How to cite:
Ahmad Nurrohim, Suharjianto, Putri Lista Samsiatun (2024) Analitik Darajah dalam Q.S Al Baqarah
Ayat 228 Analisis Komperatif dalam Tafsir Al Munir dan Waahatut Tafassiir, (06) 05,
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i6.1227
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
ANALITIK DARAJAH DALAM Q.S AL BAQARAH AYAT 228 ANALISIS
KOMPERATIF DALAM TAFSIR AL MUNIR DAN WAAHATUT TAFASSIIR
Putri Lista Samsiatun, Ahmad Nurrohim, Suharjianto,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Analitik Darajah dalam Ayat 228 Surah Al-
Baqarah dari Al-Qur'an, dengan melakukan analisis komparatif antara tafsir Al-Munir dan
Waahatut Tafassiir. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
studi literatur, menggunakan kitab-kitab tafsir sebagai sumber data. Hasil analisis
menunjukkan bahwa Al-Munir menekankan aspek hukum dan praktis, sementara Waahatut
Tafassiir mengadopsi pendekatan inklusif dan holistik. Perbandingan ini memperkaya
pemahaman umat Islam tentang Al-Qur'an dan memberikan sudut pandang yang beragam
dalam memahami ajaran agama mereka. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan
kontribusi penting dalam memperdalam pemahaman terhadap teks suci Al-Qur'an, menyoroti
beragam pendekatan dan metodologi dalam penafsiran ayat-ayat suci.
Kata kunci: Analitik Darajah, Analisis Komperatif, Tafsir Al Munir
Abstract
This study aims to analyze the Analytic Darajah in Verse 228 of Surah Al-Baqarah from the
Qur'an, by conducting a comparative analysis between the tafsir of Al-Munir and Waahatut
Tafassiir. The research method used is qualitative with a literature study approach, using
books of interpretation as a source of data. The results of the analysis show that Al-Munir
emphasizes legal and practical aspects, while Waahatut Tafassiir adopts an inclusive and
holistic approach. This comparison enriches Muslims' understanding of the Qur'an and
provides diverse viewpoints in understanding the teachings of their religion. In conclusion,
this study makes an important contribution in deepening the understanding of the holy text of
the Qur'an, highlighting diverse approaches and methodologies in the interpretation of the
holy verses
Keywords: Darajah Analytics, Comparative Analysis, Tafsir Al Munir
PENDAHULUAN
Al-Qur’an, kitab suci umat islam yang berfungsi sebagai Huda bagi seluruh manusia,
yang memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat (Suryadi,
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Analitik Darajah dalam Q.S Al Baqarah Ayat 228 Analisis Komperatif dalam Tafsir Al Munir
dan Waahatut Tafassiir
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2409
2022). Ekspansi suatu ideologi yang ditunjukan Al-Qur’an memberikan pengaruh bagi
manusia, karena itu Al- Qur’an menjadi kekuatan yang dapat mengubah dunia yang perlu kita
akui dan difahami (Nurrohim & Jannah, 2020). Perkembangan tafsir Al- Qur’an dari sejak
Nabi hingga sekarang ini telah berkembang sangat pesat,dimana pada saat nabi hidup
pemaknaan Al-Qur’an hanya dapat difahami dengan bertanya dan mendengar penjelasan Nabi
(Suharjianto & Maghfiroh, 2022). Namun saat ini banyak Mufasir, para ahli tafsir yang dapat
menjelaskan makna ayat per ayat dalam Al-Qur’an secara terang.
Ayat 228 dari Surah Al-Baqarah dalam Al-Qur'an adalah bagian dari ayat yang
membahas hukum-hukum terkait pernikahan dan perceraian dalam Islam. Ayat ini secara
khusus membahas hak dan kewajiban antara suami dan istri dalam konteks perceraian. Dalam
ayat ini, Allah menegaskan bahwa para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajiban
yang harus dipenuhi oleh suami, dan sebaliknya. Ayat ini menggarisbawahi pentingnya
menjaga keseimbangan dan keadilan dalam hubungan pernikahan, serta menekankan bahwa
setiap pihak memiliki hak dan kewajiban yang harus dihormati dan dipenuhi (Aspahani &
Fahrurrazi, 2021).
