1123
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 2, No. 12, Desember 2020
PENGARUH TANGIBLE ASSET, PROFITABILITAS DAN RISIKO BISNIS
TERHADAP STRUKTUR MODAL
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Jawa Barat, Indonesia
Abstract
This Study aims to examine the effect of tangible asset, profitability, and business risk
of the capital structure by focusing on property and real estate companies listed on
the BEI in 2014 2018. The sampling method used in this study is purposive sampling
with a sample of 44 companies during the observation period for 5 consecutive years
resulting in a total of 220 samples. The analytical tool used in this research is multiple
linear regression. The result of this study indicate that partially tangible asset have a
positive effect on capital structure, profitability has no effect on capital structure,
business risk no effect on capital structure.
Keywords: tangible asset, profitability, business risk, capital structure
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tangible asset, profitabilitas dan
risiko bisnis terhadap struktur modal dengan berfokus pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 2018. Metode
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan
sampel dari 44 perusahaan selama periode pengamatan 5 tahun berturut turut
sehingga mengahsilkan total 220 sampel. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara parsial tangible asset memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal,
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal, risiko bisnis tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
Kata kunci: tangible asset, profitabilitas, risiko bisnis, struktur modal
Pendahuluan
Di era globalisasi saat ini, setiap perusahaan baik berskala kecil maupun besar harus
mempersiapkan strategi untuk menghadapi dunia persaingan di bidang bisnis yang
semakin kuat dan pasar yang semakin global. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi
menyebabkan aspek keuangan perusahaan menjadi sangat penting dengan tujuan
membangun dan menjamin kehidupan perusahaan.
Pada dasarnya tujuan dari perusahaan yaitu untuk memaksimalkan kesejahteraan
pemilik melalui peningkatan nilai perusahaan. Tujuan perusahaan dapat tercapai dengan
aspek pendanaan atau permodalan.
Industri property dan real estate dapat dikatakan mengandung risiko yang tinggi, hal
ini disebabkan dari pembiayaan atau sumber dana yang berasal dari sektor property dan
real estate pada umumnya berasal dari kredit perbankan, sedangkan property dan real
estate beroperasi dengan menggunakan aset tetap berupa tanah dan bangunan. Meskipun
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1124
tanah dan bangunan dapat digunakan untuk melunasi hutang, akan tetapi untuk dapat
dikonversikan kedalam bentuk kas memerlukan waktu yang tidak singkat, sehingga para
pengembang (developer) tidak dapat melunasi hutangnya pada waktu yang sudah
ditentukan. Salah satu masalah dalam keuangan perusahaan yaitu struktur modal. Masalah
struktur modal merupakan masalah penting bagi perusahaan, karena baik buruknya
struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan.
Suatu perusahaan dianggap mempunyai struktur modal yang tidak baik, apabila
perusahaan tersebut mempunyai utang yang sangat besar sehingga memberikan beban
yang sangat berat pada perusahaan yang bersangkutan.
Keputusan pendanaan dapat dilihat dari struktur modal. Struktur modal yang baik
adalah struktur modal yang optimal dimana perusahaan dapat memanfaatkan pembiayaan
utang untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan (Arief Indra Wahyu Setyawan,
Topowijono, 2016). Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri (Ratri & Christianti, 2017).
Struktur modal yang optimal dapat berubah sepanjang waktu serta dapat
mempengaruhi biaya modal tertimbang dan salah satu unsur yang menentukan baik
buruknya kinerja perusahaan (Widayanti et al., 2016). Struktur modal dapat diukur dari
rasio rasio perbandingan antara total hutang terhadap total ekuitas yang bisa diukur melalui
rasio Debt to Equity Ratio (DER).
