Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����

Vol. 1, No. 3 Juli 2019

 


EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QURAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SDIT AL-FALAH KOTA CIREBON

 

Arif Rohman Hakim dan Dzi Yusman

Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC)

Email : �[email protected]

 

Abstrak

Pelaksanaan pembelajaran tahfidzul quran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan evaluasi pembelajaran tahfidzul quran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SDIT Al-Falah kota Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif deskriptif evaluatif. Subjek yang diteliti adalah kepala sekolah, wakasek kurikulum, koordinator tahfidz, guru tahfidz, siswa kelas IV dan siswa kelas V. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara semistruktur dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dilakukan dengan mereduksi data, mendisplay data dan menyimpulkan. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Berdasarkan hasil penelitain menunjukkan bahwa evaluasi program tahfidzul quran di� SDIT Al-Falah kota Cirebon adalah; (1) Perencanaannya melalui visi misi sekolah yang salah satunya adalah pendidikan yang berlandaskan quran dan sunnah dan menjadikan pembelajaran tahfidzul quran sebagai mata pelajaran unggulan. (2) Pelaksanaannya adalah dengan cara setoran hafalan, tahsin tilawah, tasmi�, muroja�ah, dan test dadakan dan . (3) Evaluasinya dilakukan dengan cara evaluasi per-juz, evaluasi per-surat, evaluasi sima�an, evaluasi mingguan, evaluasi bulanan dan evaluasi khusus.

 

Kata kunci : evaluasi program, pembelajaran tahfidzul quran, motivasi belajar

 

Pendahuluan

Agama Islam bersumber dari Al-qur�an yang menjadi pedoman hidup dan petunjuk bagi umat Islam diseluruh dunia dengan tujuan tercapainya kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat kelak. Pemikiran ini mendorong umat Islam untuk berkewajiban mempelajari dan memahami kitab suci Alquran serta mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S.Al-Qomar ayat 17 :

�وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ١٧

Artinya :

�Dan sungguh telah kami mudahkan Alquran untuk peringatan. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?�(Departemen Agama, 2006)

Ayat di atas menunjukan bahwa Allah Swt. telah memudahkan Al-qur�an untuk dihafal dan dipelajari oleh setiap manusia yang ingin menghafalnya sebagai peringatan untuk dirinya agar menjadi orang yang lebih baik. Sejak kelahirannya manusia telah Allah bekali dengan potensi-potensi yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, demi berkembangnya potensi yang dimiliki manusia, Allah Swt. memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa menggali informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan hidupnya agar dia dapat berkembang seoptimal mungkin. Salah satu potensi yang dimiiki manusia adalah akal untuk belajar dan memahami sesuatu oleh karenanya manusia dapat memanfaatkan hal tersebut dengan menghafal dan mempelajari Alquran.

Pendidikan rasanya belum sempurna jika tidak berkaitan dengan guru. Sebab, dalam kondisi bagaimanapun, guru tetap mempunyai peran sebagai pengembang pendidikan di Indonesia (Marpuah, 2017). Begitu juga ketika seseorang akan menghafal al quran hendaknya dia memunyai seorang guru.

Menghafal Alquran adalah pekerjaan yang sangat mulia, orang yang menghafal Alquran (tahfidz) telah dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan kemuliaan dan kenikmatan di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 10 :

لَقَدۡ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ كِتَٰبٗا فِيهِ ذِكۡرُكُمۡۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ١٠

Artinya : �Sungguh, telah kami turunkan kepadamu sebuah kitab (Alquran) yang didalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti�(Departemen Agama, 2006)

Jelas sekali bahwa orang yang menghafal Alquran dengan hati yang tulus ikhlas pastilah Allah akan memberikan karunia yang berlimpah, akan tetapi pada kenyataanya kegiatan menghafal Alquran pada zaman sekarang kurang dapat perhatian. Hal tersebut terlihat dari banyaknya orang yang ingin menghafal Alquran tetapi takut tidak bisa menjaga hafalannya. Bahkan ada sebagian yang menyangka bahwa Alquran akan membebani hidupnya dan aktifitas yang membosankan, sehingga banyak penghafal Alquran yang belum mampu mentuntaskan hafalannya. Padahal menghafal dan mempelajari Alquran adalah pekerjaan yang sangat mulia seperti yang Allah Swt. telah janjikan.

Menghafal Alquran memang bukanlah perkara yang mudah dilakukan, banyak godaan yang harus dihadapi seperti malas, ngantuk dan jenuh. Godaan tersebut selalu mendatangi orang yang kurang bersungguh-sungguh dalam menghafal Alquran yang mengakibatkan banyak hafalan yang dilupakan terutama jika hafalan tersebut tidak dimuroja�ah (diulang-ulang) sehari-hari, karena itu dibutuhkan motivasi dari dalam diri maupun luar agar menghafal Alquran tidak menjadi beban yang berat dan aktifitas yang membosankan.

Motivasi menghafal Alquran inilah yang perlu mendapat perhatian khusus karena bisa mendorong proses kemajuan hafalan Alquran. Untuk merealisasikan hal tersebut perlu adanya tempat dan sistem pembelajaran yang mudah dan mendukung untuk mencapai hasil yang maksimal.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Falah merupakan lembaga pendidikan Islam yang mampu merealisasikan hal tersebut, lembaga ini memiliki progam tahfidz 3 juz Alquran bagi siswa SD, siswa-siswi diwajibkan agar mampu menghafalkan 3 juz Alquran.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Falah terletak di Jl. Pelandakan Kalitanjung Rt/Rw 01/07 Dusun Pelandakan Kelurahan Harjamukti Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon Jawa Barat. Suasana sekolah yang jauh dari keramaian kota dan merupakan tempat yang sangat strategis untuk menghafal Alquran. Peserta didik dapat fokus dengan pembelajaran tanpa terpengaruh oleh apapun dari luar� lingkungan sekolah yang jauh dari keramaian.

