97
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No.1, Januari 2021
DAMPAK PENYEBARAN COVID-19 TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN
DAN SANITASI DI INDONESIA
Felicia Angelica, Kendry Tan, Alvin Lauw, Wini Rosalya, Sheerleen dan
Winda Fitri
Universitas Internasional Batam Kepulauan Riau, Indonesia
Abstract
This article is intended to provide further explanation regarding the impact that
covid-19 has towards the education and sanitation system around the world.
Sustainable development goals is a program to globally improve the people’s living
quality. Indonesia, which has signed the sustainable development goals treaty, has
participated in actualizing the goals and objectives of sustainable development
goals. On the other side, covid-19 is declared as a pandemic. It has given huge
impact on the progress to achieve sustainable development goals. In this article, the
team of authors will be mainly discussing about the fourth and sixth goals, which are
quality education and clean water and sanitation. This study aims to provide
solutions for problems in achieving the sustainable development goals due to the
occurrence of covid-19. The author processed and analyses the data by descriptive
approach. The result of this study represents the impact of covid-19 pandemic on the
sustainable development goals agenda where education are kept going via online
and funding allocation for clean water and sanitation access were distributed to
cope with Covid-19
Keywords: Covid-19; education; health
Abstrak
Penulisan artikel ini ditujukan untuk menjelaskan dampak penyebaran dari covid-19
terhadap sistem pendidikan dan sanitasi air indonesia. Dalam penelitian ini, yang
menjadi titik ketertarikan tim penulis adalah adanya dua variable yang merupakan
tujuan dari program pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development
Goals. Program tersebut memiliki visi untuk mensejahterakan kehidupan manusia
secara global. Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menandatangani
persetujuan tersebut. Artinya, Indonesia telah bersedia untuk berpartisipasi dalam
upaya mewujudkan tujuan dan sasaran dalam Sustainable Development Goals. Di
sisi lain, Covid-19 telah dinyatakan sebagai bencana global dan telah menimbulkan
dampak dalam upaya perwujudan program tersebut. Dalam penelitian ini tim penulis
akan membahas mengenai tujuan ke-4 (empat) dan 6 (enam) Sustainable
Development Goals, yaitu pendidikan yang layak serta air bersih dan sanitasi yang
layak. Adapun metode pengolahan dan analisis data yang digunakan merupakan
pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai dampak
Covid-19 mempengaruhi tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh Sustainable
Development Goals, dimana pelaksanaan pendidikan kemudian dilaksanakan secara
Felicia Angelica, Kendry Tan, Alvin Lauw, Wini Rosalya, Sheerleen dan
Winda Fitri
98 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
daring serta alokasi dana pada pembangunan akses air bersih dan sanitasi kepada
penanggulangan Covid-19.
Kata kunci: Penyebaran Covid-19; Dunia Pendidikan; Kesehatan
Pendahuluan
Masalah sosial, ekonomi dan lingkungan telah menjadi fenomena global terutama
di Indonesia. Demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik, pada tahun 2015 di markas
besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia yang diwakili oleh wakil presiden pada
masanya, Jusuf Kalla, Sustainable Development Goals (selanjutnya disingkat SDGs)
ditandatangani (Litelnoni, 2019).
SDGs yang merupakan program yang melanjutkan perwujudan Millennium
Development Goals (selanjutnya disebut MDGs) yang dimana telah mengakhiri masa
pembangunan 15 tahunnya dari tahun 2000 hingga 2015. MDGs yang disepakati terdiri
atas 8 (delapan) tujuan, 21 sasaran dan 60 indikator. Sedangkan SDGs dalam
kesepakatannya mengamanahkan beberapa tugas tambahan. SDGs menetapkan 17
tujuan dan 165 sasaran untuk dicapai. Ekspektasi pelaksanaannya adalah dari tahun
2016 hingga 2030.
Pendidikan layak atau pendidikan yang berkualitas merupakan tujuan ke-4
(empat) dalam SDGs tersebut. Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk
pendidikan yang layak sebagaimana telah diatur dalam konstitusi dan sebagai
pemenuhan terhadap Hak Asasi Manusia (selanjutnya disingkat HAM). Di indonesia,
negara dituntut untuk menjamin dan memfasilitasi perlindungan hukum terhadap
pendidikan dasar bagi warga negaranya. Perwujudan dari perlindungan tersebut hari ini
kita kenal sebagai program wajib sekolah 12 tahun (Sujatmoko, 2016).