Ayat 228 Al-Baqarah juga memberikan pedoman tentang tindakan yang harus diambil
dalam situasi perceraian, termasuk masa penantian (‘iddah) bagi perempuan setelah
perceraian sebelum dapat menikah kembali. Ayat ini memberikan arahan yang jelas tentang
tata cara perceraian dalam Islam, menekankan pentingnya menjaga hak-hak perempuan dan
memberikan perlindungan bagi mereka dalam situasi perceraian. Selain itu, ayat ini juga
menyoroti pentingnya komunikasi, pemahaman, dan kesepakatan antara suami dan istri dalam
menyelesaikan masalah pernikahan, serta menegaskan nilai-nilai persamaan, keadilan, dan
kasih sayang dalam hubungan suami istri dalam Islam.
Ayat 228 Surah Al-Baqarah juga menegaskan pentingnya menyelesaikan konflik
pernikahan dengan bijaksana dan adil, serta menghindari perlakuan yang merugikan antara
suami dan istri. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam ayat ini menunjukkan bahwa Islam
memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana menjaga hubungan pernikahan dengan
penuh kebijaksanaan, kesabaran, dan rasa tanggung jawab. Selain itu, ayat ini juga
mengajarkan nilai-nilai saling menghormati, saling mendukung, dan saling menjaga antara
suami dan istri sebagai landasan dalam membangun keluarga yang harmonis dan sejahtera .
Analisis darajah merupakan sebuah metode dalam pemahaman dan penafsiran terhadap
ayat Al-Quran yang memperhatikan berbagai tingkatan atau derajat makna yang terkandung
di dalamnya. Dalam konteks tafsir Al-Quran, analisis darajah digunakan pembaca untuk
menggali lebih dalam makna-makna yang tersirat di dalam setiap ayat, baik dari segi makna
lahiriyah (zhahir) maupun makna batiniah (batin). Dengan demikian, analisis darajah
digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik dan mendalam terhadap ayat
Al-Quran, serta mengungkapkan keragaman serta kedalaman pesan yang terkandung di
dalamnya (Hassan & Rahman, 2022).
Analisis Darajah sangat penting dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an, termasuk Ayat
228 Surah Al-Baqarah, karena akan memudahkan kita untuk meresapi dan memahami makna
ayat tersebut dalam konteks yang lebih mendalam. Dengan Analisis Darajah, para ulama dan
penafsir dapat menggali lapisan-lapisan makna yang tersembunyi dalam ayat, termasuk
Ahmad Nurrohim, Suharjianto, Putri Lista Samsiatun
2410 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
makna lahiriyah (zahir) dan makna batiniah (batin). Melalui penelusuran kandungan ayat serta
analisis linguistik dan kontekstual, Analisis Darajah memberikan perspektif yang lebih luas
dan mendalam terkait dengan hukum, etika, dan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat Al-
Qur'an.
Dalam konteks Ayat 228 Al-Baqarah, Analisis Darajah dapat membantu untuk
memahami secara lebih komprehensif hak dan kewajiban suami dan istri serta tata cara
perceraian yang diatur dalam ayat tersebut. Dengan menyelidiki dan menganalisis ayat
tersebut dari berbagai sudut pandang, Analisis Darajah dapat memberikan pemahaman yang
lebih holistik tentang pesan yang ingin disampaikan oleh ayat tersebut. Dengan demikian,
Analisis Darajah membantu dalam mengaplikasikan ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan lebih
bijaksana dan mendalam dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks hubungan
pernikahan dan keluarga.