Usia SD bisa dibilang usia yang ideal untuk menghafal Alquran seperti yang dijelaskan Ahsin W. Alhafidz dalam buku bimbingan praktis menghafal Alquran menyebutkan bahwa usia yang ideal untuk menghafal Alquran adalah usia yang relatif masih muda dari umur balita sampai umur 15 tahun (usia SD-SMP) karena pada usia ini mereka memiliki daya rekam yang kuat terhadap segala sesuatu yang dilihat , didengar atau dihafal.(Ahsin, 2000)

Proses menghafal Alquran memiliki beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa, disamping itu sistem pendidikan di SDIT Al-Falah menggunakan sistem DIKNAS, karenanya beban belajar mereka lebih banyak dan jam belajar yang lebih panjang dibandingkan siswa SD umumnya, disisi lain kondisi peserta didik yang masih perlu banyak bermain yang menjadi salah satu sebab sulitnyamengkhatamkan Alquran. Selain itu kendala yang dihadapi pastilah beragam sesuai dengan masalah yang mereka miliki masing-masing, kuat lemahnya semangat menghafal Alquran tergantung pada upaya guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi kepada peserta didik untuk menghafal Alquran agar para peserta didik dapat istiqomah dalam menghafal Alquran serta tidak putus asa dalam menghafalnya.

Berangkat dari uraian diatas, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian yang berjudul : Evaluasi Program Pembelajaran Tahfidzul Quran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SDIT Al-Falah Kota Cirebon, yang mana dalam hal ini peneliti ingin mengungkapkan tentang evaluasi program apa saja yang dilakukan guru tahfidz dalam meningkatkan motivasi untuk menghafal Alquran.

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data yang dipeeroleh berbentuk kata-kata atau deskripsi. Data memberikan deskripsi tentang satu fenomena yang menggambarkan tentang upaya guru tahfidz dalam meningkatkan motivasi guru tahfidz terhadap peserta didik dalam pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah kecamatana Harjamukti Kota Cirebon.

Pengambilan data dilakukan dengan cara purposive-sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil data yang lebih fokus dan terarah dari setiap subjek yang relevan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpulan data kualitatif. Teknik-teknik yang digunakan yaitu observasi, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi.

 

Hasil dan Pembahasan

Menindaklanjuti penelitian yang sedang dilakukan, penulis menemukan beberapa temuan yang terkait dengan rumusan masalah yang ditentukan. Beberapa temuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

a.      Perencanaan Pembelajaran Tahfidzul Quran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SDIT Al-Falah Kota Cirebon.

Pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah sudah berjalan kurang lebih 12 tahun semenjak tahun 2007 hingga tahun 2019 saat ini. Pembelajaran tahfidzul quran adalah pembelajaran yang berisi tentang menghafal, mengulang, dan memuroja�ah ayat-ayat Allah swt dan menjadi salah satu progam unggulan yang sangat dibanggakan dan sangat diistimewakan oleh pihak sekolah. Seperti pernyataan kepala sekolah SDIT Al-Falah menyatakan bahwa :

�Pembelajaran tahfidz di sekolah Al-Falah adalah mata pelajaran unggulan, kami menempatkan pelajaran tahfidz bukan lagi di jam terakhir karena kalau jam terkhir anak sudah lelah, pikiran terkuras dengan yang lain, mereka sudah datang pagi dimasukkan mata pelajaran lain lalu ditambah tahfidz itutidak akan efektif, maka untuk pembelajaran tahfidz kita letakkan di jam pelajaran awal supaya anak bisa lebih fresh menerima materi atau pembelajaran tahfidz yang ada di SDIT Al-Falah.�

 

Pemahaman koordinator tahfidz tentang pembelajaran tahfidzul quran juga tidak beda jauh dengan apa yang dijelaskan oleh kepala sekolah mengenai gambaran tentang pembelajaran tahfidzul quran. Jawaban koordinator tahfidz pada saat peneliti melakukan wawancara adalah sebagai berikut :

�Untuk gambaran secara umum SDIT Al-Falah memiliki peran mendidik dan mencetak generasi Alquran sehingga di SDIT Al-Falah ini di terapkan salah satu progam unggulannya yaitu tahfidzul quran, dengan harapan tahfidzul quran ini menjadi bekal bagi siswa-siswi yang ada di Al-Falah menjadi generasi-generasi unggulan, menjadi generasi-generasi qurani, maka SDIT Al-Falah membuat progam unggulan tahfidz ini menjadi prioritas progam unggulan, dan salah satu bukti kongkritnya adalah diletakkan di jam pertama, dari jam 07.00-09.00, maka kita berharap dengan adanya progam� unggulan tahfidz Al-Falah ini menjadi generasi quran dan kita berharap salah satu pendidikan yang diterapkan di Al-Falah ini yang menjadikan progam unggulan tahfidz ini, Allah akan memberikan kemuliaan.�

Sedangkan wakasek kurikulum dan para guru tahfidz memiliki pendapat dan menjelaskan gambaran perihal pembelajaran tahfidzul quran adalah sebagai berikut :

FT : �Pembelajaran tahfidz quran itu adalah proses menghafal, merekam, mereview dan mengevaluasi.Kalau Tahfidz itu tidak terlepas dari menghafal, mereview dan mengevaluasi. Mereview itu murojaah. Dan kebetulan di SDIT Al Falah, tahfid termasuk program unggulan. Unggulan berarti diajarkan setiap hari dan ada evaluasi baik itu dalam hal proses menambahnya maupun proses mengulangnya.�

RW : �Pembelajaran keterampilan menghafal quran oleh peserta didik.�

HY : �Pembelajaran tahfidz merupakan tata cara, metode, menghafal Alquran.�������

Pemahaman dari siswa pun tidak jauh beda dengan pemaparan pendapat guru tahfidz. Adapun jawaban siswa adalah sebagai berikut :

AG : �Pembelajaran menghafal quran.�

AN : �Ngafal Alquran dan belajar tajwid.�

Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kepala sekolah, koordinator tahfidz, wakasek kurikulum, guru tahfidz, dan siswa-siswi kelas IV dan V di SDIT Al-Falah telah mengetahui pengertian atau gambaran tentang pembelajaran tahfidz. Dari jawaban yang dikemukakan baik dari kepala sekolah hingga siswa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tahfidz adalah pembelajaran menghafal dan memuroja�ah alquran.

Para guru atau musyrif tahfidz tidak di tuntut membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah adalah program atau pelajaran unggulan demi terciptanya generasi-generasi qurani yang bisa membentengi dirinya dari perbuatan-perbuatan tercela. Seperti yang telah disampaikan oleh kepala sekolah dan koordinator tahfidz dalam wawancara pada tanggal 13 Mei 2019 beliau berkata �Pembelajaran tahfidzul quran bertujuan untuk menambah hafalan dan memberikan syafaat kepada orang tua, diri sendiri, dan� untuk membentengi anak supaya dia hafal quran.�

Dan seperti yang disampaikan oleh koordinator tahfidz SDIT Al-Falah sebagai berikut :

�Harapannya agar supaya generasi-generasi yang memiliki basic tahfidzul quran SDIT Al-Falah khususnya dan SD yang lainnya maka memiliki peran penting untuk mencetak generasi-generasi masa depan yang berakhlak, generasi-generasi masa depan yang punya langsung sifat ihsan, yaitu sifat yang senantiasa diawasi oleh Allah karena didalam dirinya sudah tertanam oleh alquran.�

 

SDIT Al-Falah menggunakan kurikulum Diknas dan kurikulum mulok. Adapun pembelajaran tahfidzul quran termasuk dalam kurikulum mulok. Jawaban kepala sekolah adalah �Kurikulum di SDIT Al-Falah menerapkan kurikulum Diknas dan kurikulum mulok dan mulok yang di sepakati yayasan adalah tahfidz yang termuat di kurikulum Al-Falah, selain ada tahfidz ada kurikulum dari dinas.�

Pemaparan hasil wawancara bersama seluruh sifitas sekolah SDIT Al-Falah menjelaskan bahwa pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah sudah berlangsung lama dan sudah dirancang dalam visi misi sekolah. Pembelajaran tahfidzul quran sebagai salah satu upaya untuk menciptakan siswa yang berkahlakul karimah, direncanakan/disusun dalam program pembelajaran tahfidzul quran.

 

b.      Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidzul Quran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SDIT Al-Falah Kota Cirebon.

Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang peneliti dapat bahwa pelaksanaan pembelajaran tahfidz telah tercantum dalam progam pembelajaran tahfidz sebagai berikut :

1.    Visi Pembelajaran Tahfidz

Mencetak generasi yang memiliki kompe tensi hafalan alquran 5 (lima juz)� dengan fasih dan lancar selama 6 tahun proses pembelajaran.

2.    Target

Program tahfidz SDIT Al-Falah 5 juz selama kbm, sedangkan target kopetensi lulusan memiliki hafalan 3 juz.

Target kompetensi lulusan memiliki hafalan 3 juz

a)   Kelas satu : Surat Al Insyiqaq � An Naas

1)   Semester satu : Al Fajr � An Naas

2)   Semester Dua : Al Insyiqaq � Al Ghosyiyah

b)   Kelas Dua : An Naba� � Al Muthoffin + Al Mulk

1)   Semester satu : �Abasa � Al Muthoffifin

2)   Semester Dua : �Abasa � An Naziat + Al Mulk

c)   Kelas Tiga : Al Qolam � Al Jin

1)   Semester satu : Al �Qolam � Al Ma�arij

2)   Semester Dua : Al Ma�arij � Al Jin

d)   Kelas Empat : Al Muzzammil � Al Mursalat

1)   Semester satu : Al Muzzammil � Al Qiyamah : 19

2)   Semester Dua : Al Qiyamah � Al Mursalat

e)   Kelas Lima : Al Mujadalah � Al Jumu�ah

1)   Semester satu : Al Mujadalah � Al Mumtahanah : 5

2)   Semester Dua : Al Mumtahanah � Al Jumu�ah

f)     Kelas Enam : Al Munafiqun � At Tahrim

1)   Semester satu : Al Munafiqun � Ath Tholaq

2)   Semester Dua : At Tahrim + Murojaah semua hafalan

 