Air bersih dan sanitasi yang layak merupakan tujuan ke-6 (enam) SDGs, bertujuan
untuk memperluas ketersediaan air minum yang aman, didukung dengan pengadaan
fasilitas memadai dan penerapan pola hidup bersih dan sehat. Tujuan ke-6 (enam) SDGs
ini adalah menjamin pengadaan air bersih di seluruh Indonesia. Pemenuhan syarat
dalam segi fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif harus tercantum sebagai
standar wajib atau tambahan sehingga dapat dikatakan sebagai air minum yang sehat
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Di awal tahun 2020, telah diidentifikasi virus jenis baru (SARS-COV-2) dan
penyakitnya disebut Corona Virus Disease 2019 yang diindikasi kasus pertamanya
berasal dari Wuhan, Tiongkok (Yuliana, 2020). Dengan dinyatakannya Corona Virus
Disease 2019 (selanjutnya disingkat Covid-19) sebagai bencana global, dapat dikatakan
bahwa virus tersebut telah memberikan dampak signifikan dalam hidup manusia secara
global. Dalam hal ini termasuk pula mengubah pola hidup masyarakat entah sebagai
upaya menangani atau untuk mencegah penularan Covid-19 lebih lanjut. Lantas,
pemerintah Indonesia mengambil tindakan yang merangkul aspek yang luas dalam
upaya pencegahan seperti melalui physical distancing, social distancing, Pembatasan
Sosial Berskala Besar (selanjutnya disingkat PSBB), Work From Home (selanjutnya
WFH), belajar online, dan lain sebagainya.
Dampak penyebaran Covid-19 terhadap dunia pendidikan dan sanitasi di Indonesia
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 99
Dampak wabah Covid-19 terlihat hampir di seluruh sektor kehidupan masyarakat
(Syafrida & Hartati, 2020). Indonesia merupakan salah satu negara yang merasakan
dampak besar dari penyebarannya, selain Indonesia, masih banyak negara yang juga
terdampak parah akibat virus ini (Putri, 2020). Social distancing pun menjadi strategi
utama sebagian besar negara untuk melakukan upaya perlawanan terhadap penyebaran
virus ini. Metode ini diharapkan untuk meminimalkan dan memutus rantai penyebaran
Covid-19. Penerapannya adalah dengan menjaga jarak dengan orang lain minimal 2
(dua) meter dan dianjurkan untuk menghindari kontak langsung dan kerumunan (Buana,
2020).
Dengan berlakunya keputusan Presiden nomor 11 tahun 2020, Indonesia telah
dinyatakan mengalami darurat kesehatan dimana kemudian mengharuskan
dilakukannya pencegahan sebagaimana dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dampak dari adanya penyebaran Covid 19 juga dirasakan oleh dunia
pendidikan. Pembelajaran di sekolah-sekolah akhirnya dilakukan secara daring. Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di
lingkungan lembaga pendidikan (Sadikin & Hamidah, 2020).
Air bersih dan sanitasi walaupun tidak terdampak langsung Covid-19, namun jika
dikaji lebih dalam bahwa penurunan pendapatan negara dalam sektor badan usaha dan
non-badan akibat pandemic Covid-19 tentu akan mempengaruhi pembangunan
pemerintah dalam menyediakan akses air bersih dan sanitasi yang layak bagi rakyat
Indonesia (Purwanto, 2020).
Tim Penulis menemukan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang memiliki
konsep pemikiran yang saling berkaitan dengan hasil penelitian tim penulis.
Diantaranya adalah pembelajaran daring di tengah wabah covid-19 (online learning in
the middle of the covid-19 pandemic)” karya Ali Sadikin dan Afreni Hamidah.
Penelitian yang dilakukan tim penulis lebih memberikan pandangan dan solusi kepada
siswa serta mahasiswa yang terkena dampak pandemi covid-19 yaitu pembelajaran yang
dilakukan secara daring beserta memberikan solusi. Yang menjadi titik pembeda pada
penelitian sebelumnya adalah dimana penelitian yang dilakukan sebelumnya
menggunakan variable penelitian yang lebih sempit. Selain itu, Peneliti sebelumnya
juga hanya meninjau efektivitas pelaksanaan secara teknis, dimana dalam tulisan ini
kemudian akan memberikan analisis lebih dalam terkait pemberdayaan sumber manusia,
output atau produk dari pembelajaran serta metode aplikasi pembelajaran daring.