Fenomena mengenai menurunya penjualan pada perusahaan property dan real
estate: “Dalam kurun waktu lima tahun, nilai penjualan kedua perusahaan mesin uang
Grup Lippo mengalami tren penurunan yaitu PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatatkan
pertumbuhan pertumbuhan penjualan yang negatif pada tahun sebelumnya sedangkan PT
Lippo Karawaci Tbk (LPKR) masih membukukan pertumbuhan positif, namun jauh
melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. LPKR mencatatkan penjualan Rp 11
triliun pada 2017 hanya tumbuh 1,4% dibandingkan tahun sebelumnya, merosotnya
penjualan tersebut berdampak langsung terhadap laba bersih perusahaan. Meski masih
meraup keuntungan tetapi dua emiten properti lippo yakni LPKR dan LPCK mengalami
penurunan laba bersih dibanding tahun sebelumnya. LPCK membukukan laba bersih Rp
366,8 miliar pada tahun lalu atau merosot 32% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan laba bersih LPKR tahun lalu sebesar Rp 715,3 miliar atau turun 18,8%”
(Xu et al., 2018). Berikut adalah Fenomena mengenai struktur modal pada perusahaan
property dan real estate: “Salah satu perusahaan property dan real estate yaitu PT. Sentul
City Tbk (BKSL) telah melakukan pinjaman untuk mendapatkan pendanaan sehingga
kewajiban dan ekuitas PT. Sentul City Tbk mengalami kenaikan dari tahun 2017 sampai
tahun 2018 sebesar 11,85% tetapi profitabilitas yang didapatkan menurun dari 2017
sampai 2018 yaitu sebesar 0,86% karena adanya kenaikan beban bunga atas pinjaman yang
dilakukan oleh PT. Sentul City Tbk” (Ezugwu & Prayogo, 2019). Dengan tingginya
tingkat hutang yang dimiliki oleh PT. Sentul City Tbk, maka akan berakibat terhadap
struktur modal yang menyebabkan turunnya nilai perusahaan dimata investor.
Pengaruh Tangible Asset, profitabilitas dan risiko bisnis terhadap struktur modal
1125 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
Tabel 1
Perkembangan Struktur Modal (DER), Tangible Asset, Profitabilitas (ROA), dan
Risiko Bisnis (DOL).
PT. Sentul City Tbk
Tahun
Struktur Modal
(DER)
Tangible Asset
Profitabilitas
(ROA)
Risiko Bisnis
(DOL)
2016
58.65%
1.60%
4.95%
697.97%
2017
50.64%
1.42%
3.13%
-48.41%
2018
53.02%
1.33%
2.27%
112.78%
PT. Duta Anggada Realty Tbk
Tahun
Struktur Modal
(DER)
Tangible Asset
Profitabilitas
(ROA)
Risiko Bisnis
(DOL)
2016
67.42%
1.25%
3.16%
25.93%
2017
78.70%
4.51%
0.47%
186.62%
2018
93.11%
13.34%
0.19%
224.01%
Sumber: www.idx.co.id (Data diolah, 2019)
Berdasarkan tabel 1 struktur modal yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio
(DER) pada perusahaan Sentul City Tbk memiliki rata-rata DER dari tahun 2016 sampai
dengan 2018 yaitu 54,10% sedangkan perusahaan Anggada Realty memiliki rata-rata DER
dari tahun 2016 sampai dengan 2018 yaitu 79,74%. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada
perusahaan yang berpengaruh secara berlebihan selama tahun berjalan, karena DER
memiliki standar rasio yaitu 2:1 (sebesar 0,67 atau 67%) merupakan hukum atau norma
yang ditetapkan oleh pemerintah dan agensi tersebut (Dhankar, 2019).
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa ROA Perusahaan Sentul City Tbk dan
Perusahaan Anggada Realty Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya karena minat
konsumen yang berubah. Maka perusahaan property dan real estate mencermati ada empat
tren yang akan prospektif bagi bisnis properti di masa mendatang yaitu 1) membuat co-
living untuk menyiasati harga tanah yang semakin mahal dan gaya hidup milenial yang
suka berkolaborasi, karena generasi milenial lebih menyukai kehidupan lebih kompak di
apartemen dibandingkan rumah tapak apalagi dekat dengan tempat bekerja dan transportasi
publik. 2) Penyediaan self storage untuk mengatasi masalah ruang penyimpanan di hunian.
