Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����

Vol. 2, No. 6, Juni 2020

 


ANALISIS PENGARUH HARGA SAHAM TERHADAP PEROLEHAN LABA (STUDI PADA PERUSAHAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT YANG TERDAFTAR DI BURSA� EFEK INDONESIA )

 

Anggi Pratiwi, Nor Norisanti dan Acep Samsudin

Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMS)

Email :� [email protected], [email protected] dan [email protected]���

 

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh harga saham terhadap perolehan laba perusahaan, dilakukan pada perusahaan yang mengalami aksi korporasi stock split ditahun 2016 sebanyak 25 perusahaan. Metode yang digunakan ialah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif asosiatif. Dengan menggunakan teknik sampel nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling sehingga terdapat 25 perusahaan yang melakukan stock split di tahun 2016 dari 541 perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia, dengan teknik pengumpulan data sekunder.Hasil penelitian ini menunjukan tidak adanya pengaruh antara harga saham terhadap perolehan laba pada perusahaan yang melakukan stock split di bursa efek Indonesia.

 

Kata kunci : Harga saham, Perolehan laba, Stock split

 

PENDAHULUAN

Pertumbuhan pasar modal di Indonesia beberapa tahun terkahir ini sangatlah begitu pesat, terlihat dari adanya peningkatan jumlah investor yang memilih untuk berinvestasi di berbagai instrumen pasar modal seperti investasi saham dan surat berharga lainnya. Saham merupakan surat berharga yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Menurut (Mudiyono, 2012) saham memiliki kepemilikan atau penyertaan modal pada saham perusahaan milik orang lain, yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan keuntungan yang diperoleh sesuai dengan penyertaan modal suatu perusahaan atau individu. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada 70 perusahaan terbuka atau emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan kuartal I-2017, Sebelumnya pada 21 Maret 2017, dinyatakan bahwa BEI telah menghentikan sementara perdagangan saham 27 perusahaan yang melantai di bursa (Beny Fatahillah AB, 2020).

Sebelum investor menanamkan modalnya, para investor akan terlebih dahulu memilih perusahaan yang akan mereka pilih, seperti perusahaan yang profit oriented menjadi salah satu syarat wajib bagi para calon investor untuk memilih perusahaan tersebut, dapat dipastikan perusahaan tersebut memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan keuntungan demi keberlangsungan suatu usahanya, selain itu para investor akan memilih perusahaan yang memiliki kinerja kerja yang baik sehingga dapat menjamin atas keuntungan para penanam modal.

Rata-rata para investor menilai suatu perusahaan dari segi perolehan laba perusahaan, yang ditentukan oleh kinerja kerja perusahaan itu sendiri, semakin bagus kinerja kerja yang dilakukan semakin baik pula perolehan yang akan di dapat, termasuk adanya dorongan dan dukungan dari berbagai pihak manager terhadap bawahannya, laba itu sendiri dapat diartikan sebagai pencapaian atas kinerja yang telah perusahaan lakukan. (Denny putri hapsari, 2018) mengemukakan bahwa laba ialah selisih lebih antara beban perusahaan dan pendapatan perusahaan yang terjadi selama kegiatan produksi atau kegiatan lain perusahaan selama satu periode.

Untuk mengetahui laba suatu perusahaan dapat dilihat dan dianalisis pada setiap laporan keuangan yang perusahaan buat di setiap periodenya. Menurut (Anton Trianto, 2017) laporan keuangan ialah penjabaran dari berbagai� pos yang ada pada laporan keuangan menjadi unit yang lebih kecil, sehingga dapat dilihat kegunaan dan hubungannya antara pos satu dengan pos lainnya agar lebih dapat dipahami oleh berbagai pihak, tujuan dilakukannya analisis laporan keuangan tidak lain ialah untuk mengetahui keadaan laporan keuangan perusahaan saat ini, dari itulah para calon investor bisa mengetahui keadaan perusahaan sebelum menanamkan modalnya.Tidak hanya perolehan laba, harga suatu sahampun menjadi tolak ukur bagi para penanam modal.