 

3.    Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)

Untuk meningkatkan dan menjaga kualitas lulusan, serta sebagai acuan evaluasi, maka KBM mata pelajaran tahfidz adalah :

a.    Target tercapai dan lulus ujian� dengan nilai baik (80)

b.    Target tercapai akan tetapi tidak lulus (Ujian), Maka:

1)      Tes ulang

2)      Naik bersyarat

c.    Target tidak tercapai dan lulus ujian, maka:

1)   Wajib menyelesaikan

2)   Menambah jam hafalan

3)   Naik bersyarat

d.    Target tidak tercapai dan tidak lulus penilaian, maka:

1)   Dipertimbangkan kenaikan kelasnya pada rapat kenaikan

e.    Untuk kelas tiga, wajib selesai juz 30 dengan lancar dan jika tidak, maka :

1)   Tinggal kelas

2)   Lulus bersyarat dan diupayakan setoran lagi

3)   Pembinaan diluar kegiatan belajar mengajar

4)   Evaluasi guru-guru tahfidz

4.    Kegiatan Belajar Mengajar

a.    Setoran hafalan adalah siswa/i satu per satu menyetorkan hafalannya pada pembimbing/musyrif� dengan membawa alquran dan setiap yang salah akan diberi tanda oleh pembimbing supaya tidak terulang lagi.

b.    Tahsin tilawah yaitu� perbaikan bacaan alquran� yang lebih menekankan pada pembenahan makhroj dan tajwid.

c.    Tasmi� adalah program menyimak bacaan alquran yang telah di hafal minimal 1 (satu) surat dan meningkat sesuai dengan perolehan hafalan siswa/i, terdiri dari 2 macam yaitu Tasmi� siswa (yaitu dilakukan kepada siswa sebagai patner) dan tasmi� kepada musyrif.

d.    Muroja�ah adalah pengulangan hafalan yang telah diperoleh dengan diberikan checklist, yang terdiri dua macam muroja�ah bersama musyrif dan muroja�ah bersama keluarga atau kerabat.

e.    Test dadakan yang dilakukan oleh musyrif atau musyrif yang lain supaya siswa/i selalu siap dengan hafalan yang telah diperoleh dan melatih.

5.    Prinsip Menghafal

a.    Tidak boleh memaksa anak (kecuali dengan alasan, misalkan watak anak �pemalas�)���

b.    Lakukan kegiatan dengan cara menyenangkan

c.    Dimulai dari ayat-ayat yang mudah difahami

d.    Keteladanan dan motivasi

6.    Pembinaan Siswa

a.    Mengikuti program tahsin (perbaikan baca alquran) secara intens pada bulan pertama karena dengan bacaan yang benar maka siswa akan mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik (Kelas A)

b.    Mengikuti program tahsin (perbaikan baca alquran) secara intens pada 1,5 sampai 2 bulan pertama karena dengan bacaan yang benar maka siswa akan mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik

c.    Mengkhatamkan target Pencapaian yang akan di hafal pada setiap semester minimal sekali dalam bulan pertama setiap pertemuan

d.    Memaksimalkan kegiatan pembinaan pada hari sabtu

e.    Peningkatan kualitas dan pendampingan pada halaqoh eskul

7.    Penilaian

a.    Penilaian dilakukan secara bulanan, tiga bulanan dan enam bulanan

b.    Penilaian bulanan dilakukan oleh pembimbing terhadap perkembangan harian tahfidz

c.    Penilaian tiga bulanan dilakukan oleh pembimbing yang telah ditunjuk koordinator tahfidz

d.    Penilaian enam bulanan dilakukan oleh panitia ujian.

e.    Kriteria penilaian : tajwid &makhroj, kefasihan, kelancaran

8.    Sertifikat Tahfidz

a.    Sertifikasi tahfidz adalah pengujian hafalan tahfidz pada akhir tahun di sekolah untuk mendapatkan sertifikat tahfidz.

b.    Model pengujian adalah menyetorkan hafalan yang telah diperoleh selama masa pembelajaran di sekolah.

c.    Yang berhak mendapatkan sertifikat adalah yang mampu menyelesaikan setoran yang telah ditentukan sekolah disertai hadiah yang ditentukan pihak sekolah

d.    Waktu yang diberikan untuk pengujian sertifikasi adalah 5 hari / sesuai dengan siswa/i yang mengikuti sertifikasi.

e.    Tim penguji terdiri dari musyrif yang telah ditentukan oleh sekolah

9.    Sarana Pendukung Pembelajaran

a.    Pengadaan tabel yang� jelas dan rapi di kelas

b.    Pengadaan buku tatsmur untuk para guru

c.    Huruf hija�iyah dengan font dan tulisan yang besar di kelas

d.    Audio

e.    Buku panduan guru

f.      Buku prestasi siswa

g.    Meja lipat untuk halaqah

h.    Pin untuk siswa/i yang berprestasi

Kepala sekolah menggambarkan proses pembelajaran tahfidzul quran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, yaitu :

�Sambil menunggu hafalan, anak yang belum hafalan diberikan tugas oleh guru tahfidznya untuk menulis surat yang akan mereka hafal. Biasanya guru tahfidznya juga memasangkan anak-anak, jadi antara anak a dan b saling mengingatkan hafalan. Ada yang menyimak dan ada yang mendengarkan.�

 