3) Elderly care atau rumah untuk para lanjut usia (lansia). 4) kebutuhan data center
sebagai fasilitas untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkait
seperti telekomunikasi dan penyimpanan data serta pasokan power supply yang banyak
(Sa’diyah, 2018).
Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa tangible asset pada perusahaan Sentul City Tbk dari
tahun 2016 sampai tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,18% sejalan dengan
struktur modal yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dari tahun 2016
sampai tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 8,01% dan tahun 2017 sampai 2018
tangible asset mengalami penurunan sebesar 0,09% tetapi struktur modal dari tahun 2017
sampai tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,39%. Berbeda dengan perusahaan
Duta Anggada Realty Tbk tangible asset dari tahun 2016 sampai 2017 mengalami
peningkatan sebesar 3,26% diikuti dengan peningkatan struktur modal dari tahun 2016
sampai tahun 2017 sebesar 11,28% dan dari tahun 2017 sampai 2018 tangible assets
mengalami peningkatan sebesar 8,83% diikuti dengan peningkatan struktur modal dari
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1126
tahun 2017 sampai 2018 sebesar 14,40%, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi
tangible asset perusahaan, maka struktur modal perusahaan semakin tinggi. Hal ini
menimbulkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Setyawan, 2016) dengan
hasil penelitian yang menunjukan bahwa asset tangibility berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal yang artinya, apabila asset tangibility mengalami
kenaikan, maka struktur modal akan mengalami penurunan.
Selain itu dari tabel 1. dapat dilihat profitabilitas yang dihitung menggunakan Return
On Asset (ROA) pada perusahaan Sentul City Tbk dari tahun 2016 sampai tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 1,82% diikuti dengan penurunan struktur modal dari tahun
2016 sampai tahun 2017 sebesar 8,01%. Profitabilitas dari tahun 2017 sampai tahun 2018
mengalami penurunan sebesar 0,86% sedangkan struktur modalnya dari tahun 2017
sampai tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 2,39%. Disisi lain profitabilitas
(ROA).
Dilihat dari tabel 1. risiko bisnis yang dihitung menggunakan Degree of Operating
Leverage (DOL) perusahaan Sentul City Tbk dari tahun 2016 sampai tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 746,38% diikuti dengan penurunan struktur modal dari
tahun 2016 sampai tahun 2017 sebesar 8,01%. Dari tahun 2017 sampai tahun 2018 risiko
bisnis mengalami peningkatan sebesar 161,20% diikuti dengan peningkatan struktur modal
dari tahun 2017 sampai tahun 2018 sebesar 2,39%. Disisi lain risiko bisnis pada
perusahaan Duta Anggada Realty dari tahun 2016 sampai tahun 2017 mengalami
peningkatan sebesar 160,69% diikuti dengan peningkatan struktur modal dari tahun 2016
sampai tahun 2017 sebesar 11,28%. Risiko bisnis dari tahun 2017 sampai tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 37,38% diikuti dengan peningkatan struktur modal dari
tahun 2017 sampai tahun 2018 sebesar 14,40%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi risiko bisnis yang diperoleh perusahaan, maka struktur modal akan semakin tinggi.
Hal ini menimbulkan perbedaan pada penelitian yang dilakukan oleh (Primantara & Dewi,
2016) dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif
terhadap struktur modal artinya dimana semakin tinggi risiko bisnis maka semakin rendah
penggunaan hutang.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan
perumusan masalah asosiatif berbentuk hubungan kausal. dalam penelitian ini populasi
yang digunakan adalah Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2018. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2017) “Metode Purposive
Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun kriteria
yang digunakan dalam pengambilan sampel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2014-2018.
2. Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI yang new listing
(IPO) selama periode tahun 2014-2018.
3. Perusahaan property dan real estate yang tidak delisting di BEI selama periode 2014
-2018.
Untuk melihat seberapa besar pengaruh tangible asset (Fixed Asset Ratio),
Pengaruh Tangible Asset, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
1127 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
Profitabilitas (Return on asset), dan risiko bisnis (Degree of Operating Ratio) digunakan
teknik analisis data seperti Uji Normalitas, Menurut (Imam Ghozali, 2016:154) “Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal”. Dalam penelitian ini untuk melakukan uji normalitas
peneliti menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), dimana jika Jika nilai
signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal namun sebaliknya jika nilai signifikan
> 0,05 maka distribusi data normal. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis
Koefisien Korelasi menurut (Sugiyono, 2017) “Korelasi merupakan angka yang
menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih”. Analisis
koefisien determinasi menurut (Sugiyono, 2017) “Koefisien determinasi adalah
kemampuan variabel x (variabel independen) mempengaruhi variabel Y (variabel
dependen), semakin besar koefisien determinasi menunjukan semakin baik kemampuan X
menerangkan Y”. langkah selanjutnya untuk mengetahui apakah hipotesis yang disajikan
diterima atau tidak, maka yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengujian
hipotesis selanjutnya terdiri dari uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji koefisien
regresi secara parsial dari variabel independen. Berdasarkan analisis dan pengujian
hipotesis yang telah dilakukan terhadap dasar untuk penarikan kesimpulan diterima atau
ditolaknya hipotesis yang diajukan, maka nilai t dari perhitungan dibandingkan dengan
nilai t dari tabel distribusi. Uji statistik F digunakan untuk mempengaruhi seberapa jauh
pengaruh variabel independen secara bersama-sama dengan menjelaskan variasi variabel
dependen. Menurut (Susilo et al., 2013) dalam arti keseluruhan variable independen dapat
mempengaruhi variable dependen.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik
Beberapa uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
1)
Uji Normalitas
Tabel 2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-tailed)
.016
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk seluruh
variabel (tangible asset, profitabilitas, risiko bisnis, dan struktur modal), secara
keseluruhan adalah 0,016. Hal ini berarti uji normalitas tidak memenuhi syarat
nilai signifikansi > ɑ karena nilai signifikansi kurang dari ɑ (0,016 < 0,05).
Sehingga perlu dilakukan transformasi data menggunakan SQRT untuk
memperbaiki tingkat normalitas data. Setelah dilakukan transformasi data,
maka mendapatkan hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebagai
berikut:
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1128
Tabel 3 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-tailed)
.788
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 3, maka dapat disimpulkan
bahwa nilai signifikansi adalah 0,788 untuk variabel tangible asset (X
1
),
profitabilitas (X
2
), risiko bisnis (X
3
), dan struktur modal (Y), hal ini
menunjukkan signifikansi > 0,05 yang berarti data diatas berdistribusi normal.
2)
Uji Multikolinearitas
Tabel 4 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1
(Constant)
Tangible Asset
.990
1.010
Profitabilitas
.985
1.016
Risiko Bisnis
.991
1.009
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa Nilai VIF dari ketiga variabel
independen menunjukkan angka kurang dari 10, sedangkan untuk nilai
tolerance dari ketiga variabel independen menunjukkan angka lebih dari 0,1.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen dalam
penelitian ini yaitu tangible asset, profitabilitas, dan risiko bisnis tidak
memiliki hubungan atau tidak terdapat masalah multikolinearitas.
3)
Uji heteroskedastisitas
Gambar 1
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas pada gambar 1 dapat
dilihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang
jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. oleh
karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel-variabel tidak memiliki
Pengaruh Tangible Asset, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
1129 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
masalah heteroskedastisitas.