Pada umumnya, terdapat perbedaan harga saham pada setiap perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang memiliki harga saham yang tinggi dan ada pula perusahaan yang memiliki harga standar, dengan kondisi harga saham tinggi tentu akan memperoleh laba yang tinggi ataupun sebaliknya tapi tidak pada setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang memiliki harga tinggi, namun memiliki daya tarik minat investor yang kurang dengan alasan harga saham terlalu tinggi dan sisi lain perusahaan. Tidak semua investor yang ingin berinvestasi memiliki modal yang tinggi seperti para investor ritel misalnya. (Sulia, 2017) menjelaskan bahwa harga saham ialah nilai suatu harga saham yang perubahannya ditentukan oleh para pelaku pasar dengan kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar sekunder atau pasar bursa. Semakin banyak yang menanamkan modal semakin naik harga jual suatu saham ditandai dengan kinerja kerja perusahaan yang bagus, begitupun sebaliknya semakin banyak investor yang melepas sahamnya maka harga suatu saham akan semakin bergerak turun.

Terdapat dua informasi yang dapat mempengaruhi pergerakan harga suatu saham. Pertama, faktor internal perusahaan yang berkaitan langsung dengan kondisi dasar perusahaan atau dengan kinerja kerja perusahaan. Kedua, faktor eksternal yang terjadi diluar faktor-faktor kondisi internal perusahaan atau kondisi diluar perusahaan. (Agustina & Sumartio, 2014)

Oleh karena itu, untuk menghadapi hal tersebut perusahaan perlu melakukan adanya� aksi korporasi dengan melakukan pemecahan saham atau stock split, dimana selembar saham dipecah menjadi beberapa bagian lembar saham yang akan menyebabkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar. Menurut (Kurniawan Pramudi Utomo, 2016) stock split merupakan penggantian jumlah saham yang beredar menjadi jumlah saham yang lebih banyak dari sebelumnya dengan menurunkan nilai per lembar sahamnya tanpa mengubah modal dan jumlah saldo laba ditahan. Dengan melakukan stock split, harga lembar saham tentu akan ikut terpecah menjadi lebih murah, sehingga semua kalangan investor baik investor ritel ataupun besar dapat berinvetasi. Harga perlembar saham yang baru setelah stock split ialah 1/n harga saham sebelum stock split, semakin banyak investor yang menanamkan modal maka semakin baik pula perolehan laba yang akan didapat oleh perusahaan.

Banyak perusahaan yang melakukan stock split pada setiap tahunnya, terhitung pada tahun 2016 menjadi tahun terbanyak dibandingkan ditahun-tahun sebelumnya ataupun tahun sesudahnya, perusahaan yang melakukan stock split ingin mendapatkan perolehan laba yang lebih baik tapi tidak semua perusahaan mengalaminya hal tersebut. Terdapat 25 perusahaan yang melakukan stock split ditahun 2016 namun 7 diantaranya mengalami penurunan laba karena beberapa faktor yang terjadi seperti trend dan kondisi perusahaan itu sendiri, selain dari itu perusahaan mengalami kenaikan laba sesuai dengan apa yang diinginkan.

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitian yang dilakukan yaitu pada perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2016, dari banyaknya populasi perusahaan yang terdaftar yaitu 541 perusahaan, terdapat 25 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Teknik sampel yang digunakan yaitu teknik nonprobabilaty sampling dengan jenis purposive sampling, dimana untuk menempatkan sampelnya dengan cara menentukan target dari populasi yang diperkirakan paling cocok untuk pengumpulan datanya.

Teknis analisis data yang digunakan yaitu dengan teknik analisis asosiatif,� menggunakan perhitungan statistik koefisien determinasi dan regresi menggunakan uji T.

1.    Analisis Koefisien Determinasi

Menurut (Halin, Wijaya, & Yusilpi, 2017) menjelaskan bahwa analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar dampak pada sambungan variabel independen secara bersamaan terhadap variabel dependen.

Kd = r2 x 100 %

 
Rumus untuk mengetahui nilaimkoefisien determinasi :

 

Keterangan :

kd = Koefisien determinasi

r��� = Koefisien korelasi

Terdapat kriteria-kriteria� yang digunakan untuk� koefisien korelasi, kriteria tersebut yaitu :

1.    Jika kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent lemah.

2.    jika kd mendekati satu (1), maka pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent kuat.

2.    Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk menguji dari masing-masing variabel yang digunakan.

Menurut Sugiyono (2014: 270) menuliskan bahwa �regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional yang saling berhubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen�.

Y = a + bX

 
Untuk mengetahui hal tersebut terdapat rumus linier sederhana yaitu :

 

 

 

Keterangan :

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y bila X = 0 (harga kontan).

b = Arah angka atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, namun bila (-) maka penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

3.    Uji T

�Uji T dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independent dengan variabel dependen dengan mengasumsikan variabel independent dianggap kontsan� Sugiyono (2014: 250) Pengujian ini dilakukan terhadap koefisien regresi secara menyeluruh.