Adapun guru tahfidz saat mengajar di kelas dalam pembelajaran tahfidz di SDIT Al-Falah adalah dengan menyimak setoran hafalan anak setiap kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini koordinator tahfidz SDIT Al-Falah Menyampaikan secara detail tentang pembelajaran tahfidz serta proses guru dalam mengajar pembelajaran tahfidz :

�Kegiatan biasa pagi masuk kemudian ada murojaah kemudian ada talaqi bin nadzor kemudian ada evaluasi bacaan yang tasmi dari guru kemudian tatkala sudah dibenarkan tasmi bin nadzor sudah mulai bacaannya pas dan cocok bimbingannya dari musyrif maka kemudian dilanjutkan anak mulai menghafal dan setelah itu anak mempunyai buku mutaba�ah untuk mengevaluasi perkembangan anak dan sebagai salah satu tanggung jawab kepada orang tua agar supaya peran antara guru dan orang tua itu nyambung agar senantiasa antara peran orang tua dan guru kuat bagaimana membentuk generasi yang qurani.�

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tahfidzul quran telah terlaksana dengan baik di SDIT Al-Falah kota Cirebon. Walaupun demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran tahfidzul quran ini terdapat faktor penghambat, sebagaimana diantaranya adalah sebagai berikut :

1)   Faktor Internal

a)    Tidak memiliki bakat

Siswa-siswi SDIT Al-Falah memiliki bakat dan minat yang bermacam-macam. Salah satu pengaruh rendahnya motivasi belajar siswa-siswi SDIT Al-Falah adalah tidak memiliki bakat dalam menghafal yang menjadikan mereka sulit untuk menghafal ayat-ayat alquran. Bukan hanya dalam menghafal, bahkan dalam memurojaah hafalan banyak diantara siswa yang kesulitan. Seperti yang wakasek kurikulum dan guru tahfidz jelaskan, yaitu :

FT : �Latar belakang siswa. Sebab tidak semua siswa memiliki basik memiliki kemampuan dalam membaca alquran yang� baik. Selain itu, di lingkungan keluarga tidak semua siswa dilahirkan dari keluarga yang dapat membaca alquran dengan baik.�

RW : �Faktor penghambat internal pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah adalah tidak kesiapan siswa, belum munculnya bakat, dan kurangnya motivasi untuk siswa.�

b)   Keterpaksaan

Faktor keterpaksaan adalah kelanjutan dari faktor tidak memiliki bakat. Suatu faktor rendahnya motivasi belajar bagi siswa karena sulitnya menghafal akhirnya mereka menghafal karena keterpaksaan sekolah atau guru bukan atas dasar kemauan sendiri yang menjadikan rendahnya motivasi belajar. Seperti yang di jelaskan oleh koordinator tahfidz �Allah menciptakan manusia berbeda-beda, orang tua yang tidak memperhatikan yang penting anak di sekolahkan di Al-Falah, anak dalam kondisi tidak ingin sekolah tapi dipaksakan orang tua, yang dimakan anak dari harta haram, keikhlasan guru kurang maksimal.�

c)    Ketergantungan

Ketergantungan siswa-siswi SDIT Al-Falah masih begitu kental. Banyak diantara para siswa yang masih bergantung kepada guru, orang tua, teman, dan lain-lain. Disini sudah sangat terlihat kurangnya kemandirian siswa dalam belajar, maka sulit bagi siswa untuk menumbuhkan motivasi dalam diri jika masih sangat bergantung kepada hal-hal lain ataupun orang lain.

d)   Mudah menyerah

Sikap mudah menyerah bukanlah sikap para orang-orang sukses. Bagaimana para siswa ingin sukses jika tidak terdapat sikap sukses dalam diri mereka. Sering terjadi jika seorang siswa tidak mampu menghafal sesuai target, akhirnya meninggalkan pelajarannya atau hafalannya. Yang seharusnya lebih semakin giat belajar karena sulitnya menghafal, namun malah sebaliknya. Ini salah satu faktor rendahnya motivasi belajar siswa yang perlu di perhatikan oleh guru secara serius.

2)   Faktor Eksternal

a)    Orang tua

Salah satu pendidikan paling pertama yang harus kita berikan kepada seorang anak adalah berawal dari pendidikan orang tua. Karena itulah mengapa orang tua disebut sebagai sekolah pertama bagi seorang anak. Dimanapun anak belajar, tetap peran orang tua adalah peran paling utama untuk mensukseskan seorang anak. SDIT Al-Falah adalah sarana atau fasilitas menunjang kesuksesan anak.

Namun fenomena yang terjadi padan zaman ini justru sebaliknya, banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah favofit dengan tujuan mensukseskan pendidikan anak dan orang tua hanyalah sarana penunjang bantuan mensukseskan seorang anak. Yang pada akhirnya, banyak anak-anak yang gagal dalam pendidikan terutama dalam pendidikan menghafal alquran atau pembelajaran tahfidzul quran.