4)
Uji Autokorelasi
Tabel 5 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1
.201
a
.040
.027
3.24746
.508
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berikut persamaan regresi dari hasil uji analisis regresi linear berganda
diatas yaitu:
Y = 3,022 + 0,368
x1
+ (0,213
x2
) + (0,003
x3
)
Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persamaan menjelaskan bahwa constant sebesar 3,022. Menyatakan bahwa
jika tangible asset, profitabilitas, dan risiko bisnis nilainya adalah 0, maka
struktur modal nilainya sebesar 3,022.
2. Nilai koefisien variabel tangible asset sebesar 0,368, ini menunjukkan
bahwa tangible asset mempunyai hubungan yang searah (positif) dengan
struktur modal. Hal tersebut berarti jika variabel tangible asset (X1)
mengalami kenaikkan 1% maka variabel struktur modal (Y) akan naik
sebesar 0,368 dengan asumsi bahwa variabel independen yang lainnya dari
model regresi adalah tetap, artinya apabila nilai tangible asset naik maka
nilai struktur modal akan naik pula.
3. Nilai koefisien variabel profitabilitas sebesar 0,213, ini menunjukkan
bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang searah (positif) dengan
struktur modal. Hal tersebut berarti bahwa jika variabel profitabilitas (X2)
mengalami kenaikan 1% maka variabel struktur modal (Y) akan naik
sebesar 0,213 dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya dari
model regresi adalah tetap, artinya apabila nilai profitabilitas naik maka
nilai struktur modal akan naik.
4. Nilai koefisien variabel risiko bisnis sebesar 0,003, ini menunjukkan
bahwa risiko bisnis mempunyai hubungan yang searah (positif) dengan
struktur modal. Hal tersebut berarti bahwa jika variabel risiko bisnis (X3)
mengalami kenaikan 1% maka variabel struktur modal (Y) akan naik
sebesar 0,003 dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya dari
model regresi adalah tetap, artinya apabila nilai risiko bisnis naik maka
nilai struktur modal akan naik.
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1130
2. Analisis Korelasi Berganda
Tabel 6 Analisis Korelasi Berganda
Correlations
Struktur
Modal
Tangible
Asset
Profitabilitas
Risiko
Bisnis
Pearson
Correlat
ion
Struktur Modal
1.000
.187
.030
.050
Tangible Asset
.187
1.000
-.092
-.047
Profitabilitas
.030
-.092
1.000
.087
Risiko Bisnis
.050
-.047
.087
1.000
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi
tangible asset dengan struktur modal adalah r= 0,187 artinya hubungan antara
kedua variabel sangat rendah, hal ini dikarenakan nilai r berada dalam rentang
0,00-0,199. Nilai r juga menunjukkan nilai positif, maka dapat diketahui jika terjadi
peningkatan pada tangible asset akan disertai dengan peningkatan struktur modal.
Sementara itu nilai koefisien korelasi profitabilitas dengan struktur modal
adalah r=0,030 artinya hubungan antara kedua variabel sangat rendah, hal ini
dikarenakan nilai r berada dalam rentang 0,00-0,199. Nilai r juga menunjukkan
nilai positif, maka dapat diketahui jika terjadi peningkatan profitabilitas akan
disertai dengan peningkatan struktur modal.
Sedangkan nilai koefisien korelasi risiko bisnis dengan struktur modal adalah
r = -0,050 artinya hubungan antara kedua variabel sangat rendah, hal ini
dikarenakan nilai r berada dalam rentang 0,00-0,199. Nilai r juga menunjukkan
nilai positif, maka dapat diketahui jika terjadi peningkatan
3. Analisis koefisien determinasi
Tabel 7 Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.201
a
.040
.027
3.24746
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Kd = R
2
x 100%
= (0,201)
2
x 100%
= 4,04%
Berdasarkan tabel 7 dan hasil dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa
nilai dari analisis koefisien determinasi adalah sebesar 4,04% atau 4%. Nilai
analisis koefisien determinasi tersebut menandakan bahwa 4% struktur modal
dipengaruhi variabel independen dalam penelitian ini yaitu tangible asset,
profitabilitas dan risiko bisnis. Sedangkan 96% yaitu dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dilakukan pengamatan oleh peneliti.
Pengaruh Tangible Asset, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
1131 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
4. Uji t
Tabel 8 Uji Statistik t
Coefficients
a
Model
T
Sig.
1
(Constant)
.824
.411
Tangible Asset
2.889
.004
Profitabilitas
.636
.525
Risiko Bisnis
.823
.412
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
variabel tangible asset sebesar 2,889 > 1,971 atau t
hitung
lebih besar dari t
tabel
dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05. Maka H
0
ditolak dan H
a
diterima,
artinya tangible asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Kemudian nilai t hitung untuk variabel profitabilitas sebesar 0,636 < 1,971 atau
t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
dengan tingkat signifikansi 0,525 > 0,05. Maka H
0
diterima dan H
a
ditolak, artinya profitabilitas tidak terdapat pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal. Adapun nilai t hitung untuk variabel risiko
bisnis sebesar 0,823 < 1,971 atau t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
dengan tingkat
signifikansi 0,412 > 0,05. Maka H
0
diterima dan H
a
ditolak, artinya risiko bisnis
tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
5. Uji F
Tabel 9 Uji Statistik F
ANOVA
b
Model
F
Sig.
1
Regression
3.016
.031
a
Residual
Total
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung untuk seluruh
variabel independen (tangible asset, profitabilitas, dan risiko bisnis) sebesar 3,016
> 2,646 atau F
hitung
lebih besar dari F
tabel
dengan tingkat signifikansi 0,031 < 0,05.
Maka H
0
ditolak dan H
a
diterima, artinya tangible asset, profitabilitas, dan risiko
bisnis secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Tangible Asset terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property
dan Real Estate periode 2014 2018
Dapat dilihat analisis koefisien regresi parsial (uji t) menunjukkan bahwa
tangible asset yang diukur dengan Fixed Asset Ratio (FAR) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal dengan menggunakan
rumus aset tetap/total aset, dimana aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan pada
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1132
saat perusahaan akan melakukan pinjaman kepada kreditur.
Dalam penelitian ini tangible asset (FAR) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal, dengan kata lain seorang kreditur akan
memiliki keyakinan untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan yang
dijamin oleh besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Fixed Asset Ratio
(FAR) merupakan rasio yang digunakan untuk menentukan besarnya alokasi dana
untuk masing-masing komponen aktiva (Made et al., 2016). Sebagai contoh, salah
satu perusahaan property dan real estate yang menggambarkan pengaruh positif
tangible asset terhadap struktur modal yaitu perusahaan Duta Anggada Realty.
Pada tahun 2017-2018 tangible asset di perusahaan ini meningkat diikuti oleh
struktur modal yang meningkat. Tangible asset meningkat disebabkan oleh adanya
peningkatan aset tetap pada tahun 2017 sebesar Rp286.676.010.000 meningkat
pada tahun 2018 menjadi Rp920.824.720.000, serta peningkatan pada total asset
karena adanya peningkatan kas dan setara kas yaitu pada tahun 2017 sebesar
Rp50.730.897.000 meningkat pada tahun 2018 menjadi Rp107.112.135.000, biaya
dibayar dimuka pada tahun 2017 sebesar Rp769.582.000 meningkat pada tahun
2018 menjadi Rp1.109.687.000, dan aset lancar lainnya pada tahun 2017 sebesar
Rp478.081.000 meningkat pada tahun 2018 menjadi Rp486.152.000. Struktur
modal meningkat disebabkan oleh adanya peningkatan pada total liabilitas pada
tahun 2017 sebesar Rp2.801.378.185.000 meningkat pada tahun 2018 jadi
Rp3.329.371.379.000 dan peningkatan pada total ekuitas pada tahun 2017 sebesar
Rp3.559.467.424.000 meningkat pada tahun 2018 jadi Rp3.575.915.015.000.