Rumus untuk pengujian uji t ialah sebagai berikut :

 

 

 

 


Keterangan :

t = Distribusi t

r = Koefisien korelasi parsial

r2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah data

T-test hasil perhitungan yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan t tabel menggunakan tingkat kesalahan 0,05.

Kriteria yang digunakan dalam pengujian ialah :

H0 diterima jika nilai t hitung ≤ t tabel atau nilai sig > a

H0 diterima jika nilai t hitung ≥ t tabel atau nilai sig < a

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data sekunder, dimana data-data yang dikumpulkan dengan cara tidak langsung melainkan melalui buku, jejaring sosial, catatan, ataupun arsip yang telah di publikasikan. Selain itu, dengan studi kepustakaan dan dokumentasi perusahaan.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Uji analisis regresi sederhana

Tabel 1

Regresi Sederhana

 

 

 

 

 

 

 

 


Rumus : Y= a + bX

������������� Y = 56277,046 + (-3,796) X

Dapat diterjemahkan bahwa nilai konstanta sebesar 56277,046 maka nilai variabel perolehan laba ialah 56277,046 selanjutya nilai regresi x yaitu sebesar -3,796 menyatakan bahwa setiap ada penambahan 1% nilai harga saham maka nilai perolehan laba bertambah sebesar -3,796 , dinyatakan nilai regresi tersebut bernilai negatif .

Berdasarkan nilai signifikansi diatas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,770 > 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel harga saham tidak berpengaruh terhadap perolehan laba dan diketahui nilai t hitung sebesar -0.297 < t tabel 0,770 sehingga variabel harga saham tidak berpengaruh terhadap perolehan laba.

 

B.  Uji koefisien determinasi

Tabel 2

Koefisien determinasi

 

 

 

 

 

 


Rumus : kd = r� x 100%

����������� ������ = 0,004 x 100%

������� Dari data diatas menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi yang ditunjukan dari nilai R� ialah sebesar 0,004 atau 0,04%� hal ini menunjukan bahwa harga saham memberikan pengaruh terhadap perolehan laba. seperti pada kriteria yang digunakan menyebutkan bahwa pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent lemah karena kd mendekati 0.

 

C.  Uji parsial ( Uji T )

Tabel 3

Uji Parsial

 

 

 

 

 

 


Hasil uji secara parsial (uji-t) untuk laba yang didapat menunjukan nilai t hitung -0,297< t tabel 2.069 dan nilai signifikansi 0,770 > 0,05 yang berarti tidak berpengaruh antara harga saham dan perolehan laba.

 

Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel X yaitu harga saham tidak berpengaruh terhadap variabel Y perolehan laba. Jadi, perusahaan yang melakukan stock split pasti memiliki harga jual saham yang baru� tidak menjamin adanya kenaikan laba perusahaan yang disebabkan oleh beberapa faktor perusahaan dan faktor lain perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Agustina, & Sumartio, Fitri. (2014). Analisa faktor-faktor yang memperngaruhi pergerakan harga saham pada perusahaan pertambangan. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 4(1).

 

Anton Trianto. (2017). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT Bukit Asam (persero) TBK Tanjung Enim. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 8(3).

 

Beny Fatahillah AB, Fitriana dan Didin Saepudin. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage Keuangan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Kontraktor. Jurnal Syntax Idea, 2(2).

 

Denny putri hapsari. (2018). Analisis penjualan bersih, beban umum & administrasi terhadap laba tahun berjalan. Jurnal Akuntansi, 5(1).

 

Halin, Hamid, Wijaya, Hendry, & Yusilpi, Rinda. (2017). pengaruh harga jual kaca patri jenis silver terhadap nilai penjualan paca CV. Karunia kaca Palembang tahun 2004-2015. Jurnal Ecomect Globar, 2(2).

 

Kurniawan Pramudi Utomo. (2016). Harga Sebelum dan Sesudah Stock Split Saham Terhadap Volume Transaksi PT Lippo Karawaci. Jurnal Administrasi Kantor, 4(1).

 

Mudiyono. (2012). Investasi Dalam Saham & Obligasi dan Meminimalisasi Risiko Sekuritas pada Pasar Mosal Indonesia. JURNAL STIE SEMARANG, 4(2).

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sulia. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hargsa saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 7(2).