Berdasarkan latar belakang diatas adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Analitik Darajah Dalam Q.S Al Baqarah Ayat 228 Analisis Komperatif Dalam Tafsir Al
Munir Dan Waahatut Tafassiir.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literatur, yang
bertujuan untuk mendalami dan menganalisis pemahaman analitik darajah dalam Ayat 228
Surah Al-Baqarah dari Al-Qur'an. Pendekatan studi literatur digunakan untuk menyelidiki dan
memahami berbagai pandangan dan interpretasi yang telah diajukan oleh para ulama dan
penafsir terkemuka dalam karya-karya tafsir mereka (Asfar & Taufan, 2019). Dengan
menggunakan sumber-sumber literatur seperti kitab-kitab tafsir, penelitian ini akan
melakukan analisis komperatif terhadap pendekatan dan pemahaman darajah yang dijelaskan
dalam tafsir Al Munir dan Waahatut Tafassiir. Melalui pendekatan ini, peneliti akan
menyelidiki aspek-aspek seperti makna lahiriyah dan batiniah, konteks historis, serta
implikasi praktis dari interpretasi tersebut. Analisis kualitatif akan membantu mengungkapkan
perbedaan dan persamaan dalam pendekatan dua tafsir tersebut, serta memahami implikasinya
dalam memahami ayat Al-Qur'an secara lebih mendalam.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tafsir Al Munir dan Waahatut
Tafassiir. Kedua tafsir ini merupakan karya tulis yang berisi penafsiran dan eksplanasi
terhadap teks Al-Qur'an yang disusun oleh para ulama terkemuka. Tafsir Al Munir dikarang
oleh Dr. Wahbah Al-Zuhayli, sementara Waahatut Tafassiir adalah karya Dr. Muhammad Al-
Amin Al-Shanqiti. Kedua sumber ini dianggap sebagai referensi yang otoritatif dalam
memahami makna Al-Qur'an, sehingga sangat relevan dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi (Adlini, Dinda,
Yulinda, Chotimah, & Merliyana, 2022). Ini berarti peneliti akan mengumpulkan data dari
sumber-sumber tertulis, seperti teks Al-Qur'an, serta tafsir yang ditulis oleh ulama tersebut.
Data akan dikumpulkan dari berbagai bagian dan pembahasan dalam tafsir tersebut yang
relevan dengan analisis darajah dalam Ayat 228 Surah Al-Baqarah. Setelah data terkumpul,
teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis komparatif. Dalam analisis ini,
peneliti akan membandingkan pendekatan dan pemahaman darajah yang dijelaskan dalam
Analitik Darajah dalam Q.S Al Baqarah Ayat 228 Analisis Komperatif dalam Tafsir Al Munir
dan Waahatut Tafassiir
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2411
kedua tafsir tersebut, dengan tujuan untuk menemukan perbedaan, persamaan, dan pola-pola
tertentu yang dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang pemahaman ayat Al-
Qur'an tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep Analitik Darajah merujuk pada pendekatan analisis bertingkat dalam
memahami teks Al-Qur'an yang menyelidiki berbagai tingkatan pemahaman dan interpretasi
ayat-ayat suci (Harahap, Syafruddin, & Hadi, 2022). Dalam Analitik Darajah, setiap ayat Al-
Qur'an dianggap memiliki beberapa "darajah" atau tingkatan pemahaman yang mencakup
dimensi lahiriyah (zahir) dan batiniah (batin). Tingkatan-tingkatan ini memungkinkan
penafsir untuk menggali berbagai aspek makna ayat, mulai dari makna harfiah hingga makna
simbolis atau metaforis yang lebih dalam. Dengan demikian, Analitik Darajah memungkinkan
penafsir untuk menjelajahi makna teks Al-Qur'an secara komprehensif, memperkaya
interpretasi mereka, dan menyampaikan pesan-pesan agama dengan lebih mendalam
(Qoyyimah & Mu’iz, 2021).