Selain itu hasil penelitian berupa Pembangunan Akses Air Bersih Pasca Krisis
Covid-19” karya Eko Wiji Purwanto. Pada penelitian eko wiji purwanto tidak
menjelaskan penurunan pendapatan negara yang utama yaitu mengenai pajak.
Penurunan pendapatan negara dalam sektor pajak diyakini dapat mempengaruhi
anggaran negara di masa pandemi covid-19 ini.
Ketersediaan informasi tentang virus ini sangat terbatas. Hal ini karena penelitian
masih berlangsung dan data epidemiologi masih berkembang, namun pengaruh besar
yang diakibatkan dari pandemi covid-19 hingga mengubah pola hidup masyarakat kita
ini tentu akan berdampak pada SDGs. Tujuan dari pelaksanaan SDGs adalah sebagai
Felicia Angelica, Kendry Tan, Alvin Lauw, Wini Rosalya, Sheerleen dan
Winda Fitri
100 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
wujud nyata dari berlanjutnya MDGs. Maka dalam penelitian ini, Tim Penulis ingin
mengangkat permasalahan yang muncul terkait dampak pandemi covid-19 terhadap
SDGs ini dengan judul Dampak Penyebaran Covid-19 terhadap Dunia Pendidikan dan
Sanitasi di Indonesia” yang bertujuan untuk memberikan analisis terkait akibat dari
penyebaran Covid-19 terhadap dunia pendidikan dan sanitasi di Indonesia dari segi
identifikasi masalah dan bagaimana upaya yang dapat ditempuh untuk melakukan
penanggulangan.
Metode Penelitian
Tim penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini menggunakan jenis penelitian
yuridis empiris. Objek yang diteliti adalah pengaruh kegiatan belajar mengajar secara
daring yang mengakibatkan turunnya efektivitas dalam penyerapan ilmu dan
peningkatan penggunaan limbah plastik dimasa pandemi covid-19 yang mengakibatkan
penumpukan sampah.
Tim Penulis memanfaatkan data primer dan data sekunder pada penelitian ini.
Adapun data primer yang digunakan adalah observasi yang dilakukan langsung oleh
penulis terhadap penerapan Online learning dan data sekunder berupa persentase rumah
tangga menurut provinsi dan sumber air minum layak, 1993 - 2019 yang dikeluarkan
oleh badan pusat statistik dan survei rencana kembali ke sekolah di masa covid-19.
Penulis juga memanfaatkan bahan hukum primer dalam penulisan ini. Bahan
hukum tersebut adalah undang-undang dasar 1945 dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum. Bahan hukum sekunder yang digunakan berupa literasi, jurnal, hasil penelitian
serta pendapat para ahli yang berkaitan dengan obyek penelitian. Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan kamus bahasa inggris juga dimanfaatkan penulis sebagai petunjuk dan
pelengkap yang berperan sebagai bahan hukum tersier.
Tim penulis melakukan metode penelitian berupa deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bersumber dan menjelaskan data apa adanya
dengan kalimat penjelas secara kualitatif (Lexy, 2004). Data yang digunakan merupakan
hasil survei yang dilakukan oleh instansi terkait yang akan diperkuat dengan bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengaruh kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan secara online
Poin ke 2 surat edaran nomor 4 tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (covid-19)
menerangkan bahwa kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui daring atau
dengan jarak jauh. Pembelajaran ini kita kenal sebagai E-learning (Surat Ederan
Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19), 2020).
Dampak penyebaran Covid-19 terhadap dunia pendidikan dan sanitasi di Indonesia
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 101
E-learning merupakan suatu terobosan baru dalam sistem pembelajaran yang
dimana baik guru maupun murid dapat mengakses materi pembelajaran dimana pun
dan kapan pun dengan bermodalkan jaringan internet.
Keengwe & Georgina pernah memberikan pernyataan bahwa "perkembangan
teknologi yang semakin canggih dapat memberikan perubahan terhadap proses
pengajaran dan pembelajaran di sekolah. (Keengwe & Georgina, 2012). Jika
teknologi yang kian hari kian berkembang ini tidak digunakan dengan tepat
penggunaannya, maka akan menimbulkan dampak buruk dalam pelaksanaan
pembelajaran secara daring.
