Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853e-ISSN : 2684-883X�����

Vol. 1, No. 6 Oktober 2019

 


ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA CV CIPTA NUANSA

 

Julianti dan William Frado Pattipeilohy

Magister Manajemen Universitas Budiluhur Jakarta

Email: [email protected] dan[email protected]

 

Abstrak���������������������������������������������������������������������

Industri yang semakin berkembang di Indonesia menjadikan banyak pelaku usaha melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan margin keuntungan serta mampu bersaing di pasaran. Salah satu usaha yang tengah berkembang adalah usaha percetakan, dimana usaha percetakan dibutuhkan untuk menyokong administrasi usaha lainnya. CV Cipta Nuansa Mandiri merupakan salah satu perusahaan percetakan yang tengah berkembang saat ini. Perusahaan percetakan merupakan perusahaan yang tak lepas dari manajemen rantai pasok. Sehingga menarik untuk diteliti bagaimana manajemen rantai pasok di perusahaan percetakan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model manajemen rantai pasokan dan kinerja rantai pasokan pada CV Cipta Nuansa Mandiri. Metode penelitian ini merupakan kualitatif dan di dukung oleh data-data kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Model manajemen rantai pasokan terdiri dari manajemen pemasok, manajemen kapasitas produksi, manajemen logistic serta inventory control. 2). Dalam perbandingan inventory control menggunakan sistem FIFO dan ABC, ditemukan bahwa sistema inventory control perusahaan dengan menggunakan ABC lebih menguntungkan dan dapat membantu menekan harga di pasaran.

 

Kata Kunci: Manajemen Rantai Pasok, Percetakan, Inventory Control.

 

Pendahuluan

Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan industry di tanah air. Pada tahun 2016 kegiatan industri di Indonesia tercatat terdapat 4,4 juta unit usaha kemudian pada tahun 2017 meningkat menjadi 4,59 juta unit usaha. Meningkatnya jumlah industri tersebut pada akhirnya juga menumbuhkan persaingan yang ketat bagi para pangusaha di Indonesia.

Kegiatan industri merupakan serangkaian kegiatan usaha yang tidak bisa lepas dari kegiatan rantai pasok. Untuk itu, perusahaan akan semaksimal mungkin berusaha untuk meningkatkan produktivitas, pelayanan yang cepat dan menciptakan inovasi-inovasi baru yang akan memuaskan pelanggan. Adanya kegiatan rantai pasok berguna untuk menekan harga agar mampu bersaing di pasaran. Dengan manajemen rantai pasok yang baik, maka biaya dalam proses produksi maupun distribusi akan semakin berkurang, sehingga dapat meciptakan harga yang mampuh bersaing di pasaran dengan keuntungan maksimal.

Van der Vorst menjelaskan bahwa manajemen rantai pasok atau supply chain management adalah serangkaian metode yang digunakan untuk mengintegrasikan kerjasama dan pengontrolan dalam semua proses produksi dan semua kegiatan dalam suatu rantai pasok mulai dari pemasok bahan baku, pengolahan menjadi produk jadi, hingga sampai ke konsumen akhir (Hagelaar & Van der Vorst, 2001). Sedangkan menurut Lambert, supply chain management adalah integrasi proses bisnis utama di seluruh rantai pasokan untuk tujuan menciptakan nilai untuk pelanggan dan pemangku kepentingan (Shtub & Cohen, 2015). Perusahaan akan membuat strategi rantai pasokan dengan banyak pemasok untuk memperoleh barang dari luar dan menggunakan srategi hubungan kemitraan jangka panjang.

Perindustrian dan perdagangan nasional dikontrol dan diawasi oleh dinas perindustrian dan perdagangan (perindag). Menurut pelaksanaan tugasnya, perindag melakukan koordinasi dengan lembaga terkait guna mencapai perindustrian dan perdagangan yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan bangsa (Heryanto & Jumiatiningrum, 2017). Diantara sekian banyak industri yang berkembang di Indonesia, usaha dibidang percetakan merupakan salah satu usaha yang tengah berkembang saat ini. Usaha percetakan ini dinilai sangat menguntungkan karena saat ini percetakan dibutuhkan oleh banyak pihak, mulai dari perusahaan-perusahaan, kantor pemerintah, sekolah serta perorangan.

CV Cipta Nuansa Mandiri merupakan salah satu perusahaan di Indonesiayang bergerak dibidang jasa percetakan. Perusahaan ini terletak di Jalan harapan Mulia I No. 11 RT 008 RW 004 Harapan Mulia Kemayoran Jakarta Pusat. Didirikan pada tahun 2015 oleh Rujitto Siswoyo Putro. Selama menjalankan usaha percetakannya, Rujitto menggunakan system FIFO sebagai inventory controlnya, hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan untuk inventory yang dia miliki seperti kertas yang berubah warna, tinta mengering, dan lain sebagainya.

Kemudian, akan menjadi menarik untuk diteliti, bagaimana pengaplikasian inventory control di CV Cipta Nuansa Mandiri dengan sistem yang lebih menguntungkan. Hal ini kemudian membawa peneliti untuk meneliti tentang inventory control di CV Cipta Nuansa Mandiri dengan lebih mendalam.

Berdasarkan paaran diatas maka penulis mengambil rumusan masalah yaitu bagaimana manajemen rantai pasok pada CV Cipta Nuansa Mandiri?

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitis kualitatif yaitu prosedur dengan mencatat untuk menggambarkan keadaan yang objek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data yang diambil dan dikumpulkan langsung oleh informan. Metode pengumpulan data ini menggunakan teknik interview dan observasi. Interview dilakukan oleh peneliti terhadap narasumber, sedangkan observasi yaitu proses biologis dan psikologis untuk melihat dan mengamati fenomena yng diteliti (Sugiyono, 2008).

 

Hasil dan Pembahasan

Manajemen logistik adalah suatu pendekatan untuk mencari operasi yang efesien melalui pengintegrasian seluruh kegiatan perolehan material, pemindahan dan penyimpanan. Perusahaan tentunya mempunyai strategi tramsportasi yang akan digunakan dalam melakukan distribusi produk. Pemilihan transportasi yang digunakan berdasarkan besar jumlah produk yang akan diambil atau dikirimkan dengan waktu yang cepat dan biaya yang lebih hemat. Distribusi produk tersebut bisa menggunakan transportasi darat (truck, kereta api), udara (pesawat), dan laut (kapal). Pada CV Cipta Nuansa Mandiri menggunakan transportasi Truk karena dinilai lebih efisien. Hal ini juga dikarenakan distribusi produk disalurkan kepada rekanan CV Cipta Nuansa Mandiri yaitu PT. Compbhipar, PT. Berlin Ecommerce Berjaya, Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Kwalalangi dan partneryang masih berada di satu wilayah Jakarta. Sehingga penggunaan sistem transportasi Truk dinilai paling efisien dibandingkan dengan yang lain.

Selain manajemen pemasok dan majaemen permintaan pasar serta manajemen logistik, hal yang penting dalam manajemen rantai pasok adalah inventory control. Ada dua cara melakukan sistem pencatatan persediaan, yaitu dengan menggunakan sistem perpetual dan periodik. CV Cipta Nuansa Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan sistem periodik dengan metode First In Fisrt Out (FIFO). Metode FIFO yaitu metode dimana persediaan yang masuk diawal maka akan digunakan atau dijual pertama. Sedangkan persediaan akhir dinilai dengai nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk. Metode FIFO sering digunakan oleh perusahaan karena menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang dibeli. Namun, metode ini juga mempunyai kelebihan serta kekurangan sebagai berikut:

1.      Kekurangan

1.      Pajak yang harus dibayarkan perusahaan ke pemerintah menjadi lebih besar

2.      Laba yang dihasilkan kurang akurat

2.      Kelebihan

1.      Nilai persediaan disajikan secara relevan dilaporan posisi keuangan

2.      Menghasilkan laba yang lebih besar (Hermawan, 2008),

Tabel 1

Sistem Perpetual FIFO (First In First Out) dalam 1 Tahun

Tanggal

Pembelian

Harga pokok penjualan

persediaan

Unit

Harga/

unit

Total harga

Unit

Harga/

unit

Total harga

Unit

Harga

/unit

Total harga

02/01

-

-

-

-

-

-

100

5.000

500.000

11/02

250

418.000

104.500

-

-

-

100

35.000

3.500.000

05/03

-

-

-

80

2.500

200.000

500

3.000

1.500.000

07/04

-

-

-

200

17.000

3.400.000

300

7.000

2.100.000

21/05

300

73.000

21.900.000

-

-

-

100

10.000

1.000.000

06/06

-

-

-

275

7.000

1.925.000

100

17.000

1.700.000

07/07

450

73.000

32.850.000

-

-

-

200

2.500

5.000.000

01/08

-

-

-

 

 

 

150

7.000

1.050.000

22/09

-

-

-

 

 

 

200

10.000

2.000.000

01/10

100

687.000

68.700.000

-

-

-

100

3.000

300.000

04/11

-

-

-

500

35.000

17.500.000

275

5.000

1.375.000

13/12

-

-

-

350

10.000

3.500.000

100

17.000

1.700.000

Total

1.100

1.251.000

123.554.500

1.405

71.500

26.525.000

2.225

121.500

18.225.000

 

Selanjutnya, peneliti melakukan perbandingan jika inventory control dirubah menjadi system pengendalian persediaan dengan menggunakan sistem ABC, yaitu mengelompokkan barang dengan memperhatikan faktor harga, frekuensi pemakaian, resiko kehilangan barang, dan lead time. Barang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu A,B dan C. Kelompok A merupakan barang yang sangat penting, kelompok B merupakan barang yang kurang penting dan kelompok C merupakan barang diluar A dan B yang secara kuantitas besar namun dari segi nilai lebih kecil. Jadi, kelompok A merupakan barang yang mmempunyai nilai penjualan terbesar, kelompok B barang dengan nilai penjualan menengah, dan kelompok C barang dengan nilai penjualan terendah.

Menurut Bahagia, berdasarkan prinsip Pareto barang dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:

1.      Kategori A (80-20)

Terdiri dari barang yang menggunakan dana 80% dan 20% dari jenis material yang disediakan.

2.      Kategori B (15-30)

Terdiri dari barang yang menggunakan dana 15% dan 30% dari jenis material yang digunakan.

3.      Kategori C (5-50)

Terdiri dari barang yang menggunakan dana 5% dan 50% dari jenis material yang digunakan (Bahagia, 2006).

Tabel 2

Nilai Presentase Dana Setiap Jenis Bahan Baku(Dana dalam Rupiah dan Presentase dalam Persen)

No

Jenis cetakan

Satuan

Kuantitas pemakaian (D1)

Harga satuan (P1)

Nilai penerapan dana (M1)

Penyerapan dana (P1)

1

Tinta Cyan

Tube

100

73.000

7.300.000

3,92 %

2

Tinta Magenta

Tube

100

73.000

7.300.000

3,92 %

3

Tinta Yellow

Tube

100

73.000

7.300.000

3,92 %

4

Tinta Black

Tube

120

73.000

8.760.000

3,92 %

6

Kertas Art Paper 150 gram

Rim plano

150

687.000

103.050.000

55,3 %

7

Kertas HVS 80 gram

Rim plano

130

418.000

54.340.000

28,6 %

 

Setelah melakukan pengolahan data menggunakan Metode ABC maka diperoleh kategori bahan baku sebagai berikut:

Kategori A������ : Kertas Art Paper 150 gram

Kategori B������ : Kertas HVS 80 gram

Kategori C������ : Tinta Cyan, Tinta Magenta, Tinta Yellow, Tinta Black

Dari hasil tersebut dapat diperoleh hasil bahwa komponen yang termasuk dalam kategori A membutuhkan pengendalian lebih besar daripada kategori B dan C. Perusahaan perlu melakukan pengendalian yang lebih terhadap kategori A agar tidak menimbulkan beban biaya yang besar.Dengan menggunakan metode ABC perusahaan akan lebih mudah dalam menentukan dan membedakan bahan baku yang memiliki prioritas utama

 

Kesimpulan

CV. Cipta Nuansa Mandiri mempunyai beberapa pemasok yang pasti setiap bulannya, hal ini terkait dengan sistem management supply chain dan komunikasi yang baik. Tidak hanya sampai disitu, CV. Cipta Nuansa Mandiri juga mempunyai rekanan dalam pendistribusian produk yang tetap, sehingga aliran informasi dan material bisa tersampaikan dengan baik.

Keputusan yang diambil dalam menentukan transportasi dalam proses distribusi produk yaitu truk dikarenakan lebih afektif dan efesien dalam mendistribusikan produk baik dari pemasok maupun rekanan. Faktor lainnya juga dikarenakan rekanan dari CV. Cipta Nuansa Mandiri yang masih berada dalam satu wilayah. Perusahaan masih perlu memperbaiki inventory control agar persediaan tetap berjalan dengan lancar sehingga tidak menghambat rantai pasokan ke rekanan maupun pelanggan.


BIBLIOGRAFI

Assauri, S. (2004). Manajemen pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

 

Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

 

Bahagia, S. N. (2006). Sistem Inventori. Bandung: Penerbit ITB.

 

Hagelaar, G. J. L. F., & Van der Vorst, J. G. A. J. (2001). Environmental supply chain management: using life cycle assessment to structure supply chains. The International Food and Agribusiness Management Review, 4(4), 399�412.

 

Heizer, J., & Rander, B. (2010). Manajemen Operasi Buku 2 Edisi Kesembilan. Salemba Empat. Jakarta.

 

Hermawan, S. (2008). Akuntansi perusahaan manufaktur. Yogyakarta: Graha Ilmu.

 

Heryanto, Y., & Jumiatiningrum, S. N. (2017). Koordinasi Bidang Industri Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Cirebon Dalam Pembinaan Industri Kecil Menengah (Ikm) Makanan Olahan Di Kabupaten Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5), 166�175.

 

Rangkuti, F. (2004). Riset Pemasaran Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama.

 

Russell, R. S., & Taylor, B. W. (2003). Operations management (Vol. 3). Prentice Hall ^ eNew Jersey New Jersey.

 

Shtub, A., & Cohen, Y. (2015). Introduction to Industrial Engineering. CRC Press.

 

Sinaga, B. B., Utama, G. A., Rafianti, H., Jaeba, K. A., & Afrigus, W. (2011). Analisis Sistem Rantai Pasok PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 10(1), 113�120.

 

Sugiyono, P. D. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung (ID): Alfabeta.

 

Turban, E. (2007). Information technology for management: Transforming organizations in the digital economy. John Wiley & Sons, Inc.