Pembiayaan tangible asset diperoleh dari liabilitas.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dwidjaja et al.,
2017) yang menyatakan bahwa tangible asset memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal, dimana semakin besar tangible asset, maka
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan hutang akan semakin besar.
Akan tetapi, hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Guna & Sampurno, 2018) yang menyatakan bahwa tangible asset tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti bahwa
tangible asset yang meningkat belum tentu memiliki struktur modal yang
meningkat pula.
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property
dan Real Estate periode 2014-2018
Dapat dilihat dari hasil uji t menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur
dengan Return on Asset (ROA) secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal. Hal ini terbukti dari sebagian besar perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 -
2018 sebagian besar memiliki nilai struktur modal dibawah rata - rata akan tetapi
nilai profitabilitas sebagian besar perusahaan diatas rata - rata. Sehingga adanya
kenaikan atau penurunan pada profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur
modal perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Farisa & Listyorini
Wahyu Widati, 2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap struktur modal. Hal ini berarti semakin besar keuntungan yang dihasilkan
Pengaruh Tangible Asset, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
1133 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
oleh perusahaan yang digunakan dalam operasionalnya maka akan semakin kecil
perusahaan dalam menggunakan hutang (Farisa & Listyorini Wahyu Widati, 2017).
Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Fajrida & Purba, 2020) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
3. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property
dan Real Estate periode 2014-2018
Dapat dilihat dari hasil uji t yang menyatakan bahwa risiko bisnis yang
diukur menggunakan Degree Operating Leverage (DOL) secara parsial tidak
terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini terbukti
dari sebagian besar perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2014-2018 sebagian besar memiliki nilai struktur modal
dibawah rata-rata diikuti pula oleh nilai risiko bisnis yang berada dibawah rata-rata.
Sehingga adanya kenaikan atau penurunan pada risiko bisnis tidak berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa industri property
dan real estate memiliki risiko bisnis yang relatif lebih rendah. Ternyata industri
property dan real estate memiliki risiko bisnis dibawah rata-rata tidak membuat
perusahaan untuk meningkatkan struktur modalnya melalui utang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mufidah et al.,
2018) yang menyatakan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur
modal. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang
tinggi lebih memilih untuk menggunakan pendanaan internal dibandingkan dengan
pendanaan eksternal berupa hutang, begitu pula sebaliknya apabila perusahaan
yang mempunyai struktur modal yang rendah, perusahaan tersebut belum tentu
lebih memilih menggunakan pendanaan dari luar untuk mengembangkan usaha
perusahaan (Mufidah et al., 2018). Artinya, hal tersebut harus disesuaikan dengan
kondisi perusahaan untuk menentukan keputusan yang akan diambil dalam
penggunaan pendanaannya. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Safitri, 2016) yang menyatakan bahwa risiko bisnis
berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan perusahaan yang
memiliki risiko yang tinggi akan memilih pendanaan eksternal berupa hutang
maupun dengan penerbitan saham.
4. Pengaruh Tangible Asset, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan property dan Real Estate Periode 2014 - 2018
Dapat dilihat dari hasil uji F menyatakan bahwa tangible asset, profitabilitas,
dan risiko bisnis berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap struktur
modal. Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen (tangible
asset, profitabilitas dan risiko bisnis) bersama-sama akan mempengaruhi perubahan
terhadap struktur modal pada perusahaan property dan real estate Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Arief Indra Wahyu Setyawan,
Topowijono, 2016) yang menyatakan bahwa secara simultan profitability, business
risk dan asset tangibility memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal.
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1134
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh tangible asset, profitabilitas dan risiko
bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: (1.)
Variabel Independen Tangible Asset (FAR) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal (DER) pada perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. (2.) Variabel Independen Profitabilitas
(ROA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal (DER) pada perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. (3.)
Variabel Independen Risiko Bisnis (DOL) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
struktur modal pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2018.
Pengaruh Tangible Asset, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
1135 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
BIBLIOGRAFI
Arief Indra Wahyu Setyawan, Topowijono, N. F. N. (2016). Pengaruh Firm Size, Growth
Opportunity, Profitability, Business Risk, Effective Tax Rate, Asset Tangibility, Firm
Age Dan Liquidity Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-. Jurnal
Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 31(1), 108117.
Dhankar, R. S. (2019). Capital Markets and Investment Decision Making. In Capital
Markets and Investment Decision Making. Springer India. 21(2).
Dwidjaja, S. P., Murhadi, W. R., & Utami, M. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perusahaan yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. CALYPTRA, 6(2), 793810.
Ezugwu, A. E., & Prayogo, D. (2019). Symbiotic Organisms Search Algorithm: Theory,
Recent Advances and Applications. Expert Systems with Applications, 119, 184209.
Fajrida, S., & Purba, N. M. B. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Aset terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
8(1). 627-636.
Farisa, N. A., & Listyorini Wahyu Widati. (2017). Analisa Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva dan Kebijakan Dividen terhadap Struktur
Modal. 11(01), 1224.
Guna, M. A., & Sampurno, R. D. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar
Di BEI Periode 20122016). Diponegoro Journal of Management, 7(2), 236247.
Made, N., Chintya, N., Luh, N., Erni, G., & Wahyuni, M. A. (2016). Perusahaan,
Likuiditas, dan Kepemilikan Manajerial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di Bursa. Jurnal Akuntansi, 7(1).
Mufidah, Ulupui, I. G. K. A., & Prihatni, R. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Dan Risiko Bisnis pada Struktur Modal Perusahaan Properti dan Real Estate Di
Bursa Efek Indonesia. 12(2), 129138.
Primantara, A., & Dewi, M. R. (2016). Pengaruh Likuiditas. Profitabilitas, Resiko.
Ratri, A. M., & Christianti, A. (2017). Pengaruh Size, Likuiditas, Profitabilitas, Risiko
Bisnis, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal pada Sektor Industri
Properti. Jrmb, 12(1), 1324.
Sa’diyah, H. (2018). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan
Mnufaktur yang Terdaftar Di BEI. Universitas Muhammadiyah Gresik.
Safitri, I. L. K. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada
Septiani
dan Dwi Indah Lestari
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1136
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan Kalbe Farma Tbk Periode 2007-2014).
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 2(2)137-158.
Setyawan, T. (2016). Nuzula. 2016.“. Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity,
Profitability, Business Risk, Effective Tax Rate, Asset Tangibility, Firm Age dan
Liquidity terhadap Struktur Modal.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susilo, N., Hasbullah, R., & Sugiyono, S. (2013). Proses Pengolahan Beras Pratanak
Memperbaiki Kualitas dan Menurunkan Indeks Glikemik Gabah Varietas Ciherang
(Parboiled Rice Processing Improve Quality and Reduce Glycemic Index of Paddy
CV. Ciherang). Jurnal Pangan, 22(3), 209220.
Widayanti, L., Triaryati, N., & Abundanti, N. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Tingkat
Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas, dan Pajak terhadap Struktur Modal pada Sektor
Pariwisata. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(6), 37613793.
Xu, M., Pirtskhalava, T., Farr, J. N., Weigand, B. M., Palmer, A. K., Weivoda, M. M.,
Inman, C. L., Ogrodnik, M. B., Hachfeld, C. M., & Fraser, D. G. (2018). Senolytics
Improve Physical Function and Increase Lifespan in Old Age. Nature Medicine,
24(8), 12461256.