Metode pembelajaran yang baru ini mendatangkan pro dan kontra di dalam
masyarakat. Sistem pembelajaran baru ini dianggap beberapa pihak sebagai metode
pembelajaran baru yang menyenangkan, santai, praktis, cepat, aman, dan tepat.
Namun banyak juga yang kontra terhadap sistem baru tersebut, terjadi kesenjangan
dalam pembelajaran secara e-learning memperlihatkan multimedia ini tidak
sepenuhnya bisa beradaptasi dalam dunia pendidikan dan kurangnya sifat interaktif
dalam penambahan materi pembelajaran pada setiap pelajaran.
E-learning yang merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan, belum dapat
diadaptasi oleh masyarakat secara keseluruhan. Ketidakselarasan dan ketidakpastian
dalam memahami materi yang disampaikan mengakibatkan tugas yang diberikan
oleh pengajar semakin menumpuk, dengan tujuan untuk memastikan telah
memahami topik pembelajaran tersebut (Chaterine, 2020). Lebih dari pada itu,
kendala pada jaringan internet yang dapat sewaktu-waktu terpotong yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kegiatan penyerapan ilmu (U-Report, 2020).
Keterbatasan dalam alat-alat penunjang kegiatan belajar-mengajar juga
menjadi masalah yang dihadapi dalam sistem pembelajaran secara daring. Contohnya
dalam mata kuliah hukum, mahasiswa tidak dapat mempraktikkan proses dari suatu
sidang perdata atau para pelajar yang tidak dapat melakukan praktikum dengan
menggunakan moot court.
Pada bulan Mei 2020 dan Juni 2020 telah dilakukan survei yang dilakukan oleh
UNICEF melalui U-Report yang dilakukan melalui SMS, whatsapp dan facebook
messenger yang ditanggapi oleh lebih dari 4000 siswa-siswa di seluruh indonesia.
Hasil survei menunjukkan bahwa siswa sangat ingin kembali beraktivitas di sekolah,
dengan alasan utamanya berupa tidak nyaman belajar di rumah (66%) (Unicef,
2020).
Bercermin dari bagaimana peserta didik banyak yang tidak nyaman melakukan
kegiatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran daring dapat kita anggap tidak
berjalan secara efektif. Keterbatasan fasilitas penunjang juga kemudian menjadi
tantangan tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan. Terlepas dari efisiensi waktu dan
tempat, penulis menilai bahwa kegiatan pembelajaran daring tidak mampu
mewujudkan output pembelajaran yang baik apabila tidak dilakukan upaya-upaya
lain. Hal ini dapat dilakukan dengan keunggulan dari pelaksanaan pembelajaran
daring tersebut.
Felicia Angelica, Kendry Tan, Alvin Lauw, Wini Rosalya, Sheerleen dan
Winda Fitri
102 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Berdasarkan pada buku Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah
Covid-19 (2020) terdapat 2 (dua) keunggulan dari penerapan pembelajaran daring.
Pertama, disebutkan bahwa penerapannya mendorong pembelajaran yang lebih
interaktif. Kedua adalah terkait ketersediaan dan akses terhadap sumber
pembelajaran yang lebih besar. Artinya, penerapan pembelajaran secara daring pada
covid-19 secara tidak langsung juga telah mendesak terbentuknya suatu sistem
pendidikan yang lebih praktis dan realistis.
2. Kreativitas dalam e-learning sebagai solusi dalam mengefektikan kegiatan
belajar mengajar.
Menurut tony berdasarkan kutipan bukunya E-learning solution/strategy:
The e-learning process consists of a number of steps and strategy to be able to be
delivered in the right way. The first step is the content itself. The content consists of
the courses, curriculum, knowledge, and/or skills development modules that will be
delivered. The second step is technology. Technology is the vessel of which the
contents are used to be delivered, such as the internet or teleconferencing. The third
is the service. The possibilities of website crashes and bugs are unavoidable. Hence,
having service is for maintenance, upgrades, and updates in order to deliver the
content successfully.”. Maka penting dalam pembelajaran daring ini untuk
memikirkan strategi yang pas dalam meningkatkan daya minat anak didik sehingga
dapat menyerap penjelasan yang diberikan dalam kelas (Bates & Bates, 2005).
Menurut Mahendra Daniswara, konten dari pengajar merupakan salah satu
parameter dari keberhasilan sistem e-learning yang diberikan dalam proses belajar
mengejar. Isi, bobot, dan jenis konten sangat penting, yaitu.