Dalam konteks Analitik Darajah, tingkatan-tingkatan pemahaman ayat Al-Qur'an dapat
mencakup aspek-aspek seperti tafsir linguistik, tafsir konseptual, tafsir historis, dan tafsir
filosofis. Setiap tingkatan memberikan sudut pandang yang unik dan mendalam dalam
memahami wahyu Ilahi yang terkandung dalam teks Al-Qur'an. Melalui pendekatan Analitik
Darajah, penafsir dapat mengkaji ayat-ayat Al-Qur'an dengan lebih cermat, menjelajahi
makna-makna tersembunyi, serta menafsirkan ajaran-ajaran agama secara komprehensif
sesuai dengan konteks dan kebutuhan zaman. Dengan demikian, konsep Analitik Darajah
memberikan landasan metodologis yang kokoh bagi penafsir untuk mendekati teks suci Al-
Qur'an dengan kerendahan hati, kebijaksanaan, dan kesungguhan dalam memahami serta
mengaplikasikan ajaran-ajaran Ilahi dalam kehidupan sehari-hari (Zahara, 2018).
Tafsir Al-Munir dalam Menafsirkan Ayat 228
Tafsir Al-Munir, yang disusun oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili, adalah salah satu karya
monumental dalam bidang penafsiran Al-Qur'an. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, seorang ulama
terkemuka dari Suriah, dikenal karena keahliannya dalam ilmu Al-Qur'an dan ilmu ushul fiqh.
Tafsir Al-Munir menjadi sumber rujukan yang penting bagi para ulama, cendekiawan, dan
umat Islam secara luas karena kedalaman penafsirannya dan metodenya yang ilmiah. Dalam
tafsir ini, Dr. Wahbah Az-Zuhaili menguraikan makna-makna Al-Qur'an dengan
menggunakan pendekatan multidisiplin yang mencakup aspek-aspek linguistik, sejarah, dan
kontekstual (Anshar & Haddade, 2020).
Tafsir Al-Munir terkenal karena kejelasan dan kedalaman analisisnya, yang
memberikan pemahaman keapda pembaca untuk memahami makna Al-Qur'an secara lebih
komprehensif. Dr. Wahbah Az-Zuhaili juga terkenal karena kemampuannya menyampaikan
pemahaman yang kompleks dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca
dari berbagai latar belakang. Selain itu, dalam tafsirnya, beliau sering mengaitkan ayat-ayat
Al-Qur'an dengan konteks sosial dan historis pada saat wahyu tersebut diturunkan, sehingga
Ahmad Nurrohim, Suharjianto, Putri Lista Samsiatun
2412 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
memberikan pemahaman yang lebih utuh dan kontekstual terhadap teks suci tersebut (Putra &
Khasanah, 2023).
Tafsir Al-Munir tidak hanya menjadi sumber rujukan bagi para ulama dan cendekiawan
Islam, tetapi juga menjadi pedoman bagi umat Muslim dalam memahami ajaran-ajaran agama
dan menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Qur'an. Dengan keberagaman pendekatan dan interpretasi yang disajikan dalam tafsir ini,
Tafsir Al-Munir terus menjadi salah satu karya yang paling relevan dan dihormati dalam
tradisi intelektual Islam (Firdaus, 2021).
Dalam menganalisis Ayat 228 Surah Al-Baqarah, Tafsir Al-Munir memberikan
penekanan pada hak dan kewajiban suami dan istri, terutama dalam konteks perceraian. Dr.
Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan secara rinci hak-hak perempuan, termasuk hak atas nafkah,
perlakuan yang adil, dan masa penantian ('iddah) setelah perceraian. Tafsir Al-Munir juga
menggali makna metaforis dan implikasi moral ayat ini, menyoroti pentingnya menjaga
keseimbangan dan keadilan dalam hubungan pernikahan. Analisis Tafsir Al-Munir terhadap
Ayat 228 memberikan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip yang harus
dipegang dalam situasi perceraian, serta betapa pentingnya menyelesaikan konflik pernikahan
dengan bijaksana dan adil.