Kepala sekolah, koordinator tahfidz, dan guru tahfidz tidak ada perbedan pendapat mengenai hal ini, berikut ini adalah penjelasan-penjelasan sifitas SDIT Al-Falah megenai faktor orang tua :

SH : �Ketika anak sudah menghafal di sekolah dan kembali ke rumah, nah ini yang biasanya anak tidak di murojaah kembali karena orang tua menyerahkan seluruhnya kepada pihak sekolah, dan yang ini pun mejadi tantangan kami supaya bagaimana caranya orang tua bisa mendampingi anak dan tidak melepas anak di sekolah saja tapi orang tua diusahakan untuk mendampingi anak dalam hal mengulang apa yang sudah di capai.�

KY : �Sebagai salah satu tanggung jawab kepada orang tua agar supaya peran antara guru dan orang tua itu nyambung agar senantiasa antara peran orang tua dan guru kuat bagaimana membentuk generasi yang qurani.�

FT : �Fenomenanya, ada orang tua yang tidak bisa membaca Alquran dan juga sibuk dengan pekerjaannya, tetapi ingin memiliki anak yang hafal Alquran sehingga memilih disekolahkan di SDIT Al Falah. Padahal idealnya, untuk menjadi penghafal Alquran 80% merupakan pengaruh dari didikan orang tua. Meski guru telah mengajarkan 12 hingga 14 jam, dan metode menghafal Alquran berupa pengulangan dan berkesinambungan, maka tidak bisa jika hanya disekolah saja, dirumah juga perlu diulang kembali. Dan hingga saat ini, hal tersebut merupakan faktor terbesar yang menghambat� mudawamnya hafalan para siswa.�

HY : �Harus ada kerjasama dengan orang tua harus ditekankan bagaimana system metode menghafal Alquran disekolah dan dirumah. Jika orang tua mnyerahkan semuanya kesekolah sedangkan anak�anak waktu yang paling baik ada dirumah. Ketika ba�da maghrib, ba�da isya ataupun diwaktu subuh. Itulah waktu yang digunakan untuk menghafal Alquran dengan baik. Jika tidak ada kerja sama dengan orang tua, saat anak anak mau murojaah tanpa ada pendampingan dari orang untuk menambah hafalannya, maka yang terjadi sekarang ini banyak anak yang akan melupakan hafalannya. Karena tidak ada ghiroh untuk menghafal dan memurojaah hafalannya.�

b)   Fasilitas di rumah

Saat anak pulang ke rumah jangan sampai diberikan tontonan tidak baik atau fasilitas yang membuatnya lalai. Sehingga anak mudah untuk melupakan apa yang dia dapat dari sekolah terutama hafalan alquran. Seperti diberikan smartphone, menyalakan televisi dengan acara tv yang membuat lalai.

c)    Libur panjang

Liburan panjang dilakukan sekolah setiap setelah melakukan Ujian Nasional (UN) atau Ujian Kenaikan Kelas (UKK). Sering terjadi tatkala liburan panjang anak dibiarkan oleh orang tuanya. Sehingga anak lupa dengan hafalan qurannya. Seperti yang di jelaskan kepala sekolah :

�Terutama ketika libur panjang, nah ini yang menjadi masalah, mereka sudah mendapat hafalan lalu libur maka libur hafalan juga, nah ini yang menjadi kendala di sekolah kami.�

d)   Lingkungan

Lingkungan termasuk pengaruh rendahnya motivasi belajar siswa jika siswa tersebut berada di lingkungan yang membawanya selalu dalam kelalaian. Mungkin ada sebagian siswa yang mampu bertahan, namun karena lingkungan buruk maka lambat laun siswa tersebut akan mengikuti lingkungan tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh guru tahfdiz �Adapun faktor penghambat eksternal adalah tidak adanya fasilitas lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.�

Berdasarkan hasil wawancara peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang menghambat pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah adalah dari beberapa factor. Adapun dari faktor internal berupa tidak memiliki bakat, keterpaksaan, ketergantungan dan mudah menyerah, sedangkan dari faktor eksternal berupa orang tua, fasilitas rumah, libur panjang dan lingkungan.�����������

c.       Evaluasi Pembelajaran Tahfidzul Quran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SDIT Al-Falah Kota Cirebon.

Beberapa faktor pengaruh rendahnya motivasi belajar yang baru dijelaskan di atas, maka perlu adanya evaluasi dalam meningkatkan motivasi belajar tersebut dengan upaya-upaya guru, peneliti mendapatkan evaluasi upaya guru tahfidz dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama di lapangan, beberapa jawaban tentang evaluasi untuk megatasi faktor pengaruh rendahnya motivasi belajar tersebut adalah :

SH : �Sambil menunggu hafalan, anak yang belum hafalan diberikan tugas oleh guru tahfidznya untuk menulis surat yang akan mereka hafal. Biasanya guru tahfidznya juga mempasangkan anak-anak, jadi antara anak a dan b saling mengingatkan hafalan. Ada yang menyimak dan ada yang mendengarkan.�

KY : �Guru akan berusaha memprogam anak-anak dengan muroja�ah, baik muroja�ahfardi maupun muroja�ah �ammah, jika target belum tercapai maka akan ada bimbingan khusus kepada anak tersebut, bisa berupa ada jam tambahan atau kita panggil orang tunya dengan menyampaikan keadaan anak sehingga anak tersebut bisa mengikuti target. Kemuadian ada Evaluasi pindah surat untuk mengetahui kemampuan anak, evaluasi per-juz, bahkan ada evaluasi dari tim untuk mengetahui kekuatan hafalan anak, bahkan pelulusan pun ada evaluasi untuk mempertahankan bagaimana target tercapai, sekiranya belum tercapai maka ada bimbingan khusus.�

FT : �Tahap evaluasinya berjenjang, untuk setiap anak yang telah menyelesaikan hafalan satu surah maka akan dievaluasi dalam satu surah tersebut. Siswa yang telah menghafal 1 juz, akan dievaluasi 1 juz. Ketika anak menghafal 2 juz mau melanjutkan ke juz berikutnya maka hafalan di juz sebelumnya perlu diulang, setelah itu akan dilalukan evaluasi lagi.� Misal, dari hafalan juz 30 hendak melanjutkan ke hafalan 29, maka hafalan juz 30 perlu diulang lagi. Dalam prosesnya, semakin banyak yang dihafal maka semakin banyak pula yang perlu di murojaah dan semakin banyak juga evaluasi. Oleh karena itu, KBM Tahfid dimata pelajaran saya tidak hanya terpacu pada kelas, khususnya untuk anak-anak yang sedang evaluasi juz jadi. Tidak memungkinkan untuk dilakukan didalam kelas selama KBM Tahdfiz. Sehingga dilakukan diwaktu siswa merasa senggang dan moodnya bagus, barulah kami akan simak ulangan juz.�

HY : �Cara mengevaluasinya dengan sistem murojaah harian, mingguan, dan bulanan. Artinya, kalo setiap hari itu setiap kali menambah maka harus mengulang surah yang telah selesai, lalu untuk mingguannya itu hafalan dari hari Senin hingga hari terakhir masuk sekolah, misal jum�at, maka hafalan dari Senin hingga Jum�at akan dimurajaah.Dan untuk bulanan hafal khusus untuk semua dari awal hingga akhir.�

RM : �Cara mengevaluasi pembelajaran tahfidz adalah dengan memberikan tugas untuk mengulang hafalan kepada peserta didik, tugas menambah hafalan, dan tugas menyetorkan hafalan.�

 

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi guru tahfidz dalam pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah tahun ajaran 2018/2019 adalah dengan beberapa cara, diantaranya :

Pertama, evaluasi per-juz artinya jika ada siswa yang telah menyelesaikan hafalan satu juz, maka sebelum pindah juz akan ada evaluasi hafalan juz sebelum pindah atau naik kepada juz berikutnya. Kedua, evaluasi per-surat artinya jika ada siswa yang telah menyelesaikan hafalan satu surat maka akan ada evaluasi surat oleh guru tahfidz yang bersangkutan sebelum siswa naik atau pindah surat. Ketiga, evaluasi sima�an artinya adalah guru memasangkan siswa dua-dua untuk saling meyimak, ada yang mendengarkan hafalan temannya dan ada yang melantunkan hafalan secara bergantian. Keempat, evaluasi mingguan yaitu dengan memurojaah hafalan secara bersamaan dengan hari yang ditentukan oleh guru tahfidznya masing-masing. Kelima, evaluasi bulanan yaitu dengan guru mengecek hafalan siswa apakah selama satu bulan sudah ada peningkatan atau belum, jika masih saja belum ada perubahan maka guru tahfidz akan memberikan evaluasi tugas yaitu dengan memberikan tugas mencatat surat yang sedang dihafal siswa yang bersangkutan.�

�Evaluasi yang telah disimpulkan tersebut, jika masih saja belum ada perubahan atau peningkatan motivasi belajar siswa maka akan ada bimbingan khusus atau waktu khusus untuk membangkitkan kembali motivasi siswa khususnya dalam pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah.

d.      Perencanaan Pembelajaran Tahfidzul Quran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SDIT Al-Falah Kota Cirebon.

Data yang diperoleh dari lokasi hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tahfidz telah diterapkan sejak tahun berdirinya SDIT Al-Falah, yaitu semenjak tahun 2007 hingga sampai saat ini tahun 2019. Dengan adanya pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah diharapkan siswa-siswi SDIT Al-Falah mampu mencetak lulusan yang memiliki sifat ihsan dan menjadi generasi-generasi qurani dikemudian hari.

Pembelajaran tahfidz adalah pembelajaran yang berkaitan dengan akhlak dan juga bersumber pada alquran yang telah dicantumkan dalam visi misi sekolah. Hal ini bertujuan untuk membekali anak-anak dengan hafalan tahfidznya. Selain itu, pembelajaran tahfidz juga memiliki banyak manfaat untuk siswa-siswi mengingat kepada Allah karena menghafal ayat-ayat yang mulia.

Salah satu program untuk mendukung pengimplementasian pembelajaran tahfidz adalah program pembelajaran tahfidzul quran. Program ini disusun oleh coordinator tahfidz dan beberapa guru tahfidz. Program ini diketahui oleh wakasek kurikulum dan disetujui oleh kepala sekolah.

Pembelajaran tahfidzul quran termasuk dalam pembiasaan qurani yang didalamnya terdapat kegiatan menghafal dan muroja�ah hafalan. Sehingga dapat dilakukan kapan saja, dimana saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Bertujuan untuk menjaga hafalannya, bukan hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di luar sekolah.

Melihat pembelajaran tahfidzul quran ini sebuah pembiasaan yang telah menjadi pembelajaran yang berdampak positif bagi karakter siswa, maka sekolah juga telah membuatkan tata tertib yang berkaitan dengan pembelajaran tahfidzul quran. Salah satu diantaranya adalah dengan kegiatan sholat duha berjama�ah dengan membaca surat dan bacaan-bacaan sholat dengan suara dan irama yang sama, yang bertujuan untuk menjaga hafalan peserta didik dan menanamkan akhlakul karimah dalam diri peserta didik.

e.      Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidzul Quran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SDIT Al-Falah Kota Cirebon.

