
Substansi: Sumber Artikel Akuntansi Auditing Dan Keuangan Vokasi, 4(1), 3963.