Dalam Tafsir Al-Munir, Dr. Wahbah Az-Zuhaili juga mengaitkan ayat ini dengan
konteks sosial dan historis pada masa wahyu, untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang landasan hukum yang terkandung dalam ayat tersebut. Selain itu, tafsir
ini juga menggali makna-makna metaforis dan implikasi moral yang terkandung dalam Ayat
228, serta memberikan pandangan yang lebih luas tentang prinsip-prinsip yang harus
dipegang dalam hubungan pernikahan dalam Islam. Tafsir Al-Munir juga menyoroti
pentingnya persamaan hak dan kewajiban antara suami dan istri, serta nilai-nilai keadilan,
kasih sayang, dan penghargaan dalam menjaga hubungan pernikahan yang harmonis dan
sejahtera.
Pendekatan yang diambil dalam Tafsir Al-Munir oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili dapat
dijelaskan sebagai pendekatan yang holistik dan komprehensif dalam menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur'an. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menggunakan pendekatan tafsir yang berlandaskan pada
pemahaman teks Al-Qur'an secara linguistik, historis, dan kontekstual, serta mencermati
pendapat para ulama terdahulu. Pendekatan ini digunakan untuk memahami makna ayat-ayat
Al-Qur'an dengan lebih mendalam dan menyeluruh, serta mengaitkan ajaran-ajaran Islam
dengan kondisi sosial dan kehidupan manusia pada masa kini (Fuad, 2022).
Melalui pendekatan dan analisis yang teliti dalam Tafsir Al-Munir, Dr. Wahbah Az-
Zuhaili memberikan pemahaman yang mendalam tentang tata cara perceraian dalam Islam,
hak-hak perempuan, serta etika dan nilai-nilai yang harus dipegang dalam hubungan
pernikahan menurut ajaran agama Islam. Tafsir Al-Munir memberikan kontribusi penting
dalam menjelaskan makna dan pesan ayat-ayat Al-Qur'an dengan relevan bagi umat Islam
pada masa kini, serta memberikan pedoman yang kokoh dalam menjalankan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
Analitik Darajah dalam Q.S Al Baqarah Ayat 228 Analisis Komperatif dalam Tafsir Al Munir
dan Waahatut Tafassiir
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2413
Waahatut Tafassiir dalam Menafsirkan Ayat 228
Waahatut Tafassiir adalah sebuah karya tafsir Al-Qur'an yang menggabungkan berbagai
pendekatan penafsiran untuk meresapi dan memahami makna Al-Qur'an secara menyeluruh.
Karya ini dihasilkan oleh sejumlah penulis dan ulama yang bekerja sama untuk memberikan
penafsiran yang kaya dan komprehensif terhadap teks suci Al-Qur'an. Dalam setiap ayat yang
dijelaskan, para penulis Waahatut Tafassiir berusaha untuk merangkum berbagai aspek,
termasuk linguistik, sejarah, kontekstual, dan filosofis, sehingga membentuk sebuah
penafsiran yang luas dan mendalam (Damanhuri, 2023).
Salah satu keunikan dari Waahatut Tafassiir adalah pendekatannya yang inklusif. Para
penulisnya tidak hanya membatasi diri pada satu pendekatan penafsiran saja, melainkan
mengintegrasikan berbagai metode penafsiran agar hasilnya menjadi lebih komprehensif.
Dengan demikian, pembaca diberikan pemahaman yang lebih holistik tentang teks Al-Qur'an,
yang mencakup berbagai dimensi keilmuan dan spiritual.
Dalam Waahatut Tafassiir, setiap ayat Al-Qur'an dianalisis dengan seksama, disertai
dengan penjelasan yang mendalam dan argumentasi yang kuat. Para penafsir berusaha untuk
menggali makna lahiriah (zahir) dan makna batiniah (batin) dari setiap ayat, serta
mengaitkannya dengan konteks sosial, sejarah, dan budaya pada saat wahyu tersebut
diturunkan. Dengan demikian, pembaca diberikan pemahaman yang lebih utuh tentang pesan-
pesan agama yang terkandung dalam setiap ayat Al-Qur'an.