1) Mengadakan konten yang sifatnya teacher-centered dimana konten instruksional
memiliki sifat prosedural, deklaratif serta terinterpretasi dengan baik dan jelas;
2) Mengadakan konten yang menghasilkan produk atau outcomes dari instruksional
yang fokusnya terletak pada suatu pengembangan kreativitas dan kemandirian
yang maksimal, biasa disebut sebagai konten yang bersifat learner-centered;
3) Mengadakan suatu konten yang mudah dipahami dan dapat memberikan
kesempatan untuk berlatih dalam pemberian material work example atau contoh
kerja dalam konten;
4) Menambahkan konten seperti permainan yang memiliki sifat edukatif sebagai
media dan sarana dalam pelatihan pembuatan pertanyaan (Daniswara, 2020).
Meminimalkan memberikan materi dengan menonton video juga bisa
mempermudah anak didik untuk lebih bisa memahami pembelajaran yang telah
diberikan. Setelah menonton pengajar harus memberikan penjelasan terhadap video
tersebut dengan menggunakan kalimat yang sederhana, sehingga bisa mudah
dipahami oleh anak didik.
Memberikan penjelasan secara langsung dengan meminimalkan tontonan video
juga dapat memberikan keringanan kepada pihak orangtua maupun guru untuk bisa
lebih mengatur pengeluaran terhadap pemakaian internet yang berlebihan, sehingga
Dampak penyebaran Covid-19 terhadap dunia pendidikan dan sanitasi di Indonesia
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 103
bisa mengurangi pengeluaran yang berlebihan dikarenakan kuota internet yang
terlalu cepat habis karena pemberian materi dengan metode yang berat.
3. Pengaruh Covid-19 terhadap pembangunan akses air bersih dan sanitasi
kepada masyarakat indonesia.
Pada tahun 2007, tercatat dalam rekor bank dunia, bahwa Indonesia mengalami
kerugian sejumlah 58 triliun dalam kegagalan ekspor karena keburukan sanitasi.
Berdasarkan data dan riset yang telah dikumpulkan oleh badan pusat statistik,
94% dari masyarakat kota, dan 80% dari masyarakat desa telah memiliki akses air
minum yang layak. Sebagai salah satu contoh, Kepulauan Riau mengalami
peningkatan jumlah rumah tangga yang mendapat akses sumber air layak pakai,
dimana pada tahun 2015, hanya berjumlah pada 84,12%, dan pada tahun 2019 naik
menjadi 88,51% ((BPS), 2020). Namun masih terdapat 33 juta penduduk yang masih
belum mendapat akses air layak pakai.
Begitu pula dengan sanitasi, masih terdapat penduduk yang tidak memiliki
akses sanitasi yang layak, seperti 25 juta penduduk yang masih membuang air besar
sembarangan di tempat terbuka, dan/atau pembuangan air besar yang tidak
tersambung dengan unit penampungan tinja.
Target kita masih jauh dari tercapai, namun Indonesia sudah bisa berada di
posisi ini sekarang karena adanya rencana pembangunan jangka menengah nasional
2020-2024. RPJMN ikut serta dalam bekerja untuk mencapai target 100% akses air
minum layak bagi seluruh masyarakat indonesia, serta dengan target 15% akses air
minum aman di tahun 2024, dan 45% akses air minum aman di tahun 2030. Target
yang dipasang untuk sanitasi adalah 90% akses sanitasi layak, serta dengan 20%
akses sanitasi aman di tahun 2024, dan 54% akses sanitasi aman di tahun 2030.
Agar dapat mencapai target dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
beberapa misi yang akan dilakukan oleh Tirta Sutedjo, Kepala Sub Direktorat Air
minum dari Direktorat Perkotaan, Perumahan Dan Permukiman Kementerian
PPN/BAPPENAS, adalah tidak hanya untuk memperhatikan ketersediaan air minum,
tapi harus memperhatikan kelayakan dari akses air minum tersebut, seperti dengan
pengecekan kualitas air tersebut secara fisik dan biologis, dan apakah air tersebut
layak untuk dikonsumsi.