Pembelajaran tahfidzul quran bukan hanya dilakukan didalam kelas, sehingga dalam pelaksaaanya bisa dilakukan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dalam menjalankan pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah, para pendidik dan tenaga kependidikan menjadi figur penting untuk para siswa agar melakukan pembelajaran tahfidzul quran.

�Sejauh ini, pelaksanaan pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah dilaksanakan setiap pagi hari disetiap hari efektifnya. Hal ini dikarenakan agar anak bisa lebih fresh menerima materi pembelajaran tahfidz dan menghindari lelahnya belajar dan hilangnya kefokusan belajar peserta ddik. Pembelajaran tahfidzul quran dilaksanakan mulai pukul 07.00 hingga pukul 09.00 yang kemudian dilanjutkan dengan shalat duha berjama�ah dengan suara langtang dan melantunkan ayat-ayat quran serta bacaan-bacaan shalat secara bersama-sama.

Program pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah terdapat setoran hafalan, tahsin tilawah, tasmi�, muroja�ah, dan test dadakan. Sebelum mengikuti program tersebut para peserta didik harus mengikuti program tahsin (perbaikan baca alquran) secara intens pada bulan pertama karena dengan bacaan yang benar maka siswa akan mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik (Kelas A) kemudian program tahsin (perbaikan baca alquran) secara intens pada 1,5 sampai 2 bulan pertama karena dengan bacaan yang benar maka siswa akan mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik, kemudian mengkhatamkan target pencapaian yang akan di hafal pada setiap semester minimal sekali dalam bulan pertama setiap pertemuan serta memaksimalkan kegiatan pembinaan pada hari sabtu yaitu pendampingan pada halaqoh eskul.

Pembelajaran tahfidzul quran tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, adapun faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor internal seperti tidak memiliki bakat, keterpaksaan, ketergantungan dan mudah menyerah, dan faktor eksternal seperti orang tua, fasilitas rumah, libur panjang dan lingkungan.

f.        Evaluasi Pembelajaran Tahfidzul Quran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SDIT Al-Falah Kota Cirebon.

Evaluasi guru tahfidz dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah terbagi menajdi 6 cara, yaitu :

1) Evaluasi per-juz

Jika ada siswa yang telah menyelesaikan hafalan satu juz, maka sebelum pindah juz akan ada evaluasi hafalan juz sebelum pindah atau naik kepada juz berikutnya.

2) Evaluasi per-surat

Jika ada siswa yang telah menyelesaikan hafalan satu surat maka akan ada evaluasi surat oleh guru tahfidz yang bersangkutan sebelum siswa naik atau pindah surat.

3) Evaluasi sima�an

Evaluasi sima�an artinya adalah guru memasangkan siswa dua dua untuk saling meyimak, ada yang mendengarkan hafalan temannya dan ada yang melantunkan hafalan secara bergantian.

4) Evaluasi mingguan

Memurojaah hafalan secara bersamaan dengan hari yang ditentukan oleh guru tahfidznya masing-masing.

5) Evaluasi bulanan

Guru mengecek hafalan siswa apakah selama satu bulan sudah ada peningkatan atau belum, jika masih saja belum ada perubahan maka guru tahfidz akan memberikan evaluasi tugas yaitu dengan memberikan tugas mencatat surat yang sedang dihafal siswa yang bersangkutan.�

6)� Evaluasi Khusus

Jika masih saja belum ada perubahan atau peningkatan motivasi belajar siswa maka akan ada bimbingan khusus atau waktu khusus untuk membangkitkan kembali motivasi siswa khususnya dalam pembelajaran tahfidzul quran di SDIT Al-Falah.

 

Kesimpulan

Berdasarkan paparan data hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan sebagaimana yang tertera dibawah ini :

1.    Perencanaan pembelajaran tahfidzul quran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah dengan cara mencantumkan pendidikan yang berlandaskan quran dan sunnah dalam visi misi sekolah, mencantumkan pembelajaran tahfidzul quran di pagi hari, dan menjadikan pembelajaran tahfidzul quran sebagai mata pelajaran unggulan.

2.    Pelaksanaan �pembelajaran tahfidzul quran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah dengan cara setoran hafalan, tahsin tilawah, tasmi�, muroja�ah, dan test dadakan. Sebelum mengikuti program tersebut harus mengikuti program tahsin secara intens pada bulan pertama kemudian program tahsin (perbaikan baca alquran) secara intens pada 1,5 sampai 2 bulan pertama, kemudian mengkhatamkan target pencapaian yang akan di hafal pada setiap semester minimal sekali dalam bulan pertama setiap pertemuan serta memaksimalkan kegiatan pembinaan pada hari sabtu yaitu pendampingan pada halaqoh eskul.

3.    Evaluasi pembelajaran tahfidzul quran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah dengan cara evaluasi per-juz, evaluasi per-surat, evaluasi sima�an, evaluasi mingguan, evaluasi bulanan dan evaluasi khusus.

 

 

 

 

 

 

 

 

�

 

BIBLIOGRAFI

 

Ahsin, W. (2000). Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur�an. Jakarta: Bumi Aksara.

 

Departemen Agama, R. I. (2006). Al-Qur�an Tajwid dan Terjemahnya. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media.

 

Marpuah, M. (2017). KRITERIA PENDIDIK DALAM SUDUT PANDANG AL QURAN SURAT AL-MUDDATSTIR AYAT 1-7. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(11), 91�105.