Pendekatan komprehensif dalam Waahatut Tafassiir juga memberikan pemahaman para
penafsir untuk mengaitkan ajaran-ajaran agama dengan realitas kehidupan sehari-hari umat
Islam. Dengan menyelami berbagai aspek makna Al-Qur'an, termasuk aspek linguistik,
historis, dan filosofis, para penafsir memberikan penjelasan yang relevan dan aplikatif bagi
umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka (Anshar & Haddade, 2020)
Sebagai salah satu karya tafsir Al-Qur'an yang terkenal, Waahatut Tafassiir terus
menjadi sumber rujukan penting bagi para ulama, cendekiawan, dan umat Islam secara luas.
Keterpaduan berbagai pendekatan penafsiran yang disajikan dalam karya ini menjadikannya
sebagai salah satu kontribusi terpenting dalam tradisi intelektual Islam, yang terus
memberikan inspirasi dan panduan bagi umat Muslim dalam memahami dan mengamalkan
ajaran agama mereka.
Analisis Waahatut Tafassiir terhadap Ayat 228 Surah Al-Baqarah memberikan
pemahaman yang dalam dan komprehensif tentang pesan yang terkandung dalam ayat
tersebut. Dalam memahami ayat ini, Waahatut Tafassiir mengadopsi pendekatan
multidimensional yang melibatkan berbagai aspek, termasuk linguistik, historis, kontekstual,
dan filosofis.
Pertama-tama, Waahatut Tafassiir menafsirkan ayat 228 dengan memperhatikan
konteks historis dan sosial pada saat wahyu turun. Mereka menelusuri latar belakang peristiwa
yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut, serta kondisi sosial dan budaya masyarakat
pada masa itu. Hal ini membantu pembaca untuk memahami konteks spesifik yang menjadi
latar belakang bagi penurunan ayat tersebut.
Selanjutnya, dalam menganalisis Ayat 228, Waahatut Tafassiir juga memperhatikan
aspek linguistik dari teks Al-Qur'an. Mereka menggali makna-makna lahiriah dan batiniah
Ahmad Nurrohim, Suharjianto, Putri Lista Samsiatun
2414 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
dari kata-kata yang digunakan dalam ayat tersebut, serta memperhatikan struktur kalimat dan
gaya bahasa yang digunakan. Analisis linguistik ini membantu pembaca untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang subtansi dan nuansa makna ayat tersebut.
Selain itu, Waahatut Tafassiir juga mempertimbangkan aspek kontekstual dari ayat
tersebut. Mereka meneliti hubungannya dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya dalam
surah yang sama, serta dengan ayat-ayat Al-Qur'an lainnya. Hal ini membantu pembaca untuk
memahami posisi ayat dalam konteks keseluruhan Al-Qur'an dan menjelaskan bagaimana ayat
tersebut berkontribusi terhadap tema dan pesan keseluruhan surah Al-Baqarah.
Dalam analisisnya, Waahatut Tafassiir juga memperhatikan aspek filosofis dari ayat
tersebut. Mereka meneliti nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ayat tersebut,
serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Hal ini membantu pembaca untuk
mengaitkan pesan agama dengan konteks kehidupan mereka sendiri dan mengambil hikmah
yang relevan dari ayat tersebut.
Selain itu, Waahatut Tafassiir juga melakukan perbandingan dan analogi dengan ayat-
ayat lain dalam Al-Qur'an serta dengan hadis dan literatur Islam lainnya. Dengan demikian,
mereka memberikan sudut pandang yang lebih luas dan mendalam tentang makna ayat
tersebut, serta menjelaskan bagaimana ayat tersebut dapat diinterpretasikan dan diterapkan
dalam berbagai konteks kehidupan.
Secara keseluruhan, Analisis Waahatut Tafassiir terhadap Ayat 228 Surah Al-Baqarah
merupakan upaya untuk memberikan pemahaman yang holistik dan mendalam tentang pesan-
pesan yang terkandung dalam ayat tersebut. Melalui pendekatan multidimensional yang
melibatkan aspek linguistik, historis, kontekstual, dan filosofis, Waahatut Tafassiir
memberikan penafsiran yang komprehensif dan relevan bagi umat Islam dalam memahami
dan menghayati ajaran agama mereka.