Untuk sanitasi, L. Wahanudin, Kepala Sub Direktorat Sanitasi Dari Direktorat
Perkotaan, Perumahan Dan Permukiman Kementerian PPN/BAPPENAS,
menyatakan bahwa masih banyak yang perlu ditingkatkan untuk sanitasi di
Indonesia. Tercatat bahwa sanitasi layak di Indonesia pada tahun 2018 hanya
mencapai 74,58%, dan sanitasi aman hanya mencapai 7,42%. Agar angka tersebut
meningkat, major project yang akan dilakukan untuk sanitasi berupa memenuhi
syarat kesehatan, diantara lainnya adalah memiliki saluran pembuangan tinja dengan
penggunaan septic tank, dan/atau terhubung pada IPAL yang disedot secara rutin.
Dengan kendala seperti tidak tersedianya infrastruktur sanitasi, masih adanya
open-dumping, dan kendala lainnya, dibutuhkan upaya untuk menangkal isu tersebut
Felicia Angelica, Kendry Tan, Alvin Lauw, Wini Rosalya, Sheerleen dan
Winda Fitri
104 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
seperti dengan membangun SPALD-S dan/atau IPAL yang membutuhkan
tersedianya lahan, dukungan dari AMDAL, dan tersedianya teknologi yang akan
dibutuhkan. Untuk mewujudkan ini kemudian akan membutuhkan pendanaan yang
cukup besar.
RPJMN 2020-2024 menuliskan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan ekonomi nasional dapat ditempuh dengan melakukan pembangunan
infrastruktur. Infrastruktur yang mendukung pemerataan pelayanan dasar,
pembangunan ekonomi, dan perkotaan pun menjadi konsentrasi RPJMN 2020-2024.
Dijelaskan pada pasal 19 dalam peraturan presiden (perpres) SDGs nomor 59
tahun 2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,
bahwa sumber dana agar indonesia dapat melangsungkan kegiatan perbaikan negara
ini berasal dari:
a. Anggaran pendapatan dan belanja negara.
b. Anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau.
c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-perundangan.
Pandemi covid-19 yang terjadi pada akhir tahun 2019 telah berdampak negatif
pada perekonomian global. Pada akhir bulan mei 2020, realisasi pendapatan negara
dan hibah telah mencapai Rp 664,32 triliun, dan menurun 9,02% setiap tahunnya.
Kontraksi yang terjadi di bulan januari hingga mei 2020, menjadi salah satu dampak
yang terjadi akibat covid-19, dimana terdapat perlambatan dalam hal kegiatan
ekonomi dan tercatat dalam catatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
(Hidayat, 2020).
Agar dapat menangani isu ini, berbagai kebijakan negara terus dikeluarkan
oleh pemerintah, salah satunya penurunan pajak penghasilan (PPh) badan dari 25%
menjadi 22% untuk tahun pajak 2020 dan 2021. Selanjutnya, tarif pajak untuk tahun
2022 juga sudah diturunkan oleh pemerintah menjadi 20% agar perusahaan domestik
dapat bertahan di masa pandemi. Namun, pada akhir bulan September 2020, Menteri
Keuangan Republik Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal
III-2020 mengalami kontraksi hingga minus 2,9% yang membuat Indonesia
mengalami krisis dan di ambang resesi ekonomi (Bramasta, 2020).
Dampak covid-19 terhadap sektor air bersih yang merupakan kebutuhan
infrastruktur dasar sejauh ini belum nyata terlihat (Purwanto, 2020). Kondisi
potensial yang mungkin terjadi pada sektor air bersih saat krisis ini adalah turunnya
pendapatan pada badan usaha/lembaga pengelola sistem penyediaan air bersih akibat
menurunnya permintaan dari sektor non-rumah tangga (industri dan komersial), dan
meningkatnya konsumsi di sektor rumah tangga dengan peningkatan penerimaan
pendapatan yang tidak sepadan dengan hilangnya penerimaan dari sektor non-rumah
tangga. Sejauh ini, data makro masih tidak dapat memberikan potret terkait dampak
krisis covid-19 pada industri air bersih nasional yang masih merupakan domain
BUMD (Purwanto, 2020).
Dampak penyebaran Covid-19 terhadap dunia pendidikan dan sanitasi di Indonesia
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 105
Sebagai infrastruktur layanan dasar yang wajib disediakan pemerintah, dampak
yang dapat diduga terjadi secara finansial dimana kebijakan refocusing anggaran
diterapkan ketika terjadi krisis. Pada pendekatan penyediaan air minum berbasis
masyarakat, pengurangan anggaran ini berpotensi menghambat proses penyediaan
akses air minum di daerah yang belum dilayani PDAM, sementara pendekatan
berbasis lembaga akan mengurangi dukungan pemerintah terhadap percepatan
perluasan akses layanan air minum PDAM.
4. Peningkatan pendapatan negara sebagai solusi pembangunan akses air bersih
dan sanitasi
Untuk membantu memulihkan dampak dari krisis ini, pemerintah Indonesia
sejak saat ini sudah harus memiliki rencana pembangunan dan pemulihan kembali
pasca covid-19. 4 (empat) aspek yang sudah memiliki rencana transformasi adalah
percepatan, pemulihan industri, pariwisata dan investasi, reformasi sistem kesehatan
nasional, reformasi sistem perlindungan sosial, dan reformasi sistem ketahanan
bencana (Hanum, 2020).
PBB juga menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah ini, prioritas pertama
adalah untuk mengontrol sistem perawatan kesehatan untuk mengurangi dampak
negatif terhadap masyarakat dan SDGs. Satu hal yang penting untuk dilakukan
adalah bekerjasama secara global dalam pengambilan keputusan yang berbasis sains
dan ilmu pengetahuan agar dapat memberi peluang lebih besar untuk memulihkan
masyarakat dan negara, agar dapat kembali seperti semula dan kembali bekerja untuk
mencapai target SDGs.
Diperlukan banyak sumber pendanaan untuk perencanaan SDGs, dan beberapa
opsi yang dapat dilakukan adalah melalui kemitraan, filantropi, tanggung jawab
sosial, dan pembiayaan dari pusat pembiayaan SDGs dan SDGs Indonesia One.
Selain itu, pembukaan investasi ke perusahaan asing juga merupakan salah satu
solusi agar Indonesia tetap bisa melaksanakan amanat dalam SDGs. Sebagai contoh,
pelaksanaan pengelolaan dan penyediaan air di kota batam yang pada masa transisi
konsesi air diserahkan oleh badan pengusahaan batam (BP batam) kepada PT. Moya
Indonesia. Pemerintah juga dapat gencar mensosialisasikan pentingnya air minum
bersih melalui pemerintah daerah.
Dengan demikian, telah diidentifikasi bahwa permasalahan dalam memastikan
terlaksananya pencapaian suatu akses air bersih dan sanitasi adalah terkait alokasi
biaya yang tidak sedikit. Artinya, Negara perlu melakukan upaya untuk
meningkatkan pendapatan Negara. Alternatif yang dapat ditempuh untuk
mewujudkan solusi tersebut dapat berupa pembukaan investasi, kemitraan, filantropi,
dan lain sebagainya. Selain dari itu, diperlukan juga bagi komitmen dari Pemerintah
untuk Memberikan perhatian khusus bagi pembangunan akses air bersih dan sanitasi.
Komitmen tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan alokasi dana dari
pendapatan negara yang telah meningkat pada sektor tersebut.
Felicia Angelica, Kendry Tan, Alvin Lauw, Wini Rosalya, Sheerleen dan
Winda Fitri
106 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Kesimpulan
Pandemi covid-19 merupakan bencana nasional yang telah memberikan dampak
signifikan kepada berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti dunia pendidikan dan
pembangunan akses air bersih dan sanitasi.
Dunia pendidikan yang sedang mengalami revolusi akibat pandemi covid-19 dan
perkembangan zaman, masih sulit untuk diadaptasi oleh banyak siswa maupun
mahasiswa dengan berbagai alasan seperti kendala jaringan internet, bosan, banyaknya
tugas dan lain-lain. Sehingga kreativitas, interaksi dan bimbingan pengajar yang intens
diperlukan sebagai jembatan untuk menginspirasi minat peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar.
Di sisi lain, dalam mewujudkan suatu pembangunan akses air bersih dan sanitasi
juga mengalami kendala. Hal ini dapat dilihat dimana dengan terjadinya pandemi,
pendapatan Negara menurun. Menimbang bahwa pelaksanaan pembangunan akses air
bersih yang membutuhkan modal besar, dampak yang terjadi pada pelaksanaan
pembangunan tersebut terancam terhambat, terlebih lagi penggunaan dana banyak akan
dialokasikan untuk melakukan penanggulangan Covid-19. Oleh karena itu negara
hendaknya melakukan berbagai cara untuk mendorong pendapatan seperti dengan
pembukaan investasi dari luar negeri serta dapat juga melakukan kemitraan, filantropi,
tanggung jawab sosial, dan mencari pembiayaan dari pusat pembiayaan SDGs dan
SDGs indonesia One untuk meningkatkan anggaran dalam pembangunan untuk akses
air bersih dan sanitasi.
BIBLIOGRAFI
(BPS), Badan Pusat Statistik. (2020). Persentase rumah tangga menurut provinsi dan
sumber air minum layak. retrieved from https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/
06/1549/persentase- rumah-tangga-menurut-provinsi-dan-sumber-air-minum-
layak-1993- 2017.html pada September 2017
Bates, Anthony W., & Bates, Tony. (2005). Technology, e-learning and distance
education. Psychology Press.
Bramasta, Dandy Bayu. (2020). Siap-siap resesi ekonomi, ini dampak dan cara
mengatasinya. Retrieved from https://www.kompas.com/tren/read /2020/09/23/123
000565/siap-siap-resesi-ekonomi-ini-dampak-dan-cara-mengatasinya-?page=all
Buana, Dana Riksa. (2020). Analisis perilaku masyarakat indonesia dalam menghadapi
pandemi virus Corona (Covid-19) dan kiat menjaga kesejahteraan jiwa. Salam:
Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(3), 217226.
Chaterine, Rahel Narda. (2020). Siswa belajar dari rumah, kpai : anak-anak stres dikasih
banyak tugas. Retrieved from DetikNews website: https://news.detik.com/berita/d-
4944071/siswa-belajar-dari-rumah-kpai-anak-anak-stres-dikasih-banyak-tugas
Dampak penyebaran Covid-19 terhadap dunia pendidikan dan sanitasi di Indonesia
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 107
Daniswara, Mahendra. (2020). Aspek penting pembangunan e-learning system.
Retrieved from http://mahendraokki.unpad.ac.id/wp-content/aspekpenting-
pembangunan-e-learning-system.pdf
Hanum, Zubaedah. (2020). Ini Dampak Covid-19 terhadap target SDGs. Retrieved from
media Indonesia website: https://mediaindonesia.com/read/detail/348148-ini-
dampak-covid-19-terhadap-target-sdgs
Hidayat, Khomarul. (2020). Pendapatan negara hingga bulan Mei 2020 turun akibat
pandemi corona. retrieved from https://nasional.kontan.co.id/news/pendapatan-
negara-hingga-bulan-mei-2020-turun-akibat-pandemi-corona
Keengwe, Jared, & Georgina, David. (2012). The digital course training workshop for
online learning and teaching. Education and Information Technologies, 17(4),
365379.
Lexy, J. Moleong. (2004). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Litelnoni, Kim. (2019). Indonesia menuju SDGs bagaimana indonesia mencapai target
ambisius dalam skala global. retrieved from hipotesa media website:
https://medium.com/hipotesa-indonesia/indonesia-menuju-sdgs-35f0dcbdda5c)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitias
Air Minum.
Purwanto, Eko W. (2020). Pembangunan akses air bersih pasca krisis Covid-19. The
Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 207214.
Putri, Ririn Noviyanti. (2020). Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705709.
Sadikin, Ali, & Hamidah, Afreni. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah
Covid-19: (Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Biodik,
6(2), 214224.
Sujatmoko, Emmanuel. (2016). Hak warga negara dalam memperoleh pendidikan.
Jurnal Konstitusi, 7(1), 181212.
Surat Ederan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang kriteria pembatasan perjalanan orang dalam
rangka percepatan penanganan corona virus disease (COVID-19). (2020). Surat
Ederan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Kriteria pembatasan perjalanan orang dalam
rangka percepatan penanganan corona virus disease (COVID-19).
Syafrida, Syafrida, & Hartati, Ralang. (2020). Bersama melawan virus covid 19 di
Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(6), 495508.
Felicia Angelica, Kendry Tan, Alvin Lauw, Wini Rosalya, Sheerleen dan
Winda Fitri
108 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
U-Report, Survei. (2020). Rencana Kembali ke Sekolah di masa Covid-19. Retrieved
from Indonesia Coice Matters website: https://indonesia.ureport.in/opinion/4283/
Unicef. (2020). Indonesia: Survei Terbaru menunjukkan bagaimana siswa belajar dari
rumah. Retrieved from Jumpa pers website: https://www.unicef.org/indonesia/id/pr
ess-releases/indonesia-survei-terbaru-menunjukkan-bagaimana-siswa-belajar-dari-
rumah
Yuliana, Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur.
Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187192.