Perbandingan Interpretasi Ayat 228 antara Al-Munir dan Waahatut Tafassiir
Perbandingan interpretasi Ayat 228 antara Al-Munir dan Waahatut Tafassiir
menghadirkan perspektif yang beragam dan mendalam dalam memahami makna ayat
tersebut. Kedua tafsir ini memberikan penafsiran yang berbeda-beda tergantung pada
pendekatan dan metodologi yang diterapkan.
Al-Munir, yang ditulis oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili, menafsirkan Ayat 228 dengan
fokus pada aspek hukum dan praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari umat Islam. Dalam
tafsir ini, Ayat 228 diinterpretasikan sebagai pedoman bagi suami dan istri dalam menjalani
kehidupan berumah tangga. Dr. Az-Zuhaili menyoroti pentingnya kesetiaan dan kewajiban
suami untuk memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri, serta kewajiban istri untuk
taat pada suami dan memperlakukan suami dengan penuh hormat. Interpretasi ini
menekankan hubungan hierarkis antara suami dan istri, di mana suami memiliki peran sebagai
pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas kehidupan material dan spiritual keluarga,
sementara istri memiliki peran sebagai pengikut yang taat dan patuh.
Di sisi lain, Waahatut Tafassiir mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dan holistik
dalam menafsirkan Ayat 228. Dalam tafsir ini, para penafsir meneliti ayat tersebut dari
berbagai sudut pandang, termasuk aspek linguistik, historis, kontekstual, dan filosofis. Mereka
Analitik Darajah dalam Q.S Al Baqarah Ayat 228 Analisis Komperatif dalam Tafsir Al Munir
dan Waahatut Tafassiir
Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024 2415
memperhatikan latar belakang peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut,
konteks sosial dan budaya pada masa itu, serta implikasi teks tersebut dalam konteks
keseluruhan Al-Qur'an. Penafsiran Waahatut Tafassiir mencakup berbagai aspek, mulai dari
analisis linguistik kata-kata dalam ayat hingga implikasi filosofis dan etis dari pesan yang
terkandung dalam ayat tersebut. Interpretasi ini memberikan pemahaman yang lebih luas dan
mendalam tentang ayat tersebut, serta mengaitkannya dengan konteks kehidupan dan
tantangan yang dihadapi oleh umat Islam pada masa kini.
Perbandingan antara Al-Munir dan Waahatut Tafassiir menunjukkan perbedaan
pendekatan dan metodologi dalam menafsirkan Al-Qur'an. Meskipun keduanya bertujuan
untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam ayat Al-Qur'an, namun cara mereka
memahami dan menafsirkan ayat tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada konteks,
penekanan, dan sudut pandang yang mereka ambil. Al-Munir lebih cenderung pada penafsiran
yang praktis dan hukum, sementara Waahatut Tafassiir cenderung pada penafsiran yang lebih
holistik dan multidimensional. Keduanya memberikan kontribusi yang berharga dalam
memperkaya pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama mereka dan memberikan sudut
pandang yang beragam dalam memahami teks suci Al-Qur'an.
KESIMPULAN
Penelitian ini menguraikan konsep Analitik Darajah serta menganalisis interpretasi Ayat
228 dari Surah Al-Baqarah dalam tafsir Al-Munir dan Waahatut Tafassiir. Analisis
menunjukkan bahwa kedua tafsir memberikan penafsiran yang beragam dan mendalam,
bergantung pada pendekatan dan metodologi yang mereka terapkan. Al-Munir menekankan
aspek hukum dan praktis, sementara Waahatut Tafassiir mengadopsi pendekatan inklusif dan
holistik. Perbandingan ini memperkaya pemahaman umat Islam tentang Al-Qur'an dan
memberikan sudut pandang yang beragam dalam memahami ajaran agama mereka. Dengan
demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memperdalam pemahaman
terhadap teks suci Al-Qur'an. .
BIBLIOGRAFI
Adlini, Miza Nina, Dinda, Anisya Hanifa, Yulinda, Sarah, Chotimah, Octavia, & Merliyana,
Sauda Julia. (2022). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 974980.
Anshar, Muhammad Dzal, & Haddade, Hasyim. (2020). The Systematic Inscriptive Of
Bugines Interpretation Book: Comparative Analysis Between Tafsir Al-Munir And
Tafsir Al-Qur’an Al-Karim. Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur’an Dan Tafsir, 5(2),
171193.
Asfar, Irfan Taufan, & Taufan, Irfan. (2019). Analisis Naratif, Analisis Konten, Dan Analisis
Semiotik (Penelitian Kualitatif). No. January, 113.
Aspahani, Aspahani, & Fahrurrazi, Fahrurrazi. (2021). Lafaz Musytarak In Surah Al-Baqarah
Verse 228 And Its Effect On Fiqh. Kawanua International Journal Of Multicultural
Studies, 2(1), 2430.
Damanhuri, Damanhuri. (2023). The Existence And Form Of Tafsir Al-Munir By Wahbah
Al-Zuhaili. Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah: Media Kajian Al-Qur’an Dan Al-Hadits Multi
Perspektif, 20(1), 230238.
Ahmad Nurrohim, Suharjianto, Putri Lista Samsiatun
2416 Syntax Idea, Vol. 6, No. 05, Mei 2024
Firdaus, Muhamad Yoga. (2021). Etika Berhias Perspektif Tafsir Al-Munir: Sebuah Kajian
Sosiologis. Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, 1(2), 105113.
Fuad, Mohamad Nur. (2022). Studi Surah Yâsîn Tentang Materi Dan Metode Dakwah Dalam
Kitab Al-Tafsîr Al-Munîr Karya Wahbah Al-Zuhailî. An-Nida’: Jurnal Komunikasi Dan
Penyiaran Islam, 11(1), 2552.
Harahap, Ali Musolli Sohibi, Syafruddin, Syafruddin, & Hadi, Syofyan. (2022). Pengaruh
Munāsabah Terhadap Penafsiran Dalam Kitab Tafsīr Al-Munīr Karya Wahbah Az-
Zuhaili. Maghza: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 7(2), 118–139.
Hassan, Muhammad Adib, & Rahman, Mohamad Syukri Abdul. (2022). Terjemahan Majaz
Mursal Dalam Surah Al-Baqarah Berdasarkan Terjemahan Perkata: Translation Of
Majaz Mursal In Surah Al-Baqarah Based On Word-By-Word Translation. Jurnal
Pengajian Islam, 15(2), 225240.
Nurrohim, Ahmad, & Jannah, Hany Raudhatul. (2020). Pakaian Muslimah Dalam Al-Quran:
Antara Tafsir Hasbi Ash-Shiddieqy Dan Quraish Shihab. Suhuf, 32(1), 5975.
Putra, Rizky Pratama, & Khasanah, Uswatun. (2023). Toleransi Dalam Surat Al-Mumtahanah
Perspektif Tafsir Al-Munir.
Qoyyimah, Azizatul, & Mu’iz, Abdul. (2021). Tipologi Moderasi Keagamaan: Tinjauan
Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili. Jurnal Ilmiah Al-Jauhari: Jurnal Studi
Islam Dan Interdisipliner, 6(1), 2249.
Suharjianto, S., & Maghfiroh, Rofi Atina. (2022). Jahiliyyah Dalam Penafsiran Ibnu Kasir.
Qist: Journal Of Quran And Tafseer Studies, 1(1), 1129.
Suryadi, Rudi Ahmad. (2022). Al-Qur’an Sebagai Sumber Pendidikan Islam. Taklim: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 20(2), 93.
Zahara, Ulfa. (2018). Konsep Kebahagiaan Dalam Perspektif Al-Quran (Studi Deskriptif
Analitis Tafsir-Tafsir Tematik). Uin Ar-Raniry Banda Aceh.
Copyright holder:
Ahmad Nurrohim, Suharjianto, Putri Lista Samsiatun (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: